Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya Makalah
Mata Kuliyah Teori Hukum dengan Judul Sejarah dan Perkembangan Teori Hukum Alam.
Ucapan terimakasih tidak lupa pula penulis ucapkan kepada dosen pengampu yang bersedia
memberikan bimbingan dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini dibuat berdasarkan beberapa referensi buku dari beberapa pengarang buku
mengenai Teori Hukum serta dari internet. Sekian dan terima kasih

Mataram, Oktober 2016

penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah Sejarah dan Perkembangan Teori Hukum Alam?

B. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Sejarah dan Perkembangan Teori Hukum Alam

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Perkembangan Teori Hukum Alam

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
MAKALAH TEORI HUKUM
Sejarah dan Perkembangan Teori Hukum Alam

NAMA :

NIM : I2L0160

MAGISTER KENOTARIATAN ANGKATAN IV SEMESTER I

GANJIL TAHUN AJARAN 2016/2017


B. Rumusan masalah
Untuk mendapat hasil yang sesuai dan tidak keluar dari judul pembahasan maka kami
merumuskan permasalahan ke dalam beberapa pertanyaan, yaitu:
1. Bagaimanakah Sejarah dan Perkembangan Teori Hukum Alam?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui Sejarah dan Perkembangan Teori Hukum Alam
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia memiliki ciri-ciri yang khusus yang tidak dimiliki oleh makhluk lain(makhluk
hewan dan tumbuhan).Ciri-ciri tersebut adalah manusia memiliki akal, budi, rasa ingin tahu,
kemauan yang lebih baik dan lain-lain. Bila dibandingkan dengan makhluk lain, tubuh manusia
lebih lemah, tetapi rohaninya (akal, budi dan kemauan) jauh lebih kuat dan lebih maju di banding
makhluk lain. Hal ini terbukti,saat inimanusia telah mampu menguasai dunia. Itu semua dapat
terjadi karena hanya manusia yang memiliki akal budi dan kemauan keras. Manusia sebagai
makhluk berpikir dibekali hasrat ingin tahu terhadap benda dan semua peristiwa yang terjadi
disekitarnya, bahkan juga ingin tahu terhadap dirinya sendiri. Pada hakikatnya, perkembangan
pikiran manusia didasari dari dorongan rasa ingin tahu dan ingin memahami serta memecahkan
masalah yang dihadapi. Rasa ingin tahu pada manusia tidak sama, selalu berkembang seakan
tiada batas yang menyebabkan berkembangnya ilmu pengetahuan. Salah satunya Hukum alam
sesungguhnya merupakan suatu konsep yang mencakup banyak teori didalamnya. Berbagai
anggapan dan pendapat yang dikelompokkan ke dalam hukum alam bermunculan dari masa ke
masa. Mempelajari sejarah hukum alam, maka kita akan mengkaji sejarah manusia yang
berjuang untuk menemukan keadilan yang mutlak di dunia ini serta kegagalan-kegagalannya.
Pada suatu saat hukum alam muncul dengan kuatnya, pada saat yang lain ia diabaikan, tetapi
yang pasti hukum alam tidak pernah mati. Hukum Alam adalah hukum yang normanya berasal
dari Tuhan Yang Maha Esa, dari alam semesta dan dari akal budi manusia, karenanya ia di
gambarkan sebagai hukum yang berlaku abadi. Hukum alam dimaknai dalam berbagai arti oleh
beberapa kalangan pada masa yang berbeda. Diantara beragam pandangan penganut mazhab
hukum alam tersebut, dapat kita ambil contoh pandangan hukum alam menurut Aristoteles,
Thomas Aquinas, dan Hugo Grotius. Shingga penyusun mencoba untuk memaparkan Sejarah
perkembangan Teori Hukum Alam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TEORI HUKUM ALAM


Menurut Friedmann Aliran Hukum Alam timbul karena kegagalan umat manusia dalam
mencari keadilan yang absolut, sehingga hukum alam dipandang sebagai hukum yang berlaku
universal dan abadi. Hukum alam dianggap lebih tinggi dari hukum yang sengaja dibentuk oleh
manusia.

Hukum Alam itu sebenarnya bukan merupakan satu jenis hukum, tetapi penamaan seragam
untuk banyak ide yang dikelompokkan menjadi satu nama yaitu Hukum Alam. Salah satu
pemikiran Hukum Alam yang khas adalah tidak dipisahkannya secara tegas antara hukum dan
nilai moral.

Pada umumnya penganut aliran Hukum Alam mamandang hukum dan moral sebagai
pencerminan dan pengaturan secara internal dan eksternal dari kehidupan manusia dan hubungan
sesama manusia.

Didalam aliran Hukum Alam ini terdapat suatu pembedaan-pembedaan, yaitu:

Hukum Alam sebagai metode adalah yang tertua yang dapat dikenali sejak zaman yang
kuno sekali sampaipada permulaan abad pertengahan. Hukum ini memusatkan perhatiannya pada
usaha untuk menemukan metode yang bisa digunakan untuk menciptakan peraturan-peraturan
yang mampu untuk mengatasi keadaan yang berlain-lainan.

Hukum Alam sebagai substansi atau isi berisikan norma-norma. Peraturan-peraturan


dapat diciptakan dariasas yang mutlak yang lazim dikenali dengan peraturan hak azasi manusia.
Ciri Hukum Alam seperti ini merupakan ciri dari abad ke 17 dan ke 18 untuk kemudian pada
abad berikutnya digantikan oleh positivisme hukum.

Positivisme hukum sendiri ternyata kemudian tidak mampu untuk mengikuti rasa keadilan
yang tumbuh didalam masyarakat karena hukum yang sifatnya tertulis tidak dapat berubah-ubah
setiap saat. Rasa keadilan yang tercermin dalam suatu kitab undang-undang misalnya, mungkn
hanya selaras dengan keadilan dalam masyarakat pada waktu di berlakukannya kitab undang-
undang itu. Mayarakat yang terus berubah membawa serta perubahan pada keadilan yang hidup
pada masyarakat itu. Karena dirasakan ketentuan yang ada tidak atau kurang mencerminkan rasa
keadilan yang dikehendaki, maka orang berusaha mencari keadilan yang dikehendaki, maka
orang berusaha mencari keadilan lain, dan ini berarti orang berpegang kembali pada ajaran
Hukum Alam. Inilah yang disebut masa kebangkitan kembali hukum alam.

Dalam memahami ajaran Hukum Alam maka terlebih dahulu harus dibedakan antara
pemikiran Hukum Alam yang tumbuh di Yunani dan pemikiran Hukum Alam yang tumbuh di
Romawi. Dan yang perlu diketahui adalah bahwa tidak ada teori yang tunggal tentang Hukum
Alam, masing-masing filsuf yang menganut ajaran ini cenderung mempunyai pandangan khas
masing-masing.

Perbedaan pokok antara pemikiran Yunani dan pemikiran Romawi tentang Hukum lebih
bersifat teroitis dan filosofis, sedangkan pemikiran Romawi lebih menitikberatkan pada hal-hal
yang praktis dan dikaitkan pada hukum positif.

Perkembangan ajaran Hukum Alam tidak terlepas dari pendapat para tokoh dan pakar
Hukum Alam, yang menjadi pelopor sekaligus melakukan pengembangan ajaran Hukum Alam
itu sendiri. Adapun tokoh dan pakar itu menurut zamannya dapat dikelompokkan sebagai
berikut:

1. Tokoh-tokoh Hukum Alam Yunani antara lain: socrates, plato, Aristotle


2. Tokoh-tokoh Hukum Alam Romawi antara lain:Cicero, Gaius
3. Tokoh-tokoh Hukum Alam di abad pertengahan antara lain: Auguste, Isidor, Thomas Aguinas
dan Wiliam Occam
4. Tokoh-tokoh Hukum Alam di abad ke enam belas sampai ke delapan belas antara lain :Bodin,
Grotius, Thomas Hobbes, Spinoza, John Lock, Montesquieu dan JJ Rousseau
5. Tokoh-tokoh idealisme transedental antara lain: Imanuel Kant dan Hegel.
6. Tokoh-tokoh kebangkitan kembali Hukum Alam antara lain : Kohler, Stamler,Leon
Duguit,Gustav Radbruch, Del Vecchio
Walaupun pengungkapan mengenai hukum alam terus berlanjut namun sampai saat ini
bukanlah merupakan suatu konsep yang tunggal, tetap dan statis. Hukum Alam telah memiliki
banyak pengertian yang berbeda-beda dan telah digunakan pada berbagai kegunaan yang
berbeda pula tergantung pada kebutuhan dan tujuannya. Banyak dokrtin/ajaran yang berbeda-
beda mengenai Hukum Alam yang diungkapan oleh para tokoh/ahli yang hidup di zaman yang
berbeda-beda, dan cenderung mempunyai pandangan khas masing-masing mengenai hukum
alam dari sudut pandangnya masing-masing, namun pada intinya pemikiran Hukum Alam yang
khas adalah tidak dipisahkannya secara tegas antara hukum dan moral ( nilai-nilai moral,
keadilan).

Asumsi dasar/ideologi aliran Hukum alam adalah:

Hukum positif tergantung/berdasarkan tertib yang lebih tinggi/supranatural, yaitu dipengaruhi


oleh:

1. Pengaruh ajaran Tuhan;


2. Alasan yang suci;
3. Kodrat manusia (misalnya pikiran manusia dimanapun, kapanpun adalah sama).
Jadi hukum dimana saja, kapan saja, bagi siapa saja berlaku sama (universal). Penguasa
yang tidak mensejahterakan warganya dianggap tidak adil dan dianggap tidak mencerminkan
hukum yang baik. Hukum

dipengaruhi/tidak terpisah dari moral (sebagai landasan dari keadilan). Hukum Kodrat
dipengaruhi juga oleh ajaran Filsafat, Etika dan Agama.

Mengapa orang tunduk pada


hukum ? Menurut aristoteles :

- hukum berlaku karena penetapan Negara


- hukum alam sebagai hukum yang asli berlaku dimana saja tidak tergantung waktu dan tempat
, orang-orang yang berfikiran sehat merasakan hokum alam selaras dengan kodrat manusia.
- hukum tidak tergantung pada pandangan manusia tentang baik buruknya
Menurut Thomas Aquino : segala kejadian dalam ini di perintah dan dikendalikan oleh suatu
UU abadi (lex eterna) yang menjadi dasar kekuasaan dari semua peraturan lainnya . lex aterna =
kehendak pikiran tuhan yang menciptakan dunia ini.

Menurut Thomas Aquino pula hukum alam memuat dua azas yaitu :
1. azas umum (principia prima) : azas yang dengan sendirinya dimiliki manusia sejak lahir
dan mutlak diterima (contoh :berbuat baik) .
2. azas diturunkan dari azas umum ( principia secundaria) : azas yang merupakan
tapsiran dari principia prima yang dilakukan manusia

Menurut Justinian, lembaga-lembaga hukum alam dapat dibedakan dalam:

- hukum sipil (civil law) dan


- hukum universal (universal law).
Hukum sipil merupakan hukum yang sifatnya khusus yang tiap-tiap manusia atau bangsa
membuatnya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat.

Sedangkan hukum universal merupakan hukum dimana ketentuan tersebut digunakan


/berlaku bagi seluruh ciptaan Tuhan.

Hukum alam (universal law) melihat semua manusia mempunyai kedudukan yang sama,
kesamaan sebagai ciptaan Tuhan. Manusia yang berkulit hitam tidak berarti lebih rendah dari
manusia yang lebih putih, karena itu bukan kehendak manusia tapi hukum alam yang berlaku.
Maka perbudakan dalam bentuk dan jenis yang mengatasnamakan warna kulit tidak dapat
dibenarkan menurut teori hukum alam. Sedangkan hukum sipil (civil law) yang merupakan
kehendak dan kesepakatan masyarakat setiap waktu dapat diubah oleh masyarakatnya secara
diam-diam atau diganti dengan peraturan yang baru sesuai dengan kebutuhan.

Kontribusi terbesar ajaran atau mazhab hukum alam bagi hukum internasional adalah bahwa
ia memberikan dasar-dasar bagi pembentukan hukum yang ideal. Dalam hal ini, dengan
menjelaskan bahwa konsep hidup bermasyarakat internasional merupakan keharusan yang
diperintahkan oleh akal budi (rasio) manusia, mazhab hukum alam sesungguhnya telah
meletakkan dasar rasionalitas bagi pentingnya hidup berdampingan secara tertib dan damai
antarbangsa-bangsa di dunia ini walaupun mereka memiliki asal-usul keturunan, pandangan
hidup, dan nilai-nilai yang berbeda-beda.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hukum alam telah banyak mempengaruhi perkembangan pemikiran dan praktik berhukum.
Sebaliknya belum ada kesatuan pendapat mengenai definisinya Landasan – landasan pembatasan
terhadap hukum yang dibuat manusia harus dibatasi dengan tiang hukum alam sebagai mana
dikemukan oleh Grotius yakni: semua prinsip kupunya dan kau punya. Milik orang lain harus
dijaga; prinsip kesetiaan pada janji; prinsip ganti rugi dan prinsip perlunya hukuman karena
pelanggaran atas hukum alam. Dengan demikian hukum akan ditaati karena hukum akan
memberikan suatu keadilan sesuai dengan porsinya. Ciri utamanya adalah universal dan abadi,
Bersifat otonom yang validitasnya bersumber pada nilainya sendiri, kekuasaan hukum, sosial,
dan politik benar secara universal

Adapun tokoh dan pakar menurut zamannya dikelompokkan sebagai berikut:

1. Tokoh-tokoh Hukum Alam Yunani antara lain: socrates, plato, Aristotle

2. Tokoh-tokoh Hukum Alam Romawi antara lain:Cicero, Gaius

3. Tokoh-tokoh Hukum Alam di abad pertengahan antara lain: Auguste, Isidor,

Thomas Aguinas dan Wiliam Occam

4. Tokoh-tokoh Hukum Alam di abad ke enam belas sampai ke delapan belas antara

lain :Bodin, Grotius, Thomas Hobbes, Spinoza, John Lock, Montesquieu dan

JJ Rousseau

5. Tokoh-tokoh idealisme transedental antara lain: Imanuel Kant dan Hegel.

6. Tokoh-tokoh kebangkitan kembali Hukum Alam antara lain :

Kohler, Stamler,Leon Duguit,Gustav Radbruch, Del Vecchio


B. Saran
Penulis menyadari dalam penyusunan dan penjelasan yang ada di dalam makalah ini
masih banyak kekurangan dan kesalahan, untuk itu kami menyarankan untuk dilakukan suatu
pengkajian yang lebih mendalam mengenai materi ini. Dan demi perbaikan makalah kami
selanjutnya kami mohon saran dan ktitik pembaca yang tentunya membangun. Demikianlah hasil
karya tulis kami yang terangkim dalam suatu makalah semoga bermanfaat dan akhirnya kami
ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

https://setyopamungkas.wordpress.com/2011/09/26/kekuatan-dan-kelemahan-teori-hukum-alam/

http://jayus-simeulu.blogspot.co.id/2014/08/makalah-hukum-alam.html

http://kuliahfilsafathukum12.blogspot.co.id/2012/03/aliran-hukum-alam.html

http://fakultashukumsamarinda.blogspot.co.id/2012/06/teori-hukum-alam.html

https://krisnaptik.com/polri-4/teori/teori-hukum-dan-pengertian/

http://as-lounge.blogspot.co.id/2012/09/filsafat-hukum-alam.html

Anda mungkin juga menyukai