Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Istilah etika memiliki banyak makna berbeda. Ada yang

menyebutkan bahwa etika adalah semacam penelaahan, baik aktivitas

penelaahan maupun hasil penelaahan itu sendiri. Pendapat lain

menyebutkan bahwa etika adalah kajian moralitas. Sedangkan

moralitas adalah pedoman yang dimiliki individu atau kelompok

mengenai apa itu benar dan salah, atau baik dan jahat suatu

perbuatan.

Meskipun etika berkaitan dengan moralitas, namun tidak sama

persis dengan moralitas. Etika merupakan studi standar moral yang

tujuan utamanya adalah menentukan standar yang benar atau yang

didukung oleh penalaran yang baik, dan dengan demikian etika

mencoba mencapai kesimpulan tentang moral yang benar dan salah,

dan moral yang baik dan jahat

Karenanya dalam masyarakat seperti itu, tidak mungkin dapat

melakukan aktivitas bisnis, dan bisnis akan hancur. Karena bisnis tidak

dapat bertahan hidup tanpa etika, maka kepentingan bisnis yang

paling utama adalah mempromosikan prilaku etika kepada anggotanya

dan juga masyarakat luas.

Etika hendaknya diterapkan dalam bisnis dengan menunjukan

bahwa etika konsisten dengan tujuan bisnis, khususnya dalam mencari

keuntungan. Contoh Perusahaan Merck dikenal karena budaya

1
etisnya yang sudah lama berlangsung, namun ia tetap merupakan

perusahaan yang secara spektakuler mendapatkan paling banyak

keuntungan sepanjang masa.

Sebagian besar orang akan menilai perilaku etis dengan

menghukum siapa saja yang mereka persepsi berprilaku tidak etis, dan

menghargai siapa saja yang mereka persepsi berprilaku etis.

Pelanggan akan melawan perusahaan jika mereka mempersepsi

ketidakadilan yang dilakukan perusahaan dalam bisnis lainnya, dan

mengurangi minat mereka untuk membeli produknya. Karyawan yang

merasakan ketidakadilan, akan menunjukkan absentisme lebih tinggi,

produktivitas lebih rendah, dan tuntutan upah yang tinggi. Sebaliknya,

ketika karyawan percaya bahwa organisasi adil, akan senang

mengikuti manajer. Melakukan apapun yang dikatakan manajer, dan

memandang keputusan manajer sah. Ringkasnya, etika merupakan

komponen kunci manajemen yang efektif.

PT Freeport Indonesia adalah sebuah perusahaan afiliasi dari

Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. PT Freeport Indonesia

menambang, memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih

yang mengandung tembaga, emas, dan perak. Beroperasi di

daerah dataran tinggi di kabupaten Mimika, provinsi Papua, Indonesia.

Kesejahteraan penduduk Papua tak secara otomatis terkerek naik

dengan kehadiran Freeport yang ada di wilayah mereka tinggal. Di

wilayah operasi Freeport, sebagian besar penduduk asli berada di

bawah garis kemiskinan dan terpaksa hidup mengais emas yang

tersisa dari limbah Freeport.

2
Kegiatan Pertambangan PT. Freeport Indonesia secara tidak

langsung berdampak pada kerusakan lingkungan, sengaja atau pun

tidak sengaja. Hasil limbah dari PT. Freeport mencemari dan

merusak lingkungan hidup. PT. Freeport yang melakukan eksploitasi

bahan galian tembaga di Tembaga Pura Papua menyebabkan

kesalahan-kesalahan dalam mengelola sumber daya mineral dan

pertambangan yang ada di Indonesia. Membuang Air Asam Batuan

(Acid Rock Drainage) tanpa memiliki surat izin limbah berbahaya,

sampai pada tingkatan yang melanggar standar limbah cair

industri, dan gagal membangun pos-pos pemantauan seperti yang

telah diperintahkan. Mencemari sistem sungai dan lingkungan

muara sungai, dengan demikian melanggar standar baku mutu air.

Kesalahan-kesalahan yang di lakukan oleh PT. Freeport tersebut

menjadi suatu kesatuan yang utuh, sehingga berakibat tidak hanya

kerugian negara atas penerimaan hasil tambang yang terlalu kecil,

namun juga berdampak pada masyarakat, khususnya masyarakat

sekitar lokasi eksplorasi. Biaya CSR kepada sedikit rakyat Papua

dikeluarkan tidak seberapa karena tidak mencapai 1 persen dari

keuntungan bersih PT Freeport Indonesia. Rakyat Papua harus

menanggung akibat berupa kerusakan alam, gangguan ekologi,

pencemaran lingkungan, serta punahnya habitat flora dan fauna di

Papua. Beberapa kerusakan lingkungan yang diungkap oleh media

dan LSM adalah, Freeport telah mematikan 23.000 ha hutan

di wilayah pengendapan tailing.

3
PT Freeport juga mengalami masalah mogoknya pekerja

disebabkan perbedaan indeks standar gaji yang diterapkan oleh

manajemen pada operasional Freeport di seluruh dunia. Pekerja

Freeport di Indonesia diketahui mendapatkan gaji lebih rendah

daripada pekerja Freeport di negara lain untuk level jabatan yang

sama.Sebuah media online di tanah air memberitakan bahwa

karyawan PT Freeport di Papua menggelar aksi mogok kerja

selama sebulan terhitung sejak 6 November sampai 6 Desember

2014. Aksi mogok kerja para pekerja PT Freeport itu salah satunya

dipicu karena PT Freeport dinilai tidak bertanggung jawab atas

sejumlah kasus kecelakaan kerja yang menewaskan 44 pekerja

akibat terkena runtuhan terowongan di areal tambang. Kelalaian yang

dilakukan PT Freeport Indonesia yaitu membiarkan keadaan atau

pengawasan yang minim sehingga muncul kondisi-kondisi yang

menyebabkan kecelakaan. Jika pengawasan itu dilakukan dengan

benar, maka kecelakaan dapat diantisipasi.

1.2 Permasalahan

Bagaimanakah analisis etika bisnis dalam tubuh perusahaan

Freeport Indonesia ?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memnuhi tugas Ujian Akhir

Semestar Manfaat dari penulisan makalah ini adalah penulis dan

pembaca dapat mengetahui sejauh mana imlplimentasi etika bisnis

yang dilakukan oleh PT Freeport Indonesia.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN ETIKA dan ETIKA BISNIS

2.1.1 Pengertian Etika

Istilah Etika (Mustang Ahmad, 20010) berasal dari bahasa

Yunani kuno. Bentuk tunggal kata 'etika' yaitu ethos

sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos

mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa,

padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak,

perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu

adat kebiasaan.

Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi

terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk

menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal

usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang

biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan

(K.Bertens, 2000). Untuk menganalisis arti-arti etika,

dibedakan menjadi dua jenis etika (Bertens, 2000):

A. Etika sebagai Praktis

a) Nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh

dipraktekkan atau justru tidak dipraktekkan

walaupun seharusnya dipraktekkan.

b) Apa yang dilakukan sejauh sesuai atau tidak sesuai

dengan nilai dan norma moral.

5
B. Etika sebagai Refleksi

a) Pemikiran moral berpikir tentang apa yang

dilakukan dan khususnya tentang apa yang harus

dilakukan atau tidak boleh dilakukan.

b) Berbicara tentang etika sebagai praksis atau

mengambil praksis etis sebagai objeknya.

c) Menyoroti dan menilai baik buruknya perilaku

orang.

d) Dapat dijalankan pada taraf populer maupun ilmiah.

2.1.2 Pengertian Etika Bisnis

Etika bisnis adalah suatu pengetahuan tentang tata cara

ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang

memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara

universal (Muslich, 2004:9). Etika bisnis merupakan aturan

tidak tertulis mengenai cara menjalankan bisnis secara

adil, sesuai dengan hukum yang berlaku dan tidak

tergantung pada kedudukan individu atau-pun perusahaan

di masyarakat. Etika Bisnis merupakan cara untuk

melakukan kegiatan bisnis yang mencakup seluruh aspek

yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga

masyarakat.

Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat

membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta

pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan

sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham,

6
masyarakat. Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik

adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja

unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan

mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan

peraturan yang berlaku.Etika Bisnis dapat menjadi standar

dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk

manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk

melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi

moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang

profesional.

2.2 Tujuan Etika Bisnis

Tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran moral dan

memberikan batasan-batasan para pelaku bisnis untuk menjalankan

good business dan tidak melakukan monkey business atau dirty

business yang bisa merugikan banyak pihak yang terkait dalam

bisnis tersebut.

Etika bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra dan

manajemen bisnis yang baik (etis) agar bisnis itu pantas dimasuki

oleh semua orang yang mempercayai adanya dimensi etis dalam

dunia bisnis. Hal ini sekaligus menghalau citra buruk dunia bisnis

sebagai kegiatan yang kotor, licik, dan tipu muslihat. Kegiatan bisnis

mempunyai implikasi etis, dan oleh karenanya membawa serta

tanggungjawab etis bagi pelakunya

Etika bisnis merupakan etika khusus (terapan) yang pada awalnya

berkembang di Amerika Serikat. Sebagai cabang filsafat terapan,

7
etika bisnis menyoroti segi-segi moral perilaku manusia dan

peraturan-peraturan yang mempunyai profesi di bidang bisnis dan

manajemen. Oleh karena itu, etika bisnis dapat dilihat sebagai usaha

untuk merumuskan dan menerapkan prinsip-prinsip etika dibidang

hubungan ekonomi antar manusia. Secara terperinci, Richard T.de

George menyebut bahwa etika bisnis menyangkut empat kegiatan

sebagai berikut:

A. Penerapan prinsip-prinsip umum dalam praktik bisnis.

Berdasarkan prinsi-prinsip etika bisnis itu kita dapat menyoroti dan

menilai apakah suatu keputusan atau tindakan yang diambil dalam

dunia bisnis secara moral dapat dibenarkan atau tidak. Dengan

demikian etik bisnis membantu pra pelaku bisnis untuk mencari

cara guna mencegah tindakan yang dinilai tidak etis.

B. Etika bisnis tidak hanya menyangkut penerapan prinsip-prinsip

etika pada dunia bisnis, tetapi juga metaetika. Dalam hubungan

ini, etika bisnis mengkaji apakah perilaku yang dinilai etis pada

individu juga dapat berlaku pada organisais atau perusahaan

bisnis. Selanjutnya etika bisnis menyoroti apakah perusahaan

mempunyai tanggung jawab sosial atau tidak.

C. Bidang telaah etika bisnis menyangkut pandangan – pandangan

mengenai bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis mengkaji moralitas

sistem ekonomi pada umumnya dan sistem ekonomi publik pada

khususnya, misalnya masalah keadilan sosial, hak milik, dan

persaingan.

8
D. Etika bisnis juga menyentuh bidang yang sangat makro, seperti

operasi perusahaan multinasional, jaringan konglomerat

internasional, dan lain- lain.

2.3 Manfaat Etika Bisnis

Perilaku Etis penting diperlukan untuk sukses jangka panjang dalam

sebuah bisnis.Oleh karena itu, bisnis seringkali menetapkan pilihan

strategis berdasarkan nilai dimana pilihan tersebut didasarkan atas

keuntungan dan kelangsungan hidup perusahaan. Manfaat etika

bisnis dalam kelangsungan perusahaan adalah sebagai berikut

(Muslich, 2004:60-61):

A. Tugas utama etika bisnis dipusatkan pada upaya mencari cara

untuk menyelaraskan kepentingan strategis suatu bisnis dengan

tuntunan moralitas.

B. Etika bisnis bertugas melakukan perubahan kesadaran

masyarakat tentang bisnis dengan memberikan suatu

pemahaman yaitu bisnis tidak dapat dipisahkan dari etika.

2.3.1 Etika Bisnis Dalam Perusahaan

Sekarang kalangan bisnis sudah memiliki kesadaran akan

pentingnya Etika Bisnis dalam operasi bisnis. Bahkan dalam

perkembangannya Etika Bisnis tidak lagi menjadi beban

yang terpaksa harus dilaksanakan perusahan melainkan

sudah menjadi salah satu strategy pengembangan

perusahaan. Karena Tujuan perusahaan dapat didefinisikan

sebagai upaya untuk “memaksimumkan kesejahteraan si

pemilik dalam rentang waktu jangka panjang melalui

9
aktivitas penjualan barang dan/atau jasa. Contoh nyata akan

manfaat etika bisnis sebagai strategy pengembangan

perusahaan misalnya Company Social Responsibility

dianggap dapat memberikan keuntungan pada perusahaan

dalam bentuk profitabilitas, kinerja financial yang lebih

kokoh, menurunkan resiko bentrok dengan lingkungan

sekitar, meningkatkan reputasi perusahaan, dll.

A. Manfaat Tercapainya Tujuan Etika Bisnis Bagi

Perusahaan

Etika bisnis bagi perusahaan ini,menyangkut

kebijakan etis perusahaan berhubungan dengan

kesulitan yang bisa timbul (mungkin pernah timbul

dimasa lalu), seperti konflik kepentingan, hubungan

dengan pesaing dan pemasok, menerima

hadiah,sumbangan dan sebagainya. Latar belakang

pembuatan etika bisnis adalah sebagai cara ampuh

untuk melembagakan etika dalam struktur dan

kegiatan perusahaan. Bila Perusahaan memiliki etika

sendiri,mempunyai beberapa kelebihan

dibandingkan dengan perusahaan yang tidak

memilikinya.

B. Manfaat Etika Bisnis bagi Perusahaan :

a) Dapat meningkatkan kredibilitas suatu

perusahaan, karena etika telah dijadikan sebagai

10
corporate culture. Hal ini terutama penting bagi

perusahaan besar yang karyawannya tidak

semuanya saling mengenal satu sama lainnya.

Dengan adanya etika bisnis, secara intern semua

karyawan terikat dengan standard etis yang

sama, sehingga akan mefigambil

kebijakan/keputusan yang sama terhadap kasus

sejenis yang timbul.

b) Dapat membantu menghilangkan grey area

(kawasan kelabu) dibidang etika. (penerimaan

komisi, penggunaan tenaga kerja anak, kewajiban

perusahaan dalam melindungi lingkungan hidup).

c) Menjelaskan bagaimana perusahaan menilai

tanggung jawab sosialnya.

d) Menyediakan bagi perusahaan dan dunia bisnis

pada umumnya, kemungkinan untuk mengatur diri

sendiri (self regulation).

e) Bagi perusahaan yang telah go publik dapat

memperoleh manfaat berupa meningkatnya

kepercayaan para investor. Selain itu karena

adanya kenaikan harga saham, maka dapat

menarik minat para investor untuk membeli

saham perusahaan tersebut.

f) Dapat meningkatkan daya saing (competitive

advantage) perusahaan.

11
g) Membangun corporate image / citra positif , serta

dalam jangka panjang dapat menjaga

kelangsungan hidup perusahaan (sustainable

company).

Etika bisnis perusahhan memiliki peran yang sangat

penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan

yang kokoh dan memiliki dsaya saing yang tinggi

serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai

yang tinggi,diperlukan suatu landasan yang kokoh.

Biasanya dimulai dari perencanaan strategis,

organisasi yang baik, system prosedur yang

transparan didukung oleh budaya perusahaan yang

handal serta etika perusahaan yang dilaksanakan

secara konsisten dan konsekuen.

Karena itu, tindakan perusahaan berasal dari pilihan

dan tindakan individu manusia, indivdu-individulah

yang harus dipandang sebagai penjaga utama

kewajiban moral dan tanggung jawab moral : individu

manusia bertanggung jawab atas apa yang

dilakukan perusahaan karena tindakan perusahaan

secara keseluruhan mengalir dari pilihan dan

perilaku mereka. Jika perusahaan bertindak keliru,

kekeliruan itu disebabkan oleh pilihan tindakan yang

dilakukan oleh individu dalam perusahaan itu, jika

perusahaan bertindak secara moral, hal itu

12
disebabkan oleh pilihan individu dalam perusahaan

bertindak secara bermoral. Etika bisnis mempunyai

prinsip dalam kaitan ini berhubungan dengan

berbagai upaya untuk menggabungkan berbagai

nilai-nilai dasar (basic values) dalam perusahaan,

agar berbagai aktivitas yang dilaksanakan dapat

mencapai tujuan.

Secara lebih jelas, mekanismenya berjalan sebagai

berikut.“Memaksimumkan kesejahteraan si pemilik

dalam jangka panjang”, berhubungan dengan

dimensi waktu yang relatif panjang serta menyangkut

sustainability. Hal ini membutuhkan adanya

“kepercayaan” atau “saling mempercayai” (trust) dari

berbagai pihak yang berhubungan dengan

perusahaan (stakeholders). Kalimat “kesejahteraan

pemilik” merupakan derivasi dan perwujudan dari

“hak kepemilikan” (ownership) yang muncul dari

adanya penghargaan (respect) terhadap

“kepemilikan pribadi” (property rights).

Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek

etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan

baik untuk jangka panjang maupun jangka

menengah karena :

13
a) Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya

kemungkinan terjadinya friksi, baik intern

perusahaan maupun dengan eksternal.

b) Mampu meningkatkan motivasi pekerja.

c) Melindungi prinsip kebebasan berniaga

d) Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.

Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang

dilakukan oleh perusahaan akan memancing

tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat

dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui

gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan

beroperasi dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat

menurunkan nilai penjualan maupun nilai

perusahaan.

Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi

nilai-nilai etika bisnis, pada umumnya termasuk

perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan

bekerja yang tinggi pula, terutama apabila

perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis,

misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau

jenjang karier. Perlu dipahami, karyawan yang

berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi

perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus

semaksimal mungkin harus mempertahankan

karyawannya. Untuk memudahkan penerapan etika

14
perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-

nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus

dituangkan kedalam manajemen korporasi yakni

dengan cara :

a. Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik

(code of conduct)

b. Memperkuat sistem pengawasan

c. Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk

karyawan secara terus menerus.

C. Antara Keuntungan Perusahaan dan Etika

Tujuan utama bisnis adalah mengejar keuntungan.

Keuntungan adalah hal yang pokok bagi

kelangsungan bisnis, walaupun bukan merupakan

tujuan satu-satunya, sebagaimana dianut

pandangan bisnis yang ideal. Dari sudut pandang

etika, keuntungan bukanlah hal yang buruk. Bahkan

secara moral keuntungan merupakan hal yang baik

dan diterima. Karena :

Pertama, dalam bisnis modern dewasa ini, para

pelaku bisnis dituntut menjadi orang-orang

profesional di bidangnya.

Kedua dalam persaingan bisnis yang ketat para

pelaku bisnis modern sangat sadar bahwa

konsumen adalah benar-benar raja. Karena itu hal

yang paling pokok untuk bisa untung dan bertahan

15
dalam pasar penuh persaingan adalah sejauh mana

suatu perusahaan bisa merebut dan

mempertahankan kepercayaan konsumen.

Ketiga, dalam sistem pasar terbuka dengan peran

pemerintah yang bersifat netral tak berpihak tetapi

efektif menjaga agar kepentingan dan hak semua

pemerintah dijamin, para pelaku bisnis berusaha

sebisa mungkin untuk menghindari campur tangan

pemerintah, yang baginya akan sangat merugikan

kelangsungan bisnisnya. Slaah satu cara yang paling

efektif adalah dengan menjalankan bisnisnya

bisnisnya secara secara baik dan etis yaitu dengan

menjalankan bisnis sedemikian rupa tanpa secara

sengaja merugikan hak dan kepentinga semua pihak

yang terkait dengan bisnisnya.

Keempat, perusahaan-perusahaan modern juga

semakin menyadari bahwa karyawan bukanlah

tenaga yang siap untuk eksploitasi demi mengeruk

keuntunga yang sebesar-besarnya. Justru

sebaliknya, karyawan semakin dianggap sebagai

subjek utama dari bisnis suatu perusahaan yang

sangat menentukan berhasil tidaknya, bertahan

tidaknya perusahaan tersebut.

Bisnis sangat berkaitan dengan etika bahkan sangat

mengandalkan etika. Dengan kata lain, bisnis

16
memang punya etika dan karena itu etika bisnis

memang relevan untuk dibicarakan. Argumen

mengenai keterkaitan antara tujuan bisnis dan

mencari keuntungan dan etika memperlihatkan

bahwa dalam iklim bisnis yang terbuka dan bebas,

perusahaan yang menjalankan bisnisnya secara baik

dan etis, yaitu perusahaan yang memperhatikan hak

dan kepentingan semua pihak yang terkait dengan

bisnisnya, akan berhasil dan bertahan dalam

kegiatan bisnisnya.

2.3.2 Etika Bisnis Dalam Tanggung Jawab Sosial

A. Bertanggung jawab terhadp masyarakat dan lingkungan:

Ini menyangkut masalah polusi, kontaminasi zat-zat

berbahaya yang merusak udara, air, dan tanah ini

disebabkan oleh gas buangan knalpot mobil, motor,

industri, semua ini dapat mengotori udara dan

menyebabkan hujan asam yang dapat merusak

lingkungan.Perusahaan dapat melakukan pencegahan

polusi dengan mendaur ulang plastik serta melakukan

pembatasan jumlah karbondioksida sebagai akibat dari

proses produksi.

B. Bertanggung jawab terhadap konsumen:

Hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan hak-hak

konsumen seperti the right to be safe, right to be

informed, the right to choose, dan the right to be heard.

17
Dengan memperhatikan hak-hak konsumen ini, maka

akan dapat dicegah munculnya gejala consumerisme,

yaitu gejala action, demonstrasi, perusakan, yang akan

dilancarkan oleh konsumen, karena perlakuan produsen

yang tidak baik terhadap konsumen.Tanggung jawab ini

tidak hanya terbatas pada penyediaan barang atau jasa

saja.Perusahaan bertanggung jawab atas produksi dan

penjualan/distribusi pada pelanggan, dimana produk

yang dihasilkan harus bisa membawa manfaat.

C. Tanggung jawab terhadap Investor:

Para investor juga memperhatikan masalah etik dan

tanggung jawab dari perusahaan dimana mereka

melakukan investasi.Investor pasti tidak senang jika

pimpinan perusahaan melakukan manipulasi dalam

pembukuan bisnis sehingga merugikan pihak

investor.Perusahaan bertanggung jawab atas kepuasan

pemegang saham.Perusahaan harus bisa meyakinkan

pemegang saham, dimana manajer perusahaan

memonitor seluruh keputusan bisnis dan meyakinkan

bahwa keputusan yang diambil tersebut demi

kepentingan pemegang saham.Namun tidak menutup

kemungkinan pemegang saham turut aktif dalam

memberikan pengaruh kebijakan manajemen

perusahaan.Pada umumnya pemegang saham yang

berperan aktif adalah investor perusahaan yang memiliki

18
saham dalam jumlah yang besar. Dengan demikian

pemegang saham akan meminta pertanggung jawaban

eksekutif perusahaan atas ketidakpuasan yang

didapatkan.

D. Tanggung jawab terhadap karyawan:

Para pengusaha mulai hati-hati dalam merekrut

karyawan, melatih dan menaikkan pangkat karyawannya,

agar selalu mengait dengan masalah perilaku, tanggung

jawab, etika yang dijalankan oleh perusahaan.Tidak

dikehendaki adanya diskriminasi, pilih kasih dalam

besarnya gaji, upah, masalah suku, gender, agama,

cacad fisik, pelecehan seksual, pekerja anak-anak, dan

sebagainya.Perusahaan bertanggung jawab dalam

memberikan rasa aman kepada karyawannya,

memperlakukan karyawan dengan layak dan tidak

membeda-bedakan, serta memberikan kesempatan yang

sama pada karyawan untuk mengembangkan diri.

E. Tanggung jawab sosial terhadap komunitas:

Hal yang sering dilakukan oleh perusahan adalah dengan

memberikan bantuan untuk sarana Pendidikan

/kesehatan, atau perbaikan /pengeadaan infrastruktur

yang dibutuhkan masyarakat sekitar.

19
2.4 Teori Dasar

Utilitarianisme adalah suatu teori dari segi etika normatif yang

menyatakan bahwa suatu tindakan yang patut adalah yang

memaksimalkan penggunaan (utility), biasanya didefinisikan sebagai

memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan.

"Utilitarianisme" berasal dari kata Latin utilis, yang berarti berguna,

bermanfaat, berfaedah, atau menguntungkan. Istilah ini juga sering

disebut sebagai teori kebahagiaan terbesar (the greatest happiness

theory). Utilitarianisme sebagai teori sistematis pertama kali

dipaparkan oleh Jeremy Bentham dan muridnya, John Stuart Mill

(Wikipedia). Utilitarianisme merupakan suatu paham etis yang

berpendapat bahwa yang baik adalah yang berguna, berfaedah, dan

menguntungkan. Sebaliknya, yang jahat atau buruk adalah yang tak

bermanfaat, tak berfaedah, dan merugikan. Karena itu, baik buruknya

perilaku dan perbuatan ditetapkan dari segi berguna, berfaedah, dan

menguntungkan atau tidak. Dari prinsip ini, tersusunlah teori tujuan

perbuatan.

20
BAB III

PEMBAHASAN

3. Pembahasan

3.1 Analisa Etika Bisnis Pada PT. Freeport Indonesia

PT Freeport Indonesia merupakan perusahaan afiliasi dari Freeport-

McMoRan. PTFI menambang, memproses dan melakukan

eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas dan

perak. Beroperasi di daerah dataran tinggi di Kabupaten Mimika

Provinsi Papua, Indonesia. Kami memasarkan konsentrat yang

mengandung tembaga, emas dan perak ke seluruh penjuru dunia.

Biaya CSR kepada sedikit rakyat Papua itu sangat kecil karena tidak

mencapai 1 persen keuntungan bersih PT Freeport. Malah rakyat

Papua membayar lebih mahal karena harus menanggung akibat

berupa kerusakan alam serta punahnya habitat Papua yang tidak

ternilai seperti pemukiman asal tempat berbagai suku tinggal

sekarang telah menjadi lahan pertambangan. Sungai menjadi

tercemar dan tidak sehat.

Mogoknya hampir seluruh pekerja PT Freeport Indonesia

disebabkan karena perbedaan indeks standar gaji yang diterapkan

oleh manajemen pada operasional Freeport diseluruh dunia. Sejauh

ini, perundingannya masih menemui jalan buntu. Manajemen

Freeport bersikeras menolak tuntutan pekerja.Kelalaian yang

dilakukan PT Freeport Indonesia yaitu membiarkan keadaan atau

pengawasan yang minim sehingga muncul kondisi-kondisi yang

menyebabkan kecelakaan. Jika pengawasan itu dilakukan dengan

21
benar, maka kecelakaan dapat diantisipasi. Misalnya, PT Freeport

Indonesia tidak menyediakan alat untuk memantau ketidakstabilan

batuan di terowongan.

Hadirnya Perusahaan Multinasional (MNC) di Indonesia terbukti tidak

memberikan teladan untuk menghindari perselisihan soal normatif

yang sangat mendasar. Kebijakan dengan memberikan diskresi luar

biasa kepada PT Freeport Indonesia, privilege berlebihan, ternyata

sia-sia. Berkali-kali perjanjian kontrak karya dengan PT FI

diperpanjang kendati bertentangan dengan UU Nomor 11/1967

tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan dan sudah

diubah dengan UU Nomor 4/2009 tentang Minerba. Alasan yang

dikemukakan hanya klasik, untuk menambah kocek negara. Padahal,

tidak terbukti secara signifikan sumbangan PT Freeport Indonesia

benar-benar untuk negara. Kalimat yang lebih tepat, sebetulnya,

sumbangan Freeport untuk negara Amerika, bukan Indonesia.

Berdasar Egoisme Etis yang berarti tindakan dari Perusahaan untuk

mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya sendiri.

Berdasarkan teori Egoisme Etis, PT.Freeport Indonesia dalam hal ini

cenderung kearah egoism etis

PT Freeport Indonesia dalam kaitannya dengan lingkungan hidup

telah melanggar Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup•Dalam kaitannya

dengan tanggung jawab sosial, PT Freeport telah melanggar

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan

Terbatas•Berdasarkan teori Utilitaliarisme, PT.Freeport Indonesia

22
dalam hal ini sangat bertentangan dengan etika Utilitaliarisme

dengan melihat fakta terjadinya pencemaran lingkungan di papua

akibat eksploitasi. Berdasar Etika deontology yang berarti suatu

tindakan dikatakan baik atau bermoral karena tindakan tersebut

dilaksanakan berdasarkan kewajiban yang harus dilaksanakan bukan

pada tujuan atau tidakan tersebut, dalam hal ini PT.Freeport

Indonesia dalam hal ini sangat bertentangan karena tidak

memenuhi kewajiban-kewajibannya menjaga lingkungan. Di sisi lain,

patut dipertanyakan komitmen PT FI serta goodwill Freeport-

McMoran secara keseluruhan terhadap alam, masyarakat Papua,

dan kalangan pekerja Indonesia.

Dalam Teori hak, PT Freeport Indonesia sangat tidak etis dimana

kewajiban terhadap para karyawan tidak terpenuhi karena gaji yang

diterima tidak layak dibandingkan dengan pekerja Freeport di

Negara lain. Padahal PT Freeport Indonesia merupakan tambang

emas dengan kualitas emas terbaik di dunia.•dalam hal gaji karyawan

juga jelas melanggar Pasal 86 UU Nomor 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan.

Dalam hal kecelakaan kerja yang mengakibatkan pekerja tewas,

PT Freeport Indonesia melanggar Pasal 5 Peraturan Pemerintah

Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja.•Berdasarkan Hasil penyelidikan dan

pemantauan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)

menyatakan PT Freeport Indonesia telah terbukti melakukan

pelanggaran hak asasi manusia dalam peristiwa runtuhnya

23
terowongan Big Gossan. PT Freeport Indonesia diduga kuat telah

melakukan kelalaian dan kesalahan yang mengakibatkan

hilangnya nyawa 28 pekerjanya. Kelalaian tersebut disebabkan

perusahaan tambang itu telah membiarkan keadaan atau kurang

mengawasi secara langsung sehingga timbulnya kondisi yang

menjadi penyebab terjadinya kecelakaan.•Atas dasar itu, mengacu

UU No.39 Tahun 1999 tentang HAM, PT freeport dinilai telah

melanggar HAM•dalam hal etika PT Freeport juga telah melanggar

Etika deontology karen tidak memenuhi kewajibannya menjaga

keselamatan pekerja

24
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dan kejadiaan-kejadiaan yang terjadi di PT

Freeport Indonesia terlihat banyak pelanggaran-pelanggaran

etika bisnis dan hukum yang di lakukan perusahaan tersebut,

masalah-masalah yang timbul berawal dari pembayaran gaji

yang tidak sesuai menyebabkan mogoknya perkerja, Biaya CSR

kepada sedikit rakyat Papua yang digembor-gemborkan itu pun

tidak seberapa karena tidak mencapai 1 persen keuntungan

bersih PT Freeport Indonesia. rakyat Papua membayar lebih

mahal karena harus menanggung akibat berupa kerusakan alam

serta punahnya habitat dan vegetasi. Berdasarkan teori

utilitarianisme, PT Freeport Indonesia dalam hal ini sangat

bertentangan karena keuntungan yang di dapat tidak digunakan

untuk mensejahterakan masyarakat sekitar, melainkan untuk

Negara Amerika. Hak didasarkan atas martabat manusia dan

martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok

dengan suasana pemikiran demokratis. Dalam kasus ini, PT

Freeport Indonesia sangat tidak etis dimana kewajiban terhadap

para karyawan tidak terpenuhi karena gaji yang diterima tidak

layak dibandingkan dengan pekerja Freeport di Negara lain.

Padahal PT Freeport Indonesia merupakan tambang emas

dengan kualitas emas terbaik di dunia.

25
4.2 SARAN

Sebaiknya pemerintah Indonesia cepat menanggapi masalah ini

dan cepat menanggulangi permasalahan pelanggaran Hak Para

Pekerja yang dilakukan oleh PT Freeport Indonesia. Karena

begitu banyak Sumber Daya Alam yang ada di Papua, tetapi tidak

menikmati hasil dari kekayaan alamnya sendiri. Dan disatu sisi

terjadi banyak pelanggran pelanggran yang dilakukan PT

Freeport terhadap masyarakat setempat. Dan jangan sampai

pihak luar mendapatkan semakin banyak untung dari kekayaan

yang dimiliki oleh Negara kita sendiri.

26
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Mustaq, 2001. Etika Bisnis dalam Islam. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar

Badroen, Faishal dkk, 2007. Etika Bisnis Dalam Islam. Jakarta : Kencana

Karim, Adiwarman, 2001. Ekonomi Islam, Suatu Kajian Ekonomi Makro. Jakarta: IIIT

Indonesia

Karim, M. Rusli, 1992. Berbagai Aspek Ekonomi Islam. Yogyakarta : PT. Tiara Wacana

Raharjo, M. Dawam, 1995. Etika Bisnis Menghadapi Globalisasi. Jakarta : LP3ES

Suseno, Franz Magnis, 1994. Etika Bisnis : dasar Dan Aplikasinya. Jakarta : Gramedia

Taufik Abdullah, 1982. Agama, Etos Kerja dan Perkembangan Ekonomi. Jakarta: LP3ES

Zubair, Achmad Charris, 1995. Kuliah Etika. Jakarta : Rajawali Press

Antonius Atosokhi Gea. 2005. Character Building IV: Relasi dengan Dunia. Jakarta: Elex

Media Komputindo.

Sutarno, Alfonsus. 2008. Etiket Kiat Serasi Berelasi. Yogyakarta: Kanisius.

Sumber lain:

http://hndwibowo.blogspot.com/2008/06/etika-bisnis-dalam-islam.html.

http://agustianto.niriah.com/2008/04/11/etika-bisnis-dalam-islam/

http://www.situspanda.com/bisnis/etika-dalam-berbisnis/

http://bisnis.tempo.co/read/news/2011/07/08/090345495/karyawan-freeport-mogok-

kementerian-energi-kirim-utusan

27

Anda mungkin juga menyukai