Anda di halaman 1dari 3

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton dengan rumus empirik (CH2O)n, dapat
diubah menjadi aldehida dan keton dengan cara hidrolisis, disusun oleh dua sampai delapan
monosakarida yang dirujuk sebagai oligosakarida. Karbohidrat tersebar luas baik dalam jaringan hewan
maupun jaringan tumbuh-tumbuhan. Dalam tumbuh-tumbuhan, karbohidrat dihasilkan oleh fotosintesis
dan mencakup selulosa serta pati. Pada jaringan hewan, karbohidrat berbentuk glukosa dan glikogen.
Fungsi karbohidrat yaitu, untuk sumber energi, pemanis pada makanan, penghemat protein, pengatur
metabolisme lemak, penawar racun, baik untuk yang terkena konstipasi (sembelit), dan masih banyak lagi
manfaat-manfaat yang lainnya.

Polisakarida adalah karbohidrat yang mengandung lebih dari sepuluh monosakarida yang
berikatan. Bila dihidrolisis dapat menghasilkan lebih dari 6 molekul monosakarida, contohnya glikogen
dan amilum (pati) merupakan polimer glukosa. Berfungsi untuk penyimpanan karbohidrat. (Nikku, 2011)

Terdapat beberapa buku yang membahas secara umum mengenai analisis karbohidrat. Disamping
metode buku kimia organik, banyak sekali uji warna yang telah dikembangkan untuk berbagai golongan
karbohidrat. Reaksi umum yang diberikan oleh semua karbohidrat ialah pembentukan warna jika
dipanaskan dengan asam sulfat dan fenol seperti resorsinol, antron, α-naftol, timol, dan sebagainya. Pati
dengan iod memberikan warna biru yang disebabkan oleh komponen amilosa. Amilopektin memberikan
warna lembayung merah dengan iod. Pentosa dan polisakarida yang mengandung pentose menghasilkan
warna ungu merah dengan floroglusinol dalam asam hidroklorida. Asam uronat pun memberikan uji
positif, tetapi dapat dibedakan karena tidak memberikan reaksi Bial (warna biru jika dipanaskan dengan
orsinol dan FeCl3 dalam asam hidroklorida). Ketosa dapat dideteksi dengan memanaskannya dengan
asam hidroklorida dan resorsinol yang memberikan warna merah. Warna hijau biru dengan diazourasil
(reaksi Raybin) diberikan oleh sukrosa dan oligosakarida lain yang mengandung bagian sukrosa seperti
rafinosa dan stakiosa. Fruktosa dan fruktan memberikan warna merah jika dipanaskan dengan urea dalam
asam hidroklorida pekat. Asam uronat dan polimernya dapat dideteksi dengan berdasarkan timbulnya
karbondioksida jiak dipanaskan dengan asam hidroklorida 12%. Cara uji lain untuk golongan karbohidrat
tertentu didasarkan pada daya mereduksi tidak khas seperti reaksi dengan larutan Fehling, larutan
Benedict, perak nitrat beramonia, asam dinitrosalisilat basa, dan sebagainya. (Robinson, T. 1995)

Hasil pengamatan uji iodium :

1. Larutan amilum ditambahkan dengan aquades akan menghasilkan uji positif(+) yang ditandai dengan
munculnya warna cokelat bening. Terbentuknya larutan berwarna cokelat bening pada penambahan
aquades disebabkan karena amilum dapat bereaksi dengan iodine dalam suasana larutan netral. Dan
terbentuknya warna cokelat bening disebabkan oleh terbentuknya kompleks berwarna cokelat bening
dengan iodine. Terbentuknya warna cokelat bening ketika ditambahkan dengan aquades karena dalam
suasana larutan netral amilum dapat terhidrolisis sehingga memudahkan untuk bereaksi dengan iodine
membentuk kompleks berwarna cokelat bening.

2. Larutan amilum ditambahkan dengan NaOH akan menghasilkan uji negatif(-) yang ditandai dengan
munculnya hasil berwarna bening. Fungsi penambahan NaOH adalah untuk memberikan suasana basa
pada uji iodium. Pada pengujian larutan amilum dan iodium, NaOH menghalangi terjadinya reaksi antara
amilum dengan iodium. Hal ini disebabkan karena iodium bereaksi dengan basa sehingga tidak mengalami
reaksi dengan amilum. Sehingga uji dengan penambahan NaOH tidak menunjukkan perubahan
warna(bening) pada larutan amilum.

3. Larutan amilum ditambahkan HCL akan menghasilkan uji yang positif(+) yang ditandai dengan munculnya
warna cikelat keruh. Terbentuknya larutan berwarna cokelat keruh pada penambahan HCL disebabkan
karena amilum dapat bereaksi dengan iodine dalam suasana asam. Dan terbentuknya warna cokelat keruh
disebabkan oleh terbentuknya kompleks berwarna cokelat keruh dengan iodine. Iodine membentuk
kompleks polisakarida yang besar dengan amilosa menghasilkan warna cokelat keruh ketika ditambahkan
HCL, karena dalam suasana asam amilum dapat terhidrolisis sehingga memudahkannya untuk bereaksi
dengan iodine membentuk kompleks berwarna cokelat keruh.

Dengan demikian, pada percobaan uji iodium terbukti bahwa amilum adalah polisakarida karena
hanya polisakarida yang bisa cepat bereaksi dengan iodium dan memberikan perubahan warna yang
kompleks.

KESIMPULAN

1. Polisakarida adalah polimer yang tersusun dari ratusan hingga ribuan satuan monosakarida yang
dihubungkan dengan ikatan glikosidik. Polisakarida adalah karbohidrat, sehingga tersusun hanya
dari atom karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O).
2. Polisakarida memiliki ukuran molekul yang besar sehingga mudah sekali ditemukan variasi-variasi
di dalamnya. Variasi ini sering dapat dilihat perbedaannya melalui sifat-sifat fisiknya.

DAFTAR PUSTAKA

Murray, R. 2009. Biokimia happer. EGC : Jakarta


Ngili, Y. 2009. Biokimia dan fungsinya. Gramedia ilmu : Yogyakarta

Purba, M. 2007. Kimia jilid 3. Erlangga : Jakarta

Nikku, 2011. Biokimia karbohidrat. Erlangga : Jakarta

Robinson, T. 1995. Karbohidrat. Gramedia : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai