Anda di halaman 1dari 31

MEKANISME KERJA RANGSANG

AKUPUNKTUR MEDIK

AMIN MUSTOFA,MD,MHA,SpAk
FAKULTAS KEDOKTERAN UMS
SURAKARTA
Desember 2015
CULICULUM VITAE
• Fak. Kedokteran Universitas Brawijaya
• Pascasarjana Universitas Indonesia
• Passcasarjana Universitas Sebelas Maret
• Pascasarjana UMS jur Hukum
• Diklatpim Lemhanas
• Pengalaman bekerja ;
• . KLINIK PT Sendang !! Cilacap
• . Puskesmas Majenang !
• . RS PKU Surakarta dokter jaga
• . RS Islam dokter jaga
• . RS ORTOPEDI Surakarta
• (Direktur Medik & Keperawatan)
• . POLIKLINIK AKUPUNKTUR RSO
SELAMAT DATANG………..
Berbagai penelitian telah membuktikan
keberadaan titik akupunktur,
Yg meliputi :
Struktur anatomi dan histologi
Fenomena khas
Efek rangsang
Struktur Anatomi dan Histologi Titik Akupunktur

• Kellner (1965) melalukan 12.000 mikroseksi pada


11 titik akupunktur :

tidak ditemukan sesuatu yang unik, kecuali


akhiran saraf pada lokasi titik akupunktur lebih
padat Pada lokasi akupunktur, satu reseptor
untuk 2,80 mm2 dan lokasi bukan titik
akupunktur 12,83 mm2.
• Gunn et al (1976) meneliti 70 buah titik
akupunktur :

 47 terletak pada titik motorik (tipe I)


 11 terletak di garis sagital, pertemuan saraf
superfisial kedua belah tubuh (tipe II)
 12 terletak pada pleksus saraf atau saraf
kutaneus superfisial (tipe III)
 1977 : titik akupunktur terletak di atas otot –
tendon (tipe IV)
kesimpulan :
titik akupunktur terletak di area kaya
saraf superfisial
Apa yang terjadi apabila sebuah
titik akupunktur dirangsang ?
Terjadi :
1. Reaksi lokal (regional)
2. Reaksi segmental
3. Reaksi sentral (Sistemik, Umum)

yang timbul serentak atau selektif,


tergantung rangsangan, titik akupunktur
dan kondisi tubuh.
1. Reaksi lokal (regional)

1.1. Reaksi jaringan


 Cedera dinding sel akibat rangsangan titik
akupunktur membebaskan asam arakidonat
yang dikandungnya. Selanjutnya dihasilkan
lekotrin, postaglandin E-2, tromboksan dan
prostasiklin.Mediator kimiawi itu memicu
terjadinya inflamasi lokal dan agregasi
trombosit.
lanjutan

Selain itu, kerusakan endotelium pembuluh


darah halus dan kapiler serta jaringan ikat akan
menghasilkan fragmen kolagen, miofibril dan
membran basal, yang mengakitivasi sistem
pembekuan darah secara bertingkat.Reaksi
inflamasi buatan akan dilanjutkan oleh proses
reaksi anti-radang
1.2. Arus listrik dari perlukaan
Titik akupunktur mempunyai tegangan
listrik lebih tinggi dari kulit sekitarnya.
Tegangan listrik yang melewati lapisan
epidermis sebesar 20 - 90 milivolt, dengan
kutub positif di dalam dan kutub negatif di
luar. Perlukaan kulit akan menimbulkan
arus pendek.
Pomeranz : penjaruman menurunkan tahanan
listrik berbarengan dengan menghasilkan arus
listrik searah sebesar 10 mikroamper dimana
kutub negatif berada di bekas lubang tusukan
dan kutub positif terletak di tepi luka.

Fenomena ini berlangsung selama lebih kurang


48 jam, waktu yg dibutuhkan tubuh
menyembuhkan luka tusukan.

Degenerasi aksonal atau demielinisasi segmental


menyebabkan saraf yg rusak menjadi peka
berlebihan terhdp asetilkolin. Arus listrik searah
yg dihasilkan penjaruman mengurangi kepekaan
tersebut, dan memicu proses regenerasi
saraf.
2. Reaksi segmental
Segmen
Setiap saraf spinal mensarafi suatu segmen tubuh.
Segmen terdiri dari dermatom, miotom, sklerotom dan
viserotom, yang berhubungan satu dengan yang lain
oleh serabut saraf spinal yang sama;melalui persarafan
itu bagian-bagian segmen dpt saling pengaruh
mempengaruhi satu bagian dengan bagian yg lain.
Sesuai dgn migrasi dalam perkembangan embrionik,
bagian-bagian segmen itu tidak lagi selalu tumpang
tindih, walaupun masih tetap berhubungan secara
neoroanatomi,tetapi struktur anatomik sudah berjauhan
satu dgn yang lain.
Reaksi segmental yang mungkin timbul berupa :

1.
1.
Pain dan hyperalgesia
lewat kornu dorsalis sensorik dan jaras-jaras
asendingnya
a. nyeri lokal
b. nyeri rujukan
c. hiperaklgesia lokal
d. hiperalgesia rujukan

Hypertonic muscles
lewat kornu anterior motorik.
a. hypertonic muscles
b. aktivasi titik pemicu
3.
Autonomic symptoms
lewat kornu lateralis autonomik
a. efek vasomotor
b. efek sudomotor
c. efek polimotor
d. efek viseral
e. sensitasi serabuf aferen kecil (hiperalgesia
rujukan)
Mekanisme kerja efek analgetik reaksi segmental :
3. Reaksi sentral (sistemik )

3.1. Efek analgetik


Efek analgetik tindakan akupunktur dimediasi oleh endorfin
dan/atau oleh serotonin

Penjaruman lokasi bukan titik akupunktur tidak menimbulkan efek


analgesi, tetapi dapat menimbulkan Stress induced analgesia,
bilamana rangsangan kuat dan lama.

Stress induced analgetik tidak dapat ditiadakan oleh nalokson


atau sinanserin, tetapi dapat ditiadakan oleh deksametason.
Perbedaan yang lainnya adalah peningkatan bermakna kadar
kortisol, norepinefrin dan siklik adenosin monofosfat pada stres
analgesia.
Mekanisme Kerja Efek Analgetik Rangsang Akupunktur
3.2. Efek regulasi
Efek regulasi akupunktur dihasilkan lewat
mekanisme kerja yang melibatkan sistem saraf
(perifer dan SSP),sistem endokrin, sistem
imuniologik, sistem vaskuler,sistem metabolisme
tubuh dengan peran utama pada sistem saraf usat,
seperti tampak pada Skema Gambar berikut ini,
diambil dari Cho ZH et al :
Neuro-Acupuncture, 2001.
Skema Mekanisme Kerja Sentral Rangsang Akupunktur
Shen
Titik Lokal
Titik Ahse
Titik Usu
Titik Qi
Yuan
Akupunktur Qi Qi
Titik Luo
Titik Xi Organ
Meridian
Titik Shu Cang Fu
Titik Mu
Titik
Qi
Dominan
Titik
Qi
Induk
Jaringan

Akupunktur Klasik
CORTEX

THALAMUS

HYPOTHALAMUS
PITUITARY ANALGESIA
ENDORFIN BLOOD
-CSF HOMEOSTASIS :
IMMUNE SYST
PAG ACTH etc C.V. SYST
RESP SYST
TISSUE HEALING

NRM-NRPG
SKIN
NEEDLE
HISTAMIN R
SEROTONIN
DLT HORMONES
KININ
LIMFOKIN DNIC
LEUKOTRIN AFFERENTS
PROSTAGLA ENK SE NE MODIFY PAIN
CORTI
NDIN DYN SENSATION
SOL
IMMUNE
REACTION
ALT
ORGAN
AUTONOMIC
MOTOR
GAMMA LOOP
BLOOD
MUSCL MOTOR SPINAL CORD
E
From: www.intl.elsevierhealth.com/e-
books/pdf/131.pdf
THEORY AND BASIC SCIENCE p.69-83

Anda mungkin juga menyukai