BOBOT JENIS DAN KERAPATAN ZAT Dini Fixxx
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN ZAT Dini Fixxx
FAKULTAS FARMASI
LAPORAN PRAKTIKUM
OLEH :
ASISTEN : MUHAJIR
FAKULTAS FARMASI
MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tersebut biasa terdiri atas satu atau lebih komponen zat cair yang dapat
berbeda secara fisis maupun kimianya. Untuk sediaan dengan satu komponen,
dimana sistem tersebut harus disusun oleh komponen-komponen zat cair yang
praktis dapat bercampur antara satu dengan lainnya tanpa mengurangi efek
terapinya.
sediaan farmasi adalah bobot jenis dan rapat jenisnya, dimana bobot jenis
suatu obat berbeda dengan obat lain, yang tergantung pada massa zat tersebut
Cara penentuan bobot jenis sangat penting diketahui oleh seorang farmasis
karena tiap larutan mempunyai bobot jenis dan rapat jenis yang berlainan
Disamping itu dengan mengetahui bobot jenis suatu zat, maka akan
jenisnya maka kita dapat menentukan apakah suatu zat dapat bercampur atau
tidak dengan zat lainnya. Dengan mengetahui banyaknya manfaat dari
B. Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami cara penetapan bobot jenis dan kerapatan jenis
suatu sampel berupa gliserin, paraffin cair, minyak kelapa dan sirup DHT.
C. Tujuan Percobaan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
unutuk padat, cair, dan bentuk gas yang homogen. Didefinisikan sebagai
hubungan dari massa (m) suatu bahan terhadap volumenya. Atau bobot jenis
pengujian identitas dan kemurnian dari bahan obat dan bahan pembantu,
terutama dari cairan dan zat-zat bersifat seperti malam. (Voigt, 1994)
massa cairan dan penentuan ruang, yang ditempati cairan ini. Untuk
dalamnya tabung gelas tercelup yang sepihak diberati dan pada kedua
adalahkilogram per meter kubik, atau ungkapan yang umum, gram per
kerapatan adalah bobot jenis. Satuannya sudah kuno dan sebaiknya tidak
1975).
bentuk partikel dan sifat parmukaan. Dalam keadaan normal biasanya akan
terdiri dari partikel padat dan ruang udara intrapartikel ( kosong atau pori-pori
). Partikel sendiri juga terdiri atas pori tertutup atau pori intrapartikel. Jika
serbuk partikel dibiarkan dan diberi getaran atau tekanan, partikel akan
Kerapatan partikel, karena partikel bisa keras dan lembut dalam satu hal
dan kasar serta berpori dalam hal lainnya, seseorang harus menyatakan
sebagai berat per satuan volume, kesulitan timbul bila seseorang mencoba
dan ada beberapa definisi yang bisa diterapkan juga untuk serbuk sebagai
jumlah atau dari partikel tunggal. Standar british 2955 (1958) mendefinisikan
adalah jumlah massa partikel dibagi dengan volumenya. Istilah yang berbeda
pori terbuka dan pori tertutup dan merupakan susunan mendasar dari
suatu sediaan.
2. Kerapatan bulk adalah ketika volume diukur pori intra partikel dan
pori antarpartikel.
sediaan padat.
Kesulitan utama pada saat penentuan volume sebenarnya dari serbuk bulk,
(Lachman.2007)
individu.
Porositas merupakan hasil bagi volume total ari ruang-ruang rongga (vv)
terhadap volume bulk dari bahan sering dipilih untuk mmantau kemajuan
kompresi. Porositas juga bisa didefinisikan sebagai bagian dasar dri suatu
serbuk yang ditempati oleh pori-pori dan diukur pada keadaan yang efisiensi
sejati. (Gibson.2004)
B. Uraian Bahan
RM / BM : H3BO3 / 61,83
mempunyai rasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%)
RM / BM : C2H6O / 46,07
C. Uraian Sampel
tartrazin Cl 19140.
ambon.
3. Sirup Freiss
4. Sirup Marjan
(W3).
udara didalamnya.
Timbang piknometer berisi zat padat dan paraffin cair tersebut beserta
tutupnya (W4).
Bersihkan piknometer dan isi penuh dengan parafin cair hingga tidak
(W3 − W1 )
𝜌𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 =
(W2 − W1 ) − (W4 − W3 )
Gunakan piknometer yang bersih dan kosong (W1), lalu isi dengan air
(W2).
Buang air suling tersebut, keringkan piknometer lalu isi dengan cairan
yang akan diukur bobot jenisnya pada suhu yang sama pada saat
W3 −W1
𝐷𝑡 =
W2 −W1
BAB III
METODE KERJA
1. Alat
2. Bahan
70%, Aluminium foil, Asam borat 10 g, Parafin cair, Pocari sweet, Sampel
sirup ABC cocopandan, sampel sirup DHT, sampel sirup Freiss Jeruk,
B. Cara Kerja
kali ketukan diatas lap kasar atau menggunakan alat tap density.
piknometernya
dibersihkan piknometernya
Dibersihkan piknometer
A. Hasil
1. Bobot Jenis
Diketahui :
Volume Pikno = 25 ml
Penyelesaian :
𝑊3−𝑊1
Dt =
𝑉𝑝
46,9615−11,2852
Dt = = 1,43 g/ml
25
2. Kerapatan Zat
a. Perhitungan
Volume bulk = 13 ml
Penyelesaian :
Volume bulk = 11 ml
Penyelesaian :
Kerapatan sejati
Diketahui :
Penyelesaian :
(w3 −w1 )
𝜌𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 =
(w2 −w1 )− (w4 −w3 )
(27,4620−11,2852)
=
(32,9836−11,2852)−(38,7162−27,4620)
16,1768
=
21,6984−11,2542
16,1768
= = 1,548 =1,55 g/ml
10,4442
B. Pembahasan
Bobot jenis (spesific gravity) adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot
zat baku yang volumenya sama pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam
desimal. Bobot jenis menyatakan hubungan antara bobot suatu zat terhadap bobot
suatu zat baku. Kerapatan (density) adalah massa per satuan volume, yaitu bobot
zat per satuan volume. Kerapatan juga merupakan turunan besaran karena
Adapun tujuan dalam percobaan ini yaitu untuk menentukan bobot jenis
dari Pocari sweet, Sampel sirup ABC cocopandan, sampel sirup DHT, sampel
sirup Freiss Jeruk, sampel sirup Marjan melon dengan menggunakan alat
mampat, kerapatan sejati menggunakan sampel zat padat asam borat dan
penentuan bobot jenis dengan sampel Pocari sweet, Sampel sirup ABC
cocopandan, sampel sirup DHT, sampel sirup Freiss Jeruk, sampel sirup Marjan
melon.
gelas ukur 50 ml dan diukur volumenya sesuai yang tertera pada gelas ukur
dihitung kerapatan bulknya. Selanjutnya zat padat dalam gelas ukur diketuk
sebanyak 100 kali ketukan atau mengguanakan alat tap density, pengetukan
dilakukan agar kerapatan lebih mampat. Pada saat gelas ukur diketuk, bagian
bawah gelas ukur dialasi dengan menggunakan lap kasar atau tissue untuk
mencegah agar gelas ukur tidak pecah. Lalu dilihat volume kerapatan mampatnya,
piknometer bersih yang telah dibilas dengan alkohol. Pemakaian alkohol sebagai
pembilas memiliki sifat-sifat yang baik seperti mudah mengalir, mudah menguap
dan bersifat antiseptikum. Jadi sisa-sisa yang tidak diinginkan dapat hilang
dengan baik, baik yang ada di luar, maupun yang ada di dalam piknometer itu
menggunakan tissue hal ini dilakukan untuk mencegah kulit mati pada tangan
perhitungan. Setelah itu zat padat (asam borat) dimasukan kedalam piknometer
dan ditimbang beserta tutupnya, kemudian piknometer berisi zat padat tersebut
ditambahkan dengan parafin hingga penuh sampai tidak muncul gelembung dan
ditimbang. Penambahan paraffin cair karena paraffin cair dapat menutup pori pada
asam borat, dan paraffin cair tidak dapat melarutkan asam borat. Selanjutnya
piknometer dibersihkan dan diisi dengan cairan parafin hingga penuh sampai
hal ini dikarenakan suhu dapat mempengaruhi bobot jenis. Cairan yang akan
dihitung bobot jenisnya Pocari sweet, Sampel sirup ABC cocopandan, sampel
sirup DHT, sampel sirup Freiss Jeruk, sampel sirup Marjan melon. Langkah
pertama yaitu piknometer yang bersih dan kering ditimbang beserta tutupnya
literatur.
Dari percobaan diatas maka didapat hasil untuk kerapatan bulk yaitu
kelompok I ; 0,9009 g/ ml, kelompok II ; 0,835 g/ml, kelompok III ; 0,834 g/ml,
g/ml, kelompok III ; 0,91 g/ml, kelompok IV ; 0,91 g/ml, dan kelompok V ; 0,90
g/ml. Dan untuk kerapatan sejati diperoleh hasil yaitu kelompok I ; 1,78 g/ ml,
kelompok II ; 1,72 g/ml, kelompok III ; 1,76 g/ml, kelompok IV ; 1,821 g/ml, dan
Untuk penentuan bobot jenis Sirup ABC cocopandan diperoleh hasil 1,43
gr/ml , bobot jenis Sirup Marjan melon diperoleh 0,7418 gr/ml, bobot jenis Sirup
Freiss Jeruk diperoleh 1,09 gr/ml sedangkan bobot jenis sirup DHT diperoleh
skala pada saat penimbangan alat, pada saat piknometer dibersihkan mungkin
mempengaruhi bobot jenis, atau suhu pada ruangan terlalu rendah sehingga
Adapun manfaat dalam bidang farmasi bobot jenis dan kerapatan jenis
suatu zat atau cairan digunakan sebagai salah satu metode analisis yang
berperan dalam menentukan senyawa cair, digunakan pula untuk uji identitas dan
kemurnian dari senyawa obat terutama dalam bentuk cairan, serta dapat pula
PENUTUP
A. Kesimpulan
bahwa berat jenis semua bahan dan kerapatan yang diperoleh dengan metode
Bobot Jenis Zat Cair sampel sirup ABC cocopandan : 1,43 g/ml
B. Saran
sudah lengkap di atas meja praktikum, dan sebaiknya kita para praktikum
harus lebih focus dan hati-hati dalam menggunakan alat-alat yang digunakan