Pelatihan Konseling
Pemberian Makan Bayi
dan Anak (PMBA)
Gedung MR21, Lantai 11. Jl. Menteng Raya No. 21, Jakarta 10340
Tel. +6221 39831971 | Fax: +6221 39831970
PANDUAN PENYELENGGARAAN
PELATIHAN KONSELING
PEMBERIAN MAKAN BAYI DAN ANAK (PMBA)
1
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................................ 3
C. Pengertian.................................................................................................. 3
D. Struktur Program........................................................................................ 5
E. Garis Besar Program Pembelajaran........................................................... 7
II. MODUL PELATIHAN........................................................................................... 12
A. Persiapan...................................................................................................... 24
B. Pelaksanaan Pelatihan ................................................................................ 26
C. Evaluasi Pelatihan......................................................................................... 26
D. Pelaporan………………………………………………………………………….. 26
V. JAMINAN KUALITAS PELATIHAN DAN TINDAK LANJUT…………………….. 28
Lampiran :
- Rencana Evaluasi.......................................................................................... 30
- Cek list Untuk Keterampilan Melatih............................................................. 32
- Evaluasi Materi/Modul Pelatihan................................................................... 34
- Evaluasi Proses Belajar Melatih.................................................................... 35
- Panduan Praktik Kunjungan Lapangan......................................................... 40
- Jadwal ToT Konseling PMBA....................................................................... 44
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pemenuhan gizi merupakan hak dasar anak. Salah satu upaya untuk
meningkatkan kesehatan dan gizi anak sebagaimana diamanatkan oleh Undang
Undang Dasar Tahun 1945 dan Perjanjian Internasional seperti Konvensi Hak
Anak (Komisi Hak Azasi Anak PBB, 1989, Pasal 24), yakni memberikan makanan
yang terbaik bagi anak usia di bawah 2 tahun. Untuk mencapai hal tersebut,
Strategi Nasional Peningkatan Pemberian ASI dan MP-ASI merekomendasikan
pemberian makanan yang baik dan tepat bagi bayi dan anak 0-24 bulan adalah:
(1) inisiasi menyusu dini segera setelah lahir minimal selama 1 jam; (2) pemberian
ASI eksklusif sampai usia 6 bulan; (3) memberikan Makanan Pendamping ASI
(MP-ASI) mulai usia 6 bulan; (4) meneruskan pemberian ASI sampai usia 2 tahun
atau lebih.
World Health Organization (WHO) dalam Resolusi World Health Assembly (WHA)
nomor 55.25 tahun 2002 tentang Global Strategy of Infant and Young Child
Feeding melaporkan bahwa 60% kematian balita langsung maupun tidak
langsung disebabkan oleh kurang gizi dan 2/3 dari kematian tersebut terkait
dengan praktik pemberian makan yang kurang tepat pada bayi dan anak.
Berdasarkan pada hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2009-
2011, cakupan pemberian ASI eksklusif pada seluruh bayi dibawah 6 bulan (0–6
bulan) meningkat dari 61,3% pada tahun 2009 menjadi 61,5% pada tahun 2010
tetapi sedikit menurun menjadi 61,1% tahun 2011. Pemberian ASI Eksklusif 0-6
bulan berdasarkan hasil Susenas tahun 2012 sebesar 63,4%, sedangkan
cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi sampai 6 bulan sebesar 34,3% pada
tahun 2009 menurun menjadi 33,6% pada tahun 2010 dan sedikit meningkat
menjadi 38,5% pada tahun 2011 dan menurun lagi menjadi 37,9% di tahun 2012.
2
pada tahun 2012 pemberian ASI sebesar 42% dan susu botol menjadi 29%, yang
mengindikasikan meningkatnya peran pemberian makanan selain ASI yang
menghambat perkembangan pemberian ASI Eksklusif. Menurut WHO tahun 2009,
cakupan ASI Eksklusif 6 bulan sebesar 32%. Hasil Riskesdas tahun 2010
cakupan pemberian ASI Eksklusif untuk bayi laki-laki sebesar 29,0% dan pada
bayi perempuan sebesar 25,4%.
Pemberian makan yang terlalu dini dan tidak tepat mengakibatkan banyak anak
yang menderita kurang gizi. Untuk itu perlu dilakukan pemantauan pertumbuhan
sejak lahir secara rutin dan berkesinambungan. Fenomena “gagal tumbuh” atau
growth faltering pada anak Indonesia mulai terjadi pada usia 4-6 bulan ketika bayi
diberi makanan selain ASI dan terus memburuk hingga usia 18-24 bulan. Hasil
Riskesdas 2013 menunjukkan 19,6% balita di Indonesia yang menderita gizi
kurang (BB/U <-2 Z-Score) dan 37,2% termasuk kategori pendek (TB/U <- 2 Z-
Score). Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
bidang Kesehatan 2010-2014 telah ditetapkan indikator sasaran kegiatan
pembinaan gizi masyarakat yaitu menurunkan prevalensi gizi kurang menjadi
kurang dari 15% dan balita pendek kurang dari 32%. Salah satu upaya untuk
mencapai sasaran tersebut adalah mempromosikan pemberian MP-ASI yang
tepat jumlah, kualitas dan tepat waktu.
MP-ASI mulai diberikan sejak bayi berumur 6 bulan bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayi dan anak selain dari ASI. MP-ASI yang diberikan dapat
berupa makanan berbasis pangan lokal. Pemberian MP-ASI berbasis pangan
lokal dimaksudkan agar keluarga dapat menyiapkan MP-ASI yang sehat dan
bergizi seimbang bagi bayi dan anak 6-24 bulan di rumah tangga sekaligus
sebagai media penyuluhan.
Setiap keluarga yang mempunyai bayi dan anak usia 6-24 bulan hendaknya
mempunyai pengetahuan tentang Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA),
agar mampu memberikan ASI ekslusif dan menyiapkan MP-ASI yang sesuai di
masing-masing keluarga. Pendampingan oleh orang yang terdekat dalam hal ini
termasuk kader posyandu sangat penting. Untuk itu kader posyandu perlu dilatih
agar mempunyai pengetahuan tentang ASI ekslusif dan MP-ASI serta
keterampilan pemantauan pertumbuhan dan keterampilan memberikan konseling.
Untuk melatih kader yang tersebar diseluruh desa di Indonesia agar menjadi
seorang konselor PMBA yang baik, maka perlu dilakukan pelatihan berjenjang.
Hal ini dapat dimulai dengan melatih pelatih Konseling PMBA kader tingkat
3
Propinsi/Kabupaten dilanjutkan dengan melatih pelatih PMBA kader tingkat
Puskesmas yang diharapkan dapat melatih bidan desa dan kader posyandu
didaerahnya.
Pelatihan pelatih Konseling PMBA kader diperoleh melalui suatu proses pelatihan
dengan menggunakan standar kurikulum atau modul yang baku yaitu modul
pelatihan Konseling pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) yang
dikeluarkan oleh Direktorat Bina Gizi Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA tahun
2014. Pelatihan dilakukan selama 6 hari (48 jam) dengan materi pelatihan yang
telah diakui secara internasional.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberi panduan kepada penyelenggara pelatihan konseling PMBA dan
pelatihan pelatih konseling PMBA agar mampu menyelenggarakan pelatihan
sesuai standar yang berlaku.
2. Tujuan Khusus
a. Memahami prosedur penyelenggaraan pelatihan konseling PMBA dan
pelatihan pelatih konseling PMBA.
b. Menyelenggarakan pelatihan konseling PMBA dan pelatihan pelatih
konseling PMBA sesuai standar.
c. Memperoleh tenaga konselor dan fasilitator PMBA yang berkualitas tinggi.
C. Pengertian
1. Konseling
Konseling adalah suatu proses komunikasi dua arah antara konselor dan klien
yang bertujuan membantu klien untuk memutuskan apa yang akan dilakukan
dalam mengatasi masalah yang dialami oleh klien. Dalam komunikasi tersebut
konselor bukan memberi nasihat tetapi memberikan informasi dan alternatif
pemecahan masalah, selanjutnya klien memilih dan memutuskan sendiri
alternatif yang terbaik untuk dirinya.
4
2. Konselor
Konselor adalah orang yang memberikan konseling kepada klien
3. Konselor PMBA
Konselor PMBA adalah orang yang telah mengikuti pelatihan konseling PMBA
dengan modul pelatihan standar UNICEF yang telah diadopsi oleh Direktorat
Bina Gizi.
4. Fasilitator PMBA
Fasilitator PMBA adalah orang yang telah mengikuti Pelatihan Pelatih PMBA
selama 6 hari (48 jam) yang dilanjutkan dengan melatih kader sebanyak 2
(dua) angkatan yang didampingi oleh Master Trainer (MT).
7. Panitia Penyelenggara
Panitia Penyelenggara adalah tim yang bertanggung jawab terhadap
penyelenggaraan pelatihan PMBA.
5
D. Struktur Program
WAKTU
No. MATERI JML
T P PL
A. MATERI DASAR
1. Kebijakan Perbaikan Gizi 1 - - 1
2. Kondisi PMBA di Daerah 1 - - 1
Jumlah A 2 - - 2
B. MATERI INTI
1. Pengertian PMBA
• Mengapa PMBA penting (sesi 2) 0,5 0,5 - 1
• Situasi umum yang dapat 0,5 0,5 - 1
mempengaruhi PMBA (sesi 3)
Jumlah 1 1 - 2
2. Konseling Menyusui
• Rekomendasi Praktik PMBA : Menyusui 0.5 1 - 1,5
(sesi 5)
• Bagaimana Proses Menyusui (sesi 6) 0.5 1 - 1,5
• Kesulitan Menyusui (sesi 11) 0.5 1 - 1,5
Jumlah 1,5 3 - 4,5
3. Konseling MP-ASI
• Praktek PMBA yang Dianjurkan ; 0.5 1 - 1,5
Pemberian Makanan Pendamping ASI
(MP-ASI) (sesi 7)
• Pemberian MP-ASI (sesi 8) - 1 - 1
Jumlah 0,5 2 - 2,5
4. Konseling
• Bagaimana Melakukan Konseling 1 - - 1
Bagian I (sesi 4)
• Bagaimana Melakukan Konseling 0,5 1,5 - 2
Bagian II (sesi 10)
Jumlah 1,5 1,5 - 3
5. Pemantauan Pertumbuhan (sesi 9) 0,5 1,5 - 2
6. Praktek Lapangan
• Kunjungan Lapangan I dan Umpan - - 4 4
Balik (sesi 12)
• Kelompok Berorientasi Tindakan, 1 1 - 2
Kelompok Pendukung PMBA dan
Kunjungan Rumah (sesi 13)
• Kunjungan Lapangan II dan Umpan - - 4 4
Balik (sesi 14)
Jumlah 1 1 8 10
7. Gizi dan Kesehatan
• Gizi Ibu (sesi 15) 1 0,5 - 1,5
• Anak Sakit (sesi 16) 1 0,5 - 1,5
Jumlah 2 1 - 3
6
8. Penilaian calon Fasilitator - 14 - 14
• Penilaian setelah pelatihan
• Diskusi harian dan pembahasan alur
setiap sesi
Jumlah B 8 25 8 41
C. MATERI PENUNJANG
1. Membangun Komitmen Belajar
- Perkenalan, harapan dan tujuan (sesi 1) 1 2 - 3
Keterangan :
T : Teori ;
P : Praktik ;
PL : Praktik Lapangan
1 jam pelajaran @ 60 menit
7
aris Besar Program Pembelajaran
: MD.1
: Kebijakan Perbaikan Gizi
: 2 Jpl (T=2 Jpl; P=0 Jpl; PL=0 Jpl)
Pembelajaran Umum (TPU): Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami kebijakan perbaikan gizi
uan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Sub Metode Media dan Alat Referen
(TPK) Pokok Bahasan Bantu
h mengikuti materi ini,
a mampu:
an Pembelajaran khusus Pokok Bahasan dan Sub Metode Media dan Alat Referen
(TPK) Pokok Bahasan Bantu
ah mengikuti materi ini
ta mampu:
njelaskan pentingnya PMBA 1. Pentingnya PMBA • Curah • Modul 1. Strategi G
a. Definisi istilah PMBA pendapat • Flipchart Pemberian
b. Kondisi yang • CTJ • ATK Makanan B
diperlukan bagi anak • Diskusi • Metaplan/ dan Anak
yang bergizi baik dan kelompok Kertas dan WHO)
sehat • Demonstra berwarna 2. SK Menke
c. Data PMBA si • Panduan 450 Tahun
• Bermain diskusi 2004 tenta
njelaskan situasi umum 2. Situasi umum yang peran kelompok Pemberian
g dapat mempengaruhi dapat mempengaruhi • PKL • Panduan Eksklusif 6
BA PMBA demonstrasi bulan bagi
• Skenario di Indones
ngidentifikasi praktik-praktik 3. Identifikasi Praktik PMBA bermain peran 3. PP No. 33
BA yang direkomendasikan yang direkomendasikan tahun 2012
• Panduan/KA
a. Deskripsi arti penting tentang
PKL
menyusui Pemberian
• Gelas tembus
b. Identifikasi praktik- Susu Ibu
pandang 3 bh
praktik menyusui yang Eksklusif
direkomendasikan • Kartu 4. Standar
c. Refleksi waktu dan konseling, anthropom
tempat kegiatan brosur PMBA WHO 2005
konseling menyusui • Food model,
dilakukan bahan
makanan lokal
• Alat dapur dan
mpraktekkan cara menyusui 4. Cara menyusui alat saji
a. Gambaran anatomi sederhana
payudara dan cara • Tabur
produksi ASI gizi/taburia
b. Posisi dan pelekatan • Contoh-contoh
menyusui yang baik makanan yang
c. Cara memerah ASI diperkaya/
difortifikasi
nangani kesulitan 5. Penanganan Kesulitan yang beredar
mberian ASI pemberian ASI di masyarakat
a. Identifikasi kesulitan setempat
pemberian ASI yang • Fasilitator Kit
sering terjadi utk pelatihan
b. Gejala dan PMBA
pencegahan kesulitan (kacang-
pemberian ASI yang kacangan,
sering terjadi potongan
c. Cara penanganan gambar, dll)
kesulitan-kesulitan
dalam pemberian ASI
d. Relaktasi
MODUL PELATIHAN
Disampaikan dalam 1 jam, penyampaian materi di kelas dengan metode sebagai berikut :
Peralatan yang digunakan : Materi Presentasi Power Point, LCD, Flip Chart, Spidol,
Laser Pointer
Disampaikan dalam 1 jam, penyampaian materi di kelas dengan metode sebagai berikut :
Peralatan yang digunakan : Bahan Tayang Power Point, LCD, Flip Chart, Spidol, Laser
Pointer
13
Sesi 3: Situasi umum yang dapat mempengaruhi pemberian makanan bayi dan
anak
Disampaikan dalam 1 jam, penyampaian materi di kelas dengan metode
sebagai berikut :
− Tujuan pembelajaran 1: permainan ikan dan diskusi
Peralatan yang digunakan kartu berbentuk ikan sejumlah ± 16 bh perkelompok,
alat pancing, wadah tempat menaruh kartun ikan.
Sesi 7: Praktik PMBA yang dianjurkan: Pemberian Makanan Pendamping ASI untuk
anak usia 6 – 24 bulan
Disampaikan dalam 1,5 jam, penyampaian materi di kelas dengan metode
sebagai berikut :
− Tujuan pembelajaran 1: diskusi dan peragaan
− Tujuan pembelajaran 2: diskusi
− Tujuan pembelajaran 3: presentasi partisipatif dan peragaan
Peralatan yang digunakan: 3 gelas berisi air (penuh, 1/2 dan 1/3), Materi
peserta 7.1, 7.2, 7.3 dan 7.4, Kartu konseling 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18 dan KK
khusus 3, Booklet pesan utama dan brosur, Paket kartu rekomendasi MP ASI,
Flipchart bertuliskan praktik-praktik pemberian makanan tambahan yang
dianjurkan, Flipchart bertuliskan pengelompokkan bahan makanan, Contoh
kekentalan makanan (bubur encer dan kental), Taburia, kapsul vitamin A dan
tablet besi dan Bahan makanan lokal/food model dari berbagai jenis kelompok
bahan makanan
15
Sesi 10: Bagaimana melakukan konseling: bagian 2
Disampaikan dalam 2 jam, penyampaian materi di kelas dengan metode
sebagai berikut :
− Tujuan pembelajaran 1: diskusi
− Tujuan pembelajaran 2: diskusi dan peragaan
− Tujuan pembelajaran 3: praktik
Peralatan yang digunakan: Materi peserta 10.1, 10.2, 10.3, Kartu konseling,
booklet pesan utama dan brosur, Contoh kasus, Flipchart bertuliskan
keterampilan membangun kepercayaan diri dan memberi dukungan, Flipchart
bertuliskan 3 langkah konseling PMBA, Lembar penilaian dan pengamatan
sebanyak peserta dan Boneka
Sesi 11: Kesulitan menyusui: gejala, pencegahan, apa yang harus dilakukan
Disampaikan dalam 1,5 jam, penyampaian materi di kelas dengan metode
sebagai berikut :
− Tujuan pembelajaran 1: diskusi
− Tujuan pembelajaran 2: kerja kelompok
− Tujuan pembelajaran 3: kerja kelompok
− Tujuan pembelajaran 4: diskusi interaktif
Peralatan yang digunakan: Foto payudara bengkak, puting retak atau lecet,
payudara tersumbat/mastitis dan ilustrasi ASI tidak cukup, Materi peserta 11.1
dan 11.2, Brosur, Flipchart bertuliskan kesulitan menyusui yang sering ditemui
(payudara bengkak, puting retak atau lecet, payudara tersumbat/mastitis dan
ilustrasi ASI tidak cukup) dan spidol dan selotip
16
Sesi 14: Praktik Lapangan II dan umpan balik
Disampaikan dalam 4 jam, penyampaian materi di kelas dan lapangan dengan
metode sebagai berikut :
− Tujuan pembelajaran 1: latihan
− Tujuan pembelajaran 2: umpan balik
Peralatan yang digunakan: Materi peserta 13.3, 13.4 dan 14.1, Kelompok
berorientasi tindakan: Aparat pemerintahan desa, Tokoh Agama, Tokoh
Masyarakat, TP PKK, kader, Ibu hamil, ibu menyusui, ibu yang mempunyai
anak baduta, nenek, kakek, mertua dan pengasuh, Kelompok Pendukung: Ibu
hamil, ibu menyusui dan ibu yang mempunyai baduta dan bahan kontak
17
C. Materi Penunjang
Sesi 1 Perkenalan, Harapan dan Tujuan serta Membangun Komitmen Belajar (BLC)
Disampaikan dalam 3 jam, penyampaian materi di dalam kelas dengan metode sebagai
berikut :
− Tujuan pembelajaran 1: permainan menjodohkan
− Tujuan pembelajaran 2: presentasi interaktif
− Tujuan pembelajaran 3: pre tes tidak tertulis
− Tujuan pembelajaran 4: kerja kelompok @ 3 orang
− Tujuan pembelajaran 5: diskusi interaktif
Peralatan yang digunakan: Potongan gambar kartu konseling sejumlah peserta, Kertas
warna, dua warna, Soal pretes dan grafik, Kartu konseling, booklet pesan utama, brosur,
Flipchart dengan gambar pohon & buah harapan dan kekhawatiran, Flipchart bertuliskan
tujuan pelatihan, Buku panduan peserta dan Flipchart bergambar mood meter
Disampaikan dalam 2 jam, penyampaian materi di dalam kelas dengan metode sebagai
berikut :
− Tujuan pembelajaran 1: kerja kelompok
Peralatan yang digunakan: Materi peserta 18.1, Kartu Konseling 19, flipchart, spidol dan
selotip
18
BAB III
PRINSIP UMUM PELATIHAN
MoT pada dasarnya adalah fasilitator yang telah menyelesaikan beberapa tugas
yang diperlukan untuk menjadi MoT. Keputusan apakah fasilitator telah
menyelesaikan semua tugas yang diperlukan harus disetujui oleh tim MoT.
19
B. Komponen Fasilitator/Master Trainer (MT)
Fasilitator/MT harus hadir dan memfasilitasi pelatihan bagi bidan desa dan kader
posyandu .
a) Pelatihan TOT akan dilakukan pada petugas propinsi dan kabupaten, yang akan
difaslitasi oleh MoT Nasional. Peserta akan menjadi fasilitator pelatihan PMBA.
b) Fasilitator PMBA dari propinsi dan kabupaten akan melatih petugas puskesmas,
sebagai fasiliatator PMBA
c) Fasilitator puskesmas akan melatih PMBA bagi kader dan Bidan di desa.
20
1. Kriteria Peserta
Peserta pelatihan Pelatih Konseling PMBA dari provinsi dan kabupaten harus tenaga
kesehatan (dokter, tenaga pelaksana gizi/TPG, bidan atau perawat) yang telah
mengikuti pelatihan konseling menyusui/ konseling MP-ASI/pemantauan
Pertumbuhan. Pelatihan ini berbasis kompetensi dalam melatih calon pelatih.
Keberhasilan pelatihan calon pelatih PMBA ditentukan oleh adanya peserta yang
berminat dan mempunyai komitmen serta bersedia mengikuti pelatihan.
Syarat lain menjadi peserta pelatihan pelatih konseling PMBA selain tenaga kesehatan
adalah:
a. Ditugaskan oleh pimpinan dari tempat bekerjanya
b. Berminat dan memiliki motivasi yang tinggi terhadap pencapaian keberhasilan
PMBA dan percaya bahwa PMBA yang baik dan benar itu sangat penting
c. Bersedia menjadi pelatih pelatihan konseling PMBA, memiliki pengalaman dan
keterampilan sebagai konselor menyusui/MP-ASI/pemantauan pertumbuhan.
d. Memiliki komitmen untuk membantu tenaga kesehatan, kader, ibu/pengasuh
tentang PMBA.
e. Memiliki kemauan dan selalu hadir selama pelatihan (Tingkat Kehadiran 100%).
f. Memperhatikan kesetaraan gender
3. Jumlah Peserta
Jumlah peserta pelatihan pelatih pada setiap kelas adalah maksimal 14 orang, dengan
Rasio Fasilitator Terhadap Peserta adalah 1:4, rincian peserta sebagai berikut :
4. Kewajiban Peserta
a. Mentaati ketentuan dan tata tertib pelatihan
b. Aktif mengikuti semua sesi modul pelatihan, termasuk praktik kunjungan lapangan
c. Menyelesaikan tugas-tugas pelatihan yang diberikan oleh fasilitator, baik di kelas
maupun di tempat praktik kunjungan lapangan selama pelatihan berlangsung
d. Memberikan umpan balik dengan mengisi formulir evaluasi harian
5. Hak Peserta
a. Memperoleh akomodasi dan konsumsi yang memadai
b. Memperoleh buku panduan fasilitator, buku panduan peserta, Kartu Konseling,
brosur dan booklet
c. Memperoleh sertifikat telah mengikuti pelatihan pelatih konseling PMBA
21
d. Memperoleh biaya transportasi sesuai ketentuan yang berlaku
6. Prinsip-prinsip Pelatihan
Proses pembelajaran dalam pelatihan ini menggunakan prinsip pembelajaran orang
dewasa yang menempatkan peserta sebagai orang yang memiliki pengetahuan,
pengalaman, keterampilan dalam melaksanakan Konseling ASI/MP-ASI/Pemantauan
pertumbuhan. Pengalaman dan potensi yang ada pada peserta adalah aset yang
harus digali dalam proses pembelajaran. Pelatihan ini berbasis kompetensi yang
memungkinkan peserta untuk mengembangkan keterampilan langkah demi langkah
dalam memperoleh kompetensi yang diharapkan dalam pelatihan. Setelah mengikuti
pelatihan peserta diharapkan mampu melaksanakan tugas sebagai pelatih konseling
PMBA.
1. Kriteria Peserta
Peserta pelatihan harus kader posyandu dan bidan desa. Pelatihan konseling PMBA
ditentukan oleh peserta yang berminat dan bersedia melaksanakan pelatihan.
Dalam proses pemilihan kader yang pertama dipastikan adalah persyaratan menjadi
peserta tertulis dalam surat undangan untuk pelatihan. Kemudian kepala desa
bersama dengan kader dan bidan desa dan/atau tenaga pelaksana gizi/TPG dari
22
Puskesmas (staf puskesmas) mengadakan diskusi untuk memilih kader yang akan
mengikuti pelatihan. Mereka mencalonkan calon peserta pelatihan dari masing-masing
desa terdiri dari 2 (dua) orang yaitu kader Posyandu yang juga merupakan kader
PNPM Generasi Sehat Cerdas. Setelah semua setuju dengan kader terpilih, Kepala
desa akan menugaskan kader untuk mengikuti pelatihan.
3. Kewajiban Peserta
a. Mentaati ketentuan dan tata tertib pelatihan
b. Aktif mengikuti semua sesi modul pelatihan, termasuk praktik kunjungan lapangan
c. Menyelesaikan tugas-tugas pelatihan yang diberikan oleh fasilitator, baik di kelas
maupun di tempat praktik kunjungan lapangan selama pelatihan berlangsung
d. Memberikan umpan balik dengan mengisi mood meter harian
4. Hak Peserta
a. Memperoleh akomodasi dan konsumsi sesuai ketentuan yang berlaku
b. Memperoleh buku panduan peserta
c. Memperoleh sertifikat telah mengikuti pelatihan konseling PMBA
d. Memperoleh biaya transportasi sesuai ketentuan yang berlaku
5. Prinsip-prinsip Pelatihan
Proses pembelajaran dalam pelatihan ini menggunakan prinsip pembelajaran orang
dewasa yang menempatkan peserta sebagai orang yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman dalam pemberian ASI, MP-ASI dan Pemantauan pertumbuhan.
Pengalaman dan potensi yang ada pada peserta adalah aset yang harus digali dalam
proses pembelajaran. Pelatihan ini berbasis kompetensi yang memungkinkan peserta
untuk mengembangkan keterampilan langkah demi langkah dalam memperoleh
kompetensi yang diharapkan dalam pelatihan. Setelah mengikuti pelatihan peserta
diharapkan mampu melaksanakan Konseling PMBA.
2. Hak panitia:
a. Memperoleh akomodasi dan konsumsi sesuai ketentuan yang berlaku.
b. Memperoleh honorarium sesuai ketentuan yang berlaku
c. Memperoleh biaya transportasi sesuai ketentuan yang berlaku
d. Memperoleh surat keputusan (SK) sebagai panitia
24
BAB IV
PROSES PELATIHAN
Untuk setiap angkatan pelatihan, terdapat 2 kegiatan pokok yang harus dilakukan dengan
baik, yaitu kegiatan persiapan dan pelaksanaan.
A.Persiapan Pelatihan
1. Penetapan waktu
a. Jadwal pelatihan hendaknya ditetapkan 1 (satu) bulan sebelum pelaksanaan
pelatihan
b. Waktu untuk pelatihan pelatih konseling PMBA selama 6 hari efektif (48 jam).
c. Waktu pelatihan konseling PMBA selama 3 atau 6 hari efektif (24 jam).
2. Tempat Pelatihan
a. Tempat pelatihan pelatih (TOT) PMBA dapat dilakukan di Ibu Kota Provinsi atau Ibu
Kota Kabupaten
b. Tempat pelatihan konseling PMBA diupayakan dekat dengan lokasi tempat tugas
peserta atau lokasi tempat tinggal kader dan lokasi praktik lapangan
c. Pelatihan diselenggarakan di dalam ruang/kelas
d. Praktik kunjungan lapangan dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan
(puskesmas dan posyandu) atau dengan mendatangkan responden ke lokasi
pelatihan
e. Praktik menyiapkan MP-ASI dilakukan di tempat pelatihan
4. Penetapan Fasilitator/Pelatih
a. Fasilitator yang akan terlibat dalam pelatihan ditetapkan sejak jadwal pelatihan
disusun
b. Undangan permintaan untuk fasilitator dikirim ke Direktur Bina Gizi, Kementerian
Kesehatan RI atau instansi terkait lainnya, paling lambat 2 minggu sebelum
pelaksanaan pelatihan.
c. Fasilitator yang sudah ditentukan dan berhalangan, fasilitator wajib melaporkan ke
panitia minimal 4 hari sebelum pelaksanaan.
9. Penyiapan Sertifikat
Proses permintaan ke Pusdiklat/Dinas Kesehatan Propinsi dengan mengajukan
permohonan akreditasi dan blangko sertifikat minimal 1 bulan sebelum pelaksanaan
pelatihan dengan melampirkan:
a. Surat Tugas yang berisi nama-nama peserta dari pimpinan penyelenggara
pelatihan
b. Kerangka acuan
c. Kurikulum pelatihan
d. Jadwal pelatihan
e. Daftar fasilitator termasuk MoT
f. Daftar Panitia (SK Panitia)
g. Form evaluasi pelatihan
h. Biodata calon peserta (dapat disusulkan)
i. Pasfoto berwarna ukuran 4x6 (2 lembar)
26
B.Pelaksanaan pada Pelatihan Pelatih Konseling PMBA
1. Pembukaan
Pelatihan diupayakan dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan setempat/yang mewakili,
dihadiri oleh undangan terkait, termasuk Pimpinan/kepala unit lokasi praktik lapangan.
2. Proses Pembelajaran
a. Kontrak Belajar dilakukan di awal pelatihan
b. Peserta diminta untuk mengungkapkan harapan yang ingin dicapai selama
mengikuti pelatihan dan kekhawatiran terhadap hal-hal yang akan ditemui selama
pelatihan secara tertulis.
c. Proses pelatihan dikelola secara tim.
d. Setiap hari di akhir proses pembelajaran, fasilitator mengadakan pertemuan untuk
mengevaluasi proses pembelajaran dan peserta mengisi mood meter (evaluasi
harian).
e. Menjaga dinamika kelas dengan melakukan penyegaran suasana melalui
permainan dan lain-lain
f. Proses pembelajaran dilakukan dalam beberapa cara yaitu:
1) Kelas pleno (seluruh peserta), metode yang digunakan adalah ceramah dan
tanya jawab, simulasi, diskusi kelompok.
2) Kelompok sedang, metode yang digunakan adalah diskusi, presentasi interaktif,
permainan, kerja kelompok, demonstrasi, bermain peran
3) Kelompok kecil terdiri dari 2 (dua) orang, metode yang digunakan adalah, praktik
konseling dan cara memfasilitasi. Praktik lapangan termasuk dalam kelompok ini.
D. Pelaporan
a. Pendahuluan
b. Tempat dan Waktu Pelatihan
Tempat pelatihan disebutkan dimana (misalnya : ruangan puskesmas atau ruang
pertemuan desa… dll), tanggal dimulainya pelatihan dan pelatihan diahiri pada
tanggal.
c. Jumlah Peserta; Jumlah peserta pelatihan dan disampaikan apabila ada peserta
yang tidak dapat mengikuti pelatihan sampai akhir dengan disebutkan alasannya.
d. Asal Peserta (dilengkapi dengan daftar terlampir)
Provinsi:
Kabupaten:
No Nama Jenis Asal Desa Kecamatan Sesi Yang
Peserta Kelamin Diselesaikan
1
2
3
dst
e. Evaluasi peserta
Evaluasi berupa nilai pre-test dan post-test seluruh peserta (dapat berupa grafik) serta
nilai score masing masing peserta (format terlampir)
Contoh format eavaluasi individu
Provinsi:
Kabupaten:
Kecamatan:
Desa:
No Nama Peserta Score Score
pre-test post-test
1
2
3
dst
28
BAB V
Jaminan mutu pelatihan memegang peran yang penting untuk memastikan materi yang
dibahas selama pelatihan disampaikan kepada peserta pelatihan untuk meningkatan
pengetahuan, meningkatkan keterampilan sesuai dengan bahasan. Untuk memastikan
kualitas pelatihan sesuai dengan modul dan memenuhi standar, beberapa kegiatan yang
perlu dilakukan antara lain :
1. Pengembangan Modul
• Modul dikembangkan dengan melibatkan para pakar PMBA dan Kementerian
Kesehatan.
• Modul pelatihan telah diujicobakan atau diuji di lapangan termasuk, flash card/kartu
PMBA, brosur sebagai bagian dari paket modul pelatihan.
• Modul pelatihan terakreditasi
2. Pelaksanaan Pelatihan :
• Mengembangkan kriteria spesifik untuk peserta pelatihan
• Setiap ToT akan difasilitasi oleh Master training
• Melakukan pre dan post test bagi peserta sebelum dan setelah pelatihan
• Proses pelatihan (isi/materi, metode dan fasilitasi) dilakukan penilaian oleh peserta
menggunakan formulir proses pelatihan.
• Pemilihan peserta TOT calon fasilitator berdasarkan hasil penilaian selama pelatihan
TOT dan OJT. Rapor peserta disiapkan oleh fasilitator
• Fasilitator hendaknya menyiapkan seluruh dokumen termasuk ringkasan pre dan
post, rapor individu peserta, dan rekapitulasinya
B. Tindak Lanjut :
Lokakarya berkala untuk mengevaluasi dan perencanaan pelatihan PMBA setiap enam (6)
bulan. Workshop ini akan dihadiri oleh MT/fasilitator, dan perwakilan panitia. Workshop ini
akan membahas pengalaman Dinas Kesehatan Propinsi atau Dinas Kesehatan Kabupaten
dalam melaksanakan pelatihan. Isu yang diangkat dalam workshop juga akan dibahas
untuk meningkatkan kualitas pelatihan serta rencana untuk pelatihan berikutnya.
29
BAB VI
PENUTUP
Konselor PMBA diharapkan dapat membantu para ibu agar dapat memberikan PMBA sejak
bayinya berusia 0-24 bulan. Konselor PMBA yang terampil dihasilkan dari suatu proses
pelatihan yang sesuai standar. Daerah atau institusi yang menyelengarakan pelatihan
pelatih konseling PMBA dan pelatihan konseling PMBA, menggunakan panduan
penyelenggaraan yang disusun oleh Direktorat Bina Gizi, dalam rangka menjaga kualitas
pelatihan agar tetap sesuai standar.
Penyusun panduan ini sangat mengharapkan agar para penyelenggara pelatihan konseling
PMBA dapat dengan tertib mengikuti seluruh isi panduan. Mudah-mudahan dengan
mengikuti panduan penyelenggaraan pelatihan konseling PMBA ini dapat dihasilkan
konselor PMBA yang berkualitas.
30
LAMPIRAN :
Evaluasi
1. Pre-test dilakukan pada awal pelatihan untuk mengetahui tingkat pengeahuan
peserta sebelum dilakukan pelatihan.
31
1. FORM PRE TEST
Catatan :
Fasilitator membuat grafik hasil pre-test
32
2. CEK LIST UNTUK KETERAMPILAN MELATIH
Gerakan:
Menghadap peserta – jangan menghadap ke papan tulis atau layar ketika sedang berbicara
Buat kontak mata dengan semua peserta si seluruh penjuru
Gunakan bahasa tubuh dan ekspresi wajah alami – (hindari mengulang – ulang suatu
gerakan)
Cara Bicara/Suara:
Pelan dan jelas, dan cukup keras agar bisa didengar oleh semua orang
Alami dan hidup – bervariasi
Interaksi:
Usahakan untuk berinteraksi dengan semua peserta – gunakan nama panggilan yang
sesuai
Libatkan semua peserta – termasuk yang pendiam – kontrol peserta yang banyak bicara
Hindari diskusi yang menyimpang atau mengalihkan dari topik – membingungkan – bila
perlu ditunda dulu pembicaraan tersebut
Usahakan untuk memberi respon yang memuaskan terhadap semua pertanyaan dari
peserta.
Penggunaan Materi:
Siapkan secara seksama materi yang akan dibawakan – siapkan peralatan yang dibutuhkan
Siapkan orang yang membantu anda (contoh untuk bermain peran) sebelum sesi –
berlatihlah jika memungkinkan
Ikuti buku Petunjuk yang ada tetapi berbicaralah dengan bahasa sendiri
Ikuti rencana sesi secara akurat dan lengkap – gunakan Petunjuk Pelatih/Fasilitator
Tekankan pada hal-hal yang penting – jangan biarkan hal-hal penting terabaikan
Penyampaian materi dilakukan dengan cara menggali informasi lebih banyak dari peserta
Hindarkan membicarakan terlalu banyak hal diluar materi
kecuali memang berguna
33
Manajemen Waktu:
Jangan terlalu cepat atau terlalu lambat, usahakan untuk tidak terlalu lama dengan bagian
pertama
Jangan sampai kehabisan waktu diantara waktu sesi
Hindari pengulangan jika tidak perlu
34
3. EVALUASI MATERI/MODUL PELATIHAN
Tuliskan tanda ceklist, dan beri komentar pada kolom manfaat dari pelatihan
konseling PMBA dibawah ini:
35
4. EVALUASI PROSES BELAJAR MENGAJAR
Hari : ……………………………………………
Tanggal : ……………………………………………
Topik : …………………………………………....
Pelatih/Fasilitator : …………………………………………....
Isilah angka penilaian Saudara dengan jujur, serahkan kepada penyelenggara dan tidak
perlu mencantumkan nama.
Keterangan :
90 – 100 : dengan pujian
85 – 89.99 : sangat memuaskan
80 – 84.99 : memuaskan
75 – 79.99 : baik sekali
70 – 74.99 : baik
65 – 69.99 : cukup
< 65 : kurang
36
5. FORM POST TEST
Catatan :
Fasilitator membuat grafik hasil pre-test
37
6. EVALUASI PENYELENGGARAAN PELATIHAN
Petunjuk Pengisian:
1) Baca setiap pertanyaan dengan cermat
A. Kurang sekali
B. Kurang
C. Cukup
D. Baik
E. Baik sekali
A. Fasilitator :
38
Agar kita dapat meningkatkan mutu pelatihan dimasa mendatang mohon mengisi
kuesioner dibawah ini :
2. Menurut saudara, apakah ada bagian dari pelatihan ini yang sulit.
3. Untuk setiap kegiatan tertulis dibawah ini buatlah tanda centang pada jawaban
didalam kotak yang menurut saudara waktu yang digunakan tersebut terlalu
singkat, cukup atau terlalu lama.
39
B. Materi Pelatihan
No Materi Penilaian
Apakah materi yang diberikan sesuai dengan
1. A B C D E
kebutuhan Saudara ?
2. Apakah materi pelatihan dapat Saudara manfaatkan ? A B C D E
Apakah materi yang diberikan bermanfaat dalam
3. meningkatkan pengetahuan dan keterampilan A B C D E
Saudara mengenai PMBA ?
4. Apakah waktu yang disediakan telah sesuai ? A B C D E
Tulislah saran-saran Saudara dibawah ini yang berkaitan dengan materi pelatihan
baik yang telah Saudara pahami maupun yang kurang dipahami.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------
40
PANDUAN PRAKTIK KUNJUNGAN LAPANGAN
PELATIHAN KONSELING PMBA
A. Pendahuluan
Salah satu materi dalam pelatihan pelatih konseling PMBA dan pelatihan
konseling PMBA adalah praktik kunjungan lapangan untuk melaksanakan
konseling PMBA pada pengasuh dan mempraktikan kelompok berorientasi
tindakan serta kelompok pendukung PMBA. Melakukan praktik kunjungan
lapangan di Masyarakat dan Posyandu merupakan salah satu persyaratan yang
harus dikerjakan oleh peserta, untuk mempraktikkan sesi-sesi dalam modul yang
telah didapat di kelas.
B. Tujuan
Tujuan Umum:
Tersedianya tenaga Pelatih Konseling PMBA dan Konselor PMBA, yang dapat
melaksanakan pelatihan Konseling PMBA dan memberikan konseling PMBA
kepada ibu/pengasuh.
Tujuan Khusus:
1. Mempraktikkan konseling PMBA dengan benar
41
• Praktik Konseling PMBA, peserta dibagi dalam kelompok kecil (3-4
orang) didampingi 1 orang fasilitator (rasio fasilitator terhadap peserta
yaitu 1:4).
D. Proses
Sebelum praktik dimulai, penyelenggara pelatihan bersama dengan Fasilitator
menyiapkan tempat praktik di Posyandu atau lapangan, hal-hal yang disiapkan
antara lain :
a. Surat permintaan untuk praktik dikirim 2 minggu sebelum pelaksanaan
praktik
b. Di lokasi praktik lapangan II sebaiknya tersedia 1 ruangan besar dan
beberapa ruang lebih kecil.
c. Pengecekan lokasi praktik minimal 1 minggu sebelum pelaksanaan praktik.
Segera atasi masalah apabila lokasi praktik tidak memenuhi persyaratan.
d. Menyiapkan sarana transportasi untuk mengangkut peserta dari tempat
pelatihan ke lokasi praktik.
• Sasaran praktik kunjungan lapangan 1 (satu) adalah pasangan
Ibu/pengasuh dan bayi/anak usia 0 – 24 bulan sebanyak peserta
pelatihan.
• Sasaran praktik kunjungan lapangan 2 (dua) untuk kelompok berorientasi
tindakan adalah, aparat pemerintah di tingkat kelurahan/desa, tokoh
masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, RW, RT, TP-PKK, kader, ibu
hami, dan ibu baduta sebanyak minimal 10 orang dan untuk kelompok
pendukung PMBA adalah, ibu yang mempunyai baduta dan ibu hamil
sebanyak 6-10 orang.
42
1. Praktik Kunjungan Lapangan I:
Tujuannya:
• Mempraktikkan 3 langkah konseling PMBA
• Mempraktikkan keterampilan mendengarkan dan mempelajari serta
membangun percaya diri dan memberi dukungan
• Mempraktikkan menggunakan Formulir PMBA dengan ibu/pengasuh di
Posyandu atau lapangan.
• Mendapatkan gambaran Informasi tentang praktik PMBA
Waktu: 4 jam
Peserta dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 2 orang dengan dibimbing
oleh fasilitator senior.
Tujuannya:
• mampu memfasilitasi Kelompok Berorientasi Tindakan dengan
menggunakan langkah : mengamati, memikirkan, mencoba dan melakukan
• Mampu memfasilitasi kelompok pendukung PMBA yang terdiri dari
Ibu/Ayah/Pengasuh membantu mereka untuk saling mendukung dalam
praktik PMBA
Waktu: 4 jam
Peserta dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang dengan dibimbing
oleh fasilitator senior.
43
Peralatan yang perlu dibawa, antara lain:
- 1 set kartu konseling
- Materi peserta 13.1, 13.2, 13.3 dan 13.4
- Boneka dan model payudara
- Flipchart dan spidol
44
JADWAL TOT KONSELING PMBA BAGI PETUGAS KESEHATAN
45
HARI Kegiatan WAKTU
Feedback dan Review sesi 12 1 jam
Sesi 13. Kelompok Berorientasi Tindakan, Kelompok 2 jam
Pendukung PMBA dan Kunjungan Rumah
Persiapan (Demonstrasi) ke Lapangan sesi 14 1 jam
Sesi 16. Kapan membawa anak sakit ke fasilitas kesehatan 1 jam
Feedback dan Review sesi 16 1 jam
Hari VI
Refleksi Hari V 30 menit
Sesi 14. Kunjungan Lapangan. Penilaian PMBA, Kelompok 2,5 jam
Berorientasi Tindakan dan Kelompok Pendukung PMBA
Feedback dan Review sesi 14 1 jam
Sesi 20. Postest, Pohon Harapan 1 jam
Sesi 18. RTL 2 jam
TOTAL 50 Jam
46
JADWAL PELATIHAN KONSELING PMBA BAGI KADER
47
WAKTU KEGIATAN TOOLS FASILITATOR
Hari V
08.00-10.00 Sesi 10 : Bagaimana melakukan konseling Flipchart,
(2) Spidol, boneka
10.00-10.15 Istirahat
10.15-12.30 Sesi 12 : Praktek Lapangan : Praktek
Konseling
Hari ke VI
08.00-08.30 Post test
08.30-09.30 RTL (Rencana Tindak Lanjut)
09.30-10.00 Diskusi Pohon Harapan
10.00 Penutupan
selesai
48
Formulir Check List Hal-hal yang harus disiapkan oleh panitia
Selesai
No Bahan/alat yang harus Jumlah /sudah Belum Keterangan
di siapkan tersedia
A Modul
1 Materi peserta
2 Booklet pesan utama
3 KMS anak laki laki
4 KMS anak perempuan
5 Kartu lembar balik
konseling untuk kader
6 Leaflet 3 macam
7 Materi fasilitator
8 Alat bantu pelatihan
B ATK
1 Spidol besar
2 Kertas flichart
3 Gunting
4 Selotif kertas sedang
5 Hekter
6 Karton manila Hrpn & hawatir
7 Poster KMS
8 3 gelas jernih (dengan
ukuran identik).
9 Cangkir lokal (contoh,
termasuk yang ukuran
250 ml)
10 Berbagai tipe makanan
setempat
11 Studi kasus konseling
C Bahan Praktik
1 Boneka
2 Kaos kaki
3 Handuk
4 Kapas/dakron
5 Gelas ukur
6 Karet gelang
7 Kacang
49
8 Bahan makanan
9 Makan matang
10 Bahan kontak balita
11 Contoh Taburia
12 Vitamin A
13 Saringan
14 Mangkuk dan alat-alat/
sendok
15 3 gelas jernih (dengan
ukuran identik).
16 Cangkir lokal (contoh,
termasuk yang ukuran
250 ml)
17 Berbagai tipe makanan
setempat
18 Studi kasus konseling
19 Properti setiap sesi 16 sesi
D Lain-Lain
1 Undangan peserta
2 Ruang pelatihan
3 Tikar/alas
Provinsi:
Kabupaten:
No Nama Jenis Desa Kecamatan Sesi Yang
Peserta Kelamin Asal Diselesaikan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
50
FORM EVALUASI INDIVIDU
Propinsi:
Kabupaten:
Kecamatan:
Desa:
No Nama Peserta Score Pre test Score Post test
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
51