Anda di halaman 1dari 20

BAHAN AJAR

ETIKA DALAM PENDAMPINGAN SOSIAL

1. DESKRIPSI SINGKAT :
Mata ajar ini berisi tentang bagaimana seharusnya seorang
Pendamping Kementerian Sosial melaksanakan Tugas
pendampingannya dengan benar melalui terlaksananya pekerjaan
adminitrasi yang benar, menunjukkan karakter Pendamping yang
beretika dan berintegritas serta memiliki keterampilan sebagai
fasilitator yang handal.

2. TUJUAN PEMBELAJARAN:

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat menjalankan


tugas pendampingannya dengan beretika

3. INDIKATOR KEBERHASILAN :

1. Peserta dapat melaksanakan tugas sebagai pendamping


Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan dengan
menunjukkan karakter berintegritas
2. Peserta dapat melaksanakan tugas administratif sebagai
Pendamping Kementerian Sosial dengan benar
3. Peserta mampu mejalankan peran sebagai Fasilitator dalam
setiap kegiatan Pertemuan Peningkatan Kapasitas Keluarga (
P2 K2 ) dengan benar.

4. MATERI PEMBELAJARAN

PENDAMPING BERETIKA

Pendamping Kementerian Sosial sangat berperan penting dalam


menyukseskan terwujudnya keberhasilan Program Keluarga
Harapan. Keberhasilan itu hanya akan didapat jika Pendamping
mampu menunjukkan kinerja yang diatas rata – rata artinya
pendamping dalam proses pendampingannya tidak semata-mata
terfokus pada kegiatan penyelesaian kewajiban administrasi saja,
namun Pendamping juga berperan sebagai seorang fasilitator dan
motivator.

Kegiatan penyelesaian administrasi sebagai pendamping memang


tidak mudah, pendamping harus mampu menyelesaikan tugas
validasi data,pelaporan,koordinasi, dan berbagai kegiatan lainnya
yang bersifat administratif dengan benar dan tepat waktu.

Saat ini pendamping tidak hanya mengutamakan melihat komitmen


KPM terhadap kewajibannya seperti komitmennya terhadap
kehadiran atau memanfaatkan fasilitas pendidikan dan kesehatan.
Pendamping harus mampu memberi pemahaman tentang
pentingnya kesehatan dan pendidikan, agar anak–anak KPM
terlepas dari jerat kemiskinan.

PKH dalam implementasinya memerlukan tenaga – tenaga


pendamping yang handal mengingat pendampingan yang harus
mereka lakukan bukan lagi hanya terkait bagaimana meningkatkan
mutu kesehatan dan pendidikan para penerima manfaat. KPM saat
ini juga dibekali dengan pengetahuan tentang pengasuhan /
perlindungan anak, pengelolaan ekonomi keluarga, perawatan
lansia dan disabilitas berat. Selain itu, penerima manfaat PKH pun
sekarang semakin diperluas jangkauannya, dan sebagai
konsekuensinya tenaga pendamping harus ditambah dan
ditingkatkan kapasitasnya.

Upaya peningkatan kualitas SDM Bangsa Indonesia sedang dilakukan


secara “all out” bukan saja cakupannya yang ditambah seiring dengan
semakin meningkatnya jumlah” Keluarga Miskin”,pendidikan terhadap
mereka juga harus ditingkatkan sebagai mana yang dinyata dalam
tujuan Pemerintah saat ini yakni : “pendidikan harus diarahkan untuk
membantu membangun identitas bangsa Indonesia yang berbudaya
dan beradab, yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral agama yang
hidup Indonesia.Akses ke pendidikan dan layanan kesehatan
masyarakat yang terprogram, terarah dan tepat sasaran oleh negara
dapat membantu membangun kepribadian sosial dan
budaya Indonesia”.

Selanjutnya Menteri Sosial RI Khofifah menerangkan, ada beberapa


poin Nawacita yang secara spesifik menjadi tugasnya, di antaranya
adalah kebhinekaan, perlindungan sosial yang komprehensif, dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Dengan memperhatikan tanggung jawab Negara dalam melindungi


warganya, maka peran Pendamping Kementerian Sosial sangat
strategis sifatnya, karena merekalah yang diharapkan akan mampu
mengentaskan keluarga miskin. PKH dirancang bukan hanya untuk
mengentaskan kemiskinan namun jauh lebih luas lagi yakni,
diharapkan Bangsa ini mampu menjadi Bangsa yang berkarakter.
Kecuali dari itu, Pendamping harus memiliki kemampuan toleransi
yang tinggi, beretika dan berintegritas.
Tugas dan tanggung jawab Pendamping Kementerian Sosial tidaklah
ringan mengingat penerima manfaat adalah bukan saja mereka yang
disebut golongan keluarga miskin namun juga kebanyakan keluarga
itu berlatar pendidikan yang rendah bahkan tidak sedikit yang buta
huruf. Merubah pola pikir dan pola tidak keluarga miskin ini bukan
perkara gampang.Pendamping harus mampu bukan hanya menjadi
seorang guru,namun juga sebagai seorang motivator dan
dinamisator.Oleh karena itu dalam pelaksanaan tugas
pendampingannya pendamping harus memiliki keterampilan sebagai
fasilitator.

Ketokohan atau panutan masih menjadi andalan bagi Bangsa ini,


dengan demikian Pendamping Kementerian Sosial mau atau tidak mau
mereka harus menjadi panutan alias contoh perilaku khususnya bagi
KPM.Negara dihadirkan dalam bentuk personal yang mampu menjadi
teladan bagi perubahan khususnya merubah pandangan KPM tentang
makna kehidupan.Ketokohan dalam hal ini diunjukkan dalam bentuk
perilaku yang beretika serta adanya keselarasan antara ucapan dengan
tindakan.

ETIKA

Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan
tentang hak dan kewajiban moral (akhlaq); kumpulan asas atau nilai
yang berkenaan dengan akhlaq; nilai mengenai nilai benar dan salah,
yang dianut suatu golongan atau masyarakat. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1989). Etika dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma
moral yang menjadi pegangan bagi seorang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya.arti ini dapat juga disebut sistem nilai dalam
hidup manusia perseorangan atau hidup bermasyarakat.

Berdasarkan makna etika tersebut pendamping diharapkan menunjukkan


dirinya sebagai contoh perilaku yang patut diteladani. Oleh karena
itu,dalam menjalankan perannya, pendamping dituntut menjadi sosok
sempurna yang bisa diandalkan untuk menjadi contoh panutan dan
memiliki integritas tinggi dalam mengentaskan kemiskinan di wilayah
kerjanya

HAL HAL YANG DIPERHATIKAN

1. Pendamping harus mampu memahami program pengentasan


kemiskinan Nasional dan lokal dan pentingnya memahami dampak
ekonomi global terhadap pembangunan Nasional.
2. Sosialisasi program pengentasan kermiskinan melalui PKH perlu
dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan seperti lembaga
pendidikan,kesehatan dan pihak terkait lainnya sehingga tidak lagi ada
anggapan bahwa PKH merupakan Program Unggulan Kementerian
Sosial semata.
3. Koordinasi secara internal dan eksternal terkait dengan kelancaran
tugas dan tanggung jawab yang diselaraskan dengan tujuan
pembangunan Nasional sehingga tidak ada lagi egosektoral.
4. Keragaman budaya perlu mendapat perhatian khusus mengingat
keanekaragaman Bangsa Indonesia agar tidak terjadi miskomunikasi
atau salah persepsi

Selain permasalahan di atas, tantangan yang dihadapi pendamping


terletak pada program peningkatan kapasitas yang terbatas, sehingga
pendamping harus belajar menghadapi persoalannya melaksanakan
tugas keseharian (learning by doing).

Pendamping harus mampu menyiasati situasi lewat manajemen


pengetahuan yang dikelola secara mandiri maupun partisipatif:
mengumpulkan fakta, melakukan kategorisasi realitas dan menjadikan
pengetahuan tersebut sebagai pengetahuan kolektif. Secara bersama,
pengetahuan ini kemudian dibagikan kepada rekan kerja dalam ruang
lingkup kegiatannya untuk kemudian dituangkan dalam bentuk laporan
sehingga dapat digunakan oleh pemangku kebijakan dan manajemen
dalam membuat keputusan.

Pendampingan sosial adalah proses interaksi dalam bentuk ikatan social


antara pendamping dengan Keluarga Penerima Manfaat dalam upaya
mengubah sikap dan perilakunya, agar mereka mampu mandiri dalam
mengatasi permasalahan yang dihadapi dan pengembangan kehidupan
yang lebih baik.

Dalam etika, integritas diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran dari


tindakan seseorang.Lawan dari integritas adalah hipocrisy (hipokrit atau
munafik. Seorang dikatakan“ berintegritas”apabila tindakannya sesuai
dengan nilai , keyakinan, dan prinsip yang dipegangnya (Wikipedia).Ciri
seorang yang berintegritas ditandai oleh satunya kata dan perbuatan
bukan seorang yang kata-katanya tidak dapat dipegang.

Gambaran sederhana seorang Pendamping Kementerian Sosial yang


beretika adalah sebagai berikut :

 Mampu memahami kapasitas diri dan orang lain serta selalu


belajar
 Bertanggung jawab dengan menunjukkan kinerja yang tinggi
dan tidak khianat
 Tidak memanipulasi data dan anggaran
 Memberikan informasi yang benar
 Menunjukkan sikap sopan dan berpakaian rapih
 Mampu menghargai pendapat orang lain dan tidak mudah
menyalahkan
 Selalu memberi kesempatan orang untuk berkembang
 Mampu meminta maaf jika salah atau keliru juga memaafkan
orang lain
 Menghargai sekecil apapun perbuatan / bantuan orang lain
 Tidak merasa paling benar sendiri dan sabar dalam
mendengarkan orang lain
 Berwibawa dan pandai membaca situasi
 Mampu menyebutkan nama orang lain dengan baik
 Menunjukkan sikap sebagai aparatur negara yang berintegritas

PERAN PENDAMPING DAN TEHNIK PENDAMPINGAN

1. DESKRIPSI SINGKAT :

Mata ajar ini membekali Pendamping Kementerian Sosial untuk


memahami peran-peran dan tehnik pendampingan selama mereka
bertugas melayani KPM

2. TUJUAN PEMBELAJARAN :

 Peserta mampu memerankan dirinya sebagai


fasilitator,motivator dan administrator dalam tugas
pendampingannya
 Peserta mampu mempraktektan teknik fasilitasi dalam proses
pembelajaran dengan KPM

3. BAHAN AJAR

PERAN PENDAMPING

Pendamping Kementerian Sosial adalah petugas pilihan yang direkrut untuk


mendampingi penerima manfaat PKH, yaitu Keluarga Miskin di wilayah yang
di tunjuk.Dalam menjalankan tugasnya, pendamping bekerjasama dengan
operator sebagai rekan kordinasi administrasi laporan baik laporan verikasi
data, validasi dan kegiatan harian pendamping.
Selain bertugas mendampingi KPM dalam rangka memotivasi mereka,
pendampingpun melakukan monitoring komitmen peserta atas kepatuhan
menjalankan kewajiban sebagai penerima manfaat PKH,menyelesaikan
masalah – masalah yang ditemukan dilapangan serta berkoordinasi dengan
semua pemangku kepentingan.

Secara garis besar, tugas dan tanggung jawab pendamping adalah


sebagai berikut :

Tugas Pokok Awal Pendamping Kementerian Sosial

1. Melaksanakan sosialisasi kepada peserta PKH dan masyarakat umum


tentang PKH;

2. Menyelenggarakan pertemuan awal dengan calon penerima manfaat


bantuan Keluarga Sangat Miskin dan melakukan untuk validasi (pada
awal pelaksanaan PKH atau jika ada penambahan RTSM baru);

3. Melakukan koordinasi dengan petugas sekertariat UPPKH dan tenaga


operator UPPKH Kabupaten/Kota, petugas Instansi terkait terutama
penyedia layanan kesehatan dan pendidikan dalam pertemuan awal;

4. Melakukan koordinasi pelaksanaan kunjungan awal ke fasilitas


kesehatan

5. Mendampingi peserta dalam mendaftarkan diri ke fasilitas pendidikan

6. Membentuk kelompok dan memfasilitasi pemilihan ketua kelompok

7. Melakukan Pemutakhiran data RTSM untuk dilaporkan ke UPPKH


Kab/Kota;

Disamping tugas pokok awal tersebut, pendamping juga memiliki tugas


rutin
yaitu:

1. Melakukan pemutakhiran data peserta PKH secara berkala

2. Membantu pengisian formulir peserta PKH ;

3. Memotivasi kelompok KPM untuk dapat merencanakan penggunaan


dana secara tepat dan produktif;

4. Menghimpun dan melaporkan pengaduan masyarakat ke sekretariat


PKH Kabupaten/Kota
5. Mengunjungi peserta PKH yang tidak memenuhi komitmen

6. Menyampaikan informasi terbaru mengenai perkembangan program


kepada peserta PKH dan rekan kerja pemberi pelayanan terkait.

7. Mengadakan pertmuan bulanan dengan KPM dengan memfasiliasi


Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga

8. Mengadakan pertemuan pengembangan program dengan penyedia


layanan dan UPPKH Kabupaten/Kota

8. Menghadiri Pertemuan bulanan Pendamping dan Operator yang


diadakan oleh UPPKH Pusat

10. Membuat laporan kegiatan secara berkala keapda UPPKHKabupaten/


Kota, UPPKH Provinsi, Koordinator Wilayah dan UPPKH Pusat.

TEKNIK PENDAMPINGAN

Melihat peran dan siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan
pendampingan PKH, para pendamping harus dibekali teknik
pendampingan yang memadai sehingga mampu menjalankan perannya
secara efektif.Teknik pendampingan sosial atau kerap disebut teknik
fasilitasi partisipatif didasari pemahaman bahwa orang dewasa
membutuhkan pengetahuan yang bisa dipraktekkan sehingga dapat
meningkatkan daya kelompok masyarakat tersebut. Penyampaian
pengetahuan pun diberikan lewat dialog berazas demokratis dan
menekankan pada partisipasi semua pihak, terutama antara pendamping
dan kelompok yang didampingi. Dengan demikian keterampilan
berkomunikasi secara partisipatif sangat diperlukan.

FASILITASI PARTISIPATIF

Proses fasilitasi adalah proses pembelajaran.yang dilakukan pendamping


ketika berada ditengah masyarakat yang dilayaninya secara hakekat
berperan sebagai orang yang membantu ‘murid’nya agar mandiri dan bisa
menjalankan perannya sebagai anggota masyarakat yang setara dalam
kedudukan sosial dan ekonomi.

Dalam mengajar, pendamping harus memahami daur belajar orang


dewasa: komunikasi dialogis dan diskusi yang dibangun harus
disandarkan pada keterampilan operasional agar ilmu yang disampaikan
dapat diterima dengan baik.

Pengalaman peserta dapat dijadikan contoh untuk dianalisa bersama dan


dibahas hal – hal yang menyangkut manfaat atau tidak manfaatnya
sesuatu pengalaman kemudian bisa diambil kesimpulan dan dari
pengalaman tersebut ada bebera hal yang dijadikan pegangan atau
diterapkan.

Orang dewasa merasa nyaman jika pendapatnya dihargai, dengan


mengambil contoh dari kejadian atau pengalaman mereka, karena peserta
merasa dilibatkan langsung. Apalagi jika pendapatnya dapat dijadikan
pegangan kelompok bahkan jika mungkin dapat diterapkan oleh kelompok
mereka.

Sebagai seorang fasilitator pendamping harus mampu berbagi peran, jika


pesertanya belum tahu tentang sesuatu pendamping dapat berperan
sebagai Narasumber seperti pendamping menceritakan pengalamannya
ketika Ia melihat seorang Ibu yang mampu membesarkan anak-anaknya
dengan sukses.

Jika peserta sudah tahu sesuatu maka pendamping berperan sebagai


motivator agar peserta mau dan berani berbagi pengalamannya,
contohnya pendamping mempersilakan salah seorang KPM menceritakan
pengalamannya ketika menanganai anaknya yang terkena diare.

Jika peserta dan pendamping sudah sama sama tahu, pendaming dapat
berperan sebagai moderator yakni dengan memberikan kesempatan
secara bergiliran KPM untuk mengungkapkan pengalamannya dan
peserta lain menyimak. Lain halnya jika semua peserta sama sama tidak
tahu, pendamping dapat berperan sebagai mediator agar dapat
menemukan sesuatu dan menemukan solusi yang tepat.

STRATEGI DAN TEKNIK


MEMBANGUN PARTISIPASI PESERTA

Fasilitator adalah orang yang mampu membuat orang yang didampinginya


merasa aman dan terbuka karena mereka telah menempatkan
pendamping sebagai orang yang dipercaya dan menghargai pendapat
orang lain. Suasana ini harus diciptakan oleh pendamping khususnya
ketika mengadakan kegiatan pertemuan bulanan. P2K2 menjadi ajang
penerapan tehnik fasilitasi. Dalam kegiatan ini pendamping diharapkan
lebih banyak menyediakan waktu bagi peserta, membahas suatu topik
bersama dan menarik kesimpulan. Berikut ini tip yang harus dilakukan
sebagai fasilitator antara lain :
Meyakinkan. Pendamping yang baik harus menguasai materi yang
disampaikannya. Ia harus mampu mengarahkan proses pembelajaran dan
memiliki persiapan yang baik. Persiapan yang matang merupakan
keberhasilan 80% dari seluruh proses pembelajaran Jika persiapan
pertama tidak berhasil, Ia harus mempunyai persiapan cadangan
sehingga semua kegiatan dapat berjalan lancar sesuai tujuan.

Bersikap terbuka. Pendamping harus menciptakan suasana yang


nyaman sehingga setiap orang merasa diterima dan bebas
menyampaikan gagasannya tanpa merasa tertekan. .Ia harus mampu
melihat perbedaan pendapat sebagai sebuah alternatif dalam
memecahkan persoalan.

Fokus. Karena sikapnya yang terbuka, kadang diskusi dengan peserta


menjadi melebar, karenanya pendamping musti menjaga agar
pembicaraan kembali berada dalam jalurnya.

Menyadari keterbatasan diri sendiri dan orang lain. Seorang


pendamping yang baik paham hal-hal apa saja yang bisa dicapai dalam
satu kurun waktu, dan apa saja yang bisa dibahas lain kesempatan. Juga
paham tentang gagasan apa yang bisa diterapkan dan gagasan apa yang
tidak praktis

Selalu belajar melakukan kalkulasi. Pendamping dalam pembelajaran


harus selalu tahu, berapa orang peserta yang berbicara dan berapa yang
diam saja. Siapa orang yang mengantuk, siapa yang suka meninggalkan
ruangan, atau siapa saja yang tidak memperhatikan lagi. Pendamping
kemudian mencari cara untuk mengatasinya.

Menggunakan waktu secara efektif. Pendamping harus paham


mengendalikan kondisi sehingga waktu dapat dimanfaatkan dengan
efektif. Ia tahu kapan harus memperpanjang dan kapan harus
memperpendek suatu pembicaraan tanpa kehilangan esensi atau
membuat orang lain tidak nyaman.

Kreatif. Pendamping adalah orang yang mampu menciptakan sesuatu,


yang semangat dalam melakukan berbagai improvisasi, namun tidak
boleh kehilangan tujuan atau menyimpang.

Pandai membaca situasi. Pendamping yang baik tahu kapan harus


berhenti, kapan harus melaju cepat. Kapan harus secara ketat dan disiplin
mematuhi peraturan yang dibuat bersama dan kapan harus luwes
menghadapi kendala.

Menghormati dan memberi penghargaan. Pendamping harus mampu


mengenali kontribusi seseorang dan menyatakan penghargaannya. Ia
berpandangann positif terhadap semua peserta, menghargai
pengetahuan, pengalaman, tradisi atau kepercayaan yang dianut peserta.

Mengenali kekuatan dan kelemahan pribadi. Pendamping selalu


menganggap evaluasi belajar sebagai masukan untuk memperbaiki diri. Ia
juga mengenali keberhasilan dan ketidakberhasilan apa yang dicapai
dalam kegiatan belajar yang sudah dilaksanakan.

PENGGUNAAN MEDIA

Pembelajaran partisipatif sebenarnya mengutamakan


penggunaan media local yang dikembangkan oleh peserta
belajar sendiri untuk meningkatkan efektivitas proses
pembelajarannya. Media lokal adalah media yang alat, bahan,
dan teknologinya tersedia di masyarakat itu sendiri.

Kecakapan pendamping dalam memanfaatkan media lokal akan


menjadi kebutuhan sendiri mengingat tidak semua tempat
memiliki sarana dan parasana yang memadai untuk
terselenggaranya proses pembelajaran yang baik.

Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, daur pembelajaran


orang dewasa selalu mengarah kepada keterpakaian
pengetahuan dalam kehidupan nyata. Begitupun dengan
penggunaan media: media digunakan sebagai alat menganalisa
sehingga bisa menjadi alat mencari solusi terhadap masalah
yang dihadapi sehari-hari.

Khusus terkait dengan penyelenggaraan P2K2 diharapkan setiap


pendamping sudah memiliki kelengkapannya namun demikian
jika ada keterbatasan suplai tenaga listrik pendamping dapat
menggunakan alat yang ada yang tanpa harus menggunakan
listrik.

MEDIA ALAT

1. Fasilitator membagikan media kepada kelompok dan


menjelaskan cara menggunakannya sebagai bahan diskusi
(misal: media gambar, “fotonovela” atau komik foto, lembar
kasus, dan sebagainya).

2. Peserta melaksanakan diskusi kelompok dengan menggunakan


media tersebut.
3. Pada saat pleno, kelompok juga menggunakan media untuk
menampilkan hasil kerjanya, misalnya:
a. Hasil diskusi ditampilkan dalam bentuk visual (gambar,
skema, tabel)
b. Hasil analisa kasus dirumuskan di atas flipchart
c. Pelajaran-pelajaran ditulis diatas kartu-kartu metaplan, dan
sebagainya

Pengertian kunci: Media sebagai alat berbagi pengalaman adalah


media yang bisa mendorong semua peserta untuk berdiskusi dan
bertukar pikiran/informasi (dalam diskusi kelompok atau
pleno).Aktifitas ini banyak digunakan dalam kegiatan P2 K2.

MEDIA ALAT PERAN

Fasilitator menjelaskan cara menggunakan media untuk


melaksanakan suatu kegiatan (tugas tim), misalnya:
1. Lembar praktek/kerja kelompok
2. Panduan simulasi maupun bermain peran
3. Media untuk melakukan permainan (games)

Peserta menggunakan media untuk melaksanakan suatu kegiatan


dan melakukan pembagian tugas di antara mereka (siapa
mengerjakan apa).

Pengertian kunci: Media sebagai alat berbagi peran adalah media yang
mendorong kegiatan bersama (melibatkan sesama peserta atau peserta
dengan fasilitator untuk melaksanakan kegiatan bersama).

MEDIA AUDIO VISUAL / CERITA

Media motivasional yang paling menggugah adalah tayangan


video kisah nyata atau film. Bila tanpa menggunakan teknologi,
maka teknik bercerita (mendongeng – story telling) pun memiliki
dampak yang sama, jika sang pencerita mampu menghidupkan
cerita dengan baik.

Dari tayangan film ataupun cerita itu, peserta diajak untuk


berdiskusi dan diberi pertanyaan yang bersifat reflektif yang
bernilai renungan. Dari situ,peserta mampu menarik pelajaran
dan melakukan perenungan bersama.

Untuk mengembangkan proses motivasional tersebut, fasilitator


harus menyiapkan pertanyaan kunci untuk mengembangkan
pendapat, gagasan dan tindakan terhadap situasi nyata yang
mungkin mereka alami dan mirip dengan apa yang disampaikan
dalam media.

MEDIA ALAT BANTU PENJELASAN

Menggunakan media seperti poster, flip chart, meta plan dan


sebagainya sebagai alat menjelaskan sesuatu termasuk hal
mudah karena biasa. Dari penyampaian informasi tersebut, agar
komunikasi partisipatif terbangun, fasilitator meminta peserta
untuk memberi masukan, komentar, atau pertanyaan terhadap
penjelasan yang diberikan.

Pengertian kunci: Media sebagai alat bantu adalah media yang


bisa digunakan oleh fasilitator maupun peserta untuk
menjelaskan sesuatu pembahasan (presentasi, ceramah,
memberi penjelasan, dan sebagainya).

MEDIA ALAT ANALISA MASALAH

Media sebagai bahan diskusi analisis bisa berupa media gambar,


lembar kasus, panduan role play, format analisa SWOT (Kekuatan
Kekurangan,Kesempatan, dan Hambatan) atau format analisa
pohon masalah, dan sebagainya.

Peserta menggunakan media untuk melakukan analisa masalah,


sebab-akibat masalah, dan mengembangkan alternatif
pemecahan masalah dan pilihan tindakan. Media ini cocok
digunakan ketika peserta diajak menganalisa situasi mereka yang
ada seperti : masalah penyakit, masalah kepatuhan dan
persoalan kemasyarakatan lainnya.

Pengertian kunci: Media analisa masalah digunakan sebagai alat


bantu untuk melihat semua sudut pandang dan faktor yang saling
berkaitan terhadap suatu permasalahan. Media ini harus bisa
menggambarkan suatu kerangka atau sistem pemikiran agar
mudah dianalisa.

MEDIA PRAKTEK

Fasilitator menjelaskan tujuan praktek dan berbagai media


praktek (alat dan bahan) apa saja yang digunakan. Media praktek
yang diperlukan tentunya tergantung pada jenis keterampilan
yang dilatihkan, misalnya: praktek pembuatan pupuk kandang,
praktek pembibitan, praktek pembuatan teras kebun, praktek
pembuatan obat tradisional, dan sebagainya.

Fasilitator mendemonstrasikan penggunaan alat/bahan pada


setiap langkah praktek dengan diikuti peserta atau peserta
melakukan sendiri setiap langkah dengan didampingi
fasilitator.Fasilitator mengajak peserta mendiskusikan proses
dan hasil praktek: apakah keterampilan baru ini perlu
penyesuaian atau adaptasi dengan kebutuhan atau keadaan
lokal, apakah perlu ujicoba, dan sebagainya.

Pengertian kunci: Media praktek adalah alat bantu untuk belajar


keterampilan tertentu, terutama keterampilan
mekanis/penggunaan alat dan prosedur kerjanya. Keterampilan
ini hanya dapat dikuasai apabila dilakukan(dipraktekkan) berkali-
kali. Biasanya media praktek ini satu paket dengan media
instruksional (media petunjuk teknis).

MOHON DIPERHATIKAN

Salah satu tantangan fasilitator adalah merancang metode dan media


yang cocok (tepat guna) bagi peserta belajar. Apabila peserta adalah
masyarakat buta huruf (illiterate) atau tingkat bacanya rendah (low-
literate), sebaiknya digunakan media yang:

 Tidak terlalu banyak tulisan, kalimat-kalimatnya lebih pendek dan


memakai huruf berukuran besar
 Gambarnya lebih banyak; gambar menjadi komponen utama dalam
media tersebut. Buatlah gambar yang sederhana dan jelas.
 Formatnya besar; postert tunggal atau lembar balik akan lebih tepat
daripada buklet, meskipun keduanya mengandung gambar yang banyak
Visual sesuai dengan kenyataan; sebaiknya tidak menggunakan gambar
karikatur atau gambar yang abstrak.
 Buatlah gambar yang realistis atau naturalis.

TEKNIK BERTANYA DAN MENDENGARKAN

Kita sering kali keliru dan menganggap bahwa pendamping yang


baik itu adalah pendamping yang pintar bicara saja. Pendamping
yang baik itu sesungguhnya adalah mereka yang paling pintar
mendengarkan. Dalam hal ini, mendengar bukan saja
menggunakan telinga, tapi juga mata hati. Ia harus mampu
memahami dan merespon dengan baik dan tepat akan apa yang
dia dengar. Ia harus mampu menghargai orang yang berbicara,
baik lewat sikap maupun perbuatannya.

Agar mampu memahami orang lain tersebut, maka pendamping


perlu bertanya, menggali pernyataan yang disampaikan sehingga
diperoleh gagasan pokok yang membantu dalam memberi jawaban
yang baik dan memuaskan.

TEKNIK BERTANYA

MENGGALI GAYA KOMUNIKASI PESERTA

Mengamati peserta merupakan hal penting yang harus dilakukan


seorang fasilitator. Fasilitator menganggap keberagaman peserta
sebagai situasi yang perlu dihadapi, bukan sebagai masalah. Setiap
peserta memiliki karakteristik dan gaya komunikasi personal yang
berbeda, misalnya

 Bicara panjang lebar dan berputar-putar;


 Bicara sedikit dan lebih banyak menjadi pendengar;
 Hanya bicara bila ditanya;
 Disertai humor (suka melucu);
 Meledak-ledak (penuh semangat, bersuara keras);
 Bersuara pelan;
 Malu berbicara di depan public (demam panggung);
 Pintar (banyak teori);
 Komentator (suka 'nyeletuk');
 Suka mengejek;
 Praktis (tidak suka teori);
 Negatif (pesimis);
 Optimis.

Fasilitator tidak boleh mengkritik karakteristik dan gaya komunikasi


individual,melainkan mendorong sikap positif terhadap perbedaan
tersebut. Beberapa karakter yang kurang mendukung - seperti suka
mengejek pendapat peserta lain, berkomentar jelek, dan menentang
terus (negatif), tentunya perlu diatasi agar menjadi lebih positif.

Apabila diskusi berjalan baik, cobalah untuk pergi ke luar lingkaran


peserta,dan perhatikan (observasi) dari bangku belakang, bagaimana
proses diskusi antar peserta berlangsung. Akan ada banyak hal yang
Anda bisa lihat apabila mata Anda jeli tentang bagaimana komunikasi
kelompok dan komunikasi interpersonal terjadi di dalam forum.
TRIK-TRIK MENDENGARKAN

Ada paling tidak 10 trik mendengarkan, yaitu:

Triks-1: Membahasakan Kembali (Paraphrasing)

Teknik merupakan dasar dari semua teknik mendengarkan. Ia bersifat


menenangkan, membuat peserta paham bahwa ucapannya dimengerti
orang lain.Teknik ini paling sering digunakan bila ada jawaban yang
berbelit dan membingungkan.

Bagaimana caranya?
Gunakan kalimat sendiri untuk membahasakan kembali jawaban
pembicara: Kalau jawabannya pendek, bahasakan kembali secara
pendek pula. Jika panjang, bahasakan kembali dengan meringkasnya.

Awali dengan kalimat seperti, "Tadi Ibu mengatakan,..”


Kemudian, perhatikan reaksi orang itu. Sertai dengan kata, misalnya,
"Apa itu yang Ibu maksud ...."

Triks-2: Menarik Keluar (Drawing people out)


Karena jawaban kurang lengkap, fasilitator perlu menarik keluar
gagasan yang belum dikatakan.Gunakan teknik ini jika pembicara
kesulitan mengeluarkan gagasannya.

Bagaimana caranya?
Dahului dengan teknik membahasakan kembali. "Tadi bapak
mengatakan.....
Lanjutkan dengan pertanyaan terbuka, seperti, "Bisa lebih diperjelas?"

Ada juga cara lain. Setelah peserta selesai bicara sambut dengan kata
sambung seperti, "Karena..." atau "Jadi,..."

Triks-3: Memantulkan (Mirroring)

Fasilitator berfungsi sebagai dinding, yang memantulkan kata-kata


warga.
Tujuannya, meyakinkan warga bahwa fasilitator mendengarkan
ucapannya.Teknik ini berguna untuk mempercepat diskusi yang
lamban serta menunjukkan ketidakberpihakan fasilitator.
Bagaimana caranya?
Kalau warga mengatakan satu kalimat, pantulkan kata demi kata
setepat tepatnya. Tidak kurang, tidak lebih. Jika lebih dari satu
kalimat, pantulkan kata kata yang penting.
Gunakan kata kata warga, bukan kata-kata fasilitator.Kalau dia
berkata dengan menggebu-gebu, pantulkan dengan nada bicara
tenang. Tujuan utamanya adalah membangun kepercayaan peserta

Triks-4: Mengumpulkan Gagasan (Gathering Ideas)

Adalah teknik mendaftar gagasan secara cepat. Hanya untuk


mengumpulkan, dan bukan hendak mendiskusikannya.Kumpulkan
gagasan dengan memadukan teknik membahasakan kembali. Agar
lebih cepat, gunakan terutama teknik memantulkan. Dengan
memantulkan ucapan, warga merasa didengarkan dan mereka akan
ikut menyampaikan gagasan secara singkat. Biasanya dalam 3 sampai
5 kata.

Jadi, kita lebih mudah menuliskannya di papan tulis.


Bagaimana caranya?

Awali dengan penjelasan tugas secara singkat.Lakukan curah


pendapat. Kumpulkan gagasan sebanyak banyaknya.Tuliskan gagasan
para peserta, apapun yang mereka katakan, dengan memakai teknik
memantulkan atau teknik membahasakan kembali.

Triks-5: Mengurutkan (Stacking)


Adalah semacam teknik menyusun antrian bicara, ketika beberapa
orang bermaksud berbicara pada waktu bersamaan.Dengan teknik ini,
setiap orang akan mendengarkan tanpa gangguan dari orang yang
berebut kesempatan bicara.Karena setiap orang tahu gilirannya, tugas
fasilitator menjadi lebih ringan.

Bagaimana caranya?
 Fasilitator meminta mereka yang hendak bicara untuk
mengacungkan tangan.
 Fasilitator mengurutkan giliran yang akan bicara
 Fasilitator mempersilakan peserta untuk bicara ketika tiba
gilirannya.
 Sesudah peserta terakhir selesai bicara, fasilitator memeriksa
jikaada peserta lain yang hendak bicara. Jika ada, fasilitator
kembali melakukan teknik mengurutkan.

Triks-6: Menguatkan (Encouraging)

Adalah teknik mengajak orang ikut terlibat dalam diskusi, tanpa


membuat mereka tersiksa karena terpaksa menjadi pusat perhatian.
Dalam diskusi biasanya ada peserta yang hanya duduk dan diam.Diam
bukan berarti malas atau tidak mau tahu. Mereka merasa kurang
terlibat. Dengan sedikit dorongan, temukan sesuatu yang menarik
perhatian mereka.

Teknik menguatkan terutama membantu selama tahap awal diskusi,


pada saat para peserta masih menyesuaikan diri.Bagi peserta yang
lebih terlibat, mereka tidak membutuhkan begitu banyak penguatan
untuk berpartisipasi.

Bagaimana caranya?
"Siapa lagi yang ingin menyumbangkan gagasan?"
"Sudah ada beberapa pendapat dari perempuan, sekarang mari kita
dengar pendapat dari laki-laki."

Triks-7: Menyeimbangkan (Balancing)


Pendapat paling kuat dalam suatu diskusi seringkali datang dari orang
yang mengusulkan topik diskusi. Mungkin ada sebagian peserta yang
mempunyai pendapat lain, tapi belum mau bicara.

Teknik menyeimbangkan membantah anggapan umum bahwa "diam


berarti setuju". Teknik menyeimbangkan gunanya untuk membantu
orang yang tidak bicara karena merasa pendapatnya pasti tidak
disetujui banyak orang.

Dengan teknik menyeimbangkan, fasilitator sebenamya menunjukkan


bahwa dalam diskusi orang boleh menyatakan pendapat apapun.

Bagaimana caranya?
"Baiklah, sekarang kita mengetahui pendirian dari tiga orang. Adakah
yang lain atau memiliki pendirian berbeda?"
"Ada yang punya pandangan lain?" "Apakah kita semua setuju dengan
ini?"

Triks-8: Membuat Ruang (Making Space)


Teknik membuat ruang adalah teknik membuka kesempatan kepada
peserta yang pendiam untuk terlibat dalam diskusi. Dalam setiap
diskusi selalu ada yang bicara terus, ada yang jarang bicara. Pada saat
diskusi berlangsung cepat, orang pendiam dan yang berpikir lambat
mungkin mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri.
Ada orang yang tidak mau berperan banyak, karena tidak ingin
dianggap ingin menang sendiri.

Ada pula yang ikut dalam diskusi sambil meraba raba apakah ia dapat
diterima atau tidak. Banyak juga yang enggan bicara karena
menganggap dirinya bodoh. Maka, fasilitator perlu membuka ruang
partisipasi.

Amati peserta diskusi yang pendiam. Perhatikan gerak tubuh atau


mimic mukanya, apakah menunjukkan bahwa mereka ada hasrat
untuk bicara? Persilakan mereka untuk bicara: "Apakah ada yang
hendak Ibu
kemukakan?"

"Apakah Bapak ingin menambahkan sesuatu?"


"Kelihatannya anda mau mengatakan sesuatu?
Jika mereka mundur, perlakukan mereka dengan ramah dan segeralah
beralih.
Tak seorang pun suka dipermainkan. Setiap orang berhak untuk
memilih kapan ia berpartisipasi.
Jika si pendiam tampaknya ingin bicara, jikaperlu, tahan orang lain
untuk bicara.

Triks-9: Diam Sejenak (Intentional Silence)


Adalah berhenti bicara selama beberapa detik. Menunggu sejenak agar
sipembicara menemukan apa yang ingin ia katakan.Banyak orang
membutuhkan keadaan tenang untuk mengenali pemikiran atau
perasaannya. Kadang kadang berhenti bicara beberapa detik sebelum
mengatakan sesuatu yang mungkin berisiko. Ada pula yang diam
sejenak untuk menyusun pikirannya.

Gunakan teknik ini jika peserta diskusi terlalu mudah berbicara.


Teknik
ini akan mengajak mereka untuk berpikir lebih mendalam.

Bagaimana caranya?
Hening selama lima detik tampaknya begitu lama. Banyak orang tak
sabar dengan "keheningan" tersebut. Jika fasilitator mampu
melakukannya,orang lain pun akan mampu.
Tetaplah tenang. Pelihara kontak mata pada pembicara.Jangan
berkata apapun. Bahkan tidak juga berdehem atau batuk batuk kecil
atau menggaruk dan menggeleng gelengkan kepala. Tetaplah tenang
dan berikan perhatian.Jika perlu, angkat tangan untuk memberi
isyarat kepada orang orang agar tidak memecahkan keheningan.

Triks-10: Menemukan Kesamaan Pemikiran Dasar


Teknik menemukan kesamaan pemikiran dasar terutama berguna
ketika peserta diskusi terbelah oleh perbedaan pendapat. Teknik ini
dapat memperjelas letak persamaan dan pertentangan pendapat yang
terjadi dalam, diskusi.

Teknik ini dapat membangkitkan harapan. Membuat warga tersadar


bahwa meski saling bertentangan, mereka memiliki kesamaan tujuan.
Untuk hal yang dasar mereka memiliki banyak kesamaan.

Bagaimana caranya?

Katakan bahwa kita akan merangkum hal-hal yang menjadi perbedaan


dan persamaan di dalam kelompok diskusi.
• Ringkaskan perbedaan perbedaan.
• Catat aspek-aspek dasar yang sama.
• Periksa catatan tersebut bersama peserta

TEKNIK MENGATASI SITUASI SULIT

 Peserta yang suka banyak bicara .... Ajak yang lain bicara
 Kejemuan........istirahatlah atau ice breaking
 Rendahnya partisipasi...ubah gaya mengajar
 Debat kusir......siapa lagi yang akan berpendapat ?
 Peserta pendiam.....buat diskusi kecil
 Peserta senda gurau....minta peserta bertindak wajar
 Berulang-ulang....peserta lain ajak berkomentar
 Meributkan urusan remeh....kembalikan pada masalah pokok
 Gangguan dari luar....luangkan waktu dan bicarakan
 Ada petinggi..buat diskusi kecil

TEKNIK MEMBUAT KESEPAKATAN DAN MENCAPAI KESIMPULAN

 Memberi nama
 Memberi daftar atau mengurutkan
 Memberi nilai
 Membandingkan
 Menghitung/mengukur
 Menghubungkan
 Memperkirakan
 Memilih / menyeleksi
 Menceritakan / menggambarkan
 Membuat diagram
 Membuat model
 Dari umum ke khusus ..deduktif
 Dari khusus ke umum...induktif

TEORI BERLIAN

 Ciptakan kesepakatan atas dasar musyawarah


 Biasakan bersedia untuk berbeda dan menghormati pendapat
orang lain
 Mendorong peserta untuk menghasilkan kesepakatan

Rujukan :

....... ( 2014 )” Materi Pelatihan Diklat Tenaga Pendamping


Keluarga Harapan”, kementerian Sosial RI. Jakarta
(2012 ) Metode dan Tehnik Fasilitasi, Pemda DKI. Jakarta
Diunduh 4April 2018 jam 10.10
(2010)Https//www.scribd.com>doc.” Metode dan Teknik
Fasilitasi”,Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Unpa., Bandung diunduh 24 april 2018-04-24
Maximo Torero andJoachim Von Brraun.”Information and
Technologies for the Poor “ IFRI,New York
Onong Uchjana Efendi(2001)”Ilmu Komunikas Teori dan
Praktek”.Rosda karya Bandung.
(2018) Etika , https//id.m.wikipedia.org dilihat 24 april 2018 jam
10.35
(2011) “Pengertian Etika,Moral,Etiket dan Kode
Etik”,www.Kemal.blogspot.com dilihat 20 April 2018

Anda mungkin juga menyukai