Anda di halaman 1dari 56

KELARUTAN DAN

LARUTAN
LARUTAN
Merupakan suatu campuran
dari dua atau lebih komponen
yang membentuk suatu dispersi
molekul yang homogen
KOMPONEN LARUTAN

Larutan terdiri dari 2 komponen


yaitu zat yang terlarut (solute) dan
zat yang melarutkan/pelarut
(solvent)
JENIS ZAT TERLARUT
 Elektrolit
 Zat yang membentuk ion dalam larutan, serta
mampu menghantarkan listrik
 Terdiri dari elektrolit kuat dan elektrolit lemah
 Contoh : NaCl  Na+ + Cl-

 Non elektrolit
 Zat yang tidak menghantarkan listrik dan tidak
menghasilkan ion bila dilarutkan dalam air
 Contoh: glukosa
KELARUTAN
 Konsentrasi zat terlarut didalam larutan
jenuhnya pada suhu dan tekanan tertentu
 Satuan bagi kelarutan secara kuantitatif dapat
dinyatakan dalam molalitas, molaritas,
persentase
 Jumlah mL pelarut dimana akan larut satu gram
zat terlarut (USP)
KONSENTRASI

Konsentrasi suatu larutan


menyatakan jumlah solute yang
terlarut dalam pelarut (solvent)
JENIS LARUTAN
 Larutan Jenuh
 Adalah larutan yang mengandung zat terlarut dalam
jumlah maksimal yang dapat terlarut.
 Larutan Hampir Jenuh/Tidak Jenuh
 Adalah larutan yang mengandung zat terlarut dalam
jumlah dibawah jumlah maksimal yang dapat
terlarut
 Larutan Lewat Jenuh
ATURAN PELARUTAN

LIKE DISSOLVES LIKE


Suatu pelarut akan melarutkan zat yang ‘disukainya’
 memiliki sifat atau kepolaran yang sama
dengannya
JENIS PELARUT
 Pelarut Polar
 Momen dipol tinggi; konstanta dielektrik tinggi
 Membentuk ikatan hidrogen dengan zat terlarut
 Contoh: Air
 Pelarut Semi Polar
 Bertindak sebagai pelarut perantara, sehingga cairan
polar dan non polar dapat tercampur
 Induksi derajat polaritas tertentu dalam molekul
pelarut nonpolar
 Contoh: Alkohol
 Pelarut Non Polar
 Momen dipol rendah dan konstanta dielektrik rendah
 Contoh: Eter
KELARUTAN GAS
DALAM CAIRAN
KELARUTAN GAS DALAM CAIRAN
 Jumlah gas terlarut apabila berada dalam
kesetimbangan dengan gas murni di atas
larutan.
 Dipengaruhi oleh temperatur, tekanan,
adanya zat terlarut lain, dan adanya
reaksi kimia
KELARUTAN GAS DALAM CAIRAN
PENGARUH TEKANAN PARSIAL

Hk. Henry
C=kP
c = Kelarutan Gas (M)
k = Konstanta
P = Tekanan parsial gas
Kelarutan ~ Tekanan

Konstanta Henry (25°C), k


N2 8.42 •10-7 M/mmHg
O2 1.66 •10-6 M/mmHg
CO2 4.48•10-5 M/mmHg
KELARUTAN GAS DALAM CAIRAN
PENGARUH TEMPERATUR

Temperature ↑ Kelarutan Gas ↓


(disebabkan pada suhu tinggi gas cenderung untuk berekspansi)
KELARUTAN GAS DALAM CAIRAN
PENGARUH ZAT LAIN
 Gas dibebaskan dari pelarut yang
melarutkannya dengan adanya penambahan
senyawa elektrolit seperti NaCl atau
terkadang dengan adanya senyawa non
elektrolit yang sangat polar seperti sukrosa
 Fenomena ini dikenal dengan istilah Sal ti ng
Out.
 Fenomena ini terjadi dengan adanya interaksi
tarik menarik antara ion garam atau ion dari
senyawa non elektrolit yang sangat polar
terhadap molekul air, sehingga mengurangi
kerapatan molekul air yang mengelilingi
molekul gas.
KELARUTAN CAIRAN
DALAM CAIRAN
KELARUTAN CAIRAN DALAM CAIRAN
 Terkadang dalam dunia farmasi cairan dicampur dengan cairan
seperti air-alkohol, minyak atsiri –air (air beraroma)
 Ketika suatu cairan dicampur dengan cairan lain maka dapat
terjadi kondisi (tergantung kepolaran)
 Tercampur sempurna
 Tercampur sebagian
 Kelarutan cairan dalam cairan dipengaruhi oleh Temperatur dan
Penambahan Zat Asing
 Temperatur sangat berpengaruh terutama untuk campuran yang
bersifat tercampur sebagian, dimana bisa terjadi kondisi:
 Temperatur konsolut maksimum
 Temperatur konsolut minimun
PENGARUH TEMPERATUR (TEMPERATUR
KONSOLUT MAKSIMUM)

Contoh ; Dalam sistem


campuran fenol dalam air
Temperatur ↑,
Ketercampuran ↑ sampai
pada Temperatur kritis
larutan (temperatur konsolut
maksimum)
 Pada temperatur ini
tercapai kehomogenan
campuran atau terbentuk
sistem satu fase.
PENGARUH TEMPERATUR (TEMPERATUR
KONSOLUT MINIMUM)

 Campuran Triethylamine
dalam Air
 Semakin kecil temperatur
maka kelarutan akan naik
sampai akhirnya dapat
tercampur sempurna
 Sistem ini menunjukan Titik
Kritis minimum pada 292 K
KELARUTAN CAIRAN DALAM CAIRAN
PENGARUH PENAMBAHAN ZAT LAIN

 Jika zat lain yang ditambahkan hanya


larut dalam salah satu dari pelarut,
ketercampuran dua cairan akan menurun
(Salting out)
 Jika zat lain yang ditambahkan larut
dalam kedua cairan dengan kelarutan yang
hampir sama, ketercampuran antara kedua
cairan akan meningkat
 Contoh; penambahan AS. Suksinat atau
Na-Oleat dalam campuran fenol-air
meningkatkan ketercampuran dari kedua
cairan (salting in)
KELARUTAN ZAT PADAT
DALAM ZAT CAIR
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM CAIR
Dipengaruhi oleh :

1.Temperatur
2.Penambahan Zat Terlarut Lain
3.Polaritas Pelarut
4.Konstanta Dielektrik Pelarut
5.pH Larutan
6.Ukuran Partikel
7.Ukuran Molekul
8.Polimorfisme
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM CAIRAN
TEMPERATUR

Kenaikan temperature akan


menambah kelarutan zat yang proses
melarutnya menyerap panas (reaksi
endotermik), dan menurunkan
kelarutan zat yang proses melarutnya
mengeluarkan panas (reaksi
eksotermik)
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM CAIRAN
PENGARUH TEMPERATUR

Sebagian besar garam


memiliki kelarutan
yang besar dalam air
panas
Beberapa garam
memiliki panas
pelarutan negatif
(exothermic) dan
kelarutannya akan
menurun dengan
meningkatnya Kelarutan beberapa garam sebagai
temperatur fungsi dari temperatur
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM CAIRAN
PENGARUH PENAMBAHAN ZAT LAIN
 Penambahan Ion Sejenis
 Kelarutan menurun dengan adanya ion sejenis, meningkat
dengan penambahan ion tidak sejenis)
 Pengaruh Penambahan surfaktan
 Surfaktan merupakan molekul ampifilik yang tersusun dari bagian
polar/hidrofilik (head), dan bagian nonpolar/hidrofobik (tail)
 Pada konsentrasi rendah dalam larutan surfaktan berada
pada permukaan atau antar muka larutan dan memberikan
efek penurunan tegangan permukaan
 Pada konsentrasi diatas Konsentrasi Misel Kritis (KMK)
membentuk misel (agregat kolidal)yang berperan dalam
proses solubilisasi miselar
 Dengan adanya misel dari surfaktan dapat meningkatkan
kelarutan zat yang sulit larut dalam air
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM CAIRAN
Pengaruh pH
 Kelarutan senyawa yang terionisasi dalam air
sangat dipengaruhi oleh pH, sedangkan kelarutan
senyawa non elektrolit yang tidak terionisasi
dalam air hanya sedikit dipengaruhi oleh pH
 Peningkatan pH dapat meningkatkan kelarutan
senyawa asam lemah karena berada dalam
bentuk garam yang larut
 Penurunan pH dapat meningkatkan kelarutan
senyawa basa lemah karena berada dalam bentuk
garam yang larut
 Penentuan pH optimum, untuk menjamin larutan
yang jernih dan kefektifan terapi yang maksimum
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM CAIRAN
Pengaruh pH

HA padat ↔ HA larut
HA lar + ↔ H+ + A-
Untuk asam lemah :
pH = pka + log (A- /HA)
PENGARUH PH
 Penentuan pH terendah (untuk asam lemah)
atau pH tertinggi (untuk basa lemah) yang
masih bisa mempertahankan kelarutan
 Asam

 pHp=pKa + Log (S-So)/So


 pHp=pH terendah yang masih bisa melarutkan
 So=Kelarutan molar asam
 S=Konsentrasi zat

 Basa
 pHp=pKa – (pKb + Log(S-So)/So)
SOAL LATIHAN
1. Kelarutan molar Sulfathiazol dalam air adalah
0,002, pKa = 7,12 dan berat molekul Na
Sulfathiazol 304, Berapkah pH terendah untuk
agar 5% zat dapat terlarut sempurna?
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM CAIRAN
PENGARUH POLARITAS PELARUT DAN KONSTANTA DIELEKTRIK
 Polaritas molekul pelarut dan zat terlarut dapat
mempengaruhi kelarutan
 Molekul zat terlarut polar akan terlarut pada pelarut polar
 Molekul zat terlarut non-polar akan terlarut dalam pelarut
nonpolar.
 Kepolaran juga dilihat dari harga konstanta dielektrik
(KD), semakin polar suatu zat maka konstanta dielektrik
semakin tinggi
 Suatu zat memiliki kelarutan yang tinggi dalam suatu
pelarut bila memiliki KD yang sama atau mendekati KD
pelarut
Nama Bahan KD Nama Bahan KD

N-metilformamid 190 Kloroform 4,8

Air 78,5 Asam hidroklorida 4,6

Gliserin 42,5 Etil eter 4,34

Metil alkohol 32,6 Minyak zaitun 3,1

Etil alcohol (etanol) 25,7 Minyak biji kapas 3

n-propil alkohol 21,8 Asam oleat 2,45

Aseton 21,4 Toluen 2,39

Benzaldehid 17,8 Benzen 2,28

Amil alkohol 15,8 Dioksan 2,26

Benzil alkohol 13,1 Minyak lemon 2,25

Fenol 9,7 Karbon tetraklorida 2,24

Etil asetat 6,4


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM CAIRAN
PENGARUH POLARITAS PELARUT DAN KONSTANTA DIELEKTRIK

 Untuk meningkatkan kelarutan suatu zat yang


hidrofob atau sukar larut dalam air dapat dilakukan
dengan menngunakan pelarut campur (kosolven)
agar dihasilkan KD pelarut ~ KD zat terlarut
 K osol vensi merupakan suatu fenomena dimana zat
terlarut memiliki kelarutan yang lebih besar dalam
campuran pelarut dibandingkan dalam satu jenis
pelarut
 K osol vent adalah pelarut yang digunakan dalam
kombinasi untuk meningkatkan kelarutan solut.

KD =(%pel A x KD pel A) + (%pel B X


KD pel B)+……
CONTOH SOAL
 Berapakah persen gliserin yang harus
ditambahkan sebagai pelarut campur agar
dihasilkan campuran pelarut air-gliserin dengan
konstanta dielktrik 72?
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM CAIRAN

Pengaruh Ukuran Partikel

 Ukuran partikel dapat mempengaruhi


kelarutan
 Semakin kecil ukuran partikel  luas
permukaan semakin besar interaksi antara
solut dan solvent lebih besar
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM CAIRAN

Pengaruh Ukuran Molekul

 Semakin besar ukuran molekul  semakin


berkurang kelarutan suatu senyawa
 Semakin besar ukuran molekul zat terlarut semakin
sulit molekul pelarut mengelilinginya untuk
memungkinkan terjadinya proses pelarutan
 Dalam hal senyawa organik, “PERCABANGAN"
akan meningkatkan kelarutan, karena semakin
banyak percabangan akan memperkecil ukuran
molekul, sehingga mempermudah proses pelarutan
oleh molekul pelarut.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KELARUTAN ZAT PADAT DALAM CAIRAN
Pengaruh Polimorfisme

 Polimorfisme adalah kapasitas suatu senyawa untuk


terkristalisasi menjadi lebih dari satu jenis bentuk
kristal.
 Bentuk polimorf dapat mempengaruhi warna,
kekerasan, kelarutan, titik leleh dan sifat –sifat lain
dari senyawa.
 Karena titik leleh merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kelarutan, maka polimorf akan
memiliki kelarutan yang berbeda.
KELARUTAN ZAT TERLARUT (PADAT)
DALAM PELARUT YANG TIDAK
BERCAMPUR
KELARUTAN ZAT TERLARUT
DALAM PELARUT YANG TIDAK BERCAMPUR
 Zat padat akan terdistribusi diantara dua fase
pelarut yang tidak bercampur.
 Perbandingan konsentrasi zat terlarut dalam
setiap fase pelarut dinyatakan sebagai koefisien
partisi, atau koefisien distribusi (K)

K = C1/C2
KELARUTAN ZAT TERLARUT
DALAM PELARUT YANG TIDAK BERCAMPUR
 Dalam Proses Ekstraksi

W=konsentrasi zat terlarut dalam pelarut awal


W1=konsentrasi zat terlarut yang tersisa dalam pelarut awal

“Ekstrakasi berulang lebih baik dilakukan


dibandingkan dengan ekstraksi tunggal
meskipun dilakukan dengan volume
pengekstrak total yang sama”
LARUTAN ISOTONIS
DAN DAPAR
DAPAR adalah senyawa-senyawa atau campuran
senyawa yang dapat meniadakan perubahan pH
terhadap penambahan sedikit asam atau basa
LARUTAN DAPAR merupakan kombinasi asam
lemah dengan basa konjugasinya (garamnya) atau
basa lemah dengan asam konjugasinya (garamnya)
PERSAMAAN DAPAR

 Untuk dapar asam


 pH = pKa + log [garam]/ [asam]
 Untuk dapar basa
 pOH = pKb + Log [garam]/[basa]
 pH = 14-pOH
KapasitasDapar adalah besarnya penahanan
perubahan pH oleh dapar atau perbandingan
penambahan basa kuat (atau asam) dengan
perubahan pH yang terjadi akibat penambahan
basa
 β = ∆B/ ∆pH
(β = kapasitas dapar; ∆B =basa/asam yang ditambahkan (gr/liter) )

β = 2,303 C Ka.[H3O+]
{ Ka + [H3O+] }2
βmaks = 0,576 C (terjadi pada saat pH = pKa)
 C=konsentrasi dapar total
FORMULASI LARUTAN DAPAR
1. Pilih asam lemah yang memiliki pKa
mendekati nilai pH agar diperoleh kapasitas
dapar yang maksimal
2. Hitung perbandingan Asam dan Garam yang
harus dibuat
3. Tentukan konsentrasi asam dan garam untuk
memperoleh pH yang diinginkan

Dapar pospat:
pKa 1 = 2,21; pKa2 = 7,21; pKa3 = 12,67
DAPAR DI BIDANG FARMASI
Syarat pH Larutan Parenteral
1. Tidak jauh berbeda dengan pH cairan tubuh
yang bersangkutan
2. Kapasitas dapar yang dimilikinya
memungkinkan penyimpanan lama dan dapat
menyesuaikan dengan pH cairan tubuh yaitu 7,4
CONTOH SOAL
Berapa gram Na Asetat dan Asam Asetat yang
dibutuhkan untuk membuat 1 liter dapar pH 5,0
(pKa Asam asetat = 4,74)
CONTOH SOAL
Anda diminta untuk membuat larutan dapar
dengan pH = 7 dan kapasitas daparnya 0,1. Pilih
pasangan dapar yang cocok dan hitung pula
konsentrasi yang diperlukan !
LARUTAN ISOTONIS
 Larutan isotonis adalah larutan yang
mempunyai tekanan osmosa sama dengan
jaringan yang bersangkutan yaitu setara
dengan larutan NaCl 0,9 %
 Efek Hipotonis adalah sel tubuh/ eritrosit
mengembang dan kemudian pecah
(hemolisa)
 Efek Hipertonis, sel akan kehilangan air
dan menciut.
METODA MENGHITUNG TONISITAS

 Metode Penurunan Titik Beku


 Metode Ekivalensi NaCl

 Metode Liso

 Metode White Vincent

 Metode Sprowls
METODE PENURUNAN TITIK BEKU
 Larutan NaCl 0,9% memberikan penurunan titik
beku sebanyak 0,52 C
 Larutan isotonis dapat dihasilkan bila zat
terlarut menyebabkan penurunan titik beku 0,52
C
METODE PENURUNAN TITIK BEKU
Penurunan titik beku suatu zat A (1%) adalah 0,4.
berapa NaCl yang harus ditambahkan untuk
membuat 100 mL larutan isotonis yang
mengandung 0,5% zat A?
Jawab:
 Penurunan titik beku 0,5% zat A  0,5% x 0,4=0,2
 Untuk setara dengan NaCl 0,9% = 0,52 – 0,2=0,32
 NaCl yang harus ditambahkan (Δ Tf NaCl 1% =0,58)
adalah 0,32/0,58 x 1%=0,55%
METODE EKIVALENSI NACL
 E adalah jumlah NaCl yang sebanding
dengan 1 gr zat.
Metode ini digunakan untuk mengatur
isotonisitas lebih dari satu zat dalam
larutan.
CONTOH
Buatlahlarutan isotonis yang mengandung 0,7%
Asam Borat (E Asam Borat = 0,5)?

E asam borat 0,5  1 gr asam borat ~ 0,5 gr NaCl


Ekivalensi NaCl  0,7 % ~ (0,7x0,5=0,35% NaCl)
NaCl yang harus ditambahkan 0,9%-0,35%=0,55%
CONTOH
 Suatu sediaan farmasi mengandung
R / Ranitidin HCl 2,79 g
Na2HPO4 0,1 g
Zat E

Ranitidin HCl 0,16

KH2PO4 0,15 g Na2HPO4 dihidrat 0,44

Aqua pro injection ad 100 ml KH2PO4 0,48

 Tentukan NaCl yang harus ditambahkan untuk


membuat larutan isotonis?
 Bila zat pengisotonis yang ditambahkan dektrosa
berapa dektrosa yang ditambahkan untuk
menggantikan NaCl?
METODE LISO

∆Tf = Liso x C

 ∆Tf = penurunan titik beku


 Liso = harga tetapan
(non elektrolit =1,86 ; elektrolit lemah =2 ; uni-
univalen =3,4)
 C=konsentrasi dalam molar
 Suatu injeksi mengandung:
 Atropin sulfat 50 mg (E=0,45)
 Natrium benzoat 1 mg (E=0,22)
 BHA 5 mg (E=0,6)
 Aquadest ad 5 mL
a) Injeksi yang dihasilkan merupakan larutan jenis
apa? (isotonis/hipotonis/hipertonis)
b) Bila bukan merupakan injeksi isotonis hal apa yang
akan kalian lakukan?

Anda mungkin juga menyukai