Anda di halaman 1dari 12

Instrumentasi medik ultrasonik

Saat ini perkembangan dunia teknologi sangat berkembang pesat terutama dalam dunia
IT (Informatic Technology). Perkembangan dunia IT berimbas pada perkembangan berbagai
macam aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yang terkena efek perkembangan dunia IT
adalah kesehatan. Dewasa ini dunia kesehatan modern telah memanfaatkan perkembengan
teknologi untuk meningkatkan efisiensi serta efektivitas di dunia kesehatan. Salah satu contoh
pengaplikasian dunia IT di dunia kesehatan adalah penggunaan alat-alat kedokteran yang
mempergunakan aplikasi komputer, salah satunya adalah USG (Ultra sonografi).

Gelombang ultrasonik adalah gelombang mekanis yang mempunyai daerah frekuensi


diatas kemampuan manusia atau diatas 20 Khz. Karena frekuensinya yang tinggi, gelombang ini
lebih mudah diarahkan dari pada gelombang yang berada dibawah daerah frekuensinya.
Gelombang ini biasa digunakan dalam aplikasi pengukuran jarak. ( Muhamad Nurdin sidiq,
UGM, 2004 ).

USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang
ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz – 2000 kHz)
yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor. Pada awalnya penemuan alat USG
diawali dengan penemuan gelombang ultrasonik kemudian bertahun-tahun setelah itu, tepatnya
sekira tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam bidang
kedokteran. Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama kali diaplikasikan
untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu penyakit. Dalam hal ini yang
dimanfaatkan adalah kemampuan gelombang ultrasonik dalam menghancurkan sel-sel atau
jaringan “berbahaya” ini kemudian secara luas diterapkan pula untuk penyembuhan penyakit-
penyakit lainnya. Misalnya, terapi untuk penderita arthritis, haemorrhoids, asma, thyrotoxicosis,
ulcus pepticum (tukak lambung), elephanthiasis (kaki gajah), dan bahkan terapi untuk penderita
angina pectoris (nyeri dada).

Baru pada awal tahun 1940, gelombang ultrasonik dinilai memungkinkan untuk
digunakan sebagai alat mendiagnosis suatu penyakit, bukan lagi hanya untuk terapi. Hal tersebut
disimpulkan berkat hasil eksperimen Karl Theodore Dussik, seorang dokter ahli saraf dari
Universitas Vienna, Austria. Bersama dengan saudaranya, Freiderich, seorang ahli fisika,
berhasil menemukan lokasi sebuah tumor otak dan pembuluh darah pada otak besar dengan
mengukur transmisi pantulan gelombang ultrasonik melalui tulang tengkorak. Dengan
menggunakan transduser (kombinasi alat pengirim dan penerima data), hasil pemindaian masih
berupa gambar dua dimensi yang terdiri dari barisan titik-titik berintensitas rendah. Kemudian
George Ludwig, ahli fisika Amerika, menyempurnakan alat temuan Dussik.
Tahun 1949, John Julian Wild, ahli bedah Inggris yang bekerja di Medico Technological
Research Institute of Minnesota, berkolaborasi dengan John Reid, seorang teknisi dari National
Cancer Institute. Mereka melakukan investigasi terhadap sel-sel kanker dengan alat ultrasonik.
Beberapa jenis alat yang dibuat untuk kepentingan investigasi tersebut antara lain B-mode
ultrasound, transduser/alat pemindai jenis A-mode transvaginal, dan transrectal. Prinsip alat-alat
tersebut mengacu pada sistem radar. Oleh sebab itu mereka kemudian menyebutnya sebagai
Tissue Radar Machine (mesin radar untuk deteksi jaringan). Beberapa hasil penelitian lanjutan
yang cukup penting dalam bidang obstetri ginekologi antara lain ditemukannya metode
penentuan ukuran janin (fetal biometry), teknologi transduser/alat pemindai digital, transduser
dua dimensi dan tiga dimensi modern penghasil tampilan gambar jaringan yang lebih fokus, dan
penentuan jenis kelamin janin dalam kandungan (Fetal Anatomic Sex Assignment/FASA).
Teknologi transduser digital sekira tahun 1990-an memungkinkan sinyal gelombang ultrasonik
yang diterima menghasilkan tampilan gambar suatu jaringan tubuh dengan lebih jelas. Penemuan
komputer pada pertengahan 1990 jelas sangat membantu teknologi ini. Gelombang ultrasonik
akan melalui proses sebagai berikut, pertama, gelombang akan diterima transduser. Kemudian
gelombang tersebut diproses sedemikian rupa dalam komputer sehingga bentuk tampilan gambar
akan terlihat pada layar monitor. Transduser yang digunakan terdiri dari transduser penghasil
gambar dua dimensi atau tiga dimensi. Seperti inilah hingga USG berkembang sedemikian rupa
hingga saat ini.

Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan


menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran
mereka, struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ.
Sonografi obstetrik biasa digunakan ketika masa kehamilan.
Pilihan frekuensi menentukan resolusi gambar dan penembusan ke dalam tubuh pasien.
Diagnostik sonografi umumnya beroperasi pada frekuensi dari 2 sampai 13 megahertz.
Sedangkan dalam fisika istilah “suara ultra” termasuk ke seluruh energi akustik dengan sebuah
frekuensi di atas pendengaran manusia (20.000 Hertz), penggunaan umumnya dalam
penggambaran medis melibatkan sekelompok frekuensi yang ratusan kali lebih tinggi.

Penggunaan modalitas ultrasonography untuk pemeriksaan obstetrik pertama kali


dilakukan oleh Donald dkk (1958), hingga saat ini semakin berkembang dan sering dipakai
untuk tujuan pemeriksaan obstetrik ginekologik. Berdasarkan riset oleh NCHS (2002), pada
tahun 2001 sebanyak 67% ibu hamil di Amerika Serikat telah memanfaatkan ultrasonography
untuk memeriksakan kandungannya.

a. Proses Akuisisi

Metode ini menggunakan gelombang suara dengan frekuensi tinggi yang mampu
menembus permukaan kulit. Terdapat perbedaan kekuatan pantulan antara organ atau komponen
badan yang berlainan, sehingga pada monitor akan tampak perbedaan antar organ atau antar
komponen badan yang berlainan dan dapat diketahui ukurannya masing-masing. Sebagai metode
untuk memprediksi komponen badan, alat ini dapat mengukur jarak antara kulit-lemak dengan
lapisan otot dan lemak-otot dengan tulang

Cara kerja usg

Cara kerja USG adalah dengan memancarkan gelombang suara ke jaringan yang hendak
dicitrakan, lalu dipantulkan kembali oleh jaringan tsb dan ditangkap oleh transducer. Oleh
transducer gelombang suara yang dipantulkan tadi akan dikonversi menjadi energi listrik lalu
ditayangkan di layar monitor. Setiap jenis jaringan memiliki kemampuan memantulkan
gelombang berbeda-beda. Jaringan padat seperti tulang, memantulkan gelombang dengan
kecepatan tinggi sehingga memberikan gambaran putih di layar. Sedangkan cairan atau jaringan
lunak hanya memantulkan lebih sedikit gelombang sehingga memberikan gambaran hitam di
layar. Gambar yang dihasilkan sangat cepat, dapat mencapai 40 frame/detik, sehingga dapat
menampilkan gambaran bergerak yang real-time.

1. Transduser

Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa,
seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam
transduser terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang
disalurkan oleh transduser. Gelombang yang diterima masih dalam bentuk gelombang akusitik
(gelombang pantulan) sehingga fungsi kristal disini adalah untuk mengubah gelombang tersebut
menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan
dalam bentuk gambar.

2.Monitor

Monitor merupakan perangkat yang digunakan untuk menampilkan display hasil USG dan
mengetahui arah dan gerakan jarum menuju sasaran

3. Mesin USG

Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah data yang diterima
dalam bentuk gelombang. Mesin USG merupakan CPU dalam teknologi USG sehingga di
dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti pada CPU pada PC termasuk untuk
mengubah gelombang hasil USG menjadi gambar.
Aplikasi dari Intrumentasi Medik
USG atau ultrasonografi adalah alat bantu diagnostik di bidang kedokteran untuk
menampilkan gambaran struktur bagian dalam tubuh manusia yang bekerja dengan
menggunakan bantuan teknologi gelombang suara frekuensi tinggi seperti yang dimiliki
kelelawar. Alat ini terdiri atas monitor dan transducer. Transduser merupakan alat yang akan
mentransfer pantulan gelombang suara menjadi sebentuk gambar yang akan tampil dilayar
monitoir, hasilnya disebut sonogram.

Berdasarkan cara kerjanya dibedakan menjadi dua, yang pertama transduser ditempelkan
di permukaan kulit tubuh (bagian perut) yang disebut USG Transabdominal. Sebelum transduser
ditempelkan dipermukaan perut, permukaan kulit dilapisi dengan suatu ultrasound gel agar-agar
khusus. Lalu transduser digerakkan keatas dan kebawah. Pada saat itu juga komputer akan
menerjemahkan gelombang suara kedalam suatu bentuk gambar. Sebelum menjalani
pemerikasaan ultrasonografi ini, pasien diminta untuk meminum air putih dalam jumlah yang
cukup banyak, untuk memudahkan pemeriksaan karena gelombang suara merambat lebih baik
dalam air.

Cara yang kedua, transduser dimasukkan ke dalam tubuh melalui vagina sehingga disebut
USG Transvaginal. Biasanya cara yang kedua ini dilakukan pada kehamilan muda. Sebelum
menjalani pemeriksaan, pasien diminta untuk mengosongkan kantung kemih sehingga
mempermudah masuknya transduser kedalam rahim (Anonim, 2001).

Metode Ultrasound

Pada awalnya, metode Ultrasound yang dikembangkan adalah metode Ultrasound dua
dimensi. Ada dua macam Ultrasound dua dimensi, yaitu Ultrasound Doppler dan Ultrasound
berwarna. Ultrasound Doppler hanya menampilkan gambar hitam putih, dan biasa digunakan
untuk mengamati denyut jantung janin. Ultrasound dengan warna masih menampilkan gambar
dua dimensi, tettapi dalam warna-warna khusus yang biasanya ditujukan untuk memperbaiki
kualitas gambar. Namun bukan berarti warna organ yang ditampilkan pada monitor adalah warna
organ yang sesungguhnya.

Perkembangan selanjutnya, metode Ultrasound yang digunakan adalah Ultrasound tiga


dimensi (3D). Ultrasound 3D memberikan gambar yang berkualitas lebih baik, yaitu memiliki
volume. Gambar yang ditampilkan tidak datar (hanya terdiri dari panjang dan lebar saja), tetapi
juga memiliki ketebalan. Oleh sebab itu, jenis Ultrasound ini lebih sering digunakan untuk
mengamati organ yang perlu dilihat volumenya, misalnya melihat adanya anomali atau keanehan
congenital atau cacat pada kerangka janin.

Perkembangan terakhir dari metode Ultrasound ini adalah ditemukannya Ultrasound


empat dimensi (4D). Ultrasound 4D merupakan penyempurnaan dari Ultrasound 3D yang tidak
hanya menampilkan gambaran tiga dimensi, tetapi juga menciptakan gambaran yang bergerak.
Teknik Ultrasound 4D menghadirkan perbedaan antara video dengan sekedar foto. Melalui
revolusi teknologi ini, gambaran tiga dimensi janin dikembangkan menjadi semacam “gambaran
hidup”, sehingga perkembangan janin dapat dianalisis dengan jauh lebih baik (Anonim, 2004b).

Dalam pemeriksaan kandungan dengan USG, ada dua metode yang lazim ditempuh.
Pertama, metode transabdominal. Metode ini paling dikenal karena ditemukan lebih dahulu.
Dokter akan mengoleskan semacam jelly di perut lalu menggerakkan transducer untuk
memperoleh gambaran yang dikehendaki. Secara sederhana, jelly berfungsi mempertinggi
kemampuan mesin USG untuk mengantarkan gelombang suara. Metode kedua adalah
transvaginal. Pada metode ini, transducer dimasukkan ke vagina. Dengan cara ini, gambar yang
dihasilkan lebih jelas karena resolusi yang lebih tinggi. Maklum, obyek yang diperiksa berada
lebih dekat dengan transducer ketimbang pada metode transabdominal. Sebagai catatan, metode
transvaginal dijamin tidak berefek negatif apa pun untuk wanita hamil dan janin yang
dikandungnya. Prosedur pemeriksaan dengan metode ini memakan waktu sekitar 15 menit.
Selama pemeriksaan, pasien dapat menyaksikan gambar-gambar bayinya melalui monitor.

Prosedur dalam penggunaan USG

Ada beberapa prosedur yang perlu diperhatikan dalam penggunaan USG, yaitu lebih
kepada persiapan pasien, walaupun sebenarnya tidak diperlukan persiapan khusus. Walaupun
demikian pada penderita obstivasi, sebaiknya semalam sebelumnya diberikan laksansia. Untuk
pemeriksaan alat- alat rongga di perut bagian atas, sebaiknya dilakukan dalam keadaan puasa dan
pagi hari dilarang makan dan minum yang dapat menimbulkan gas dalam perut karena akan
mengaburkan gambar organ yang diperiksa. Untuk pemeriksaan kandung empedu dianjurkan
puasa sekurang-kurangnya 6 jam sebelum pemeriksaan, agar diperoleh dilatasi pasif yang
maksimal. Untuk pemeriksaan kebidanan dan daerah pelvis, buli-buli harus penuh. Pasien akan
diminta untuk menurunkan celana/rok hingga pangkal paha. Setelah itu gel dingin, sebagai
konduktor gelombang suara akan dioleskan di atas perut pasien. Sonografer akan menggunakan
suatu alat untuk menghasilkan gelombang suara ke dalam rahim. Alat tersebut digerakan
perlahan di atas perut pasien. Gelombang suara dipantulkan oleh tulang dan jaringan tubuh
kembali ke alat pemindai sebagai sinyal listrik untuk mengghasilkan citra berwarna hitam dan
putih dari si janin. Biasaanya pada kehamilan trimester 1, dianjurkan agar pasien tidak buang air
kecil dulu atau banyak minum agar dapat melihat rahim dan janin dengan lebih baik.

Setelah dilakukan proses USG, akan diperoleh hasil berupa print out USG. Pada hasil
USG, selain gambar janin, terdapat tabel-tabel atau angka-angka yang diukur dari pengukuran
dokter terhadap tungkai lengan, kaki, dan diameter kepala. Itu semua bisa menghasilkan rumus
yang menunjukkan berat janin.

Biasanya, yang diperiksa saat USG adalah mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
kehamilan, yaitu :

1. Konfirmasi kehamilan. Embrio dalam kantung kehamilan dapat dilihat pada awal
kehamilan 5 ½ minggu, kemudian detak jantung janin biasanya diketahui dalam usia tujuh
minggu.
2. Mengetahui usia kehamilan
3. Menilai pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam kandungan.
4. Masalah dengan plasenta. USG bisa menilai dan mengetahui kondisi plasenta, apakah ada
masalah misalnya seperti plasenta previa.
5. Kehamilan kembar. Dengan pemeriksaan USG bisa mengetahui apakah ada satu atau
lebih fetus di rahim.
6. Mengukur cairan ketuban. Jumlah cairan ketuban dapat dinilai dengan USG, sehingga
jika terjadi masalah ketika kandungan kelebihan cairan ketuban atau terlalu sedikit.
7. Kelainan letak janin. Tidak saja kelainan janin dalam rahim, tetapi bisa juga mengetahui
kelainan yang bisa diketahui dengan USG, seperti ; hydrocefalus, kelainan jantung, down
syndrome.
8. Mengetahui jenis kelamin bayi.

Perlindungan keselamatan pasien

Berdasarkan penelitian (Anonim, 2004a), ada beberapa keuntungan metode Ultrasound, yaitu:

 Ultrasound tidak menggunakan sinar X untuk menghasilkan gambaran janin sehingga


baik ibu maupun janin yang sedang dikandungnya tidak memiliki resiko untuk terkena dampak
radiasi;
 Ultrasound telah digunakan untuk mengealuasi kehamilan selama hampir empat dekade,
dan selama kurun waktu itu tidak ada bukti atau laporan bahwa metode ini berbahaya bagi
pasien, embrio, atau janin. Tetapi meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa
Ultrasound harus dilakukan dalam situasi-situasi klinis tertentu.

Ada dua jenis USG: transabdominal dan transvaginal.

Kekuatan gelombang yang digunakan berkisar pada 3- 5mHz (transabdominal), dan pada
kehamilan awal dapat digunakan USG transvaginal 7-10 mHz (sumber lain menyebut 5-8 mHz).

Pemeriksaan USG tidak ada kontra indikasinya, karena pemeriksaan ini sama sekali tidak akan
memperburuk penyakit penderita. USG juga tidak berbahaya bagi janin karena USG tidak
mengeluarkan radiasi gelombang suara yang bisa berpengaruh buruk pada otak si jabang bayi.
Hal ini berbeda dengan penggunaan sinar rontgen. USG baru berakibat negatif jika telah
dilakukan sebanyak 400 kali. Dampak yang timbul dari penggunaan USG hanya efek panas yang
tak berbahaya bagi ibu maupun bayinya. Dalam 20 tahun terakhir ini, diagnostik ultrasonik
berkembang dengan pesatnya, sehingga saat ini USG mempunyai peranan penting untuk
menentukan kelainan berbagai organ tubuh. Jadi, jelas bahwa dalam penggunaan USG untuk
menegakkan diagnosa medis tidak memiliki kontra indikasi atau efek samping terhadap pasien.

PEMERIKSAAN USG (ULTRA SONOGRAPHY)

USG atau Ultrasonografi dalam dunia kedokteran memang bukan barang baru. Kehadirannya terkadang
masih menimbulkan kekhawatiran pada sebagian orangtua tentang penggunaan dan manfaatnya.
Misalnya, kekhawatiran akan radiasi yang ditimbulkan dari alat tersebut. Beberapa orang bahkan
menyangsikan manfaat alat ini mengingat ada satu dua kasus kelainan bayi yang dianggap tak terdeteksi
oleh pemeriksaan USG. Belum lagi soal biaya. Beberapa klinik/rumah sakit memang sudah memasukkan
biaya USG dalam biaya pemeriksaan kehamilan. Namun cukup banyak juga yang menagih pemeriksaan
ini sebagai biaya tersendiri. Kalau pasien yang meminta, mungkin enggak jadi soal. Tapi jika dokter
melakukan pemeriksaan USG setiap kali pasien kontrol dan ada biaya tambahan untuk itu, tampaknya ini
tidak fair bagi pasien.

TAK ADA RADIASI

Pemeriksaan USG merupakan pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada ibu hamil. Sebelum ada alat
ini, denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16-18 minggu. Sementara dengan
USG, pada usia kehamilan 6-7 minggu sudah dapat dideteksi. USG juga dapat mendeteksi kelainan-
kelainan bawaan di usia kehamilan yang lebih awal.

CARA PEMERIKSAAN

Pemeriksaan USG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Pervaginam

- Memasukkan probe USG transvaginal/seperti melakukan pemeriksaan dalam.

- Dilakukan pada kehamilan di bawah 8 minggu.

- Lebih mudah dan ibu tidak perlu menahan kencing.

- Lebih jelas karena bisa lebih dekat pada rahim.

- Daya tembusnya 8-10 cm dengan resolusi tinggi.

- Tidak menyebabkan keguguran.

2. Perabdominan

- Probe USG di atas perut.

- Biasa dilakukan pada kehamilan lebih dari 12 minggu.

- Karena dari atas perut maka daya tembusnya akan melewati otot perut, lemak baru menembus rahim.

JENIS PEMERIKSAAN USG

1. USG 2 Dimensi

Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian besar
keadaan janin dapat ditampilkan.

2. USG 3 Dimensi

Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang
tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan
jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat
diputar (bukan janinnya yang diputar).

3. USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live 3D). Kalau
gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat
“bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim.

4. USG Doppler

Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat. Alat ini
digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi:

- Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit).

- Tonus (gerak janin).

- Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).

- Doppler arteri umbilikalis.

- Reaktivitas denyut jantung janin.

SAAT TEPAT PEMERIKSAAN

Pemeriksaan dengan USG wajib semasa kehamilan sebetulnya hanya dua kali, yaitu:

* Saat pertama kali pemeriksaan kehamilan (usia kehamilan berapa pun namun biasanya pada usia
kehamilan 10-12 minggu). Pemeriksaan ini dilakukan sebagai skrining awal. Gambaran janin yang masih
sekitar 8 cm akan terlihat tampil secara utuh pada layar monitor.

* Usia kehamilan 20-24 minggu sebagai skrining lengkap. Setelah usia kehamilan lebih dari 12 minggu
gambaran janin pada layar monitor akan terlihat sebagian-sebagian/tidak secara utuh. Karena alat scan
USG punya area yang terbatas, sementara ukuran besar janin sudah bertambah atau lebih dari 8 cm. Jadi,
untuk melihat kondisi janin dapat per bagian, misalnya detail muka, detail jantung, detail kaki dan
sebagainya.

Selain itu, penggunaan alat USG dapat dilakukan atas dasar indikasi yakni:

* Pemeriksaan USG serial untuk mengukur pertumbuhan berat badan janin.

* Bila perlu pada usia kehamilan 38-42 minggu untuk melihat bagaimana posisi bayi apakah melintang,
kepala turun, dan lainnya.

MANFAAT

Trimester I
- Memastikan hamil atau tidak.

- Mengetahui keadaan janin, lokasi hamil, jumlah janin dan tanda kehidupannya.

- Mengetahui keadaan rahim dan organ sekitarnya.

- Melakukan penapisan awal dengan mengukur ketebalan selaput lendir, denyut janin, dan sebagainya.

Trimester II:

- Melakukan penapisan secara menyeluruh.

- Menentukan lokasi plasenta.

- Mengukur panjang serviks.

Trimester III:

- Menilai kesejahteraan janin.

- Mengukur biometri janin untuk taksiran berat badan.

- Melihat posisi janin dan tali pusat.

- Menilai keadaan plasenta.

TAK 100% AKURAT

Perlu diketahui, akurasi/ketepatan pemeriksaan USG tidak 100%, melainkan 80%. Artinya, kemungkinan
ada kelainan bawaan/kecacatan pada janin yang tidak terdeteksi atau interpretasi kelamin janin yang tidak
tepat. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain:

* Keahlian/kompetensi dokter yang memeriksanya.

Tak semua dokter ahli kandungan dapat dengan baik mengoperasikan alat USG. Sebenarnya untuk
pengoperasian alat ini diperlukan sertifikat tersendiri.

* Posisi bayi

Posisi bayi seperti tengkurap atau meringkuk juga menyulitkan daya jangkau/daya tembus alat USG.
Meski dengan menggunakan USG 3 atau 4 Dimensi sekalipun, tetap ada keterbatasan.

* Kehamilan kembar

Kondisi hamil kembar juga menyulitkan alat USG melihat masing-masing keadaan bayi secara detail.
* Ketajaman/resolusi alat USG-nya kurang baik.

* Usia kehamilan di bawah 20 minggu.

* Air ketuban sedikit.

* Lokasi kelainan, seperti tumor di daerah perut janin saat usia kehamilan di bawah 20 minggu agak sulit
dideteksi.

Anda mungkin juga menyukai