Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN OBAT

“ASAM MAFENAMAT”

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Farmaaologi


yang diampu oleh H. Sutangi., S.Kp., M. Kes

Oleh
Meilindawati
(132010118011)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS WIRALODRA

INDRAMAYU
2019
A. Latar Belakang
Analgetika merupakan suatu senyawa atau obat yang dipergunakan
untuk mengurangi rasa sakit atau nyeri (diakibatkan oleh berbagai
rangsangan pada tubuh misalnya rangsangan mekanis, kimiawi dan fisis
sehingga menimbulkan kerusakan pada jaringan yang memicu pelepasan
mediator nyeri seperti brodikinin dan prostaglandin yang akhirnya
mengaktivasi reseptor nyeri di saraf perifer dan diteruskan ke otak) yang
secara umum dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu analgetika non
narkotik (seperti: asetosat, parasetamol) dan analgetika narkotik seperti :
morfin.
Terkadang, nyeri dapat berarti perasaan emosional yang tidak
nyaman dan berkaitan dengan ancaman seperti kerusakan pada jaringan
karena pada dasarnya rasa nyeri merupakan suatu gejala, serta isyarat
bahaya tentang adanya gangguan pada tubuh umumnya dan jaringan
khususnya.
Untuk mengurangi atau meredakan rasa sakit atau nyeri tersebut
maka banyak digunakan obat-obat analgetik (seperti parasetamol, asam
mefenamat dan antalgin) yang bekerja dengan memblokir pelepasan
mediator nyeri sehingga reseptor nyeri tidak menerima rangsang nyeri.
Terdapat perbedaan mencolok antara analgetika dengan anastetika umum
yaitu meskipun sama-sama berfungsi sebagai zat-zat yang mengurangi
atau menghalau rasa nyeri namun, analgetika bekerja tanpa menghilangkan
kesadaraan. Nyeri sendiri terjadi akibat rangsangan mekanis, kimiawi, atau
fisis yang memicu pelepasan mediator nyeri. Intensitas rangsangan
terendah saat seseorang merasakan nyeri dinamakan ambang nyeri.
Analgetika yang bekerja perifer atau kecil memiliki kerja
antipiretik dan juga komponen kerja antiflogistika dengan pengecualian
turunan asetilanilida. Nyeri ringan dapat ditangani dengan obat perifer
(parasetamol, asetosal, mefenamat atau aminofenazon). Untuk nyeri
sedang dapat ditambahkan kofein dan kodein. Nyeri yang disertai
pembengkakan sebaiknya diobati dengan suatu analgetikum anti radang
(aminofenazon, mefenaminat dan nifluminat). Nyeri yang hebat perlu
ditanggulangi dengan morfin. Obat terakhir yang disebut dapat
menimbulkan ketagihan dan menimbulkan efek samping sentral yang
merugikan. Berdasarkan kerja farmakologisnya, analgetika dibagi dalam
dua kelompok besar yaitu: analgetika perifer (non-narkotik), yang terdiri
dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.
Analgetika narkotik, khusus digunakan untuk mengahalau rasa nyeri
hebat, seperti pada fractura dan kanker. Penggunaan analgetika perifer
mampu meringankan atau menghilangkan rasa nyeri, tanpa mempengaruhi
SSP atau menurunkan kesadaran, juga tidak menimbulkan ketagihan.
Kombinasi dari dua atau lebih analgetika sering kali digunakan, karena
terjadi efek potensiasi.
Analgetika narkotik merupakan kelompok obat yang memiliki
sifat-sifat seperti opium atau morfin. Meskipun memperlihatkan berbagai
efek farmakodinamik yang lain, golongan obat ini terutama digunakan
untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri yang hebat. Meskipun
terbilang ampuh, jenis ini dapat menimbulkan ketergantungan pada si
pemakai. Seiring berjalannya waktu, ditemukannya obat yang bersifat
campuran agonis dan antagonis jenis ini yang mampu meniadakan
ketergantungan fisik, maka penggunaan istilah analgesik narkotik untuk
pengertian farmakologik tidak sesuai lagi.
B. Topik
Asam mafenamat.
C. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan (health education), diharapkan siswa
mengetahui dan menginformasikan kepada masyarakat tentang obat
analgetika-antiperetika “asam mafenamat”
D. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan (health education), masyarakat :
1. Menjelaskan tentang asam mafenamat.
2. Menjelaskan fungsi asam mafenamat sebagai obat peeda nyeri.
3. Menjelaskan dosis penggunanan asam mafenamat
4. Menjelaskan efek samping asam mafenamat bagi tubuh.
E. Sasaran
Siswa kelas XII
F. Waktu dan Tempat
Hari/ tanggal : Selasa, 16 Juli 2019
Tempat: Ruang Kelas SMK N 1 Sindang jurusan Tata Busana.
Waktu : 20 menit.
G. Metode
Ceramah dan tanya jawab.
H. AVA/ Media
Menggunakan laptop.

I. Strategi Pembelajaran

Fase/Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Mahasiswa

Pembukaan 1. Menyampaikan
(3 menit) salam pembukaan
2. Menyampaikan Memperhatikan
tujuan dari
pelaksanaan
kegiatan
penyuluhan
Pengembangan 1. Menjelaskan
(11 menit) kepada siswa
tentang asam
mafenamat.
2. Menjelaskan
kepada siswa Memperhatikan
indikasi asam
mafenmat sebagai
obat pereda nyeri.
3. Menjelaskan
kepada siswa,
Upaya dosis
penggunaan asam
mafenamat.
4. Menjelaskan
kepada siswa efek
samping
penggunaan asam
mafenamat
Penutup 1. Menyampaikan
(6 menit) kesimpulan tentang
materi yang telah
Memperhatikan dan
disampaikan
2. Ucapan terima bertanya.
kasih dan salam
penutup

J. Lampiran Materi
1. Pengertian Asam mefenamat
Mefenamat adalah termasuk obat pereda nyeri yang digolongkan
sebagai NSAID (Non Steroidal Antiinflammatory Drugs). Asam
mefenamat biasa digunakan untuk mengatasi berbagai jenis rasa
nyeri, namun lebih sering diresepkan untuk mengatasi sakit gigi,
nyeri otot, nyeri sendi dan sakit ketika atau menjelang haid. Seperti
juga obat lain, tentunya asam mefenamat dapat menyebabkan efek
samping. Contoh yang sering terjadi adalah merangsang dan merusak
lambung. Sebab itu, asam mefenamat sebaiknya tidak diberikan pada
pasien yang mengidap gangguan lambung,dan sebaiknya diberikan
pada saat lambung tidak dalam kondisi kosong atau setelah makan.
2. Komposisi
Tiap tablet salut selaput mengandung asam mefenamat 500 mg.
3. Indikasi
Dapat menghilangkan nyeri akut dan kronik, ringan sampai sedang
sehubungan dengan sakit kepala, sakit gigi, dismenore primer,
termasuk nyeri karena trauma, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri sehabis
operasi, nyeri pada persalinan.
4. Dosis
a) Digunakan melalui mulut (per oral), sebaiknya sewaktu
makan.
b) Dewasa dan anak di atas 14 tahun yaitu dosis awal yang
dianjurkan 500 mg kemudian dilanjutkan 250 mg tiap 6 jam.
c) Dismenore : 500 mg 3 kali sehari, diberikan
pada saat mulai menstruasi ataupun
sakit dan dilanjutkan selama
2-3 hari.
d) Menoragia : 500 mg 3 kali sehari, diberikan
pada saat mulai menstruasi dan
dilanjutkan selama 5 hari atau
sampai perdarahan berhenti.
5. Efek samping
Dapat terjadi gangguan saluran cerna, antara lain iritasi lambung,
kolik usus, mual, muntah dan diare, rasa mengantuk, pusing, sakit
kepala, penglihatan kabur, vertigo, dispepsia.
Pada penggunaan terus-menerus dengan dosis 2000 mg atau lebih
sehari dapat mengakibatkan agranulositosis dan anemia hemolitik.
Sebagaimana obat-obat lainnya, asam mefenamat dapat
menyebabkan berbagai efek samping. Efek samping asam mefenamat
yang paling menonjol adalah kemampuannya merangsang dan
merusak lambung. Sebab itu, asam mefenamat sebaiknya tidak
diberikan pada pasien yang cenderung mempunyai sakit mag atau
gangguan lambung lainnya. Risiko perdarahan lambung ini akan
lebih besar lagi pada peminum alkohol. Untuk mengurangi risiko
gangguan lambung, sebaiknya obat-obat yang mengandung asam
mefenamat dikonsumsi bersama makanan atau susu.
Selain dapat menyebabkan gangguan lambung (kembung, nyeri,
keram, dan perdarahan lambung), asam mefenamat juga dapat
menyebabkan sakit kepala, pusing, diare, mual dan muntah bagi
orang-orang yang peka. Kadang-kadang juga dapat terjadi gangguan
penglihatan dan pendengaran: penglihatan menjadi kabur dan telinga
berdenging. Asam mefenamat juga dapat menyebabkan kantuk.
Karena itu, orang yang sedang mengonsumsi asam mefenamat
dilarang mengendarai kendaraan, menjalankan mesin, dan melakukan
aktivitas lain yang memerlukan kesadaran tinggi. Jika sedang
mengonsumsi asam mefenamat apalagi dalam jangka waktu cukup
lama, awasilah apakah kotoran (faeces) berubah warna menjadi
kehitaman, atau terdapat bercak-bercak darah. Demikian pula jika
pasien muntah apakah terdapat darah. Jika ada, berarti sudah terjadi
perdarahan yang cukup parah di lambung. Jika sudah demikian maka
pemakaian asam mefenamat harus segera dihentikan dan segera
laporkan ke dokter. Overdosis asam mefenamat biasanya ditandai
dengan mual, muntah, perdarahan lambung, pusing, sakit kepala,
diare, telinga berdenging, penglihatan kabur, berkeringat banyak,
napas melemah, kejang, dan dapat membawa kematian.
Selain tidak boleh diberikan kepada penderita gangguan lambung
dan peminum alkohol, asam mefenamat juga tidak boleh diberikan
kepada orang-orang yang alergi terhadap salah satu obat golongan
NSAIDS (misalnya yang mengandung ketoprofen, naproxen,
diclofenac, fenoprofen, flurbiprofen, indomethacin, nabumetone,
oxaprozin, piroxicam, dan lain-lain), penderita gangguan jantung,
ginjal, atau hati, dan penderita hipertensi (tekanan darah tinggi).
Wanita hamil juga sebaiknya tidak mengonsumsi asam mefenamat,
sebab walaupun belum dapat dipastikan asam mefenamat dapat
membahayakan janin di dalam kandungan, beberapa obat yang satu
golongan dengan asam mefenamat terbukti dapat mengganggu
perkembangan jantung janin di dalam kandungan. Asam mefenamat
juga dapat keluar bersama air susu ibu (ASI). Sebab itu, wanita
menyusui sebaiknya tidak mengonsumsi asam mefenamat, sebab
akan terminum oleh bayi ketika menyusu. Asam mefenamat
sebaiknya juga tidak diberikan pada anak-anak atau pasien usia
lanjut, sebab dapat menyebabkan efek samping yang lebih parah.
Satu hal lagi mengenai obat, yang sangat penting untuk diperhatikan
adalah sifat obat yang dapat berinteraksi dengan obat lain, atau
makanan yang sedang kita konsumsi. Hasil interaksi obat ini sering
kali berefek negatif, dan bahkan dapat membahayakan jiwa pemakai.
Asam mefenamat dapat berinteraksi dan dapat menimbulkan efek
negatif jika digunakan bersama dengan obat-obat tertentu, seperti
misalnya obat-obat golongan NSAIDS lainnya, obat-obat
antikoagulansia (seperti misalnya warfarin dan aspirin), siklosporin,
diuretika (peluruh air seni), obat-obat artritis dan diabetes, dan
banyak obat-obat lainnya bahkan dengan vitamin dan suplemen.
Maka, jika Anda sedang mengonsumsi obat atau suplemen makanan
tertentu dan akan mengonsumsi asam mefenamat, sebaiknya
konsultasikan lebih dahulu kepada dokter atau apoteker yang
bertugas di apotek. Karena cukup banyak efek samping negatif yang
dapat ditimbulkan, obat-obat yang mengandung asam mefenamat
harus dikonsumsi secara hati-hati dan tidak dalam jangka panjang.
Sebaiknya dikonsumsi tidak lebih dari satu minggu kecuali atas
anjuran dokter. Karena itu, sebaiknya Anda sarankan agar suami
menghentikan kebiasaan mengonsumsi asam mefenamat setiap kali
sakit gigi. Gigi yang sakit sebaiknya diobati penyebab penyakitnya,
jangan hanya sekadar dihilangkan atau dikurangi rasa sakitnya.
Percuma saja mengurangi rasa sakit kalau sumber atau penyebab
penyakitnya tetap dibiarkan.

Anda mungkin juga menyukai