Definisi Krim
Definisi Krim
Krim adalah sediaan semi solid kental, umumnya berupa emulsi m/a
(krim berair) atau emulsi a/m (krim berminyak). (The
Pharmaceutical Codex 1994, hal 134)
Krim adalah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan
obat terlarut dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara
tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang
mempunyai konsistensi relatif cair yang diformulasikan sebagai
emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air.
Sifat umum sediaan semi padat terutama krim ini adalah mampu
melekat pada permukaan tempat pemakaian dalam waktu yang cukup
lama sebelum sediaan ini dicuci atau dihilangkan. Krim yang
digunakan sebagai obat umumnya digunakan untuk mengatasi
penyakit kulit seperti jamur, infeksi ataupun sebagai anti radang yang
disebabkan oleh berbagai jenis penyakit (Anwar, 2012).
Penggolongan Krim
Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau disperse mikrokristal
asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang
dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk pemakain
kosmetika dan estetika. Krim dapat juga digunakan untuk pemberian
obat melalui vaginal.
Ada 2 tipe krim yaitu krim tipe minyak dalam air (M/A) dan krim tipe
air dalam minyak (A/M). Pemilihan zat pengemulsi harus disesuaikan
dengan jenis dan sifat krim yang dikehendaki. Untuk krim tipe A/M
digunakan sabun polivalen, span, adeps lanae, kolsterol dan cera.
Sedangkan untuk krim tipe M/A digunakan sabun monovalen, seperti
trietanolamin, natrium stearat, kalium stearat dan ammonium stearat.
Selain itu juga dipakai tween, natrium lauryl sulfat, kuning telur,
gelatinum, caseinum, cmc dan emulygidum.
1. Fase minyak, yaitu bahan obat yang larut dalam minyak, bersifat
asam.
Contoh: asam stearat, adepslanae, paraffin liquidum, paraffin
solidum, minyak lemak, cera, cetaceum, vaselin, setil alkohol,
stearil alkohol, dan sebagainya.
2. Fase air, yaitu bahan obat yang larut dalam air, bersifat basa.
Contoh: Na tetraborat (borax, Na biboras), Trietanolamin/TEA,
NaOH, KOH, Na2C03, Gliserin, Polietilenglikol/PEG,
Propilenglikol, Surfaktan (Na lauril sulfat, Na setostearil
alkohol, polisorbatum/Tween, Span dan sebagainya)
Bahan penyusun krim
Bahan bahan penyusun krim, antara lain :
Zat berkhasiat
Minyak
Air
Pengemulsi
Hal yang penting lain adalah mudah dikeluarkan dari tube. Perbaikan
konsistensi dapat dilakukan dengan mengatur komponen sediaan
emulsi diperhatikan ratio perbandingan fasa. Untuk krim adalah
jumlah konsentrat campuran zat pengemulsi.
2. Zat pengawet
Pengawet yang dimaksudkan adalah zat yang ditambahkan dan
dimaksudkan untuk meningkatkan stabilitas sediaan dengan
mencegah terjadinya kontaminasi mikroorganisme. Karena pada
sediaan krim mengandung fase air dan lemak maka pada sediaan ini
mudah ditumbuhi bakteri dan jamur.
1. Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe A/M (air dalam
minyak) karena terganggu sistem campuran terutama
disebabkan karena perubahan suhu dan perubahan komposisi
disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan atau
pencampuran dua tipe krim jika zat pengemulsinya tidak
tersatukan.
2. Susah dalam pembuatannya, karena pembuatan kirim harus
dalam keadaan panas.
3. Mudah lengket, terutama tipe A/M (air dalam minyak).
4. Mudah pecah, disebabkan dalam pembuatan formulanya tidak
pas.
5. Pembuatannya harus secara aseptis
1.
1. Pencampuran bahan padat. Pada prinsipnya pencampuran
bahan padat adalah menghancurkan aglomerat yang
terjadi menjadi partikel dengan ukuran yang serba sama.
2. Pencampuran untuk larutan. Tujuan pencampuran larutan
didasarkan pada dua tujuan yaitu: adanya transfer panas
dan homogenitas komponen sediaan.
3. Pencampuran semi solida. Untuk pencampuran sediaan
semi solid dapat digunakan alat pencampuran dengan
bentuk mixer planetary dan bentuk sigma blade. Alat
dengan sigma blade dapat membersihkan salep/krim yang
menempel pada dinding wadah dan menjamin
homogenitas produk serta proses transfer panas lebih baik.
Pada kulit yang tidak luka, suatu emulsi air dalam minyak biasanya
dapat dipakai lebih rata karena kulit diselaputi oleh suatu lapisan tipis
dari sabun dan permukaan ini lebih mudah dibasahi oleh minyak
daripada oleh air.
Suatu emulsi air dalam minyak juga lebih lembut ke kulit, karena ia
mencegah mengeringnya kulit dan tidak mudah hilang bila kena air.
Sebaliknya jika diinginkan preparat yang mudah dihilangkan dari
kulit dengan air, harus dipilih suatu emulsi minyak dalam air, harus
dipilih suatu emulsi minyak dalam air. Seperti untuk absorpsi,
abnsorpsi melalui kulit (absorpsi perkutan) bisa ditambah dengan
mengurangi ukuran partikel dari fase dalam.
Persyaratan Krim
Persyaratan krim sebagai obat luar, krim harus memenuhi beberapa
persyaratan berikut :
Persyaratan mutu :
a. Aman
Aman artinya sediaan yang dibuat harus aman secara fisiologis
maupun psikologis dan dapat meminimalisir suatu efek samping
sehingga tidak lebih toksik dari bahan aktif yang belum diformulasi.
Bahan sediaan farmasi merupakan senyawa kimia yang mempunyai
karakteristik fisikokimia yang berhubungan dengan efek
farmakologis.
Stabilitas fisika
Sifat sifat fisika seperti organoleptis, keseragaman, kelarutan,
dan viskositas tidak berubah. (USP XII, p.1703)
Stabilitas kimia
Secara kimia inert sehingga tidak menimbulkan perubahan
warna, pH, dan bentuk sediaan (USP XII, p.1703). Sediaan
dibuat pada pH 3 6 diharapkan tidak mengalami perubahan
potensi.
Stabilitas mikrobiologi
Tidak ditemukan pertumbuhan mikroorganisme selama waktu
edar. Jika mengandung pengawet, harus tetap efektif selama
waktu edar. Mikroorganisme yang tidak boleh ditemukan pada
sediaan: Salmonella sp., E. coli, Enterobacter sp., P. aeruginosa,
Clostridium sp., Candida albicans (Lachman, p.468).
Stabilitas toksikologi
Pada penyimpanan maupun pemakaian tidak boleh ada
kenaikan toksisitas (USP XII, p.1703)
Stabilitas farmakologis
Selama penyimpanan dan pemakaian, efek terapetiknya harus
tetap sama (USP XII p.1703).
Pembentukan Krim
Pembentukan krim dibawah pengaruh gravitasi, partikel partikel atau
tetesan tetesan tersuspensi cenderung meningkat atau mengendap,
tergantung pada perbedaan dalam gravitasi spesifik antar fase
tersebut.
Penyimpanan Krim
Penyimpanan krim biasanya dikemas baik dalam botol atau dalam
tube, botol yang digunakan biasanya berwarna gelap atau buram.
Wadah dari gelas buram dan berwarna berguna untuk krim yang
mengandung obat yang peka terhadap cahaya.
Tube biasa saja terbuat dari kaleng atau plastik, beberapa diantaranya
diberi tambahan kemasan bila krim akan digunakan untuk
penggunaan khusus. Tube dari krim kebanyakan dikemas dalam tube
kaleng dan dapat dilipat yang dapat menampung sekitar 8,5 gram
krim.
Tube krim untuk pemakaian topikal lebih sering dari ukuran 5 sampai
15 gram (Ansel, 1989).