PARALISIS PERIODIK
OLEH :
Nurhalisa C014182152
i
LEMBAR PENGESAHAN
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian Neurologi Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN ................................................................................................i
A. Definisi ................................................................................................................ 1
B. Epidemiologi .......................................................................................................1
C. Klasifikasi............................................................................................................ 1
D. Patofisiologi ........................................................................................................4
F. Diagnosis ............................................................................................................. 8
G. TataLaksana ......................................................................................................10
iii
A. DEFINISI
Paralisis periodik adalah sekumpulan sindrom klinis langka yang ditandai dengan
episode kelumpuhan yang berlangsung beberapa menit hingga berhari-hari sebagai akibat
dari perubahan kanal ion yang abnormal pada otot rangka.1Pasien dengan paralisis
periodikakan mengalami serangan kelemahan otot dengan durasi dan keparahan yang
bervariasi. Dalam sekali serangan kelemahan bisa secara general maupun fokal.
Keragaman gejala sering menyebabkan keterlambatan dalam diagnosis dan pengobatan
yang akurat.2
B. EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian dari paralisis periodic hypokalemia yang merupakan jenis yang
paling sering terjadi adalah sekitar 1 diantara 100.000 orang, pria lebih sering dari wanita
dan biasanya lebih berat. Usia terjadinya serangan pertama bervariasi dari 1–20 tahun,
frekuensi serangan terbanyak di usia 15–35 tahun dan kemudian menurun dengan
peningkatan usia.6,7
C. KLASIFIKASI
Kadar kalium serum pada kelumpuhan periodik primer dan sekunder biasanya
abnormal selama serangan.Jika kadarnya di bawah normal, kelumpuhan periodik dikenal
sebagai tipe hipokalemik.Jika kadarnya lebih tinggi dari normal, ini disebut sebagai tipe
hiperkalemia.Dalam tipe normokalemik kelumpuhan periodik, serum potassium selama
1
serangan mungkin normal atau dalam kisaran normal lebih rendah atau lebih tinggi.Pada
kelumpuhan periodik primer, serum potassium/ kalium serum antar-ictal adalah normal.
Pada kelumpuhan periodik sekunder, kalium serum antar ictal mungkin abnormal.4,5
2
Paralisis hipokalemi merupakan penyebab dari paralisis flaccid akut dimana terjadi
kelemahan otot yang ringan sampai berat hingga mengancam jiwa seperti cardiac aritmia
dan kelumpuhan otot pernapasan. Beberapa hal yang mendasari terjadinya paralisis
hipokalemi antaralain tirotoksikosis, renal tubular acidosis, gitelman syndrome,
keracunan barium, pemakaian obat golongan diuretik dan diare, namun dari beberapa
kasus sulit untuk diidentifikasi penyebabnya, salah diagnosa akan mengakibatkan
penatalaksanaan yang salah.8
Kelemahan otot biasanya terjadi pada keempat anggota gerak.Bila kelainan belum
komplit, kelemahan yang terjadi lebih dominan pada anggota gerak bawah.Fungsi
respirasi, menelan, dan motilitas okuler biasanya tidak terganggu. Gangguan pada fungsi
tersebut mungkin akan terjadi pada saat serangan yang sangat berat dan diserta dengan
terganggunya reflek batuk pada saat serangan.6
Pada saat serangan akan terjadi pergerakan kalium dari cairan ekstra selular
masuk ke dalam sel, sehingga pada pemeriksaan kalium darah terjadi hipokalemia. Kadar
kalium diluar serangan biasanya dalam batas normal. Pencetus untuk setiap individu
berbeda, juga tidak ada korelasi antara besarnya penurunan kadar kadar kalium serum
dengan beratnya paralisis (kelemahan) otot skeletal. Penderita dapat mengalami serangan
hanya sekali, tetapi dapat juga serangan berkali-kali (berulang) dengan interval waktu
serangan juga bervariasi.Kelemahan biasanya terjadi pada otot kaki dan tangan, tetapi
kadang-kadang dapat mengenai otot mata, otot pernafasan dan otot untuk menelan, di
mana kedua keadaan terakhir ini dapat berakibat fatal.6,7
Hipokalemik periodik paralisis biasanya terjadi karena kelainan genetik otosomal
dominan. Hal lain yang dapat menyebabkan terjadinya hipokalemik periodik paralisis
adalah tirotoksikosis (thyrotoxic periodic paralysis), hiperinsulin.6,7
3
b. Paralisis Periodik Normokalemik
Paralisis periodik normokalemik (normoKPP) sampai saat ini dianggap sebagai
jenis hiperKPP. Tidak jarang hyperKPP hadir pada titik lemah, karena itu memiliki kadar
kalium normal. Baru-baru ini, mutasi baru pada gen SCN4A dan CACNA1S telah
diidentifikasi dan mekanisme patogenik masih belum jelas.11,12
c. Paralisis Periodik Hiperkalemik
D. PATOFISIOLOGI
Paralisis periodic terjadi karena adanya redistribusi kalium ekstraseluler ke dalam
cairan intraseluler secara akut tanpa deficit kalium tubuh total. Kelemahan otot terjadi
karena kegagalan otot rangka dalam menjaga potensial istirahat (resting potential) akibat
adanya mutasi gen CACNL1A3, SCN4A, dan KCNE3 yakni gen yang mengontrol
gerbang kanal ion natrium, kalsium dan kalium pada membrane sel otot.15
Kadar kalium plasma adalah hasil keseimbangan antar asupan kalium dari luar,
eksresi kalium, dan distribusi kaliumdiruang intra dan ekstraseluler. Sekitar 98% kalium
total tubuh berada di ruang intraseluler, terutama di sel otot rangka. Secara fisiologis,
kadar kalium intrasel dipertahankan dalam rentang nilai 120-140 mEq/L melalui kerja
enzim Na+, dan K+, sedangkan dalam keadaan repolarisasi (istirahat), gerbang kanal ion
akan membuka, memungkinkan keluar- masuknya ion natrium dan kalium serta
4
menjaganya dalam keadaan seimbang. Mutasi gen yang mengontrol kanalion ini
akanmenyebabkan influx K+ berlebihan kedalam sel otot rangka sehingga sel otot tidak
dapat tereksitasisecara elektrik, menimbulkan kelemahan sampai paralisis. Mekanisme
peningkatan influx kalium kedalam sel pada mutasi gen ini belum jelas dipahami.15
Pada kondisi normal keseimbangan ion intra selular dan ekstraselular yang
mengatur voltase potensial istirahat sel (-90 mV) diatur oleh ion Na+ dan K+tubuh.
Tetapi pada HKPP, dimana kadar kalium ekstraselular yang lebih rendah mengakibatkan
keseimbangan potensial kalium berubah lebih negative sehingga sehingga Na+ lebih
banyak masuk ke intraselular dan kalium terlambat dan lebih sedikit yang keluar ke ekstra
selular. Hal ini mengakibatkan potensial istirahat berada pada voltase -50 mv dan
menyebabkan gangguan elektrik dan otot tidak dapat dieksitasi.16
E. MANIFESTASI KLINIS
1) Paralisis Periodik Hipokalemik
Ini ditandai dengan episode paralitik fokal atau umum dari otot rangka, yang dapat
berlangsung selama berjam- jam hingga berhari- hari dan berhubungan dengan
hypokalemia (<2,5 mEq/L). Pada laki-laki laki lebih sering terjadi dikarenakan
adanya penurunan penetrasi dari kalium. Banyak individu yang mengeluhkan
kelemahan otot yang progressif terutama pada kelompok otot proksimal dari
ekstremitas bawah. Serangan pertama biasanya terjadi antara usia 5 – 35 tahun, tetapi
frekuensi serangan paling tinggi antara 15 – 35 tahun dan kemudian semakin
berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Serangan akut terjadi berulang dalam
interval harian, mingguan atau dalam bulanan, dan biasanya berlangsung beberapa
jam atau berhari- hari. Serangan dapat terjadi secara spontan atau sebagai respon dari
pemicu seperti makanan kaya akan karbohidrat, alcohol, makanan yang mengandung
natrium tinggi, dan istirahat setelah berolahraga berat. Kadar insulin juga dapat
mempengaruhi kelainan ini pada banyak penderita, karena insulin akan meningkatkan
aliran kalium ke dalam sel. Pada saat serangan akan terjadi pergerakan kalium dari
cairan ekstra selular masuk ke dalam sel, sehingga pada pemeriksaan kalium darah
terjadi hypokalemia. 17, 18
Pada pemeriksaan fisik, selain kelemahan otot juga ditemukan reflek tendon
dalam yang menurun sampai hilang.Sistem sensorik dan kesadaran tidak terganggu.
Pasien juga sering mengalami nyeri otot dan gangguan kognitif selama serangan.19
5
2) Paralisis Periodik Hiperkalemik
Ciri khas dari Hiperkalemia paralisis periodic adalah serangan kelemahan tungkai
dan peningkatan kalium serum selama serangan, tetapi beberapa pasien memiliki
kadar kalium serum normal selama serangan. Pemberian kalium dapat memicu
serangan atau memperburuk episode yang sedang berlangsung.Serangan kelemahan
otot dimulai pada dekade pertama kehidupan pada sekitar 50% pasien. Serangan dapat
dipicu oleh makanan kaya kalium, istirahat setelah latihan, puasa, paparan dingin,
stress emosional, atau kehamilan. Dan, sering dimulai pada pagi hari yang berlagsung
hingga 2 jam.Lebih dari 80% pasien berusia diatas 40 tahun dengan paralisis periodic
hiperkalemia mengalami kelemahan otot permanen, dan sepertiga berkembang
menjadi miopati proggressif kronis.Serangan dari tipe ini, lebih jarang bila di
bandingkan dengan tipe hypokalemia.20
3) Paralisis Periodik Normokalemik
Paralisis Periodik Normokalemik memiliki manifestasi klinis yang
mirip dengan paralisis periodic hiperkalemik.Hal ini menyebabkan dalam beberapa
pendapat menyatakan bahwa paralisis periodic normokalemik merupakan bagian
paralisis periodic hiperkalemik.Jenis paralisis ini dapat dipengaruhi oleh cuaca dingin,
perubahan usim, olahraga yang berat, serta stress.Episode dari serangannya
berlangsung 2 – 13 hari.Tidak ada perbedaan antara laki- laki dan perempuan dalam
hal prevalensi.Seiring pertambahan usia, maka kejadian serangan akan semakin
memberat. Manifestasi klinis dari jenis ini bervariasi.Kelemahan otot proksimal
ringan, miotonia otot- otot thenar dan miotonia kelopak mata.Prevalensi dari jenis ini
cenderung baik.21
6
Manifestasi klinis:
NO FITUR HIPO HIPER Andersen Tawil
Syndrome
7
F. DIAGNOSIS
1. Paralisis Periodik Hipokalemik
Harus dipertimbangkan pada pasien dengan kelemahan otot yang melibatkan salah
satu atau kedua anggota gerak dengan onset mendadak, arefleksia, tanpa adanya
perubahan kesadaran, dan adanya bukti hipokalemia dari laboratorium.Kadar kalium
yang rendah saat serangan menyingkirkan penyebab sekunder dan menegakkan
diagnosa periodik paralisis familial. Kelainan pada elektrokardiogram (EKG) sering
ditemukan, yang mana didapatkan pendataran dan inversi dari gelombang T,
munculnya gelombang U dan depresi segmen ST. Biopsi otot diantara serangan
menunjukkan adanya agregasi tubular atau vakuola sentral yang tunggal maupun
multiple. Pada saat serangan, tampak penurunan amplitudo pada pemeriksaan EMG
yang ditandai dengan hilangnya aktivitas listrik pada otot yang mengalami
kelemahan. Diantara serangan, hasil pemeriksaan EMG dan KHS adalah normal,
kecuali pada miopati unit motorik, potensial aksi mungkin dapat terlihat pada pasien
dengan kelemahan otot yang menetap.Pemeriksaan CMAP (Compound Muscle
Amplitude Potential) yang biasa dikenal dengan Exercise EMG lebih efektif pada
8
70%-80% kasus jika dikerjakan dengan tepat.Selain dari riwayat pasien atau nilai
kalium serum yang normal, rendah atau sangat rendah selama serangan, tes CMAP
adalah pemeriksaan standar saat ini. Pemeriksaan provokatif dilakukan dengan
menggunakan loading glukosa oral, glukosa intravena, dan epinefrin
intraarterial.Pemeriksaan-pemeriksaan ini jarang dilakukan karena berakibat fatal dan
adanya metode lainnya yang lebih sederhana dan aman.23
Serangan berat dimulai pada pagi hari, sering dengan latihan yang berat atau makan
tinggi karbohidrat pada hari sebelumnya.Pasien bangun dengan kelemahan simetris
berat, sering dengan keterlibatan batang tubuh.
Seringan ringan bisa sering dan hanya melibatkan suatu kelompok otot, bisa
unilateral, parsial, atau monomelic.Hal ini bisa mempengaruhi kaki secara
predominan kadang-kadang, otot ekstensor dipengaruhi lebih dari fleksor.
Durasi bervariasi dari beberapa jam sampai hampir 8 hari, tetapi jarang lebih dari 72
jam.
Frekuensinya mulai berkurang padausia 30 tahun dan hal ini jarang terjadi setelah
umur 50 tahun.24
9
2. Paralisis Periodik Hiperkalemik
Pada anak, suatu lid lag myotonik( kelambatan kelopak mata atas saat menurunkan
pandangan) bisa menjadi gejala awal. Paralisis komplit jarang dan masih ada
sedikit sisa gerakan. Keterlibatan otot napas jam serangan terakhir kurang dari 2
jam dan pada sebagian besar kasus kurang dari 1 jam. Sphincter tidak terlibat,
disfungsi pencernaan dan vesika urinary disebabkan kelemahan otot abdomen.
Kelemahan terjadi selama istirahat setelah suatu latihan berat atau selama
puasa.Hal ini juga bisa dicetuskan oleh kalium, dingin, etanol, karbohidrat, atau
stress. Penyakit ini bisa disembuhkan dengan latihan ringan atau intake
karbohidrat.24
G. TATALAKSANA
Penatalaksanaan ini sangat bergantung pada tipe dari paralisis periodik, yaitu
hipokalemik, hiperkalemik, atau normokalemik.25,26
Penggantian kalium melalui jalur intravena harus diberikan jika pasien tidak bisa
mengkonsumsi suplemen kalium oral. Dosis kalium intravena yang diberikan adalah
0,05-0,1 meq/KgBB dalam manitol 5%, dibolus dahulu sebelum diberikan secara infus.
10
Manitol harus digunakan sebagai pelarut, karena natrium dalam cairan normo saline dan
dextrose 5% dapat memperburuk serangan.Kalium infus hanya boleh diberikan sebanyak
10 meq selama 20-60 menit, kecuali pada kondisi aritmia jantung atau gangguan
respirasi.Hal ini bertujuan untuk menghindari hiperkalemia yang dapat mengakibatkan
pindahnya kalium dari kompartmen intraselular ke dalam darah. Pemeriksaan EKG dan
kadar kalium serial juga harus dilakukan.
11
H. DIAGNOSIS BANDING
1. Neuropati motor dan sensori herediter
2. Anderson sindroma
12
DAFTAR PUSTAKA
13
14. Sternberg D, Masionobe T, Jurkat-Rott K. 2011. Hypokalaemic periodic paralysis
type 2 caused by mutasions at codon 672 in the muscle sodium channel gene SCN4A.
Barain. 124:1091–1099
15. Palmer BF, Dubose TD. Disorder of Potassium Metabolism. In Schrier RW. Editor
Renal and Electrolyte disorders. 7th ed. Philadelphia Lippincott Williams & Wilkins;
2010.p.137
14