Anda di halaman 1dari 9

BAHASA INDONESIA

Halaman Judul dan Pendahuluan Karya Ilmiah

Disusun oleh:
KELOMPOK 8

Rochmad Aldi Putra P. 195100300111008


Izzum Wafi’uddin 195100300111013
Maheswara Rasendriya P. 195100300111028
Ananda Hanie Astyanti 195100300111034

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
serta anugerah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Halaman Judul
dan Pendahuluan Karya Ilmiah” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menghadapi beberapa kesulitan. Akan tetapi,
kesulitan-kesulitan tersebut dapat diatasi berkat kerja sama penulis serta dukungan dan
bantuan dari pihak lain. Maka dari itu, pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Rasa
terima kasih tersebut kami tujukan kepada dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia
yakni Bapak Mochammad Ighfir Sukardi, S.Pd, M.Li yang telah menjelaskan uraian tugas
dan materi perkuliahan dengan jelas. Serta kepada semua penyedia sumber literatur yang
kami gunakan sebagai referensi dalam penyusunan makalah ini. Tidak dapat dipungkiri,
makalah ini jauh dari sempurna, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman yang kami miliki. Oleh sebab itu, kritik yang membangun dari pihak pembaca
akan kami terima dengan senang hati. Semoga makalah ini berguna untuk menambah
wawasan dan pengetahuan pembaca.

Malang, 28 Oktober 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penulisan karya ilmiah merupakan suatu wadah untuk menuangkan segala gagasan
dan ide yang dimiliki oleh seseorang. Mahasiswa sebagai calon ilmuwan tidak seharusnya
hanya sekadar menerima ilmu, tetapi sekaligus sebagai penyumbang ilmu. Dengan
demikian, tugas kaum intelektual dan cendekiawan tidak hanya dapat membaca, tetapi juga
harus bisa menulis gagasan mereka dalam bentuk karya ilmiah. Di perguruan tinggi,
mahasiswa tidak luput dari tuntutan untuk menguasai penulisan karya ilmiah dalam
berbagai jenis, misalnya makalah, skripsi, tesis, dan disertasi.
Dalam penulisan karya ilmiah penulisan pendahuluan sangatlah penting, karena
pendahuluan merupakan bab pertama dari karya tulis yang mengantarkan pembaca untuk
dapat memahami masalah yang dibahas dalam karya ilmiah itu (Ishak, 2014). Namun, saat
ini masih sering ditemukan tata penulisan pendahuluan yang salah dan tidak sesuai kaidah,
misalnya penulisan latar belakang yang tidak fokus pada permasalahan, penulisan rumusan
masalah yang tidak sesuai topik yang dibicarakan, dan pemilihan kata dalam penulisan
tujuan yang tidak sesuai. Selain itu, masih sering juga dijumpai kesalahan pada penulisan
halaman judul, misalnya kurang lengkapnya informasi yang dimuat di dalamnya. Oleh
karena itu, makalah ini dibuat untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
penulisan halaman judul dan pendahuluan karya ilmiah kepada mahasiswa. Harapan kami
adalah diri kami sendiri maupun teman-teman mahasiswa mampu menerapkan penulisan
halaman judul dan pendahuluan karya ilmiah secara benar dan sesuai kaidah.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah sebagai berikut.
1. Memaparkan cara pembuatan halaman judul pada karya ilmiah.
2. Memaparkan langkah penulisan latar belakang pada karya ilmiah.
3. Mendeskripsikan penulisan tujuan dan manfaat pada karya ilmiah.
1.3 Manfaat
1. Makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan pengajaran serta solusi untuk menulis
karya ilmiah khususnya pada bagian halaman judul dan pendahuluan.
2. Makalah ini dapat digunakan sebagai pedoman mengasah kemampuan mahasiswa
dalam membuat kerangka karya ilmiah khususnya dalam penulisan halaman judul
dan pendahuluan. Selain itu, makalah ini juga membantu mahasiswa dalam
menyelesaikan penugasan oleh dosen berbasis karya ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Halaman Judul
Sampul dan Nama Penulis Sampul memberikan kumpulan informasi yang
terkandung dalam sebuah buku dengan pembagian:
1) Sampul luar yang umumnya mencakup judul buku atau karya ilmiah, nama penulis, dan
lembaga penerbitan. Sampul luar dapat memberikan informasi sinopsis, baik mengenai isi
buku maupun daftar riwayat hidup singkat penulis. Penempatan halaman judul berfungsi
pula sebagai sampul utama buku atau karya ilmiah tersebut yang dapat terbuat dari
berbagai bentuk bahan, dengan berbagai variasi pengatakan (lay out) dan estetika halaman
sampul.
2) Sampul dalam yang biasanya lebih terperinci dengan mencantumkan apa yang sudah
tercantum dalam sampul depan dengan ditambahkan informasi nama editor/dewan editor,
lembaga penerbitan, kota penerbitan, tahun penerbitan, jumlah halaman, dan informasi
lainnya.
2.2 Pendahuluan
2.2.1 Latar Belakang
Pendahuluan makalah terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan
manfaat. Latar belakang merupakan uraian yang berisi alasan penulis memilih judul
tertentu dalam karya ilmiah. Latar belakang berupa uraian yang bersifat objektif dan
disertai dengan alasan-alasan teoritis. Jadi dalam latar belakang tidak hanya memuat alasan
penulis yang bersifat subjektif melainkan harus bersifat objektif dan disertai dengan bukti
faktual. Secara umum, latar belakang berisi (a) urgensi masalah yang dibahas, (b) alasan
mengapa suatu masalah perlu dibahas, dan (c) penegasan kepada pembaca bahwa masalah
yang dibahas perlu ditindaklanjuti. Kejelasan dalam penulisan latar belakang sangat
diperlukan karena latar belakang yang mengantarkan kejelasan isi yang ada di dalamnya.
Urgensi masalah merupakan pemaparan tentang apa masalah utama yang dibahas dalam
karya ilmiah. Menurut Suyitno (2012:30), cara penulisan latar belakang dapat dimulai
dengan beberapa cara, diantaranya (1) dimulai dengan pengetahuan umum atau teori yang
relevan dengan masalah, (2) dimulai dengan suatu pertanyaan retoris, dan (3) dimulai
dengan kutipan, slogan, atau ungkapan yang dihubungkan dengan masalah. Berikut
merupakan beberapa contoh penulisan latar belakang,
a. Contoh 1.1

PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL


DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI DRAMA
Latar Belakang
(Urgensi Masalah)
Apresiasi drama merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus
dicapai oleh mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia. Kegiatan mengapresiasi drama
termasuk kegiatan yang memberikan “after effect” pada seseorang setelah
membaca teks drama atau menonton pertunjukan drama. Akan tetapi, mahasiswa
sering mengalami kesulitan dalam kegiatan mengapresiasi drama. Apresiasi
drama yang dilakukan hanya sebatas mengomentari secara umum tentang jalan
cerita dalam drama. Padahal, ada banyak hal yang dapat diapresiasi dalam
drama.
(Teori Umum)
Agar dapat mengapresiasi drama secara menyeluruh, mahasiswa perlu
memperhatikan tahapan-tahapan dalam mengapresiasi drama. Tahapan tersebut
meliputi pemahaman tentang sinopsis drama, karakteristik setiap tokoh, alur
cerita, konflik apa saja yang muncul dalam drama, dan dialog antar tokoh
(Teuw, 2001:66). Tahapan dalam apresiasi drama dapat dengan mudah
dilakukan oleh mahasiswa jika diterapkan suatu media pembelajaran yang tepat.
Menurut Moulton (1957), drama adalah hidup yang ditampilkan dalam
gerak. Jika mahasiswa diberikan suatu stimulus berupa pementasan drama yang
ditampilkan melalui media audiovisual, (alasan )maka diharapkan akan
memudahkan mahasiswa mengapresiasi drama yang dimainkan. Mahasiswa
diberikan tanyangan ‘bergerak’ dan tidak hanya sekadar membaca teks drama.
Dengan demikian, diperlukan suatu media yang dapat memudahkan mahasiswa
dalam mengapresiasi suatu drama dengan baik.
(Penegasan)
Media audiovisual merupakan…(dst)
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka diperlukan suatu
media interaktif yang mampu memudahkan mahasiswa dalam kegiatan apresiasi
drama. Dengan demikian, makalah dengan judul Penggunaan Media
Audiovisual Dalam Pembelajaran Apresiasi Drama perlu ditulis dan dibahas
lebih lanjut.
Pada contoh 1.1, latar belakang dimulai dengan pemaparan teori umum yang relevan
dengan masalah. Urgensi masalah pada contoh 1.1 adalah apresiasi drama dan kesulitan
yang dialami mahasiswa dalam kegiatan apresiasi drama dan definisi drama.
Pada bagian latar belakang juga disertakan alasan memilih judul tersebut yakni untuk
membantu mahasiswa dalam kegiatan apresiasi drama melalui pemberian tayangan yang
‘bergerak’ dan tidak sekadar menyuruh mahasiswa membaca teks drama. Latar belakang
pada contoh 1.1 diakhiri dengan penegasan bahwa masalah yang dibahas pada latar
belakang perlu dibahas lebih lanjut.
b. Contoh 1.2

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA


DI SEKOLAH SEBAGAI UPAYA
PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER
BAGI BELAJAR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Latar Belakang
Isu tentang degradasi moral pelajar saat ini mulai menjadi topik populer
di kalangan pengajar. Banyaknya kasus-kasus kriminal yang dilakukan oleh
pelajar membuat para pengajar perlu memikirkan cara menanamkan pendidikan
karakter yang efektif melalui pendidikan di sekolah. (pertanyaan retoris)
Apakah pendidikan karakter yang ditanamkan di sekolah sudah cukup menjadi
‘perisai’ bagi karakter pelajar? Sudah efektifkah pendidikan karakter yang
ditanamkan pada pelajar melalui pembelajaran di sekolah?...dst
Contoh 1.2 merupakan contoh penulisan latar belakang yang didahului dengan
pertanyaan retoris. Kalimat pertama merupakan kalimat yang memaparkan tentang urgensi
masalah dan pada kalimat ketiga terdapat pertanyaan retoris yang menjadi latar belakang
masalah.
Pertanyaan retoris merupakan pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.
Artinya, jawaban pertanyaan retoris sudah diketahui oleh penulis, tapi dari pihak penulis
mengarahkan bagi pembaca untuk menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan.
2.2.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang akan dijawab pada bagian
pembahasan. Hal yang perlu diperhatikan dalam rumusan masalah adalah hindari
penggunaan kata tanya apa, kapan, siapa, dan dimana. Hal ini sebabkan karena keempat
pertanyaan tersebut kurang bisa dikembangkan lebih lanjut. Jumlah rumusan masalah
harus sama dengan jumlah teks utama dalam pembahasan. Berikut contoh penulisan
rumusan masalah dalam karya ilmiah,
(1) Bagaimanakah bentuk media audiovisual yang digunakan dalam pembelajaran
apresiasi drama?
(2) Bagaimanakah efektivitas media audiovisual dalam pembelajaran apresiasi drama?
(3) Bagaimanakah kemenarikan media audiovisual dalam pembelajaran apresiasi
drama?
2.2.3 Tujuan
Hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan tujuan adalah pilihan kata yang
digunakan. Penulis sebaiknya menghindari pilihan kata ‘untuk mengetahui’ dalam
penulisan tujuan, hal ini dikarenakan pernyataan tersebut menghasilkan jawaban yang
tertutup yakni dalam lingkup ‘tahu’ dan ‘tidak tahu’ saja. Penulisan tujuan dalam karya
ilmiah sebaiknya menggunakan kata ‘untuk mendeskripsikan, untuk memaparkan, untuk
menjelaskan’ dan sebagainya. Jumlah tujuan dalam karya ilmiah harus sama dengan
jumlah rumusan masalah agar terjadi konsistensi dalam penulisan karya ilmiah. Berikut
contoh dalam penulisan tujuan,
(1) Mendeskripsikan bentuk media audiovisual yang digunakan dalam pembelajaran
apresiasi drama.
(2) Memaparkan efektivitas media audiovisual dalam pembelajaran apresiasi drama.
(3) Memaparkan kemenarikan media audiovisual dalam pembelajaran apresiasi drama.
2.2.4 Manfaat
Suatu penelitian harus dilakukan jika memiliki banyak manfaat bagi kehidupan. Oleh
karena itu, dalam penelitian wajib dituliskan manfaat penelitian. Manfaat penelitian
sesungguhnya merupakan dampak positif yang diperoleh atau dirasakan nilai gunanya oleh
pihak tertentu yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan hasil penelitian.
Manfaat penelitian dibedakan menjadi dua jenis yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis.
Manfaat teoritis merupakan manfaat hasil penelitian yang dapat digunakan secara teoritis
misalnya sebuah bahan referensi, sebagai tambahan pengetahuan, dan lain-lain. Sedangkan
manfaat praktis adalah manfaat hasil penelitian yang langsung dapat digunakan secara
praktis atau diterapkan langsung pada bidang ilmu tertentu. Tapi, dalam penulisan karya
ilmiah biasanya tidak dibedakan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Karya ilmiah merupakan karangan yang bersifat ilmu atau memenuhi syarat ilmu
pengetahuan, sehingga karya tulis ilmiah merupakan hasil dari pemikiran ilmiah tentang
berbagai disiplin ilmu tertentu dari berbagai bidang ilmu yang disusun secara sistematis,
benar, logis, utuh, bertanggungjawab, serta menggunakan bahasa yang benar, disertai fakta
dan data. Karya ilmiah memiliki struktur yang runtut dan jelas, untuk menyusun karya
ilmiah hal yang pertama kali dilakukan adalah menentukan topik. Setelah menetukan topik,
seorang penulis harus membuat judul yang nantinya akan tertera pada halaman sampul.
Dalam penulisan halaman sampul harus terdapat judul karya ilmiah, logo, nama penulis,
tahun, dan hal yang tertera pada uraian diatas. Pada sebuah karya ilmiah pasti terdapat
pendahuluan karena pendahuluan merupakan hal yang melatarbelakangi sebuah karya
ilmiah tersebut ada serta tujuan dari sebuah karya ilmiah tersebut.
3.2 Saran
- Perhatikan penggunaan dan pilihan kata serta penyusunan kalimat.
- Setiap bagian harus memiliki relevansi.
- Dalam penulisan tujuan hindari penggunaan kalimat ‘untuk mengetahui’.
- Perhatikan penggunaan tanda baca dan ejaan.
DAFTAR PUSTAKA

Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2012. Pedoman Karya Tulis Ilmiah. LIPI
No. 4/E/2012
Kristanto, H. V. 2012. Metodologi Penelitian Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Daerah
Istimewa Yogyakarta. Deepublish
Suyono, Rizka, A., Dewi, A., dan Ariva L. 2015. Cerdas Menulis Karya Ilmiah. Gunung
Samudera. Malang 65154

Anda mungkin juga menyukai