Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kehilangan atau tidak adanya gigi pada seseorang akan menimbulkan
berbagai gangguan pada orang tersebut. Oleh sebab itu sebaiknya segera
dibuatkan gigi pengganti. Pengaruhnya untuk anterior yaitu lebih ke arah estetik
sedangkan pada posterior gangguan dalam pengunyahan makanan. Hal ini yang
mendorong seseorang untuk berusaha mengembalikan keadaan seperti semula
dengan cara menggunakan gigi tiruan.
Pembuatan gigi tiruan bertujuan untuk mempertahankan fungsi rongga mulut,
kenyamanan, estetika dan kesehatan dengan cara merestorasi gigi asli atau
mengganti gigi yang sudah tanggal dan jaringan rongga mulut. (Hartono, 1992 :
1).
Gigi tiruan cekat adalah salah satu perawatan terhadap penggantian
kehilangan satu gigi atau lebih gigi asli yang dilekatkan secara cekat pada gigi
abutment dimana gigi tersebut merupakan pendukung utama serta tidak dapat
dilepas pasang oleh pasien. Tujuan perawatan dengan gigi tiruan cekat adalah
untuk mengembalikan estetik, sebagai alat bantu bicara serta membantu fungsi
pengunyahan dan pencernaan. Gigi tiruan cekat terbagi menjadi mahkota, dan
jembatan.
Gigi tiruan jembatan adalah suatu gigi tiruan yang dilekatkan secara tetap
pada satu atau lebih gigi penyangga, dan menggantikan satu atau lebih gigi yang
hilang.2 Resin retained fixed partial denture atau Gigi tiruan jembatan adhesive
merupakan jenis gigi tiruan sebagian cekat yang terdiri dari unsur pontik dan
retainer logam tidak mulia yang dilekatkan pada gigi penyangga dengan
perantaraan bahan adesif serta menggunakan teknik etsa asam.3
Sebagai alternatif maka dikembangkan satu teknik pembuatan gigi tiruan
cekat yang dilekatkan dengan ikatan kimia dan hanya melibatkan sedikit atau

1
2

tanpa pembuangan permukaan jaringan gigi sandaran yang sering disebut rochette
bridge. (Lilis Sukmayani, 2014 : 67 ).
Rochette bridge adalah salah satu gigi tiruan jembatan yang popular pada
tahun 1970-an, dan di gambarkan oleh Alain Rochette pada tahun 1973 sebagai
bentuk jembatan penahan resin yang mengandalkan lubang pada sayap yang
menjadi penyangga logam1 dimana bagian pontikya terbuat dari porcelain dan
sayapnya terbuat dari metal atau composite yang memiliki lubang-lubang pada
permukaannya sebagai retensi. Sayap dari gigi tiruan ini biasa dilekatkan pada
kedua sisi gigi penyanga dengan menggunakan sementasi.
Berdasarkan studi model yang penulis dapatkan, diketahui bahwa pasien
kehilangan satu gigi pada incisivus lateral kiri, sehingga dokter
merekomendasikan untuk dibuatkan gigi tiruan jenis rochette bridge dengan
melihat kondisi gigi abutment yang masih sehat, bebas dari karies dan pasien tidak
menginginkan untuk dilakukan preparasi yang banyak pada gigi abutment.
Keuntungan dari pembuatan rochette bridge sendiri sangat minim preparasi
karena hanya memerlukan pengurangan untuk menempatkan sayap pada gigi
penyangga, tidak memerlukan mahkota sementara dan mudah dalam
pembuatannya. Tetapi rochette bridge hanya bisa untuk menggantikan maksimal
dua gigi yang memiliki beban kunyah ringan. Jika tetap dibuatkan untuk
kehilangan gigi lebih dari dua atau dibuatkan untuk gigi yang memiliki beban
kunyah yang besar maka gigi tiruan akan mudah terlepas karena akan
melemahkan ikatan retensi semen resin dan logam.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk menyusun
Karya Tulis Ilmiah mengenai prosedur pembuatan gigi tiruan jembatan adhesive
incisivus lateral kiri rahang atas dengan desain rochette bridge.
3

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah
yaitu, bagaimana prosedur pembuatan gigi tiruan jembatan adhesive pada
incisivus lateral kanan dengan desain rochette bridge?

C. Tujuan Penulisan
Penulis memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui prosedur pembuatan gigi tiruan jembatan adhesive pada
incisivus lateral kanan rahang atas dengan desain rochette bridge.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk megetahui definisi dari rochette bridge.
b. Untuk mengetahui indikasi dan kontra indikasi rochette bridge.

c. Untuk mengetahui tahapan prosedur laboratorium dalam pembuatan gigi


tiruan jembatan adhesive dengan desain rochette bridge.

d. Untuk mengetahui desain dan memperhatikan kendala-kendala pada


proses pembuatan gigi tiruan jembatan adhesive rochette bridge.

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Karya tulis ilmiah bagi penulis untuk menambah wawasan dan
keterampilan dalam pembuatan gigi tiruan jembatan adhesive rochette
bridge. Dan dapat mempraktikannya di laboratorium teknik gigi.
2. Bagi Institusi
Karya tulis ilmiah bagi institusi yaitu untuk menambah referensi
yang dapat digunakan dalam mengembangkan pembuatan gigi tiruan
jembatan adhesive rochette bridge.
3. Bagi Pembaca
Karya tulis ilmiah untuk menambah wawasan bagi para pembaca
dan juga sebagai sumber ilmu pengetahuan yang bermanfaat tentang
prosedur pembuatan gigi tiruan jembatan adhesive rochette bridge.
4

E. Ruang Lingkup
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah, penulis membatasi ruang lingkup pada
prosedur pembuatan gigi tiruan jembatan adhesive incisivus lateral kiri
rahang atas dengan desain rochette bridge

DAFTAR PUSTAKA

1. Kjo
2. Martanto P. Teori dan praktek ilmu mahkota dan jembatan. Jilid I. Bandung:
Penerbit Alumni; 1985
3. Sophia DM, Firman D, Adenan A. Jembatan adhesive dengan retensi anyaman
pada bagian pelekatan kerangka logam. Dalam: Dari Bandung untuk khazanah
ilmiah kedokteran gigi: Kumpulan makalah temu ilmiah kedokteran gigi
(TIKEGI) 2000. Bandung: Lembaga Studi Kesehatan Indonesia; 2000
4.

Allan, D.N ; Foreman, D.C, 1994, Petunjuk Bergambar Mahkota & Jembatan,
Hipokrates, Jakarta. 153 hlm.

Annusavice, K.J. 2004. Philips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. EGC,
Jakarta. 603 hlm.

D.H. Roberts, 1980, Fixed Bridge Prostotheses, Second edition, John Wright &
Sons Ltd, Bristol. 289 hlm.

John F. Mccabe, angus W. G. Walls. 2015; Dr. drg. Siti Sunarintyas M.Kes.
bahan kedokteran gigi. edisi 9. EGC: 250 hlm.

Journal dentistry. 2011. Maryland Bridge: an interim prosthesis for tooth


replacement in adolecents.

Kayser, A. F. Prof. Dkk 1984. Geligi tiruan yang rusak dan perawatannya dengan
cara mahkota dan jembatan. Binacipta: 288 hlm.

Martanto, P, 1981, Teori dan Praktek Ilmu Mahkota dan Jembatan Fixed Partial
Prosthodontics Jilid I, Penerbit Alumi, Bandung. 200 hlm.

Naylor W.P. 1992. Introduction to Metal Ceramic Technology. Singapore, 617


hlm.

Madhok, S. 2014. Evolutions Changes in Bridge Designs. Journal of Dental


Medical Sciences. Volume 13. 56 hlm.
Stephen, at all. 2001, contempory fixed prostodontics, mosby, 200 hlm.

Smith, B. G. N. . 1986. Planing and Making Crown and Bridges. martin dunitz
Ltd, London. 265 hlm.

Sukmayani, L. 2014. Desain modifikasi dari resin-retained fixed partial denture.


Nomor 1. 68 hlm.

Thomson hamish.1992. Oklusi. Edisi II. EGC, Jakarta. 354 hlm.

Verayan, at all. 2003. Textbook of prosthodontic. jaype brothers.New Delhi. 517


hlm.

Anda mungkin juga menyukai