Bab Ii PDF
Bab Ii PDF
Bab Ii PDF
II.TEORI DASAR
Defleksi adalah perubahan bentuk pada balok dalam arah y akibat adanya
balok secara sangat mudah dapat dijelaskan berdasarkan defleksi balok dari
dari balok. Gambar 1(a) memperlihatkan balok pada posisi awal sebelum
P
x P
O
y
(a) (b)
disepanjang balok. Hubungan ini dapat ditulis dalam bentuk persamaan yang
sering disebut persamaan defleksi kurva (atau kurva elastis) dari balok.
semula bila benda dibawah pengaruh gaya terpakai. Dengan kata lain suatu
tidak diinginkan para penghuni dan untuk memperkecil atau mencegah dengan
3
berkaitan dengan gaya berupa momen lentur dan geser.kalaupun timbul aksi
akibat gaya gesek rem kendaraan pada gelagar jembatan,atau misalnya akibat
1. Kekakuan batang
Semakin kaku suatu batang maka lendutan batang yang akan terjadi pada
dengan besarnya defleksi yang terjadi. Dengan kata lain semakin besar
beban yang dialami batang maka defleksi yang terjadi pun semakin kecil
Jumlah reaksi dan arah pada tiap jenis tumpuan berbeda-beda. Jika
tidaklah sama. Semakin banyak reaksi dari tumpuan yang melawan gaya
dari beban maka defleksi yang terjadi pada tumpuan rol lebih besar dari
tumpuan pin (pasak) dan defleksi yang terjadi pada tumpuan pin lebih besar
terjadi pada bagian batang yang paling dekat lebih besar dari slope titik. Ini
hanya terjadi pada beban titik tertentu saja (Binsar Hariandja 1996).
B.Jenis-Jenis Tumpuan
1. Engsel
dan gaya reaksi horizontal. Tumpuan yang berpasak mampu melawan gaya
yang bekerja dalam setiap arah dari bidang. Jadi pada umumnya reaksi pada
suatu tumpuan seperti ini mempunyai dua komponen yang satu dalam arah
horizontal dan yang lainnya dalam arah vertical. Tidak seperti pada
5
menentukan kedua komponen ini, dua buah komponen statika harus digunakan
Sumber : http://tazziemania.wordpress.com/link-tazzie/
2. Rol
Alat ini mampu melawan gaya-gaya dalam suatu garis aksi yang spesifik.
Penghubung yang terlihat pada gambar dibawah ini dapat melawan gaya hanya
dalam arah AB rol. Pada gambar dibawah hanya dapat melawan beban vertical.
Sedang rol-rol hanya dapat melawan suatu tegak lurus pada bidang cp
6
Sumber : http://tazziemania.wordpress.com/link-tazzie/
3. Jepit
gaya reaksi horizontal dan momen akibat jepitan dua penampang. Tumpuan
jepit ini mampu melawan gaya dalam setiap arah dan juga mampu melawan
dalam beton atau mengelas ke dalam bangunan utama. Suatu komponen gaya
Sumber : http://tazziemania.wordpress.com/link-tazzie/
7
C.Jenis-Jenis Pembebanan
1. Beban terpusat
Titik kerja pada batang dapat dianggap berupa titik karena luas kontaknya
kecil.
Sumber : http://tazziemania.wordpress.com/link-tazzie/
Sumber : http://tazziemania.wordpress.com/link-tazzie/
D.Jenis-Jenis Batang
Bila tumpuan tersebut berada pada ujung-ujung dan pada pasak atau rol.
9
Sumber : http://tazziemania.wordpress.com/link-tazzie/
2. Batang kartilever
Bila salah satu ujung balok dijepit dan yang lain bebas.
Sumber : http://tazziemania.wordpress.com/link-tazzie/
3. Batang Overhang
Sumber : http://tazziemania.wordpress.com/link-tazzie/
10
4. Batang menerus
Sumber : http://tazziemania.wordpress.com/link-tazzie/
beban yang cukup besar. Lendutan batang untuk setiap titik dapat dihitung
dengan menggunakan metode diagram atau cara integral ganda dan untuk
lendutan maka kerja poros atau operasi mesin akan tidak normal sehingga
haruslah diukur dengan tepat untuk menahan gaya –gaya yang sesungguhnya
11
akan melentung melebihi batas yang diizinkan bila bekerja dibawah beban
lendutan batang :
1. Jembatan
kendaraan diatasnya mengalami beban yang sangat besar dan dinamis yang
jembatang tersebut dan hal yang tidak diinginkan dalam membuat jembatan
2. Poros Transmisi
radial. Ini yang menyebabkan terjadinya defleksi pada batang poros transmisi.
Defleksi yang terjadi pada poros membuat sumbu poros tidak lurus.
pentransmisian gaya torsi antara roda gigi. Selain itu,benda dinamis yang
konstruksinya.
yang tinggi namun memiliki kekuatan yang baik. Oleh karena itu,diperlukan
analisa lendutan batang untuk mengetahui defleksi yang terjadi pada material
13
beban terus-menerus
Pada alat ini ujung pengankutan merupakan ujung bebas tak bertumpuan
sedangkan ujung yang satu lagi berhubungan langsung atau dapat dianggap
salah satu ujungnya bebas tak bertumpuan. Disini analisa lendutan batang akan
mengalami batas tahan maksimum yang boleh diangkut oleh alat pengangkut
G.Modulus Elastitas
= ……………………..…………………………………………………(f.1)
Di mana:
Sifat elastic suatu bahan material ditentukan oleh modulus elastitas berikut adalah
No Material E (N/m²)
3 Duralinium 69
5 Gelas 69
8 Brass 90
9 Aluminium 70
Dalam penyelesaian seal rotasi benda tegar perlu diperhatikan dua hal
yaitu:
(åF = m.a)…………………………………………………………………..(h.1)
2. momen gaya atau momen kopel sebagai penyebab dari perubahan gerak
rotasi
(å t = I .a)…………………………………………………………………...(h.2)
Momen Gaya ( t ) adalah gaya kali jarak/lengan. Arah gaya dan arah jarak
t = F . l………………………………………………………………..…….(h.3)
t = F . R = I . a……………………………………………………………..(h.4)
Sumber : http://ebookgratisan.net/bab-vi-defleksi-balok
tA = Fy . l = F . sin q . l…………………………………………………….(h.5)
R = jari-jari
16
Sumber: http://ejurnal.unud.ac.id
I.Kesetimbangan
∑ F = 0=∑ Fx = 0 ; ∑ Fy = 0
semula
∑F ≠0 dan ∑τ = 0
∑F= 0 dan ∑τ ≠ 0
∑Ф ≠0 dan ∑Ф ≠0
1. Kesetimbangan titik/partikel
∑F = 0.
19
2. Kesetimbangan benda
3. metode energy
adalah hanyalah defleksi yang diakibatkan oleh gaya-gaya yang bekerja tegak-
dengan panjang baloknya, dan irisan yang berbentuk bidang datar akan tetap
adalah jarak lendutan yang ditinjau, dx adalah jarak mn, dθ sudut mon, dan r
Sumber : http://ebookgratisan.net/bab-vi-defleksi-balok
dx = r tg dθ…………………………………………………...……………..(j.1)
= . = ………………………………..………………….(j.2)
21
=− …………………….………………………………………………(j.3)
persamaan
=− = ………….………………………….……………….(j.4)
=- …………………………………………………………………….(j.5)
= − ……………………………….…………………………….(j.6)
Jika persamaan (j.6) di integralkan sebanyak dua kali maka akan di peroleh
persamaan:
= =
( )= =P
22
P
a b
A C B
P
a b
C
RA RB
l
Sumber : http://ebookgratisan.net/bab-vi-defleksi-balok
Dari gambar 14 diatas maka dapat di tentukan besarnya momen dan reaksi tiap
tumpuan:
= , =
= …………..……………………………………………………………………………………..(j.7)
=− …………………………….……………………………..(j.9)
=− + ( − )…………………………….……………….(j.10)
sehingga di dapat:
=− + ………………………………….…..…...…………(j.11)
( )
=− + + ……………………………….….……...(j.12)
Pada x = a, kedua persamaan (j.11) dan (j.12) di atas hasilnya akan sama.
=− + + ..………………………………..………………...(j.13)
( )
=− + + + ….…………………..…….…….…...(j.14)
Pada x = a, maka nilai C1 harus sama dengan C2, maka C3 = C4, sehingga
persamaannya menjadi :
( )
=− + + + ….………………..……….…….…...(j.15)
Untuk x = L, maka y = 0,
( )
0=− . + + +0
Besarnya L – a = b
( )
= − = −
= ( − )
6
1 ( − )
= = − +
6 6
= ( − − )………………………..…………………..(j.16)
.
1 ( − ) ( − )
= = − + +
6 6 6
( )
= ( − − )+ ………………...……………….(j.17)
.
Untuk a =b
= = ……………………………………………………..………(j.18)
25