NRP : 1203171037 Tugas Mencari Definisi dan Contoh Filosofi K3 Menurut International Association of Safety Professional, Filosofi K3 terbagi menjadi 8 filosofi yaitu: 1. Safety is an ethical responsibility (K3 adalah tanggung jawab moral). Definisi: K3 adalah tanggung jawab moral/etik. Masalah K3 hendaklah menjadi tanggung jawab moral untuk menjaga keselamatan sesama manusia. K3 bukan sekedar pemenuhan perundangan atau kewajiban. Contoh: a. Menanamkan sikap bahwa keselamatan kerja merupakan tanggung jawab setiap karyawan dan departemen K3 merupakan sebuah fasilitator untuk menumbuhkan kesadaran pada diri individu akan pentingnya keselamatan kerja. Dengan tumbuhnya kesadaran tersebut diharapkan karyawan tidak hanya menjadikan keselamatan kerja sebagai kewajiban saja, tetapi juga sebagai kebutuhan. b. Menjalin komunikasi dua arah antara manajer dengan pekerja. Dengan melibatkan, memberdayakan dan mendorong pekerja dalam penerapan K3 maka dapat menimbulkan rasa tanggung jawab mereka untuk selalu mengutamakan K3 dalam pekerjaannya. 2. Safety is a culture, not a program (K3 adalah budaya, bukan hanya sekedar program). Definisi: K3 bukan sekedar program yang dijalankan perusahaan untuk sekedar memperoleh penghargaan atau sertifikat. K3 hendaklah menjadi cerminan dari budaya dalam organisasi. Contoh: a. Di budaya Melayu terdapat pepatah “kalau pandai meniti buih, alamat selamat badan ke seberang” yang artinya orang yang pandai membawa diri, tentulah selamat hidupnya. Walaupun bermakna umum namun mengandung makna keselamatan juga. Untuk mencapai suatu tujuan, misalnya target produksi dengan selamat maka harus bisa melewati pekerjaan diproses produksi dengan memperhatikan aspek keselamatan. b. Di budaya Jawa terdapat pepatah “alon-alon waton kelakon” yang mempunyai arti pelan-pelan asalkan selamat/terlaksana. Ini bukan berarti mengajarkan untuk selalu lambat, tapi makna yang mendalam dari pepatah ini adalah mengajarkan kita untuk selalu mengutamakan keselamatan (safety first), selain itu juga mengajarkan untuk mengerjakan sesuatu dengan dasar yang jelas, dengan cara yang selamat, efektif dan efisien dan tujuan akan tercapai dengan baik. 3. Management is responsible (K3 adalah tanggung jawab manajemen). Definisi: manajemen perusahaan adalah yang paling bertanggung jawab mengenai K3. Sebagian tanggung jawab dapat dilimpahkan secara beruntun ke tingkat yang lebih bawah. Contoh: a. HSE Manager harus memastikan bahwa perusahaan secara efektif melaksanakan program K3. Karena itulah, dalam prakteknya, manajer harus mengecek prinsip plan, do, check, dan act berjalan secara efektif. Selain itu, manajer juga harus mengintegrasikan prinsip K3 ini ke dalam praktek manajemen standar perusahaan. b. HSE Manager bukan hanya memastikan kontrol yang tepat untuk tindakan pencegahan kecelakaan di tempat kerja, namun juga mengeluarkan kebijakan yang tepat, proses yang efektif, orang yang kompeten, budaya kerja yang benar. Sehingga semuanya berkontribusi dalam penciptaan lingkungan kerja yang aman. 4. Employee must be trained to work safety (Pekerja harus dididik untuk bekerja secara aman). Definisi: Setiap tempat kerja, lingkungan kerja dan jenis pekerjaan memiliki karakteristik dan persyaratan K3 yang berbeda. K3 harus ditanamkan dan dibangun melalui pembinaan dan pelatihan. Contoh: a. Memelihara dan memakai perlengkapan sesuai dengan kriteria kesehatan dan keselamatan kerja. b. Melindungi daerah kerja sesuai dengan etika higienis, keamanan dan ketentuan tentang lingkungan. 5. Safety is a condition of employment (K3 adalah cerminan kondisi ketenagakerjaan). Definisi: Tempat kerja yang baik adalah tempat kerja yang aman. Lingkungan kerja yang menyenangkan dan serasi akan mendukung tingkat keselamatan. Kondisi K3 dalam perusahaan adalah pencerminan dari kondisi ketenagakerjaan dalam perusahaan. Contoh: a. Akibat kondisi banyaknya debu yang berterbangan di ruangan, dengan kondisi demikian, perusahaan memfasilitasi seluruh karyawan perusahaan untuk menggunakan masker agar terhindar dari debu yang masuk ke saluran pernafasan. b. Saat kondisi di tempat kerja terdapat banyak benda tajam yang memungkinkan akan mengenai kaki karyawan, maka perusahaan memberlakukan peraturan untuk memakai alat pelindung diri berupa sepatu safety. 6. All injuries are preventable (Semua kecelakaan akibat kerja dapat dicegah). Definisi: Prinsip dasar dari K3 adalah semua kecelakaan dapat dicegah karena kecelakaan ada sebabnya. Jika sebab kecelakaan dapat dihilangkan maka kemungkinan kecelakaan dapat dihindarkan. Contoh: a. Gunakan kacamata yang sesuai dengan pekerjaan yang anda tangani, misalnya untuk pekerjaan las diperlukan kacamata dengan kaca yang dapat menyaring sinar las. b. Gunakan sepatu yang dapat melindungi kaki dari berat yang menimpa kaki, paku atau benda tajam lain yang mungkin terinjak. 7. Safety program must be site specific (Program K3 bersifat spesifik). Definisi: Program K3 harus dibuat berdasarkan kebutuhan kondisi dan kebutuhan nyata di tempat kerja sesuai dengan potensi bahaya sifat kegiatan, budaya, kemampuan finansial dll. Program K3 dirancang spesifik untuk masing-masing organisasi atau perusahaan. Contoh: a. Untuk karyawan yang bekerja 6 hari dalam seminggu, jam kerjanya adalah 7 jam dalam satu hari dan 40 jam dalam satu minggu. Sedangkan untuk karyawan dengan 5 hari kerja dalam satu minggu, kewajiban bekerja mereka adalah 8 jam dalam satu hari dan 40 jam dalam satu minggu. (Pelaksanaan Program K3 pada PT.Bitratex Industries) b. Menuntaskan order pagi sebelum pukul 12.00 dan order siang sebelum pukul 17.00 secara cepat dan berkualitas. (Pelaksanaan Program K3 pada PT.Telkom Akses) 8. Safety is good business (K3 baik untuk manajemen). Definisi: Melaksanakan K3 jangan dianggap sebagai pemborosan atau biaya tambahan. Melaksanakan K3 adalah sebagai bagian dari proses produksi atau strategi perusahaan. Kinerja K3 yang baik akan memberikan manfaat terhadap bisnis perusahaan. Contoh: a. Mengidentifikasi sebab-sebab kasus kecelakaan kerja, menganalisa dampak kecelakaan kerja bagi pekerja sendiri, bagi pengusaha dan bagi masyarakat pada umumnya. b. Merumuskan sistem dan sarana pengawasan, pengamanan lingku-ngan kerja, pengukuran tingkat bahaya, serta kampanye menum-buhkan kesadaran dan penyuluhan.