Anda di halaman 1dari 11

III

ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA

3.1 Alat

(1) Baki atau nampan: sebagai tempat untuk menaruh ayam

(2) Jangka sorong/ pita ukur: sebagai alat untuk melakukan pengukuran
tubuh ayam

3.2 Bahan

(1) Ayam ras pedaging/ broiler

(2) Ayam ras petelur/layer


(3) Ayam lokal jantan dan betina

3.3 Prosedur Kerja

(1) Pengamatan seluruh tubuh ayam:

a. Menempatkan ayam di atas baki dan usahakan dalam keadaan tenang.

b. Menggambar dan menyebutkan anatomi ayam

(2) Pengamatan kepala

a. Menggambar kepala ayam dan bagiaannya.

b. Mengamati bagian – bagian dari kepala seperti jengger dan

menyebutkan jenis jengger.

c. Mengamati bagian – bagian lainnya seperti paruh, pial, lubang telinga,

dan mata.

(3) Pengamatan Bulu

a. Mengamati seluruh tubuh ayam yang berbulu, membedakan bagian

yang terdapat bulu kontur, plumulae, dan filoplumae.

7
b. Memperhatikan bulu sekunder, primer, dan bulu axial pada bulu sayap

dan menggambarnya.

c. Mencabut salah satu bagian bulu sayap kemudian menggambar dan

menuliskan bagian – bagiannya.

(4) Pengamatan Kaki

a. Menggambar bagian kaki dan menyebutkan bagiannya.

b. Mengamati pigmentasi pada kaki.

c. Mengukur panjang shank, kemudian membedakan dari ketiga jenis

ayam yang dimati

8
IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 1. Hasil pengamatan sifat kualitatif 1

Hasil Pengamatan
No. Pengamatan
Broiler Layer Ayam kampung

Seluruh
1.
Tubuh Ayam

2. Kepala

9
3. Bulu

4. Kaki

10
Tabel 2. Hasil pengamatan sifat kualitatif 2
Parameter yang Diamati
Jenis Ayam/
No Warna Warna Bentuk
Kelamin Warna Bulu
Kulit Kaki Jengger
Ayam Kampung Abu dan
1 Kuning Kuning Rose
Jantan jingga
Ayam Kampung Kuning Kuning
2 Abu-abu Single
Betina Putih Hitam
Kuning
3 Layer Cokelat Putih Single
Pucat
Kuning
4 Broiler Putih Putih Single
Pucat

Tabel 3. Hasil Pengamatan Sifat Kuantitatif

Hasil Pengamatan

No. Ayam BB PT PD PL LD PS DS

(Kg) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)

1. Broiler 1.15 18 15 7 11.07 7 5

2. Layer 2.00 20 16 11 18 8 5
Lokal
3. 1.95 23 17 9 9.07 10 5
(jantan)

Keterangan:

BB : Berat badan LD : Lebar dada

PT : Panjang tubuh PS : Panjang shank

PD : Panjang dada DS : Diameter shank

PL : Panjang leher

11
4.2 Pembahasan

4.2.1 Anatomi dan morfologi eksterior ayam

Pada praktikum kali ini, dilakukan pengamatan terhadap ayam. Bagian

yang tampak dari luar terdiri dari bagian kepala, badan, ekor, bulu dan kaki. Pada

bagian kepala, dapat diamati bahwa terdapat jengger, pial, paruh, telinga, dan

nostril (lubang hidung). Hal ini sesuai dengan pendapat dari Suprijatna,dkk (2008)

yang menyebutkan bahwa organ eksterior ayam terdiri dari kepala (paruh, mata,

kelopak mata, jengger, dan pial), leher, tubuh bagian depan (dada dan sayap), dan

tubuh bagian belakang (punggung, perut, ekor, paha, dan cakar) .

Paruh ayam berbentuk runcing dan berwarna kuning, jengger dan pial

bersifat sensitif terhadap hormon sex sehingga dapat dijadikan indikator

karakteristik secundary sex,. Jengger ayam jantan lebih besar dan berwarna merah

dari pada ayam betina. Jengger pada ayam betina berukuran kecil karena tidak

berkembang. Pial terdapat pada bagian kedua sisi rahang bawah dibagian paruh.

Pada pengamatan bagian kaki, terdapat shank dan taji. Pada umumnya

shank ayam berwarna kuning disebabkan oleh adanya pigmen lipochrom, namun

apabila berwarna pucat pada shank artinya ayam kekurangan karotenoid pada

ransum sehingga pigmen pada shank tersebut dimobilisasi untuk pembentukan

kerabang telur. Sehingga warna shank bisa menjadi indikator terhadap

produktivitas ayam. Taji terdapat pada ayam jantan dan dari hasil pengamatan

yang dilakukan, bentuk taji adalah tulang bukan kuku. Ternyata terdapat

kesamaan antara hasil praktikum dan literatur menurut Blakely dan Bade (1998)

yang menyebutkan bahwa ayam memiliki bentuk paruh lancip, memiliki warna

jengger merah serta kaki yang berwarna kuning pucat pada ayam petelur dan

12
kuning terang pada ayam pedaging. Pada ayam jantan terdapat taji sedangkan

pada ayam betina tidak terlalu berkembang dengan baik.

Pada praktikum ini dilakukan pula pengamatan terhadap bulu ayam.

Pembagian bulu pada ayam terdiri dari dua bagian yaitu, berdasarkan letak dan

struktur. Berdasarkan letaknya, bulu ayam terdiri dari Remiges, Rectrices,

Tectrites, Parapterium, dan Alaspuria. Bulu remiges adalah bulu – bulu yang

terletak dibagian sayap ayam. Pada bulu remiges ini terdapat tiga bagian yaitu

bulu primer, bulu sekunder dan axial. Kegunaan pembedaan bagian bulu pada

sayap ini untuk menentukan saat molting atau luruh bulu. Adanya bulu pada sayap

itu berguna untuk melindungi tubuh dari cuaca dan lingkungan dan untuk terbang.

Sayap atau bulu ini disusun oleh keratin. Bulu rethrices adalah bulu- bulu yang

terdapat pada ekor, bulu tectrices adalah bulu-bulu yang menutupi tubuh dan

badan ayam. Paraptenium adalah bulu- bulu yang terdapat didaerah bahu antara

badan dan sayap. Sedangkan alaspuria adalah bulu-bulu kecil yang melekat pada

jari-jari kaki.

Sedangkan menurut strukturnya, bulu ayam dibagi menjadi tiga golongan

yaitu, kontur, plumulae dan filoplumulae. Pada kontur, bulu ayam menutupi

badan, plumulae terdapat pada ayam dewasa yang berada dibawah bulu kontur.

Plumulae terlihat pada bagian abdomen, yang berupa bulu halus seperti kapas.

Plumulae memiliki bendera bulu tetapi tidak bercabang. Sedangkan filoplumulae

adalah bulu-bulu yang mempunyai rambut.

Berdasarkan hasil pengamatan ternyata terdapat kesamaan dengan literatur

menurut Radiopoetro (1996) yang menyatakan bahwa,bulu-bulu ayam menurut

letaknya dapat digolongkan ke dalam remiges, rectrices, tectrices, parapterium,

alula atau ala spuria. Remiges adalah bulu-bulu yang terdapat pada sayap,

13
rectrices, yaitu bulu-bulu yang terdapat pada daerah ekor. Tectrices yaitu bulu-

bulu lainnya yang menutupi badan, parapterium yaitu bulu-bulu yang terdapat di

daerah bahu antara badan dan sayap. Sedangkan ala spuris yaitu bulu-bulu kecil

yang melekat pada jari ke II dari extremitas superior. Dan menurut beliau, bentuk

bulu ayam dewasa dapat dibagi menjadi 3 tipe yaitu countour feather (bulu secara

keseluruhan), plumules atau bulu halus di dekat kulit seperti rachis pendek,
filoplume atau bulu pendek, lentur dan rambutnya seperti rachis.

4.2.2 Anatomi dan morfologi ayam broiler

Seteah dilakukan pengamatan terhadap tubuh ayam broiler (pedaging),

ayam broiler memiliki tubuh yang besar, memiliki bulu putih, dan cenderung

pendek. Ayam broiler ini memiliki badan yang padat, dan cenderung pendek. Hal

ini sesuai dengan pendapat Suprijatna (2005) yang menyatakan bahwa ayam

broiler adalah ayam yang mempunyai sifat tenang, bentuk tubuh besar,

pertumbuhan cepat, bulu merapat ke tubuh, kulit putih dan produksi telur rendah.

Badan padat ini sebagai cerminan dari penyimpanan daging, dan tubuh

yang terlihat pendek dibandingkan ayam petelur karena shank yang dimiliki

ayam broiler berukuran lebih pendek namun lebih besar guna menopang bobot

badannya yang berat. Bagian shank dari ayam broiler yang diamati berwarna

kuning pucat. Pada pengamatan terhadap ayam broiler juga terlihat bentuk jengger
yaitu single.

4.2.3 Anatomi dan morfologi ayam layer

Berdasarkan hasil pengamatan, ayam layer memiliki bagian eksterior yang

sama dengan ayam broiler. Namun terdapat perbedaan-perbedaan pabeberapa

bagian, yaitu tubuh ayam petelur ini memiliki postur tubuh yang lebih tinggi

14
dibandingkan dengan ayam broiler, karena shank ayam petelur lebih tinggi sesuai

dengan data pengukuran yaitu panjang shank ayam petelur adalah 8cm, sedangkan

broiler 7 cm. Shank pada ayam petelur juga lebih pucat, dan shank yang pucat

menandakan produktivitas yang sedang tinggi. Ayam petelur yang sedang

produktivitas tinggi, juga dapat ditandai dengan jarak tulang pubis dengan

sternum 3 jari, kemudian pial dan jengger yang besar dan berwarna merah cerah.

Bila dibandingkan dengan literatur Rasyaf (1995), ayam yang diamati dapat

tergolong ayam petelur medium, karena memiliki tubuh yang tidak terlalu kurus
dan tidak terlalu gemuk dan memiliki bulu yang berwarna coklat.

4.2.4 Anatomi dan morfologi ayam kampung

Pengamatan berikutnya adalah pengamatan terhadap ayam kampung

jantan dan betina. Tubuh ayam jantan lebih besar dibanding dengan tubuh betina.

Ayam kampung jantan memiliki bulu berwarna abu dan jingga, sedangkan betina

memiliki bulu berwarna abu-abu. Ayam kampung betina memiliki kaki yang

berwarna kuning hitam, sedangkan jantan berwarna kuning saja.

Pada jantan jengger dan pial tumbuh besar dan berbentuk rose sedangkan

pada betina tidak tumbuh dengan baik, namun dapat terlihat bahwa jengger pada

betina berbentuk single. Begitu pula dengan pertumbuhan taji, taji tidak tumbuh

pada betina. Pada dasarnya taji pada kaki ayam jantan berfungsi pada saat ayam

tersebut bertarung untuk memperebutkan betina yang diincarnya. Betina juga

tidak memiliki bulu ekor panjang yang menjuntai atau sickle feather yang dimiliki

oleh ayam jantan. Bulu betina lebih halus dan bersih, sedangkan bulu jantan lebih

kasar namun mengkilap karena aktivitas preening yang sering dilakukan ayam

jantan. Bulu-bulu pada ayam kampung jantan berfungsi melindungi badan dari

kerusakan fisik dan membantu memelihara suhu tubuh. Bulu ini disusun oleh

15
protein berupa keratin yang terdiri dari asam amino metionin dan sistein. Hasil
pengamatan ini sesuai dengan literatur dari Djuhanda tahun 1983.

4.2.5 Kerangka ayam

Pada praktikum kali ini juga dilakukan pengamatan terhadap kerangka

ayam. Sistem kerangka ayam yang diamati yaitu tulang kepala, leher, sayap, dada,

kaki, dan tulang belakang, sesuai dengan pendapat Fadillah (2007) yang

menyatakan bahwa sistem kerangka ayam terdiri dari tulang kepala, tulang leher,

tulang sayap, tulang dada, tulang kaki, tulang belakang. Pada bagian tulang kepala

(axial skeleton) terdiri dari paruh, paruh sendiri memiliki dua bagian yaitu bagian

atas (incisive) dan bagian bawah (mandibula), bagian paruh dapat bergerak keatas

kebawah karena terdapat persendiran (kuadratal). Bagian tulang kepala sendiri

dibagi dua menjadi occipital (bagian belakang) dan cranial (bagian depan).

Cranial terbagi lagi menjadi dua yaitu crimal yang berada diatas dahi, dan nasa

yang berada di dahi yang mengarah ke lubang hidung (nostril).

Tulang leher pada ayam memiliki memiliki ruas-ruas, ruas yang

menhubungkan antara bagian kepala dengan ruas kedua adalah atlas, dan ruas

tulang leher kedua yaitu epistropeus yang menghubungkan antara atlas dengan

ruas-ruas tulang berikutnya yang menuju badan. Bagian selanjutnya adalah dada,

terdapat tulang berbentuk V yang disebut claviculae dengan pengopang (corucoid)

yang membentang hingga ujung punggung (scapula), ribs yaitu tulang rusuk, dan

sternum yaitu tulang dada yang pada ayam broiler dapat digunakan sebagai

indikator produktivitas.

Tulang bagian belakang ada tulang duduk (ischium), tulang panggul

(pubis) yang dapat dipergunakan sebagai indikator produktivitas ayam petelur,

serta tulang ekor. Ruas tulang ekor ujung disebut pygostele, merupakan tempat

16
tumbuhnya sickle feather. Tulang bagian berikutnya adalah bagian extremitas atau

alat gerak, yang terbagi menjadi bagian anterior dan posterior. Bagian anterior

terdapat bagian bahu (humerus) yang terdiri dari radius dan ulna, serta metacarpus

atau telapak). Bagian posterior yaitu femur atau paha, kemudian dibawah femur

terdapat tibia yang didalamnya terdapa fibula, dan metatarsus yang merupakan

jari/cakar).

17

Anda mungkin juga menyukai