Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah merupakan ungkapan yang sangat tepat untuk mengekpresikan


rasa syukur penulis atas kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah SWT, karena
atas rahmat dan hidayah-Nya lah sehingga makalahdengan judul “Kompetensi guru
sesuai UU guru dan dosen” ini dapat diselesaikan dengan tepat pada waktunya
sebagai pemenuhan salah satu tugas mata kuliah Profesi Keguruan.

Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,
baik dari penulisan, susunan kata, maupun isi materi. Maka dari itu, penulis
mengucapkan terimkasih kepada dosen pengampu serta teman-teman sekalian karena
sudah memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

Dan harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca dan bermanfaat bagi semuanya, khususnya kami para
penulis dan umumnya para pembaca.

Wassalaamu’alaikum Wr. Wb

Palangka Raya, September 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
A. Kompetensi Guru............................................................................................3
B. Kompetensi Guru sesuai Undang- Undang.....................................................4
BAB III PENUTUP.......................................................................................................9
A. KESIMPULAN...............................................................................................9
B. SARAN...........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................10

2
BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru menempati kedudukan yang terhormat di mata masyarakat. Ada
kewibawaan, menyebabkan guru dihormati, sehingga masyarakat tidak meragukan
figure guru. Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat mendidik anak didik
mereka agar menjadi orang yang berkepribadian mulia. Tugas inilah yang
menyebabkan guru bukan hanya sebagai pekerjaan profesi, tetapi juga sebagai suatu
tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan.1

Secara umum, ada tiga tugas guru sebagai profesi, yakni mendidik, mengajar, dan
melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup;
mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan; melatih berarti
mengembangkan keterampilan untuk kehidupan siswa. Untuk dapat melaksanakan
tugas dan tanggung jawab, seorang guru dituntut memiliki beberapa kemampuan dan
kompetensi tertentu sebagai bagian dari profesionalisme guru.

Pada dasarnya, kompetensi diartikan sebagai kemampuan atau kecakapan.


MCLeod (1990) mendefinisikan kompetensi sebagai prilaku yang rasional untuk
mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.
Kompetensi guru sendiri merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan
kewajiban secara bertanggung jawab dan layak di mata pemangku kepentingan.

Kompetensi terkait erat dengan standar. Seseorang disebut kompeten dalam


bidangnya jika pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya, serta hasil kerjanya sesuai
standar yang ditetapkan dan atau diakui lembaganya/pemerintah.

Kompetensi merupakan perilaku yang irasional untuk mencapai tujuan yang di


persyaratan sesuai dengan kondisi yang di persyaratan pula. Kompetensi sangat
diperlukan untuk mengembangkan kualitas dan aktivitas tenaga kependidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kompetensi guru ?
2. Bagaimana kompetensi guru sesuai UU guru dan dosen ?

1 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung; PT Remaja Rosda Karya, 2011), Hlm. 187
2

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk dapat mengetahui pengertian dari kompetensi guru
2. Untuk dapat mengetahui kompetensi guru sesuai UU guru dan dosen.
BAB II PEMBAHASAN

PEMBAHASAN
A. Kompetensi Guru
Dalam merumuskan kompetensi Louise Moqvist (2003) berpendapat bahwa
“competency has been defined in the light of actual circumstances relating to the
individual and work”. Sementara itu, Len Holmes (1992) mendefinisikan: “ A
occupational is a description of something which a person who works in a given
occupational area should be able to do. It is a description of an action, behavior or
outcome which a person should be able to demonstrate”. Jadi, seseorang baru disebut
memiliki kompetensi jika ia dapat melakukan apa yang seharusnya dilakukan dengan
baik. Begitu juga seorang guru, ia bisa dikatakan memiliki kompetensi mengajar jika
ia mampu mengajar siswa dengan baik.2

Kompetensi pada dasarnya merupakan deskripsi tentang apa yang dapat dilakukan
seseorang dalam bekerja, serta apa wujud dari pekerjaan tersebut yang dapat terlihat.
Untuk dapat melakukan suatu pekerjaan, seseorang harus memiliki kemampuan
dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan yang relevan dengan bidang
pekerjaannya.

Pemaknaan kompetensi dari sudut istilah mencakup beragam aspek, tidak saja
terkait dengan fisik dan mental, tetapi juga aspek spiritual. Menurut Mulyasa (2000),
“ Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan,
teknologi, social, dan spiritual, yang secara kafah membentuk kompetensi standar
profesi guru yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik,
pembelajaran yang mendidik, pengembangan pridabi dan profesionalitas.”3

Menurut Suyanto dan Djihad Hisyam (2000) ada tiga jenis kompetensi guru,
berikut ini penjelasannya.

1. Kompetensi professional, yaitu memiliki pengetahuan yang luas pada bidang


studi yang diajarkan, memilih dan menggunakan berbagai metode mengajar di
dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakan;
2. Kompetensi masyarakat, yaitu mampu berkomunikasi dengan siswa, sesame
guru, dan masyarakat luas dalam konteks social;

2 Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi guru Profesional, (Jakarta; Esensi Erlangga Grup, 2013).
Hlm. 39
3 Jejen Musfah. Peningkatan kompetensi guru,(Bogor; Kencana, 2011) hlm.27.
4

3. Kompetensi personal, yaitu memiliki kepribadian yang mantap dan patut


diteladani. Dengan demikian, seorang guru akan mampu menjadi seorang
pemimpin yang menjalankan peran: ing ngarso sung tulada, ing madya mangun
karsa, tut wuri handayani.

D. Kompetensi Guru sesuai Undang- Undang


Dalam perspektif kebijakan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis
kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah
No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu : kompetensi
pedagogis, kepribadian, social, dan professional. Sedangkan dalam UUSPN No. 20
dalam pasal 10 dijelaskan bahwa kompetensi guru meliputi :4

1. Kompetensi Pedagogis.
Komptensi pedagogis merupakan kemampuan dalam mengelola peserta
didik yang meliputi: pemahaman wawasan atau landasan kependidikan;
pemahaman tentang peserta didik; pengembangan
kurikulum/silabus;perancangan pembelajaran; pelaksaan pembelajaran yang
mendidik dan dialogis; evaluasi belajar;dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinnya.
Impementasi kompetensi pedagogis bagi guru professional tentulah
mendorong perilaku belajar terdorong untuk senantiasa melakukan perubahan
dan untuk memperoleh mutu hasil belajar yang mampu bersaing. Pendidik
harus mampu dan mau melakukakn perubahan yang lebih inovatif dan kreatif
menggunakan strategi yang menarik.
2. Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian, yaitu “ Kemampuan kompetensi yang : (a)
berakhlak mulia; (b) mantap, stabil, dan dewasa; (c) arif dan bijaksana; (d)
menjadi teladan; (e) mengevaluasi kinerja sendiri; (f) mengembangkan diri;
dan (g)religious.” ( BSNP, 2006:88)
Guru sebagai teladan bagi murid-muridnya harus memiliki sikap dan
kepribadian utuh yang dapat dijadikan tokoh panutan idola dalam seluruh segi
kehidupannya. Karenanya guru harus selalu berusaha memiliki dan
melakukan perbuatan yang positif yang mencerminkan kepribadian yang baik.
Kepribadian sangat menentukan tinggi rendahnya seorang guru dalam
pandangan peserta didiknya atau masyarakat. Kepribadian merupakan salah
satu unsure yang menentukan keakraban hubungan guru dan murid yang

4 Suyanto, dan asep jihad, Guru Profesional,(Jakarta: Erlangga, 2013), hlm. 46


5

tercermin dalam sikap dan perbuatannya dalam membina dan membimbing


peserta didiknya.
3. Kompetensi sosial
Seorang guru sama seperti manusia lainnya adalah makhluk social, yang
dalam hidupnya berdampingan dengan manusia lainnya. Guru diharapkan
memberikan contoh baik terhadap lingkungannya dengan menjalankan hak
dan kewajibannya sebagai bagian dari masyarakyat sekitarnya.
Kompetensi social merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari
untuk memahami dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat
dan warga negara. Kemampuan social ini mencakup kemampuan untuk
menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu
membawakan tugasnya sebagai guru.
4. Kompetensi Profesional
Kata professional menunjukkan bahwa guru adalah sebuah profesi, yang
bagi guru, seharusnya menjalankan profesi nya dengan baik. Dengan
demikian, ia akan disebut sebagai guru yang professional. Setidaknya ada 4
pengetahuan dasar yang harus dimiliki seorang guru yang professional, antara
lain :
a. Guru harus mengenal setiap murid yang dipercayakannya, untuk
mengethaui sifat-sifatnya, kebutuhannya, pribadinya serta aspirasinya.
b. Guru harus memiliki kecakapan member bimbingan. Dalam bentuk
intelektual dan psikologis.
c. Guru harus memiliki dasar pengetahuan yang luas tentang tujuan
pendidikan. Perkembangan anak senantiasa meningkat sesuai zaman yang
mengikutinya.
d. Guru harus memiliki pengetahuan yang bulat dan baru mengenai ilmu
yang diajarkannya. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi ini, maka pengetahuan-pengetahuan lama akan segara menjadi
using dan tidak relevan lagi.
e. Hasilnya peserta didik akan menjadi manusia masa depan yang handal,
dapat menghadapi, memecahkan dan menyelesaikan berbagai persoalan
yang muncul serta dapat menghadapi tantangan perkembangan zaman
yang semakin berkembang.
5. Kualifikasi guru professional

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,


mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal,pendidikan
6

dasar, dan pendidikan menengah ( pasal 1,ayat 1 UU No.14/2005 tentang guru


dan dosen).

Berdasarkan permendiknas No. 16/2007 tentang standar Kualifikasi


Akademikdan kopetensi guru dinyatakan bahwa guru harus memiliki 4
kopetensi inti yaitu : kopetensi pedagogik, kopetensi kepribadian, kopetensi
sosial dan kopetensi profesional.

DR.E.Mulyasa M.Pd, menyebutkan ada 20 peran yang idealnya


dilakukan oleh seorang guru professional, yakni sebagai berikut:

(1) Pendidik

(2) Pengajar.

(3) Pembimbing

(4) pembimbing

(5) Pelatih

(6) Penasehat

(7) Inovator.

(8) Model/teladan/uswah

(9) Pribadi

(10) Peneliti

(11) Pendorong kretifitas.

(12) Pembangkit pandangan

(13) Pekerja rutin

(14) Pemindah kemah

(15) Pembawa cerita


7

(16) Aktor

(17) Emancipator

(18) Evaluator

(19) Pengawet dan

(20) Kulminator

Seorang guru professional harus bisa mengelola dirinya sendiri dalam tugas
sehari-hari. Profesionalisasi guru merupakan salah satu proses pergerakan dari
ketidak tauan menjadi tau atau dari ketidakmatangan menjadi matang, dari
yang mengarahkan orang lain menjadi mengarahkan ke diri sendiri.untuk
meningkatkan mutu pendidikan berbasis sekolah mempunyai isyarat adanya
guru yang mempunyai pengetahuan luas serta kematangan dan mampu
menggerakan dirinya sendiri untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Seseorang akan bekerja professional jika ia memiliki kemampuan kerja


yang tinggi serta kesungguhan hati untuk mengerjakan dengan baik. Guru akan
bekerja professional jika ia memiliki kemampuan yang tinggi dan motivasi yang
tinggi. Pernyataan yang tepat apabila seseorang dengan kemampuan yang tinggi
namun tidak di sertai dengan motivasi yang tinggi maka tidak aka nada
hasilnya.

Meskipun banyak teori yang menjelaskan tentang arti dari guru


professional namun di dalam kaitan implementasi dengan pringkat mutu
pendidikan adalah yang berdasarkan pada teori-teori tersebut. Maka, dapat
disimpulkan bahwa guru yang professional adalah guru yang mampunyai visi
dan misi yang tepat serta inovatif.

Sebagai bahan kajian, berikut disajikan pengaturan tentang guru dalam


Undang-Undang Sisdiknas ( Sistem Pendidikan Nasional ) 2003 (UU RI No.
20 Tahun 2003). Pengaturan tersebut dituangkan dalam Bab XI tentang
pendidikan dan tenaga pendidik; pasal 42 dan 43, sebagai berikut:5

5 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Rosda Karya, 2011), hlm.198-199.


8

Pasal 42

(1) Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai


dengan jenjang kewenangan mengajar ,sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
(2) Pendidikan untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah , dan pendidikan tinggi yang
dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi .
(3) Ketentuan mengenai kualifikasi pendidikan sebagai mana dimaksud dalam
ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintahan.

Pasal 43
(1) Promosi dan penghargaan baik pendidik dan ketenagaan kependidikan
dilakukan berdasarkan latar belakang pendidikan,pengalaman,kemampuan
dan prestasi kerja dalam bidang pendidikan.
(2) Sertifikasi pendidikan dilaksanakan oleh pendidikan tinggi yang memiliki
program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi.
(3) Ketentuan mengenai promosi penghargaan dan sertifikasi pendidik
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dalam
peraturan pemerintahan.
BAB III PENUTUP

PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,
keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual, yang secara kafah membentuk
kompetensi standar profesi guru yang mencakup penguasaan materi,
pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,
pengembangan pridabi dan profesionalitas.
2. Dalam UUSPN No. 20 tahun 2003 dalam pasal 10 di jelaskan kompetensi
guru meliputi : kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, kompetensi professional dan kualifikasi guru professional.

E. SARAN
Penyusun menyadari banyak terdapat kekurangan dalam pembuatan makalah ini,
maka dari itu kami mengharapkan kritikan yang membangun dan semoga dalam
pembuatan makalah ini bisa menjadi sumber informasi bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Kunandar. 2010. Guru Profesional. Jakarta. Rajawali Pers.

Mulyasa. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung. Rosda Karya

Musfah, Jejen. 2011. Peningkatan Kompetensi Guru. Jakarta. Kencana

Suyanto, Asep Jihad. 2013. Guru Profesional. Jakarta. Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai