Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN

HUBUNGAN TANAH AIR TANAMAN DAN ATMOSFER

ANALISIS HUBUNGAN KEBUTUHAN AIR TANAMAN


TERHADAP PRODUKSI KEBUN SAYURAN DI DESA
WISATA PULAU SEMAMBU OGAN ILIR

Grup 5 (Kelompok 1)

1). Bayu Dien Masroka (050213816210**)


2). Juniansyah Firdaus (05021381621054)
3). M Dika Triyadi (050211816210**)
4). Surya Adi Irawan (050212816210**)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019

vi Universitas Sriwijaya
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala


yang telah memberikan kenikmatan yang melimpah serta berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kunjungan lapangan
yang berjudul “Analisis Hubungan Kebutuhan Air Tanaman terhadap Produksi
Kebun Sayuran di Desa Wisata Pulau Semambu Ogan Ilir “. Kegiatan kunjungan
lapangan ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Hubungan Tanah Air Tanaman dan Atmosfer pada semester VI.
Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Bapak dosen pembimbing mata kuliah dan pembimbing kegiatan ini yang telah
memberikan arahan dan ilmu agar dapat berkah dan bermanfaat bagi penyusun
dan seluruh mahasiswa yang diampu. Semoga laporan kunjungan lapangan ini
dapat memberikan informasi bagi kita semua yang membutuhkan.
Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun bila ada
kekurangan dalam penulisan laporan ini. Semoga laporan kunjungan lapangan ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Indralaya, Mei 2019

Penyusun

vi Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v
BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2. Tujuan .................................................................................................... 2
BAB 2. PROFIL UMUM DESA WISATA .................................................. 3
2.1. Desa Wisata Pulau Semambu................................................................. 3
2.1.1. Lokasi Desa Wisata Pulau Semambu.................................................. 3
2.1.2. Sejarah Desa Wisata Pulau Semambu................................................. 3
2.1.3. Kegiatan Agrowisata Desa Wisata Pulau Semambu ........................... 4
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 6
3.1. Hubungan Tanah Air Tanaman dan Atmosfer Kebun Sayuran
Desa Wisata Pulau Semambu ............................................................... 6
3.2. Kebutuhan Air Tanaman Sayuran .......................................................... 6
3.2.1. Tanaman Jagung Pakan ....................................................................... 13
3.2.2. Tanaman Bayam Cabut ....................................................................... 14
3.2.3. Tanaman Labu Putih ........................................................................... 16
BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 18
4.1. Kesimpulan ............................................................................................ 18
4.2. Saran ....................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 19
LAMPIRAN ..................................................................................................... 21

vi Universitas Sriwijaya
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Lokasi PT Perkebunan Nusantara VII Unit Bekri .................... 3
Gambar 2.2. Tampak bagian depan toko keripik “SHINTA” ....................... 5
Gambar 3.1. Perkebunan kelapa sawit ......................................................... 7
Gambar 3.2. Lori perebusan kelapa sawit ..................................................... 8
Gambar 3.3. Crude palm oil dan palm kernel oil .......................................... 11
Gambar 3.4. Limbah cangkang kelapa sawit ................................................ 13
Gambar 3.5. Bahan baku keripik pisang ....................................................... 14
Gambar 3.6. Proses penggorengan keripik pisang ........................................ 15
Gambar 3.7. Limbah kulit pisang................................................................... 17

vi Universitas Sriwijaya
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tanah, air, tanaman dan atmosfer mempunyai hubungan keterkaitan satu
sama lain yang antinya bahwa masing-masing faktor akan saling memberikan
pengaruh bagi faktor yang lainnya. Ketiga faktor tersebut akan membentuk suatu
iklim mikro yang secara langsung memberikan pengaruh yang besar bagi
kehidupan tanaman. Pertumbuhan tanaman akan sangat dipengaruhi oleh keadaan
tanah baik dalam sifat fisika maupun sifat kimia karena tanah merupakan media
pertumbuhan bagi tanaman dimana unsur hara dan air diserap untuk menunjang
pertumbuhannya.
Air sendiri merupakan faktor yang mutlak dibutuhkan bagi tanaman karena
segala proses yang berlangsung dalam tanaman tidak bisa berjalan tanpa adanya
air. Selain itu pertumbuhan juga dipengaruhi oleh keadaan atmosfer disekitarnya
meliputi suhu, kelembaban dan kecepatan angina. Oleh karena itu perlu diadakan
modifikasi iklim mikro agar tanaman yang dibudidayakan di suatu tempat dapat
tumbuh dan berproduksi dengan optimal.
Pola kehidupan masyarakat di pedesaan yang menonjol antara lain memiliki
sifat gotong royong. Usaha yang menjadi andalannya adalah pertanian dan
perkebunan sebagai ciri dari masyarakat agraris. Dalam perjalanan dari tahun ke
tahun ternyata tanpa disadari hasil jerih payah petani dalam kegiatan sehari-hari
telah menciptakan suatu bentuk daya tarik bagi orang lain yang melihatnya,
misalnya pembuatan embung yang disertai dengan pemeliharaan ikan dan
tanaman air yang cukup indah. Bentangan sawah dan kebun yangkan nunasa
hijau dan memberi kesan yang menyejukkan. Warna buah-buahan siap panen di
kebun-kebun masyarakat dapat memikat wisatawan untuk menghampiri dan
menikmati kelezatannya.
Dalam kegiatan sehari-hari setiap manusia tidak terlepas dari kegiatan rutin
baik di tempat kerja, di rumah maupun di tempat-tempat lainnya. Kegiatan rutin
kadang-kadang menimbulkan kejenuhan dapat berpengaruh terhadap kebugaran
dan stamina.

vi1 Universitas Sriwijaya


Rekreasi adalah kegiatan yang bersifat hiburan yang disertai berbagai kegiatan
baik yang berdampak kepada kesehatan jasmani maupun rohani. Melalui kegiatan
istirahat dan rekreasi diperoleh suatu ketenangan jiwa. Kegiatan rekreasi lebih
banyak dilakukan di luar (out door) dengan maksud untuk mendukung kesehatan,
interaksi dengan alam, atmosfir, dan suasana kehidupan yang menyejukkan.
Tempat-tempat yang bernuansa pegunungan, sungai, danau, persawahan,
perkebunan, dan pertanian merupakan objek rekreasi yang digemari oleh
wisatawan. Kegiatan rekreasi yang beraneka ragam ternyata telah menimbulkan
motivasi dan inovasi seseorang atau kelompok masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan daya tarik objek-objek wisata. Selain itu, kenyamanan dan
keamanan suatu objek rekreasi merupakan faktor pendukung yang menumbuhkan
minat wisatawan untuk mengunjungi suatu objek rekreasi atau wisata. Beberapa
aktivitas agro wisata dan lingkungannya dapat menarik para wisatawan untuk
menikmati berbagai jenis hasil pertanian, perkebunan, hutan alam di perkotaan,
perikanan, dan peternakan.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan kunjungan lapangan ini antara lain
1) Untuk mengetahui pengaruh keadaan air, tanah, dan atmosfer terhadap
pertumbuhan tanaman.
2) Mengetahui teknik budidaya pertanian yang dilakukan oleh petani di
empat lokasi pengamatan.
3) Mengetahui sistem irigasi dan sistem pengelolaan tanah yang dilakukan
oleh petani di tiga lokasi pengamatan.
4) Mengetahui teknologi dan usaha yang dapat dilakukan oleh petani untuk
meningkatkan kualitas lahannya.

vi Universitas Sriwijaya
BAB 2
PROFIL UMUM DESA WISATA

2.1. Desa Wisata Pulau Semambu


2.1.1. Lokasi Desa Wisata Pulau Semambu
Desa wisata Pulau Semambu tepatnya berada di Desa, Pulau Semambu,
Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Desa Pulau Semambu
mempunyai wilayah seluas sekitar +_ 1200. hektar / M2 dengan didominasi oleh
keadaan tanah Kering dan lahan basah bergambut memiliki tingkat kelembaban
tanah yang cukup tinggi.ini dapat dilihat dari keadaan tanaman dan tumbuh –
tumbuhan yang memiliki tingkat kesuburan yang baik sekali untuk pertanian dan
perkebunan.
Desa Pulau Semambu kalau dilihat dari Peta Wilayah berdasarkan
Keputusan Bupati Ogan Ilir Nomor 405 / I / 2010 tentang penetapan Batas
wilayah Desa adalah sebagai berikut :
a). Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sungai Rambutan Kecamatan Indralaya
Utara
b). Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Palemraya Kecamatan Indralaya Utara
c). Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sri Banding Kecamatan Pemulutan
Barat
d). Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Payakabung Kecamatan Indralaya Utara
Letak wilayah Desa Pulau Semambu ditinjau dari geografis dan ekonomis
cukup strategis yaitu sebagai Desa yang hanya berjarak sekitar 26 KM dari
ibukota Propinsi Sumatera Selatan dan sekitar 7 KM dari ibukota Kecamatan
Indralaya Utara serta berjarak lebih kurang 14 KM dari ibukota Kabupaten Ogan
Ilir, memiliki Penduduk sebanyak 1.855 jiwa / 530 Kepala Keluarga dengan
tingkat kepadatan penduduk rata – rata 194 per KM2 ( data profil dan potensi desa
2018 ), dengan komposisi asal penduduk mayoritas pendatang yaitu 60 % berasal
dari pulau jawa, 5 % suku pegagan, 30 % suku Indralaya-Sakatiga ( penduduk
pribumi ), 3 % suku penesak, dan 2 % suku campur ( Padang, Batak, Komering,
dan lain-lain). Tampak seperti yang tertera pada penulusuran peta online pada
Gambar 2.1. di bawah ini.

vi Universitas Sriwijaya
Sumber: Google map (2019)
Gambar 2.1. Lokasi desa wisata Pulau Semambu

Desa Pulau Semambu Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir


merupakan Desa hasil Pemekaran dari Desa Induk yaitu Desa Tanjung Seteko
Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir hal ini berdasarkan Undang-Undang
Nomor : 37 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten OKU Timur, OKU
Selatan dan Kabupaten Ogan Ilir, Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005,
serta diperkuat dengan Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Ilir Nomor 22 Tahun
2005 tentang Pembentukan dan susunan Organisasi Kecamatan dalam Kabupaten
Ogan Ilir dan Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Ilir Nomor 23 Tahun 2005
tentang pembentukan, penggabungan dan penghapusan Desa dalam Kabupaten
Ogan Ilir. Maka pada Tahun 2007 tepatnya pada tanggal 12 Februari 2007
keluarlah Surat Keputusan Bupati Ogan Ilir Nomor 44 Tahun 2006 tentang
pembentukan dan pemekaran Desa Induk Tanjung Seteko Kecamatan Indralaya
menjadi Kelurahan Timbangan, Desa Palem raya, dan Desa Pulau Semambu
Kecamatan Indralaya Utara dengan dilantiknya Bapak Sardani Abdul Karim pada
tanggal 9 Februari 2007 sebagai Pelaksana Jabatan Sementara ( Pjs ) Kepala Desa
Pulau Semambu berdasarkan Keputusan Bupati Ogan Ilir Nomor
034/KEP/I/2007, tentang pengangkatan Pejabat Kepala Desa Pulau Semambu
yang salah satu tugasnya adalah membentuk BPD dan Perangkat Desa lainnya
seperti Sekretaris Desa, Kepala urusan, Kepala Dusun dan Ketua RT, Lembaga
Adat, serta P3N dan lain sebagainya.

vi Universitas Sriwijaya
2.1.2. Sejarah Desa Wisata Pulau Semambu
Nama Pulau Semambu konon ceritanya didapat dari keterangan para
sesepuh dan tetuah dusun yaitu penduduk yang pertama kali tinggal di daerah ini
adalah berasal dari “PULAU“ yang berarti suatu daratan yang dikelilingi hutan
belantara dan semak belukar, kemudian “ SEMAMBU “ adalah tumbuh-tumbuhan
sejenis kayu rotan tetapi bentuknya agak besar dari normal yang bisa
dipergunakan sebagai bahan pembuat kursi atau alat rumah tangga lainnya. Jadi
kalu disimpulkan nama Pulau Semambu adalah daerah atau tempat sekelompok
tanaman yang bernama Semambu yang sama bentuknya seperti rotan. Artinya
Desa Pulau Semambu adalah Daerah yang cukup tua /Bari yang sudah dikenal
sejak zaman dahulu namun ditenarkan sampai sekarang menjadi sebuah desa yang
cukup dikenal oleh banyak orang dengan kelebihan dan kekuranganya.

2.1.3. Kegiatan Agrowisata Desa Wisata Pulau Semambu


Desa Pulau Semambu memiliki Berbagai Macam Produk atau kegiatan
umum yang dikelola oleh Kelompok Tani, diantaranya sebagai berikut:
1. Kelompok Tani Serasan Sekato berada didusun I Desa Pulau Semambu, dengan
kegiatan Perkebunan Pepaya Hawai dan California serta Belewa / Timun Suri.
2. Kelompok Tani Serasan Makmur Jaya berada didusun II Desa Pulau Semambu,
dengan kegiatan Perkebunan Belewa dan Pisang, sayur mayur.
3. Kelompok Tani Tunggal Makmur berada didusun III Desa Pulau Semambu,
dengan kegiatan Perkebunan Karet, Sawit, Pepaya, Rosella, sayur-mayur.
4. Kelompok Tani Ingin Makmur berada didusun III Desa Pulau Semambu,
dengan kegiatan Perkebunan Karet, Sawit, Pepaya, Rosella, sayur-mayur
5. Kelompok Tani Beringin Sakti berada didusun IV Desa Pulau Semambu,
dengan kegiatan Penangkaran Ikan Patin, Sawit, Karet, sayu- mayur.
6. Kelompok Tani Gajah Putih berada didusun IV Desa Pulau Semambu, dengan
kegiatan Penangkaran Ikan Patin, Sawit, Karet, sayur-mayur
7. Kelompok Tani Bulat Putih berada didusun V Desa Pulau Semambu, dengan
kegiatan Perkebunan Pepaya Hawai dan California serta Belewah/Timun Suri,
Labu,sayur-mayur
8. Kelompok Tani Subur Makmur berada didusun V Desa Pulau Semambu,

vi Universitas Sriwijaya
dengan kegiatan Perkebunan Belewa dan Pisang, sayur mayur, Jarak, Jagung, Jati,
Rosella.
9. Kelompok Wanita Tani Serba guna 1 berada didusun III Desa Pulau Semambu,
dengan kegiatan Sayur-Mayur, Rosella.
10. Kelompok Wanita Tani Serba guna 2 berada didusun III Desa Pulau
Semambu, dengan hasil perkebunan berupa Sayur-Mayur, Rosella
11. Kelompok Wanita Tani Gado - Gado berada didusun III Desa Pulau
Semambu, dengan hasil perkebunan dari sayur-mayur dengan rosella.
12. Kelompok Taruna Tani Jaya Makmur berada didusun III Desa Pulau
Semambu, dengan kegiatan perkebunan berupa Pengolahan hasil pertanian
Rosella menjadi bahan makanan dan Minuman, dan lainnya.
GAPOKTAN bernama HAWAI yang diketuai oleh Sunarno, kesemuanya
dari kelompok tani tersebut aktif dan selalu berkoordinasi dengan dinas / instansi
terkait dalam rangka permohonan bantuan baik itu pupuk dan obat-obatan maupun
pembibitan serta perawatan tanaman melalui petugas PPL/ UPTD setempat.

2.2 Tanah
Tanah merupakan suatu sistem yang kompleks, berperan sebagai sumber
kehidupan manusia yaitu air, udara, dan unsur hara. Atas dasar definisi ini maka
tanah mempunyai 4 fungsi utama (Hanafiah, 2004) :
1) Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran.
2) Penyedia kebutuhan primer tanaman untuk melaksanakan aktivitas
metabolisme, baik selam pertumbuhan maupun untuk berproduksi meliputi air,
udara, dan unsur hara.
3) Penyedia kebutuhan sekunder tanaman yang berfungsi dalam menunjang
aktivitasnya supaya berlangsung optimum. Meliputi zat-zat aditif yang
diproduksi biota tanah.
4) Habitat biota tanah.
Di Indonesia lahan marginal dijumpai baik pada lahan basah maupun lahan
kering. Lahan basah berupa lahan gambut, lahan sulfat masam dan rawa pasang
surut seluas 24 juta ha, sementara lahan kering kering berupa tanah Ultisol 47,5
juta ha dan Oxisol 18 juta ha (Suprapto, 2003). Indonesia memiliki Panjang garis

vi Universitas Sriwijaya
pantai mencapai 106.000 km dengan potensi luas lahan 1.060.000 ha, secara
umum termasuk lahan marginal. Berjuta-juta hektar lahan marginal tersebut
tersebar di beberapa pulau, prospeknya baik untuk pengembangan pertanian
namun sekarang ini belum dikelola dengan baik. Lahan-lahan tersebut kondisi
kesuburannya rendah, sehingga diperlukan inovasi teknologi untuk memperbaiki
produktivitasnya.
Lahan pasir pantai merupakan lahan marjinal dengan ciri-ciri antara lain :
tekstur pasiran, struktur lepas-lepas, kandungan hara rendah, kemampuan
menukar kation rendah,daya menyimpan air rendah, suhu tanah disiang hari
sangat tinggi, kecepatan angin dan laju evaporasi sangat tinggi. Masalah yang
dijumpai pada tanah pasiran adalah strukturnya yang jelek, berbutir tunggal, berat
volume yang tinggi, dan kemampuan menahan air yang rendah, sehingga kurang
memadai untuk bercocok tanam pada musim kemarau (Mulyadi cit. Kertonegoro,
1993). Kemampuan menahan air yang rendah, akan meyebabkan kehilangan
unsur hara dari dalam tanah melalui pelindian akan semkin besar berjalan dengan
semakin tingginya curah hujan(Hakim et al. 1986).
Pertumbuhan tanaman tergantung kepada jumlah air yang tersedia di dalam
tanah. Pertumbuhan akan dibatasi oleh kandungan air sangat rendah maupun
kandungan air sangat tinggi (Anonim, 1991). Tanaman mempunyai banyak cara
mengatur diri mereka dengan kondisi air yang terbatas. Kebanyakan tanaman
pangan ketika tumbuh di lahan agak keringtidak hanya akan mempunyai beratotal
yang lebih kecil, tapi juga hasilbagi trubus / akar yang lebih kecil. Dilain pihak,
pertumbuhan tanaman ditanah dengan kandungan lengas tinggi akan mempunyai
hasil bagi trubus /akar lebih besar (Kohnke, 1968).

2.3 Atmosfer
Istilah atmosfer berasal dari dua suku kata, yaitu atmos yang artinya uap atau
gas dan sphaira yang artinya lapisan. Jadi secara harfiah, atmosfer adalah berbagai
macam gas yang menyelimuti bumi. Partikel-partikel gas yang mengisi atmosfer
terdiri atas tiga kelompok, yaitu udara kering, uap air, dan aerosol (Mu’in, 2004).
Ilmu yang mempelajari atmosfer adalah meteorologi. Atmosfer merupakan
media penerima dan perjalanan gas-gas buang/ bahan pencemar, terutama pada

vi Universitas Sriwijaya
lapisan troposfer. Troposfer meliputi ruang mulai permukaan bumi sampai
ketinggian + 10 km atau 33.00 ft dengan volume kurang lebih 5,1 X 10 9 Km 3.
lapisan ini mengandung sekitar 75% massa dari atmosfir.
Atmosfer adalah lapisan udara yang mengelilingi bumi. Atmosfer terdiri atas
beberapa gas yang dipertahankan oleh gravitasi bumi dan digunakan untuk
melindungi bumi. Udara kering pada atmosfer mengandun gas nitrogen +78%,
oksigen + 21%, karbon dioksida 0,03%, argon 0,9%, metana, kalium, dan lain-
lain +0,07 %.

2.4 Tanaman
Proses tumbuh pada tumbuhan merupakan salah satu aktivitas fisiologi. Pada
proses pertumbuhan banyak dipengaruhi berbagai faktor lingkungan seperti suhu
udara, pencahayaan, ketersediaan hara tanah, kesesuaian media tumbuh dan faktor
lainnya.
Salah satu faktor terpenting pada tumbuhan adalah air. Air merupakan materi
terbesar penyusun tubuh makhluk hidup (tumbuhan, hewan, dan manusia), yaitu
sekitar 80% dari total berat tubuh makhluk hidup. Selain itu Air merupakan
pelarut yang baik karena mudah berikatan dengan partikel yang berbeda, karena
daya kohesi lebih besar dari daya adhesinya.
Selain air, tumbuhan juga membutuhkan tanah sebagai media tanam. Tanah
merupakan sistem dipersi tiga fase yang selalu berada dalam keseimbangan
dinamis. Ketiga fase tersebut yaitu fase padat, cair, dan gas. Adapun struktur
tanah adalah padatan, bahan semen dan ruang pori.Tanah mengandung berbagai
nutrisi dan mineral yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk melakukan proses
metabolisme. 7

2.5 Air
Air merupakan komponen utama dalam tumbuhan, diman air menyusun 60-
90 % dari berat daun. Jumlah air yang dikandung tiap tanaman berbeda-beda, hal
ini bergantung pada habitat dan jemis spesies tumbuhan tersebut. Tumbuhan
herba lebih banyak mengandung air daripada tumbuhan perdu. Tumbuhan yang
berdaun tebal mempunyai kadar air antara 85-90 %, tumbuhan hidrofik 85-98 %

vi Universitas Sriwijaya
dan tumbuhan mesofil mempunyai kadar air antara 100-300 % (Fitter dan Hay,
1981).
Kuantitas air yang dibutuhkan oleh tanaman sangat berbeda-beda sesuai
dengan jenis dan lingkungan dimana tumbuhan itu hidup. Tanaman herba
menyerap air lebih banyak dibandingkan tanaman perdu. Tumbuhan golongan
efemera yang hidup di daerah gurun, akan memanfaatkan hujan yang datang
sekali dalam setahun untuk mulai hidup dan berkecambah, berbunga, berbuah dan
mati sebelum air yang ada dalam tanah habis. Pertumbuhan yan gcepat dan
pendeknya umur tanaman tersebut merupakan suatu usaha untuk menghindari diri
dari kekurangan air yang menimpanya (Dwijoseputro, 1985).

vi Universitas Sriwijaya
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hubungan Tanah Air Tanaman dan Atmosfer Kebun Sayuran


Desa Wisata Pulau Semambu
Desa wisata Pulau Semambu tepatnya berada di Desa, Pulau Semambu, Indralaya
Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Desa Pulau Semambu mempunyai
wilayah seluas sekitar +_ 1200. hektar / M2 dengan didominasi oleh keadaan
tanah Kering dan lahan basah bergambut memiliki tingkat kelembaban tanah yang
cukup tinggi.ini dapat dilihat dari keadaan tanaman dan tumbuh – tumbuhan yang
memiliki tingkat kesuburan yang baik sekali untuk pertanian dan perkebunan.
Desa Pulau Semambu kalau dilihat dari Peta Wilayah berdasarkan
Keputusan Bupati Ogan Ilir Nomor 405 / I / 2010 tentang penetapan Batas
wilayah Desa adalah sebagai berikut :
a). Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sungai Rambutan Kecamatan Indralaya
Utara
b). Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Palemraya Kecamatan Indralaya Utara
c). Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sri Banding Kecamatan Pemulutan
Barat
d). Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Payakabung Kecamatan Indralaya Utara
Letak wilayah Desa Pulau Semambu ditinjau dari geografis dan ekonomis
cukup strategis yaitu sebagai Desa yang hanya berjarak sekitar 26 KM dari
ibukota Propinsi Sumatera Selatan dan sekitar 7 KM dari ibukota Kecamatan
Indralaya Utara serta berjarak lebih kurang 14 KM dari ibukota Kabupaten Ogan
Ilir, memiliki Penduduk sebanyak 1.855 jiwa / 530 Kepala Keluarga dengan
tingkat kepadatan penduduk rata – rata 194 per KM2 ( data profil dan potensi desa
2018 ), dengan komposisi asal penduduk mayoritas pendatang yaitu 60 % berasal
dari pulau jawa, 5 % suku pegagan, 30 % suku Indralaya-Sakatiga ( penduduk
pribumi ), 3 % suku penesak, dan 2 % suku campur ( Padang, Batak, Komering,
dan lain-lain).

vi Universitas Sriwijaya
Sumber: Google map (2019)
Gambar 2.1. Lokasi desa wisata Pulau Semambu

3.2. Kebutuhan Air Tanaman Sayuran


3.2.1. Tanaman Jagung Pakan

Sumber: dokumentasi penulis


Gambar 3.5. Gambar Jagung Pakan

3.2.2. Tanaman Bayam Cabut

vi Universitas Sriwijaya
Sumber: dokumentasi penulis
Gambar 3.6. Gambar Bayam cabut

3.2.3. Tanaman Labu Putih

Sumber: dokumentasi penulis


Gambar 3.7. Gambar Labu Putih

BAB 4

vi Universitas Sriwijaya
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil laporan kunjungan lapangan ini antara lain
1. Proses pengolahan kelapa sawit menghasilkan CPO dan PKO
2. Proses pengolahan kelapa sawit di PTPN VII Unit Bekri masih
menggunakan alat dan mesin semi mekanis
3. Proses pengolahan keripik “SHINTA” menggunakan alat dan mesin
sederhana dan hasil produksi masih terbatas
4. Pengolahan bahan pangan yang merupakan potensi daerah terus
dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan daerah

4.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dalam laporan kunjungan ini agar
sebaiknya dapat mengunjungi daerah ataupun pabrik komersil yang memiliki
kapasitas dan skala besar sehingga mahasiswa atau praktikan dapat melihat
dengan lebih jelas alat dan mesin pasca panen serta proses pengolahan lebih
detail, dengan alat dan mesin modern dan memberikan kesempatan untuk
mahasiswa untuk melihat teknologi terbarukan dalam hal pengolahan hasil pasca
panen pertanian.

DAFTAR PUSTAKA

vi Universitas Sriwijaya
Olivia, S., 2006. Laporan Praktek Kerja Lapangan di PTP N XIII. Institut
Pertanian Bogor.

PTPN VII Unit Bekri, 2019. Profil Unit Usaha Bekri (Persero). Lampung Tengah.

Ulfa, M., 2014. Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Perkebunan
Nusantara VII (Persero) Unit Bekri Kabupaten Lampung Tengah
Provinsi Lampung. Laporan Kerja Praktek. Program Studi Teknologi
Pengolahan Hasil Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

vi Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

vi Universitas Sriwijaya
vi Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai