Anda di halaman 1dari 21

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Identifikasi, Penetapan Isu dan Analisis Dampak Isu


3.1.1 Identifikasi Isu
Sebelum penetapan judul rancangan aktualisasi terlebih dahulu
dilakukan identifikasi dan penetapan isu berdasarkan observasi
penulis selama bertugas di UPTD PUSKESMAS BINONGKO. Setelah
menemukan isu-isu, tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi isu
tersebut terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan penulis.
Dari hasil identifikasi isu tersebut akan menghasilkan isu yang layak
dan dijadikan rancangan aktualisasi. Beberapa isu berikut ditemukan
oleh penulis dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai dokter ahli
pertama yang melaksanakan pelayanan kesehatan UKP dan UKM di
Puskesmas.
Identifikasi isu berdasarkan tugas dan fungsi yang bermasalah dapat
dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Identifikasi Isu Berdasarkan Tugas dan Fungsi


Tugas/Fungsi Keadaan Keadaan Rumusan
No.
Bermasalah Sekarang Diinginkan Isu
1 2 3 4 5
1. Memberikan Masih banyak Seluruh Rendahnya
pelayanan rujukan masyarakat masyarakat pemahaman
medis serta surat- yang tidak yang menjadi masyarakat
surat yang memahami peserta BPJS peserta
berhubungan alur sistem memahami alur BPJS
dengan hasil rujukan sistem rujukan tentang alur
pemeriksaan berjenjang berjenjang JKN sistem
kesehatan. JKN rujukan
berjenjang di
29
era JKN
Meningkatkan Pihak Pihak sekolah Belum
2. upaya kesehatan sekolah dan kooperatifny
di lingkungan kurang Puskesmas a pihak
sekolah dengan menanggapi dapat sekolah
jalan penyuluhan, serius berkolaborasi dalam
pembinaan kader tentang dalam penyelengga
UKS, dokter kecil, program- menyelenggara raan
sekolah sehat program kan program- program-
upaya program upaya program
kesehatan kesehatan upaya
sekolah yang sekolah kesehatan
difasilitasi sekolah
Puskesmas
3.  Melakukan
pemeriksaan dan
pengobatan serta
konsultasi medis Pasien lansia
Pasien lansia
pada pasien di masih
mendapatkan Kurang
Puskesmas mendapatkan
pelayanan optimalnya
(Rawat jalan dan pelayanan
kesehatan pelayanan
Rawat inap) kesehatan
optimal yang kesehatan
 Melaksanakan sebagaimana
lebih Lansia
pelayanan UKM pasien rawat
komprehensif
posyandu balita, jalan lainnya.
lansia dan
kelompok
masyarakat

30
3.1.2 Penetapan Isu
Tehnik analisis sebagai pisau pemangkas yang digunakan
untuk memprioritaskan isu yang akan ditindaklanjuti yaitu metode
analisa APKL. Dengan cara menentukan tingkat Aktualitas,
Problematik, Kekhalayakan dan Layak-nya, selanjutnya
menentukan skala nilai 1-5 . Isu yang memiliki total skor tertinggi
setelah perankingan merupakan isu prioritas.
 Aktual : Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di
masyarakat
 Problematik : Isu memiliki dimensi masalah yang kompleks
sehingga perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin
 Kekhalayakan : Isu menyangkut hajat hidup orang banyak
 Kelayakan : Masuk akal, realistis, relevan untu dimunculkan
inisiatif pemecahan masalah

Tabel 3.1.1 Analisis Tapisan Isu Metode APKL


Kriteria Skor
ISU TERIDENTIFIKASI Total Ranking
NO A P KK LL
1. Rendahnya pengetahuan
masyarakat tentang sistem 4 2 3 2 11 II
rujukan berjenjang era JKN
2. Tidak kooperatifnya pihak
sekolah dalam pelaksanaan
program-program upaya 2 2 2 3 9 III
kesehatan sekolah (UKS,
Sekolah Sehat, Dokter Kecil)
3. Kurang optimalnya
4 4 3 4 15 I
pelayanan kesehatan lansia
Sumber data : hasil analisis (2019)

31
Skala Keterangan
5 Sangat (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)
4 Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan
3 Cukup (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)
2 Tidak (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)
1 Sangat Tidak (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)

Berdasarkan scoring dari Skala Likert pada analisis tapisan isu


metode APKL di atas didapatkan hasil isu prioritas yang memiliki
peringkat teratas adalah “Kurang Optimalnya Pelayanan Kesehatan
Lansia”.

3.1.3 Analisis Dampak Isu


Dampak yang mungkin terjadi apabila isu “Kurang Optimalnya
Pelayanan Kesehatan Lansia” ini tidak dituntaskan melalui solusi
pemecahan isu, antara lain :
1. Merosotnya tingkat kepuasan masyarakat setempat terhadap
mutu pelayanan publik di bidang kesehatan
2. Meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas pada pasien
geriatri dengan penyakit degeneratif (lansia)
3. Menurunnya kredibilitas atau tingkat kepercayaan publik pada
aparatur penyelenggara Negara

3.2 Faktor Penyebab Masalah


Setelah sebuah isu ditetapkan sebagai isu terpilih dalam
rancangan aktualisasi, maka perlu ditelusuri faktor-faktor penyebab
terjadinya isu. Seperti yang tersaji dalam diagram mind mapping 3.2.

32
Kurangnya
pemahaman
tenaga medis

Kurang
Belum
Belum ada Optimalnya terpadunya
pendekatan
komprehensif Pelayanan pelayanan
kesehatan lansia
dalam pelayanan Kesehatan multidisiplin
Lansia

Belum
terlaksananya
program home
care

Diagram Infografis 3.2 Mind Mapping Faktor Penyebab Masalah

3.3. Kegiatan Kreatif Pemecahan Isu


Berangkat dari uraian faktor-faktor penyebab isu terpilih, maka
penulis merumuskan beberapa kegiatan kreatif sebagai alternatif
pemecahan isu yang diberi akronim “POHAMBA”.
“POHAMBA” dalam bahasa daerah pulau setempat berarti saling
membantu, sebuah budaya gotong royong yang sarat akan nilai-nilai
kearifan lokal yang mampu merekatkan tenun persatuan dan kesatuan
masyarakat Binongko dari masa ke masa. Pada isu ini “POHAMBA”
adalah pendekatan holistik yang menjadi solusi dalam optimalisasi
pelayanan kesehatan lansia yang terdiri dari Trias pendekatan
pelayanan : Poli Santun Lansia, Home Care PEDULI (Pelayanan
Terpadu Lintas Profesi), Jum’at Lansia Bahagia (JALAN BAHAGIA).
Sinkronisasi penyebab dan kegiatan kreatif rancangan aktualisasi
dijabarkan dalam diagram 3.3.

33
•Belum adanya •Rendahnya
pendekatan Pemahaman
komprehensif tenaga medis
Rapat sosialisasi
"JALAN Komitmen
BAHAGIA Bersama
" TIM
"POHAMBA"

Home Poli
Care Santun
"PEDULI" Lansia
•Belum adanya •Belum
layanan home terpadunya
pelayanan
care kesehatan lansia
multidisiplin

Diagram Infografis 3.3 Tela’ah Faktor Penyebab dan Kegiatan Kreatif

34
3.4 Deskripsi Kegiatan
Rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi di UPTD PUSKESMAS BINONGKO dapat dilihat pada
tabel 3.4.

TABEL RANCANGAN AKTUALISASI OPTIMALISASI PELAYANAN LANSIA MELALUI PENDEKATAN


HOLISTIK BERBASIS “POHAMBA”

Unit Kerja : UPTD Puskesmas Binongko


Identifikasi Isu :
 Rendahnya tingkat pemahaman masyarakat terhadap sistem rujukan
berjenjang BPJS
 Tidak kooperatifnya pihak sekolah dalam program upaya kesehatan sekolah
 Belum optimalnya pelayanan kesehatan lansia
Isu yang Diangkat : Belum optimalnya pelayanan kesehatan lansia
Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi pelayanan kesehatan lansia melalui pendekatan holistik berbasis
“POHAMBA”

35
Tabel 3.4.1 Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak “Rapat Sosialisasi dan Komitmen Bersama”
Keterkaitan Penguatan
Kontribusi terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Nilai
Visi-Misi Organisasi
Pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Rapat Sosialisasi a. Berkonsultasi dengan Izin dari atasan untuk 1. Kerja sama, Menjamin Loyalitas
dan Komitmen pimpinan melaksanakan Kolaboratif (WoG)
tenaga
Bersama kegiatan Komitmen
a. Sopan dan
kesehatan dasar
bersama
santun (Etika yang merata dan adalah
Publik) berkualitas wujud dari
b. Membuat surat Tersedianya surat Teliti, Cermat, Dengan adanya ikrar
undangan dan daftar undangan dan daftar Sesuai Prosedur rapat sosialisasi loyalitas
hadir hadir (Komitmen Mutu) maka akan kepada
meningkatkan pimpinan
c. Mempersiapkan Tempat dan materi Mandiri, Disiplin pemahaman dan dan sistem
tempat dan materi sosialisasi siap (Anti Korupsi) kompetensi tenaga yang
sosialisasi digunakan kesehatan dalam disepakati
pelayanan keshatan
d. Melaksanakan rapat Terlaksananya rapat Musyawarah lansia
sosialisasi sosialisasi (Nasionalisme)

e. Menyusun notulen Notulen kesepakatan Kejelasan,


kesepakatan rapat rapat sosialisasi pertanggung

36
jawaban
(Akuntabilitas)
f. Terlaksananya Rancangan Persatuan
sosialisasi dan aktualisasi (Nasionalisme)
terbentuknya tersosialisasi dan
komitmen bersama menjadi komitmen
bersama
ANALISIS DAMPAK

 Perkiraan Hambatan : Adanya beberapa sejawat dalam unit kerja yang kurang merespon rencana
kegiatan rapat sosialisasi.
 Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Tidak adanya komitmen bersama dan rendahnya pemahaman
tentang konsep rancangan aktualisasi yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas kegiatan/program
kerja
 Alternatif Solusi : Pendekatan personal dengan memberikan penjelasan yang runut, sistematis, dan
memiliki landasan tentang manfaat yang dapat diperoleh bila kegiatan teraktualisasi (komunikasi efektif)

37
Tabel 3.4.2. Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak “Pembentukan Tim Medis POHAMBA”
Keterkaitan Penguatan
Kontribusi terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Nilai
Visi-Misi Organisasi
Pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Membentuk Tim a. Merancang susunan 2. Kerja sama dan Menjamin Efektif dan
Tersedianya
Medis komposisi dan draft SK kolaboratif (WoG)
rancangan ketersediaan Efisien
“POHAMBA” Tim Medis POHAMBA
komposisi dan sumber daya
a. Teliti, Cermat,
draft SK Tim Dengan
Sesuai Prosedur manusia dan
Medis POHAMBA terbentuknya
(Komitmen Mutu) fasilitas pelayanan tim medis
b. Berkonsultasi dengan Sopan dan santun kesehatan yang POHAMBA
pimpinan (Etika Publik)
merata, terjangkau maka setiap
anggota tim
Izin persetujuan
dan berkualitas
dapat
pimpinan Pembentukan Tim mengetahui
medis POHAMBA job desk
adalah salah satu masing-
pemanfaatan sumber masing
c. Mencetak SK Tim Bahasa Indonesia daya manusia lingkup sehingga
Medis POHAMBA Terbitnya SK Tim yang baik dan UPTD PUSKESMAS setiap
Medis POHAMBA benar BINONGKO dalam penyelenggara
(Nasionalisme) rangka menjamin an program
d. Penyerahan SK Tim Terdistribusinya Ta’at asas hukum

38
Medis POHAMBA SK Tim Medis (Anti Korupsi) pelayanan kesehatan kegiatan dapat
Pohamba berkualitas. lebih efektif
e. Terbentuknya Tim Adanya Kejelasan, dan efisien.
Medis POHAMBA legitimasi dan Tanggung Jawab
kejelasan (Akuntabilitas)
pembagian
tugas
ANALISIS DAMPAK

 Perkiraan Hambatan : Penolakan rekan sejawat medis untuk masuk dalam komposisi Tim di tengah
terbatasnya pilihan sumber daya manusia yang tersedia
 Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Tidak adanya legitimasi dan rentan akan terjadi miskoordinasi
ataupun overlapping tugas, peran dan tanggung jawab sesama tenaga medis
 Alternatif Solusi : Pendekatan personal melalui komunikasi efektif, bila gagal dapat berkoordinasi dengan
Puskesmas Pembantu.

39
Tabel 3.4.3 Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak “Poli Santun Lansia”
Keterkaitan Penguatan
Kontribusi terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Nilai
Visi-Misi Organisasi
Pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Melaksanakan f. Berkonsultasi dengan 3. Efektif dan Menjamin OPTIMAL
pelayanan pimpinan Efisien
ketersediaan
kesehatan rawat Izin persetujuan (Pelayanan Pelayanan
sumber daya
jalan yang santun pimpinan Publik) kesehatan
lansia di Poli mengenai draft manusia dan santun lansia
Umum alur pelayanan a. Sopan dan fasilitas pelayanan adalah salah
santun (Etika satu wujud
kesehatan yang
Publik mengoptimalk
merata, terjangkau
g. Melakukan pembagian Terdistribusinya Kejelasan, an pelayanan
tugas sesuai alur pembagian tugas Tanggung Jawab
dan berkualitas
kesehatan
pelayanan sesuai alur (Akuntabilitas) Melalui pelayanan tingkat dasar
pelayanan kesehatan rawat jalan yang menjadi
h. Mempersiapkan Mandiri, Disiplin yang santun lansia tugas dan
Ruangan dan
ruangan dan peralatan (Anti Korupsi) maka dapat mendukung fungsi
peralatan medis
medis terwujudnya aspek PUSKESMAS
siap digunakan
pelayanan kesehatan
i. Melaksanakan Terlaksananya Tidak diskriminatif yang berkualitas
pelayanan kesehatan pelayanan
rawat jalan yang kesehatan “Poli (Nasionalisme)

40
“santun lansia” di Poli Santun Lansia”
Umum

j. Terlaksananya Efektif dan Efisien


Kepuasan pasien
pelayanan kesehatan (Komitmen Mutu)
lansia terhadap
rawat jalan “santun
pelayanan
lansia” di Poli Umum
ANALISIS DAMPAK

 Perkiraan Hambatan : Kondisi ruangan yang kurang memadai sebab bangunan utama sedang dalam
renovasi.
 Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Kurang optimalnya pelayanan rawat jalan bagi pasien lansia baik
pasien lansia sehat, pasien geriatri maupun lansia dengan penyakit degeneratif
 Alternatif Solusi : Penataan kembali ruangan yang ada agar dapat memungkinkan space bagi pojok
khusus lansia

41
Tabel 3.4.4. Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak “Home Care PEDULI”
Keterkaitan Penguatan
Kontribusi terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Nilai
Visi-Misi Organisasi
Pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4. Pelayanan Home a. Konsultasi dengan 4. Kerja sama dan Meningkatkan RESPONSIF
Izin dari
Care “PEDULI” pimpinan kolaboratif (WoG)
pimpinan akses masyarakat
(Pelayanan Pelayanan
tentang terhadap
Terpadu Lintas a. Sopan dan Home Care
pelaksanaan
Profesi) santun (Etika pelayanan adalah salah
kegiatan
Publik) kesehatan dasar satu wujud
b. Berkoordinasi lintas Kejelasan, Metode Home Care nyata
Kolabori lintas
sektor/profesi dalam Tanggung Jawab dilakukan dalam rangka pelayanan
profesi dengan
satuan unit kerja (Akuntabilitas) mendekatkan pelayanan responsif
multidisiplin
kesehatan masyarakat multiprofesi,
c. Berkoordinasi dengan Ditentukannya Kepercayaan khususnya lansia yang
kader posyandu lansia pasien lansia (Akuntabilitas) terutama yang memiliki menangani
yang akan di- kendala dalam permasalahan
home visit aksesibel baik fisik aspek bio
d. Mempersiapkan Mandiri, Disiplin maupun non fisik. psiko sosio
Ambulance dan
ambulance dan peralatan (Anti Korupsi) spiritual dari
peralatan medis
medis lansia
siap digunakan

e. Melakukan pelayanan Terlaksananya Efektif, Efisien,

42
Home Care “PEDULI” pelayanan Inovasi
yang komprehensif kesehatan (Komitmen Mutu)
terpadu lansia
secara
komprehensif di
rumah pasien
f. Terlaksananya pelayanan Kepuasan Tidak diskriminatif
“Home Care PEDULI” pasien lansia (Nasionalisme)
yang mendapat
pelayanan
ANALISIS DAMPAK

 Perkiraan Hambatan : Masalah komunikasi dengan kader posyandu lansia yang sedang sibuk beraktifitas
 Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Keluhan pasien lansia terutama yang mengalami kendala terkait
aksesibilitas dari fasilitas kesehatan
 Alternatif Solusi : Berkoordinasi dengan kepala desa/ lurah dari warga lansia yang akan di-visite

43
Tabel 3.4.5 Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak “JALAN BAHAGIA”
Keterkaitan Penguatan
Kontribusi terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Nilai
Visi-Misi Organisasi
Pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5. Menyelenggarakan a. Berkoordinasi dengan Izin 5. Aksesibel Meningkatkan Kreativitas
program pimpinan pelaksanaan (Pelayanan
upaya
kegiatan dari Publik) Program
“JALAN BAHAGIA”
pemberdayaan
atasan dengan
a. Sopan dan masyarakat di akronim
(Jum’at Lansia santun (Etika bidang kesehatan JALAN
Bahagia) Publik) BAHAGIA
Lewat program JALAN
b. Sosialisasi program Tersosialisasi Aksesibel adalah sebuah
BAHAGIA yang
melalui multimedia nya program (Akuntabilitas) terobosan
melibatkan kader
” tepat sasaran inovasi kreatif
posyandu lansia,
c. Berkoordinasi dengan Persetujuan Kepercayaan dalam rangka
masyarakat dan para
kader posyandu lansia kolaborasi dari (Akuntabilitas) member solusi
tokoh agama
kader dari pelayanan
diharapkan dapat
posyandu kesehatan
meningkatkan tingkat
lanslia lansia
partsipasif masyarakat
d. Mempersiapkan tempat Tempat dan Mandiri, Disiplin
dalam rangka
dan peralatan peralatan (Anti Korupsi)
meningkatkan
telah

44
disiapkan pemberdayaan
e. Melaksanakan kegiatan Meningkatkan Semangat masyarakat di bidang
senam sehat lansia kebugaran kebersamaan, kesehatan.
jasmani dari Gotong-royong (
lansia
f. Melakukan pelayanan Terlaksanany Tidak diskriminatif,
konseling dan “Pojok a pendekatan Ketuhanan
Curhat” diselingi games holistik dalam (Nasionalisme)
menarik. Sekali sebulan pelayanan
diisi oleh Ustadz/ kesehatan
Rohaniawan lansia

g. Terselenggaranya Kepuasan Efektif, Efisien dan


program “JALAN para pasien Inovasi
BAHAGIA” lansia (Komitmen Mutu)
ANALISIS DAMPAK

 Perkiraan Hambatan : Kurangnya kompetensi tenaga medis tentang konseling dan psikoterapi
 Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Pendekatan holistik atau komprehensif yang menjadi inovasi
dalam pelayanan kesehatan lansia tidak terpenuhi
 Alternatif Solusi : Mengadakan FGD ataupun mentoring tentang dasar-dasar psikoterapi.

45
Tabel 3.4.6 Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak “Melaksanakan Evaluasi”
Keterkaitan Penguatan
Kontribusi terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Nilai
Visi-Misi Organisasi
Pelatihan Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
6. Melaksanakan a. Berkonsultasi dengan Izin persetujuan 6. Penilaian Menjamin Efektivitas
evaluasi pimpinan dari pimpinan Kinerja
ketersediaan
(Manajemen Dan
sumber daya
ASN)
manusia dan
Efisiensi
a. Sopan dan fasilitas pelayanan
santun (Etika
kesehatan yang Tujuan
Publik) dilakukannya
merata, terjangkau
b. Menentukan metode Metode Efektif dan Efisien evaluasi
evaluasi evaluasi terpilih (Komitmen Mutu)
dan berkualitas
selain
Proses evaluasi sebagai
c. Mempersiapkan Tersedianya Mandiri, Disiplin dilakukan dalam rangka penilaian
kuesioner kuesioner (Anti Korupsi) penilaian dan kinerja juga
peningkatan kinerja dalam
d. Melaksanakan evaluasi Terlaksananya Kejujuran dan pelayanan demi rangka
evaluasi Berkeadilan terwujudnya pelayanan peningkatan
(Nasionalisme) kesehatan merata, efektivitas
e. Terlaksananya evaluasi Gambaran Transparansi, terjangkau dan dan efisiensi
capaian kinerja Integritas,

46
dan langkah- Tanggung jawab berkualitas sebuah
langkah (Akuntabilitas) program
perbaikan kerja
f. Membuat laporan Tersedianya Transparansi,
kegiatan laporan Pertanggungjawab
Kegiatan an (Akuntabilitas)
ANALISIS DAMPAK

 Perkiraan Hambatan : Tingkat pemahaman para lansia tentang cara pengisian kuesioner
 Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Sulitnya mengukur secara kaidah ilmiah keberhasilan program
kegiatan kreatif/ peningkatan derajat optimalisasi lewat indikator tingkat kepuasan dari pelayanan
kesehatan yang diberikan
 Alternatif Solusi : Mengubah metode survey kepuasan dengan menggunakan kotak puas/tidak puas
yang lebih sederhana dan mudah dipahami

47
3.5 Jadwal Kegiatan
Seluruh rangkaian kegiatan aktualisasi (habituasi) ini dijadwalkan selama 30
hari sesuai dengan kalender akademik “off class” dari panitia Pelatihan Dasar
CPNS Angkatan VI Lingkup Pemerintah Wakatobi bekerja sama dengan BPSDM
Prov. Sulawesi Tenggara. Rincian jadwal kegiatian setiap minggunya dipaparkan
pada tabel 3.6.

Tabel 3.5 Jadwal Kegiatan Aktualisasi “POHAMBA”


Waktu Pelaksanaan
Oktober November
No Kegiatan
Minggu Ke- Minggu Ke-
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Rapat Sosialisasi dan Komitmen Bersama
2 Pembentukan Tim Medis POHAMBA
3 Melakukan pelayanan rawat jalan Poli Santun
Lansia
4 Pelayanan Home Care PEDULI
5 Menyelenggarakan program JALAN BAHAGIA
6 Melakukan Evaluasi

3.6 Rencana Anggaran Biaya


Beberapa kegiatan aktualisasi yang dilakukan membutuhkan biaya yang
sumber pendanaannya dari pribadi penulis dan dana taktis serta dana program
BOK Puskesmas yang rinciannya seperti terlihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6 Rencana Anggaran Biaya Kegiatan Aktualisasi “POHAMBA”
No Uraian Volume Harga Jumlah
1 2 3 4 5
1. Bahan Sosialisasi 1 Keg 300.000 300.000
2. Sewa Peralatan 1 Keg 150.000 150.000
3. Honorarium Petugas lainnya 5 Orang 150.000 750.000
4. ATK 6 Keg 50.000 300.000
5. Seragam Tim Medis 5 Orang 150.000 750.000
Jumlah (Rp.) 2.250.000

29
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Aktualisasi: Modul Pelatihan


Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III, Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Akuntabilitas: Modul Pelatihan


Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III, Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Nasionalisme: Modul


Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III, Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2017. Etika Publik: Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III, Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2017. Komitmen Mutu: Modul


Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III, Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2017. Anti Korupsi: Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III, Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan


Pelayanan Kesehatan Lanjut

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan


Masyarakat

https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/17/05/29/oqpvbx423-sebanyak-
2432-puskesmas-beri-kemudahan-lansia, Diakses tanggal 10 Oktober 2019.

30

Anda mungkin juga menyukai