Anda di halaman 1dari 4

STUDY CASE

Spotify Streaming Develops New Revenue Models

CRISTINA CLAUDIA WULANDARI

MAGISTER MANAGEMENT

2019
STUDY CASE: Spotify Streaming Develops New Revenue Models

Assess how Spotify competes with traditional and online music providers by reviewing the
approaches it uses for different elements of the marketing mix.

Spotify merupakan salah satu layanan music streaming yang dikembangkan di Swedia pada
tahun 2006 dan diluncurkan untuk pertama kalinya pada tahun 2008. Meskipun Spotify bukan
pelopor pertama dari layanan music streaming, namun Spotify menjadi inovator dalam pendekatan
pemasaran, teknologi dan layanan berlangganan yang memungkinkan Spotify menjadi market
leader dalam dunia music subscription. Sebagai pelaku pertama dalam industri musik online,
Napster mengembangkan layanan berbagi music peer-to-peer (P2P) secara gratis pada tahun 1999.
Namun hal ini akhirnya menimbulkan masalah karena perusahaan rekaman mengambil jalur
hukum untuk memperkarakan Napster karena merasa kehilangan pendaftaran pada penjualan
music yang pada akhirnya memaksa mereka untuk menutup usaha. Namun saat ini Napster telah
kembali dan focus pada music subscription sebagai bagian dari layanan music Rhapsody dalam
usahanya untuk bersaing dengan Spotify.

Berdasarkan pendekatan marketing mix, berikut analisa mengenai persaingan Spotify dalam
industri online music provider dalam bersaing dengan music provider tradisional dan online
lainnya.

1. Product
Spotify adalah layanan music streaming dengan mengoperasikan freemium model baik
menggunakan mobile atau desktop aplikasi serta web browsers. Namun karena banyaknya
pengguna yang memilih menggunakan music gratis tanpa batas, maka Spotify mulai membatasi
aktifitas ini dan menyediakan Spotify Premium berbayar setiap bulan untuk dapat menikmati
music secara offline dan tidak ada gangguan iklan.

2. Place
Spotify merupakan layanan music streaming sehingga tidak ada tempat khusus untuk
menjalankan usaha. Namun, Spotify Ltd. Beroperasi sebagai perusahaan induk yang ada di
London, sedangkan Spotify AB saat ini focus pada penelitian dan pengembangan di Stockholm.
3. Price
Pada tahun 2015 Spotify bernilai lebih dari $5 miliar dan saat ini mampu mengembalikan
dana tambahan sebesar 500 juta dalam persiapan menuju IPO. Investasi dalam pertumbuhan
perusahaan adalah $0.5 miliar dalam tujuh putaran pendanaan dari 17 investor.
Saat ini Spotify menyediakan 3 pilihan paket premium sebagai berikut (spotify.com):
- Berlangganan dengan kartu (VISA, MasterCard, dan AMEX) : Uji coba gratis 3 bulan dan
Rp. 49.990 / bulan berikutnya.
- Berlangganan dengan pulsa (im3, XL, Smartfren, 3 dan Telkomsel) : diskon 50% untuk 2
bulan pertama dan Rp. 54.990 / bulan berikutnya.
- Bayar dengan pulsa (im3, XL, Smartfren, 3, ATM bersama, ALTO, Prima, dan Telkomsel)
dengan pilihan dari 1 hari hingga 1 tahun dengan pembayaran berkisar dari Rp. 4.990 – Rp.
499.900,-
Sebagai salah satu sumber pendapatan, Spotify mengembangkan berbagai macam format
iklan inovatif terutama dari pelanggan-pelanggan yang menggunakan layanan gratis. Beberapa
format iklan yang digunakan sebagai berikut:
- Audio Ad yaitu format lintas form yang terdiri dari audio, sampul depan, dan nama campaign
yang dapat diklik.
- Display yaitu learderboard ads pada pemutar Spotify saat pengguna berinteraksi dengan
Spotify.
- Homepage Takeover yaitu block out iklan dalam sehari penuh pada homepage Spotify.
- Branded Playlist yaitu daftar putar yang dibuat oleh pengguna khusus dengan logo merek,
teks khusus dan tautan optional yang disesuaikan dengan campaign atau iklan.
- Sponsored Session yaitu pengguna memilih untuk menonton video untuk dapat menerima
tayangan selama 30 menit tanpa iklan.
- Video Takeover yaitu mensponsori layanan saat jeda iklan dengan video atau tampilan.
- Advertiser Page yaitu sebuah microsite yang diintegrasikan dalam pemutar Spotify.
Halaman ini akan berisi konten yang juga dapat ditemukan di web termasuk video, gambar
yang dapat diklik, blog, berita, tautan dan komentar.
4. Promotion
Spotify melakukan promosi dengan mengandalkan Word of Mouth (WOM), PR dan
pemasaran bersama. Ketika diluncurkan pertama kali Spotify hanya menggunakan free service
invitation.
“By introducing scarcity, the invitation-only element was a vital part of the platform’s rise.
It helped create a viral element to the service, with users each having 5 invites at first to
share with their friend.”

Peluncuran Spotify di Amerika Serikat menggunakan undangan “Beta” pribadi untuk


membuat gebrakan dimana pengguna yang memiliki akses membagikan penggunaannya di
media sosial serta dari mulut ke mulut.

“The invitation-only element was a vital part of the platform’s rise. Not only did it help
manage the growth level of Spotify, but it also helped create a viral element to the service,
with users each having 5 invites at first to share with their friends.”

Selain itu Spotify juga menggunakan pemasaran bersama dan kemitraan dengan penerbit
untuk semakin meningkatkan jangkauan dengan cara menyematkan format widget di situs lain.
Contohnya adalah Drowned In Sound memiliki daftar putar bulanan yang ditampilkan dalam
blog yang secara tidak langsung mendorong pembaca untuk terlibat dengan Spotify.

Namun untuk meningkatkan audience yang lebih muda, Spotify semakin meningkatkan
investasi dalam berbagai macam campaign. Pada tahun 2013 Spotify meluncurkan campaign
multi platform yaitu dengan menayangkan iklan spot 30 detik selama season premiere NBCA
“The Voice” dan versi 60 detik dari iklan tersebut ditayangkan di The Tonight Show with Jay
Leno dan Late Night with Jimmy Fallon.

Pada tahun 2014 Spotify juga meluncurkan iklan “Music take You Back” di Inggris yang
ditampilkan serentak di Bioskop, Digital Signage dan online. Dalam iklan ini ditampilkan tiga
ceita orang yang berbeda melalui media Spotify, Facebook, pesan teks, Skype dan Instagram.
Iklan ini bertujuan untuk menyampaikan pesan bagaimana Spotify dapat menyatukan setiap
orang melalui integrasinya dengan media sosial.

Anda mungkin juga menyukai