Anda di halaman 1dari 4

Meluruskan Sunah Rasul Malam Jumat

Kamis 24 Agustus 2017 14:33 WIB


Share:

Beberapa tahun belakangan setiap hari Kamis tiba sebagian masyarakat bercanda satu sama
lain dengan ucapan, “Sudah hari Kamis lagi, sunah rasul,” “Jangan ganggu, malam ini sunah
rasul,” “Malam Jumatan, sunah rasul,” atau sedikit rasial “Ayo membunuh Yahudi,” dan banyak
istilah lain dengan makna serupa.

Semua istilah itu kerap diartikan sebagai aktivitas hubungan suami-istri. Canda atau guyon
semacam ini menjadi sangat lazim didengar seiring dengan perkembangan teknologi informasi
yang mempercepat peredaran pesan.

Canda atau guyon sebenarnya tidak masalah dalam agama. Hanya saja kalau mau tahu
kedudukan hukum agama sebenarnya, kita perlu mendapat penjelasan ahli hukum Islam
terkait hubungan sunah rasul, malam Jumat, dan hubungan intim suami-istri.

‫ ومن العلماء من استحب الجماع يوم الجمعة‬،‫ وليس في السنة استحباب الجماع في ليال معينة كاالثنين أو الجمعة‬.
Artinya, “Di dalam sunah tidak ada anjuran berhubungan seksual suami-istri di malam-malam
tertentu, antara lain malam Senin atau malam Jumat. Tetapi ada segelintir ulama menyatakan
anjuran hubungan seksual di malam Jumat,” (Lihat Syekh Wahbah Az-Zuhayli, Al-Fiqhul Islami
wa Adillatuh, cetakan kedua, 1985 M/1305, Beirut, Darul Fikr, juz 3 halaman 556).

Keterangan Syekh Wahbah Az-Zuhayli ini dengan terang menyebutkan bahwa sunah
Rasulullah tidak menganjurkan hubungan suami-istri secara khusus di malam Jumat. Kalau
pun ada anjuran, itu datang dari segelintir ulama yang didasarkan pada hadits Rasulullah
SAW dengan redaksi, "Siapa saja yang mandi di hari Jumat, maka..." Dari sini kemudian
sebagian ulama itu menafsirkan kesunahan hubungan badan suami-istri malam Jumat.
Tetapi sekali lagi kesunahan itu didasarkan pada tafsiran/interpretasi, bukan atas anjuran
Rasulullah secara verbal. Meski demikian, Syekh Wahbah sendiri tidak menyangkal bahwa
hubungan intim suami-istri mengandung pahala. Hanya saja tidak ada kesunahan
melakukannya secara prioritas di malam Jumat. Artinya, hubungan intim itu boleh dilakukan di
hari apa saja tanpa mengistimewakan hari atau waktu-waktu tertentu.

Penjelasan kedudukan hukum ini menjadi penting agar tidak ada reduksi pada sunah rasul
yang begitu luas itu. Karena banyak anjuran lain yang baiknya dikerjakan di malam Jumat
seperti memperbanyak shalawat nabi, membaca surat Yasin, Al-Jumuah, Al-Kahfi, Al-Waqiah,
istighfar, dan mendoakan orang-orang beriman yang telah wafat.
Sementara guyonan dengan istilah semacam ini tidak masalah. Kalaupun sekadar guyon,
baiknya istilah-istilah ini cukup terbatas di kalangan orang dewasa saja. Wallahu a‘lam.
(Alhafiz K)
Tags:
#jumat
Share:
JUMAT 7 JULI 2017 7:0 WIB

Apakah Shalat Jumat bagi Wanita Menggantikan


Shalat Dhuhur?
Ilustrasi (prayerinislam.com)
Umumnya shalat Jumat di sebagian besar masjid diikuti hanya oleh jamaah laki-laki. Tapi kita
dapati pula di beberapa masjid di Tanah Air shalat Jumat diikuti juga jamaah perempuan.
Kaum hawa mengambil tempat khusus di dalam masjid, mendengarkan khutbah, lalu
mengikuti seluruh rangkaian prosesi sembahyang berjamaah dua rakaat hingga selesai.

Kita tahu, shalat Jumat fardhu ‘ain dilaksanakan secara berjamaah bagi setiap laki-laki muslim
mukallaf yang bukan musafir atau sedang ada halangan lain. Sementara bagi perempuan
tidak. Pertanyaannya, bila kaum perempuan yang mengikuti shalat Jumat, apakah hal itu
menggugurkan kewajiban shalat dhuhur mereka? Dengan bahasa lain, apakah shalat Jumat
bagi wanita cukup menggantikan shalat dhuhur (tak perlu shalat dhuhur lagi)? Lalu, manakah
yang lebih utama bagi mereka: shalat dhuhur berjamaah bersama wanita lain atau shalat
Jumat?

Pertanyaan yang sama juga pernah terlontar di forum Muktamar ke-3 Nahdlatul Ulama yang
diselenggarakan di Surabaya, Jawa Timur, pada 28 September 1928. Para muktamirin saat itu
menjawab, “shalat Jumat bagi kaum wanita itu cukup sebagai pengganti shalat dhuhur, dan
bagi kaum wanita tidak cantik, tidak banyak aksi, dan tidak bersolek itu sebaiknya ikut
menghadiri shalat Jumat.”

Jawaban tersebut mengacu pada keterangan dalam kitab Bughyah al-Mustarsyidin yang
menyatakan:

ُّ ‫ي ْال ُج ُمعَةَ بَ َدالً َع ِن‬


َ ‫الظ ْه ِر َوتُجْ ِزئُهُ بَ ْل ه‬
‫ِي‬ َ ُ‫سافِ ٍر َو ْام َرأَةٍ أ َ ْن ي‬
َ ‫ص ِل‬ َ ‫ يَ ُج ْو ُز ِل َم ْن الَ ت َْلزَ ُمهُ ْال ُج ُمعَةُ َكعَ ْب ٍد َو ُم‬:ٌ‫َمسْأَلَة‬
ُ ‫ش ُر ْو‬
‫ط َها‬ ُ ‫ت‬ ْ َ‫ْث َك ُمل‬
ُ ‫ظ ْه ًرا بَ ْع ُد َحي‬ ُ ‫ض أ َ ْه ِل ْال َك َما ِل َوالَ ت َ ُج ْو ُز إِ َعا َدت ُ َها‬ُ ‫ض ُل ِِلَنَّ َها فَ ْر‬ َ ‫أ َ ْف‬.
“Diperkenankan bagi mereka yang tidak berkewajiban Jum’at seperti budak, musafir, dan
wanita untuk melaksanakan shalat Jum’at sebagai pengganti Zhuhur, bahkan shalat Jum’at
lebih baik, karena merupakan kewajiban bagi mereka yang sudah sempurna memenuhi syarat
dan tidak boleh diulangi dengan shalat Zhuhur sesudahnya, sebab semua syarat-syaratnya
sudah terpenuhi secara sempurna.” (Abdurrahman Ba’alawi, Bughyah al-Mustarsyidin, [Mesir:
Musthafa al-Halabi, 1371 H/1952 M], h. 78-79).

Dengan demikian , kaum perempuan yang sudah melaksanakan shalat Jumat tak perlu lagi
menunaikan shalat dhuhur. Bahkan, perempuan lebih utama mengikuti jamaah shalat Jumat
daripada shalat dhuhur meskipun berjamaah bersama perempuan lain, dengan syarat mereka
bukan orang-orang yang sangat potensial mengundang syahwat bagi kaum laki-laki, baik
karena penampilannya maupun tingkahnya. Wallâhu a‘lam. (Mahbib)

KAMIS 1 JUNI 2017 16:5 WIB

Keutamaan Membaca Shalawat di Hari Jumat


Dalam kitab Nawadirul Hikayah karya Syaikh Syihabuddin bin Salamah Al Qulyuby termaktub
hadits:

‫ي في يوم الجمغة مائة مرة‬ ّ ‫ "من صلى عل‬:‫ قال رسول هللا صلى هللا غليه وسلم‬:‫روي عن أنس رضي هللا عنه قال‬
‫ ويوكل هللا بصالته على ملكا حتى يدخلها‬.‫ سبعين من حوائج األخرة وثالثين من حوائج الدنيا‬,‫قضى هللا له مائة حاجة‬
‫ ويخبرني بإسمه فأثبته عندي في صحيفة بيضاء وأكفئه بها يوم القيامة‬.‫على قبري كما تدخل على أحدكم الهداية‬.

Artinya: diriwayatkan dari Anas radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah salallahu 'alaihi
wasalam bersabda:
"Barang siapa bershalawat kepadaku di hari Jumat 100 kali, maka Allah akan mengabulkan baginya
100 hajat (kebutuhan), yang 70 dari kebutuhan akhirat dan 30 dari kebutuhan-kebutuhan duniawi.
Dan Allah membebankan shalawat tersebut kepada malaikat hingga menghaturkannya ke
kuburanku, layaknya (cahaya) hidayah yang masuk kepada kamu sekalian, dan malaikat memberi
tahu akan namanya, kemudian aku menetapkannya di sampingku di dalam lembaran yang putih
bersih, dan dengan shalawatnya, aku mencukupinya (memberi syafaat) kelak di hari kiamat,".
Lewat Hadits diatas, dapat disimpulkan bahwa, keutamaan membaca shalawat di hari Jumat 100
kali, adalah::
1. Dikabulkan 100 hajatnya: 70 mengenai kebutuhan akhirat dan yang 30 kebutuhan dunia
2. Bacaan shalawatnya tersampaikan kepada nabi oleh malaikat atas perintah Allah
3. Bagi yang bershalawat, namanya akan disebut malaikat di kehadirat nabi
4. Namanya akan diingat dan dicatat nabi dalam lembaran yang putih dan bersih
5. Nabi Muhammad SAW akan memberikan syafaatnya kelak di hari kiamat kepada orang yang
telah membaca shalawat untuknya.
Subhanallah, sungguh banyak sekali keutamaan-keutamaan membaca shalawat. Marilah di momen
bulan Ramadan ini, kita perbanyak melakukan amal shalih seperti membaca shalawat nabi.
Apalagi telah dipahami, bahwa di bulan Ramadhan semua amal ibadah dilipat gandakan pahalanya.
Allahumma shalli wa sallim 'ala sayyidina Muhammad. (Ulin Nuha Karim)
SENIN 13 MARET 2017 0:3 WIB

Nilai Lebih Baca Shalawat pada Hari Jumat


Dalam risalah yang berjudul Al-Lum'ah fi Khasha’ishil Jumuah, Imam Jalaludin As-Suyuthi
memasukkan amalan memperbanyak baca shalawat nabi sebagai salah satu kekhususan hari
Jumat. Bahkan ketika menjelaskan topik ini Imam As-Suyuthi tampak memaparkannya agak
lebih panjang dengan menyajikan banyak hadits-hadits ketimbang saat menjelaskan
kebanyakan kekhususan amalan lainnya yang umumnya diutarakan hanya oleh satu-dua
hadits saja.

Dalam mengemukakan keutamaan memperbanyak membaca shalawat, artikel ini spesifik


merujuk pada kitab Al-Lum'ah fi Khasha’ishil Jumuah di atas. Al-Hafizh As-Suyuthi
menyebutkan beberapa hadits yang menunjukkan betapa besar keutamaan amalan
memperbanyak baca shalawat nabi pada hari Jumat, di antaranya adalah:

Diriwayatkan dari Aus bin Aus, Rasulullah SAW bersabda:

‫ان من افضل ايامكم يوم الجمعة فيه خلق ادم و فيه قبض وفيه النفخة وفيه الصعقة فاكثروا من الصالة علي فيه فان‬
‫صالتكم معروضة علي‬
Artinya, "Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling utama adalah Hari Jumat. Pada hari
itu Adam diciptaan dan diwafatkan, dan pada hari itu juga ditiup sangkakala dan akan terjadi
kematian seluruh makhluk. Oleh karena itu perbanyaklah membaca shalawat kepadaku pada
hari Jumat, karena shalawat kalian akan dipersembahkan kepadaku".

Dari Abi Umamah Rasulullah SAW bersabda:

‫اكثروا من االصالة علي فى كل يوم جمعة فمن كان اكثرهم علي صالة كان اقربهم منزلة‬
Artinya, "Perbanyaklah kalian membaca shalawat kepadaku setiap hari Jumat. Barang siapa
yang paling banyak membaca shalawat atasku, maka dia paling dekat kepadaku
kedudukannya."

Hadits ini bersumber dari Anas Rasulullah SAW bersabda:

‫من صلى علي في يوم الجمعة الف مرة لم يمت حتى يرى مقعده فى الجنة‬
Artinya, "Barang siapa membaca shalawat atasku pada hari Jumat seribu kali, maka ia tidak
mati kecuali akan diperlihatkan kedudukannya di surga."

Bersumber dari Abi Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

‫اكثروا من الصالة علي فى اليلة الزهراء واليوم االزهر فان صالتكم تعرض علي‬
Artinya, "Perbanyaklah kalian membaca shalawat atasku pada malam bercahaya dan hari
berkilauan karena sesungguhnya shalawat kalian akan disampaikan padaku."

Berdasarkan hadits-hadits yang dipaparkan dalam kitab Al-Lum'ah fi Khasha’ishil Jumu’ah di


atas, meskipun hanya beberapa saja yang kami nukil di sini (belum disebutkan semuanya),
tapi menurut hemat kami bahwa keutamaan memperbanyak membaca shalawat pada hari
Jumat bagi yang mengamalkannya adalah meliputi antara lain:

1. Bacaan shalawat pada hari atau malam Jumat tersebut langsung dihadapkan kepada Nabi
Muhammad SAW.

2. Yang terbanyak membaca shalawat -khususnya pada hari Jumat- derajat kedudukannya
lebih dekat kepada Nabi Muhammad SAW.

3. Yang mengamalkan membaca shalawat hari Jumat akan ditulis dalam kelompok para
syahid dan mendapatkan syafaat pada hari kiamat.

4. Dikabulkan hajat-hajatnya, baik kebutuhannya di akhirat maupun di dunia.


5. Pada hari kiamat akan datang bersama Nabi Muhammad seraya mukanya bercahaya. (M
Haromain)

Anda mungkin juga menyukai