Hasil Pengamatan Ayam
Hasil Pengamatan Ayam
Lama
Sampel Perlakuan Warna Kulit Kesegaran Tekstur Aroma
Perlakuan
Putih Segar Keras Bau khas
1 hari
kemerahan ayam
Putih Segar Keras Bau khas
kemerahan membeku ayam
3 hari
diselimuti
Disimpan di
es
Freezer
Putih Segar Lebih keras Bau khas
kemerahan membeku ayam
Paha 5 hari dan
Ayam diselimuti
es
Putih Segar Agak Bau khas
1 hari
kemerahan Kenyal ayam
Putih Pucat Kurang segar, Kenyal Bau agak
Disimpan di 3 hari
berair amis
Refrigator
Putih Pucat Tidak segar dan Lembek Bau amis
5 hari berlendir dan
menyengat
PEMBAHASAN
Pada pengamatan Berat Dapat Dimakan (BDD) terhadap sampel paha ayam
didapatkan hasil % BDD sebesar 74.46, jika dibandingkan dengan Tabel Komposisi Pangan
Indonesia tahun 2017 BDD daging ayam umumnya sebesar 58% dan pada Tabel Komposisi
tersebut tidak menjelaskan secara detail/khusus BDD paha ayam dan jenis ayam yang
dijadikan sampel.
Pengamatan paha ayam pada kondisi perlakuan yang berbeda (digoreng, direbus,
dikukus) didapatkan hasil bahwa paha ayam setelah digoreng selama 5 menit memiliki warna
kuning kecokelatan, tekstur yang agak keras, utuh dan mengalami penuruanan berat sebesar
25.1 g. Dalam proses pematangan, bahan pangan pada proses penggorengan mengalami
kontak dengan minyak panas, sehingga suhu permukaan bahan naik dan air yang terkandung
dalam bahan akan menguap menjadi uap air. Menguapnya air dari bahan pangan menjadikan
permukaan bahan mengering dan pengeringan ini terus berlangsung hingga ke bagian dalam
bahan pangan, sehingga tekstur menjadi agak keras dan terjadi pengurangan berat bahan
setelah digoreng (Ketaren, 1986). Menurut BPOM (2015) proses menggoreng dilakukan
dengan memasukkan pangan dalam minyak panas. Banyaknya minyak yang terserap dapat
memengaruhi rasa dan umur simpan produk. Standar suhu menggoreng ayam yaitu 180°C
dengan lama 6-8 menit. Pada perlakuan paha ayam setelah direbus 5 menit memiliki warna
putih pucat, tekstur agak empuk, utuh dan mengalami penuruanan berat sebesar 10.3 g.
Tujuan dari perebusan daging untuk mendapatkan kualitas fisik daging yang baik dan
memberikan keempukan pada daging (Dwiloka dkk, 2007). Penyusutan berat dipengaruhi
oleh suhu, lama waktu perebusan dan pH dimana daging dengan jumlah susut masak rendah
mempunyai kualitas yang lebih baik karena kehilangan nutrisi saat perebusan akan lebih
sedikit, namun hal ini juga berpengaruh pada tekstur daging yang kurang empuk. Perebusan
ayam umunya 15 menit - 45 menit dengan suhu 80°C (Soeparno, 2009). Pada perlakuan paha
ayam setelah dikukus 30 menit memiliki warna lebih pucat, tekstur lebih empuk, utuh dan
mengalami penuruanan berat sebesar 29.6 g. Makanan yang diolah dengan teknik dikukus
dapat mempertahankan nilai gizi lebih tinggi daripada menggunakan teknik digoreng atau
direbus, hal ini karena pada saat dikukus makanan tidak bersentuhan langsung dengan
air/media pemanas. Uap air yang dihasilkan dapat jatuh lagi ke dalam panci paling bawah
yang berisi air melalui pembatas panci yang berlubang, sehingga bahan makanan menjadi
berkurang beratnya dari semula. Namun untuk masalah warna makanan, pada saat dikukus
lebih jelek dibandingkan saat digoreng, karena uap air tidak bisa keluar dari dalam pancinya
(karena panci ditutup saat pengukusan).