ABSTRAK
Daging merupakan salah satu bahan pangan bergizi tinggi disamping telur,
susu dan ikan. Daging mengandung protein, lemak, mineral, air serta vitamin
dalam susunan yang berbeda tergantung jenis makanan dan jenis hewan.
Pengawetan daging merupakan suatu cara menyimpan daging untuk jangka
waktu yang cukup lama agar kualitas maupun kebersihannya tetap terjaga. Tujuan
umum dari praktikum ini yaitu membuat salah satu olahan daging berupa daging
asap dengan penggunaan asap cair. Tujuan khusus dari praktikum ini yaitu
mengetahui konsentrasi asap cair yang tepat dalam pembuatan daging asap, serta
pengaruhnya terhadap sifat organoleptiknya. Metode yang digunakan yaitu
metode eksperimental. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu daging
sapi (daging pasar dan daging supermarket), daging ayam (daging pasar dan
daging supermarket), air, gula 55% (54,6 gram/1,5 liter air), garam 10,7%
(107,8gram/1,5 liter air), asap cair (3% dan 6%), dan es batu. Alat yang digunakan
untuk membuat daging asap antara lain wadah, timbangan, panci, dan
pemanggang. Konsentrasi asap cair serta penambahan garam dan gula pada
pembuatan daging asap mempengaruhi kenampakan, warna, aroma, tekstur, dan
rasa pada daging. Semakin tinggi konsentrasi asap cair semakin mempengaruhi
rasa, aroma, dan tekstur daging.
ABSTRACT
Meat is one of foodstuffs high nutritious besides eggs , milk and fish .Meat
containing protein , fat , mineral , water and a vitamin in different arrangements
depending on the food and living .Preserving meat is a way of hold meat for a
period of time long enough for quality and sanitation stay awake .A common
purpose of lab work is make one processed meat of bacon with the use of liquid
smoke. A special purpose of lab work is aware of the concentration of liquid
smoke right in making bacon , and their influence on the nature of
organoleptiknya .Methods used the experimental methods .Materials used in the
lab work is beef ( meat market and supermarkets ) meat , chicken ( meat market
and supermarkets ) meat , water , sugar 55 % ( 54,6 gram / 1,5 liters ) , salt 10,7 %
( 107,8gram / 1,5 liters ) , liquid smoke ( 3 % and 6 % ) , and ice .An instrument
used to make bacon include container , weight , pan , and a barbecue .The
concentration of liquid smoke and additional salt and sugar on making bacon
affect visibility , color , scent , texture , and taste in meat .The higher the
concentration of liquid smoke affecting the sense , scent , and texture meat .
Daging merupakan salah satu bahan pangan bergizi tinggi disamping telur,
susu dan ikan. Daging mengandung protein, lemak, mineral, air serta vitamin
dalam susunan yang berbeda tergantung jenis makanan dan jenis hewan. Hewan
yang berbeda mempunyai komposisi daging yang berbeda pula. Komposisi daging
terdiri dari 75% air, 18% protein, 4% protein yang dapat larut (termasuk mineral)
dan 3% lemak. Ternak rata-rata menghasilkan karkas (bagian badan hewan) 55%,
macam-macam hasil sampingan 9%, kulit 6% dan bahan lainnya 30%. Sama
halnya dengan bahan pangan hewani lainnya seperti, susu, telur dan lain-lain,
daging bersifat mudah rusak akibat proses mikrobiologis, kimia dan fisik bila
tidak ditangani dengan baik. Dengan demikian dalam proses pemotongan sampai
pengolahan perlu diperhatikan supaya menghasilkan daging yang berkualitas
(Khamel, 2011).
Pengawetan daging merupakan suatu cara menyimpan daging untuk
jangka waktu yang cukup lama agar kualitas maupun kebersihannya tetap terjaga.
Tujuan pengawetan adalah menjaga ketahanan terhadap serangan jamur (kapang),
bakteri, virus dan kuman agar daging tidak mudah rusak. Ada beberapa cara
pengawetan yaitu: pendinginan, pelayuan, pengasapan, pengeringan, pengalengan
dan pembekuan. Contoh hasil olahan dan pengawetan daging adalah abon,
dendeng sayat, dendeng giling, dendeng ragi, daging asap, kornet, sosis dan
sebagainya. Daging asap adalah daging yang dipotong berupa lembaran tipis dan
diberi bumbu, kemudian diasapkan. Pengasapan pada daging dimaksudkan untuk
memberikan cita rasa asap, disamping untuk meningkatkan keawetan dan
kestabilan warna daging.
Tujuan umum dari praktikum ini yaitu membuat salah satu olahan daging
berupa daging asap dengan penggunaan asap cair. Tujuan khusus dari praktikum
ini yaitu mengetahui konsentrasi asap cair yang tepat dalam pembuatan daging
asap, serta pengaruhnya terhadap sifat organoleptiknya.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu daging sapi (daging
pasar dan daging supermarket), daging ayam (daging pasar dan daging
supermarket), air, gula 55% (54,6 gram/1,5 liter air), garam 10,7% (107,8gram/1,5
liter air), asap cair (3% dan 6%), dan es batu. Alat yang digunakan untuk
membuat daging asap antara lain wadah, timbangan, panci, dan pemanggang.
Penelitian ini dilaksanakan dengan metode ekperimental pada tanggal 22
November 2016 di Laboratorium Jurusan Teknologi Industri Pangan Fakultas
Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran. Diawali dengan studi
pendahuluan pembuatan daging asap. Pembuatan daging asap diawali dengan
pembuatan larutan curing, kemudian dilakukan sortasi pada daging, selanjutnya
perendaman (curing), perendaman air dingin, penirisan, pengasapan, penirisan,
pemanggangan, pendinginan, dan penyimpanan.
Amis dan
5A Cokelat manis Masih
Kenyal
(Sapi) pucat sedikit segar
gula
3% Putih sedikit
2A lebih pucat
Sedikit Kenyal
(Ayam dibandingkan Segar
amis +
) sebelum
curing
6A
Kurang
(Ayam Putih krem Amis + Kenyal
segar
)
Warna
Berbau kurang
3A Lebih
Kecokelatan khas segar tetapi
(Sapi) keras
daging tekstur
segar
Merah muda
Daging
tidak
Kenyal segar
7A seragam (ada Daging
dan dengan
(Sapi) sedikit warna segar
alot serat yang
putih dan
seragam
6% coklat)
4A
Cokelat Kenyal
(Ayam Amis + Segar
pucat ++
)
8A
Layu ayam
(Ayam Cream Amis Kenyal
supermarket
)
Daging direndam dalam larutan curing selama 24 jam pada suhu 1,7-
4,4oC. Curing pada suhu dingin berfungsi mencegah pertumbuhan
mikroorganisme selama curing dan memperlambat reaksi oleh enzim. Dada ayam
tersebut diangkat lalu direndam dalam air dingin selama 1 jam, perendaman
berfungsi untuk thawing. Perendaman pada air dingin dilakukan agar perubahan
suhu daging tidak terlalu ekstrim sehingga kehilangan air yang terjadi tidak
banyak. Kehilangan air pada saat thawing dan pemasakan memengaruhi mutu
sensori daging, jika kehilangan air banyak, daging akan mengalami pengkerutan
selama diproses (Hermanianto, 2008).
Tekstur daging setelah di-curing menjadi lebih kenyal atau alot karena
garam menarik air dan menggumpalkan protein (Sahala, dkk., 2010). Curing
membuat aroma daging menjadi tidak amis karena tertutupi oleh larutan curing.
Warna pada daging setelah curing menjadi terlihat lebih pucat dan
kenampakannya baik.
Komponen asap cair harus dilarutkan dalam air atau pelarut organik atau
dibawa oleh pengikat seperti bumbu, gula, tepung, garam atau lemak (Gorbatov,
1971) dikutip Himawati (2010). Pada praktikum, asap cair dilarutkan ke dalam air
sesuai konsentrasi yang telah ditetapkan yaitu 3% dan 6% kemudian disapukan
pada permukaan daging dan sisanya digunakan untuk perendaman selama 10
menit. Cara aplikasi asap cair yang digunakan adalah pencelupan/perendaman.
Perendaman relatif singkat untuk mencegah timbulnya flavor yang kurang
menyenangkan seperti rasa pahit atau rasa asap (smoky) yang berlebihan, serta
mencegah residu benzo(a)pyrene yang berlebihan (Darmadji, 2009).
Daging yang telah direndam dalam asap cair dipanggang dalam oven pada
suhu suhu 162,80C untuk mencapai suhu internal 800C selama 30 menit.
Pemanggangan akan mematangkan daging sehingga terjadi perubahan pada
tekstur, rasa, dan aroma. Daging asap yang telah jadi didinginkan selama 15 menit
di dalam oven sampai mencapai suhu sekitar 400C. Setelah itu ayam asap
dikeluarkan dari oven dan diamati karakteristiknya.
Khas
1A Coklat gelap Sedikit empuk,
daging Asin asap
(Sapi) tidak rata kenyal
asap
Khas
5A Cokelat
daging Keras Asin
(Sapi) kehitaman
asap
Asap
Empuk, serat
tidak Lebih asin
2A Putih rapat dan
lebih kuat daripada
(Ayam) kecoklatan mudah dileas
dari daging
antar seratnya
daging
Putih Daging Bagian dalam
kekuningan ayam empuk ++++, Asin ++ dan
6A
dan sedikit matang sedikit keras aftertaste
(Ayam)
cokelat dan asap dan bagian asap
bagian luar +++ luar keras
Asin dan
3A Keras dan
Cokelat Asap aftertaste
(Sapi) agak kenyal
asap
Bagian luar
Asin +++,
4A Kuning Asap keras dan
aftertaste
(Ayam) keemasan ++++ bagian dalam
asap
empuk
Cokelat tidak Daging Bagian atas
7A merata (ada matang keras dan
Asin
(Sapi) yang gelap dan asap bagian dalam
dan terang) ++ empuk
Kuning Empuk ++
8A kecokelatan kenyal dan Asin +++
Asap ++
(Ayam) dan bagian serat terlihat asap +
dalam putih jelas
KESIMPULAN
Konsentrasi asap cair serta penambahan garam dan gula pada pembuatan
daging asap mempengaruhi kenampakan, warna, aroma, tekstur, dan rasa pada
daging. Semakin tinggi konsentrasi asap cair semakin mempengaruhi rasa, aroma,
dan tekstur daging.
DAFTAR PUSTAKA
Darmadji, E.P. 2009. Teknologi Asap Cair dan Aplikasinya pada Pangan dan
Hasil Pertanian. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.