Anda di halaman 1dari 6

Tugas Makalah Biologi

“Pengaplikasian Tanaman Go Organik Pada


Pembudidayaan tanaman genjer

Disusun Oleh :

Barkah Abdur Roziq

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PASURUAN


SMK KESEHATAN ALYASINI
PONDOK PERSANTREN TERPADU MIFTAHUL ULUM AL-YASINI
ARENG-ARENG WONEREJO PASURUAN
JAWA TIMUR

2014
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatakan kepada allah swt karna berkat rahmat,nikmat,dan
karunianya

saya dapat menyelesaikan makalah ini sehingga penyusun dapat menjelaskan


pembuatan makalah ini saya buat sebagai salah satu kewajiban dalam menjalankan tugas
produktif. Sebagaimana di amanatkan oleh pembimbing. Di samping makalah ini merupakan
salah satu wujud kreatifitas kami.

Dalam penyusunan makalah ini tak luput dari bantuan beberapa pihak yang telah
membimbing dalam pembuatan makalah ini.dan saya menggucapkan banyak terimkasih.

Akhirnya kami menyadari makalah ini masih belum sempurna namun.perlu kami
sampikan. Semoga hasil kecil ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat membawa manfaat
dalam menggembang dan peningkatan mutu siswa smk kesehatan.

Pasuruan, 21 mei 2014

penulis
Manfaat Sayur Genjer

Genjer (Limnocharis flava) adalah salah satu jenis tumbuhan yang hidup di tanah berair
(rawa, empang atau sawah). Sekedar informasi, tanaman ini jadi simbol orang miskin. Pada
jaman pendudukan Jepang (1942-1945) ketika krisis pangan terjadi, genjer jadi alternatif
bahan makananan.

Genjer kaya akan kandungan protein, energy, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, dan serat.
Sudah terbayangkan kah bagaimana diri kita jika kita mengkonsumsi genjer? Tidak akan sia-
sia. Genjer adalah makanan yang enak untuk dikonsumsi dan juga menyehatkan badan kita.

Kini genjer tidak lagi identik dikonsumsi masyarakat golongan bawah, tetapi ia mulai
merambah di beberapa restoran-restoran elit. Selain rasanya yang lezat, tumbuhan ini ternyata
kaya unsur gizi. Dari beberapa penelitian ilmiah menyebutkan, daun tanaman yang konon
berasal dari Amerika ini juga sangat baik untuk saluran pencernaan manusia karena memiliki
kandungan serat yang reltif tinggi.

Daun dan bunga genjer mengandung kardenolin, di samping itu daunnya juga mengandung
flavonoida dan polifenol. Dalam setiap 100 g genjer mengandung energi 39 kkal, protein 1,7
g, karbohidrat 7,7 g, kalsium 62 mg, fosfor 33 mg dan zat besi 2.1 mg. Sayuran ini juga kaya
akan serat yang baik untuk menjaga saluran sistem pencernaan.

Jika rajin mengkonsumsi sayuran ini, dipercaya kanker kolon dan sembelit akan jauh dari
Anda. Daun dan bunga genjer berkhasiat sebagai penambah nafsu makan. Untuk penambah
nafsu makan dipakai ±15 gram daun segar genjer, dicuci dan dikukus sampai setengah
matang lalu dimakan sebagai lalapan.

Lantaran sayuran ini kaya akan serat, sehingga dipastikan baik untuk menjaga saluran sistem
pencernaan. Jika rajin mengkonsumsi sayuran ini, dipercaya kanker kolon dan sembelit akan
jauh dari Anda.
Daun genjer juga menjadikan sumber inspirasi masyarakat untuk menciptakan sebuah lagu.
Judul lagunya adalah “genjer-genjer” sebenarnya latar belakang lagu ini diciptakan adalah
lagu Genjer-Genjer itu diangkat dari lagu dolanan yang berjudul “Tong Alak Gentak”. Lagu
rakyat yang hidup di Banyuwangi itu, kemudian diberi syair baru seperti dalam lagu genjer-
genjer. Syair lagu Genjer-Genjer dimaksudkan sebagai sindiran atas masa pendudukan
Jepang ke Indonesia. Pada saat itu, kondisi rakyat semakin sengsara dibanding sebelumnya.

Bahkan ‘genjer’ (Limnocharis flava) tanaman gulma yang tumbuh di rawa-rawa sebelumnya
dikonsumsi itik, namun menjadi santapan yang lezat akibat tidak mampu membeli daging.
Menurut Suripan Sadi Hutomo (1990: 10), upaya yang dilakukan M Arif sesuai dengan
fungsi Sastra Lisan, yaitu sebagai kritik sosial, menyidir penguasa dan alat perjuangan. Selain
itu, genjer juga bias dijadikan sarana untuk membuka suatu lapangan pekerjaan. Dengan
caranya yaitu budidaya tanaman genjer.

Genjer berkembang biak secara generatif dengan biji, serta vegetatif dengan sulur (anakan).
Maka dalam waktu cepat genjer menyebar ke seluruh lahan basah dataran rendah dan
menengah di Indonesia, terutama di lahan sawah. Bersama dengan tanaman air lainnya,
genjer kemudian menjadi gulma bagi tanaman padi sawah.

Meskipun dalam waktu cepat menyebar ke areal persawahan, genjer bukan menjadi gulma
yang potensial mengancam tanaman padi. Beda dengan eceng gondok, yang kemudian
menjadi gulma yang mengancam perairan tropis, dan sampai sekarang sulit untuk diatasi,
genjer tidak terlalu mengganggu tanaman padi di sawah. Bahkan para petani bisa
memanfaatkannya sebagai sayuran yang cukup lezat citarasanya.

Genjer (dibaca gènjèr) atau paku rawan (Limnocharis flava) adalah sejenis tumbuhan rawa
yang banyak dijumpai di sawah atau perairan dangkal. Biasanya ditemukan bersama-sama
dengan eceng gondok. Genjer adalah sumber sayuran "orang miskin", yang dimakan orang
desa apabila tidak ada sayuran lain yang dapat dipanen. Dalam bahasa internasional dikenal
sebagai limnocharis, sawah-flower rush, sawah-lettuce, velvetleaf, yellow bur-head, atau
cebolla de chucho. Nama "paku rawan" agak menyesatkan karena genjer sama sekali bukan
anggota tumbuhan paku.

Terna tahunan yang dapat mencapai tinggi setengah meter ini mudah ditemukan di perairan
dangkal seperti sawah atau rawa; rimpang tebal dan tegak, terbenam dalam lumpur; daun
tegak atau miring, tidak mengapung (berbeda dari eceng gondok), tangkainya panjang dan
berlubang, helainya bervariasi bentuknya; mahkota bunga berwarna kuning dengan diameter
1.5cm, kelopak bunga hijau.

Tumbuhan ini dapat menjadi gulma sawah yang serius jika tidak ditangani segera.
Pemanfaatannya dapat membantu mengendalikan populasinya. Walaupun biasanya tidak
intensif dibudidayakan, perbanyakan dapat dilakukan secara vegetatif walaupun bijinya pun
dapat ditanam.
Tumbuhan ini berbunga sepanjang tahun.
Perannya sebagai makanan rakyat miskin digambarkan dalam lagu populer berbahasa Osing
yang diciptakan oleh seniman asal Banyuwangi, Muhammad Arief, pada tahun 1940-an,
Genjer-genjer.

Tumbuhan genjer selain bisa di konsumsi juga dapat dibuat kerajinan oleh para tangan tangan
orang yang mempunyai kreatifitas, contoh di buat tas atau yang lain masih banyak lagi.
Karena meskipun tanaman ini jarang di budidaya alias tumbuh dan berkembang biak dengan
sendirinya tapi juga menghasilkan rupiah.
Kesimpulan
Genjer tanaman yang biasa orang orang melihatnya adalah tanaman biasa ternyata membawa
keuntungan dan manfaat.

genjer juga menjadikan sumber inspirasi masyarakat untuk menciptakan sebuah lagu. Judul
lagunya adalah “genjer-genjer” sebenarnya latar belakang lagu ini diciptakan adalah lagu
Genjer-Genjer itu diangkat dari lagu dolanan yang berjudul “Tong Alak Gentak”. Lagu
rakyat yang hidup di Banyuwangi itu, kemudian diberi syair baru seperti dalam lagu genjer-
genjer. Syair lagu Genjer-Genjer dimaksudkan sebagai sindiran atas masa pendudukan
Jepang ke Indonesia. Dan itulah manfaat sebagian dari tanaman genjer ini

Anda mungkin juga menyukai