Anda di halaman 1dari 3

Nama : Abel Yehezkiel Sumolang

NIM : K011191247

Kelas : Kesmas D

Kelompok : II
Tugas : Jelaskan hubungan antara pancasila dan pembukaan UUD 1945

Adapun hubungan antara pancasila dengan pembukaan UUD 1945 sebagai berikut

Hubungan Secara Formal

Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan UUD


1945, maka pancasila memperoleh kedudukan sebagai dasar hukum positif. Dengan
demikian tata kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas asas sosial,
ekonomi, politik akan tetapi dalam perpaduannya dengan keseluruhan asas yang
melekat padanya, yaitu perpaduan asas-asas kultural, religius dan asas asas
kenegaraan yang unsurnya terdapat pada pancasila. Jadi berdasarkan terdapatnya
Pancasila secara formal dapat disimpulkan sebagai berikut:

a) Bahwa Rumusan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia adalah


seperti yang tercamtum dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV.

b) Bahwa Pembukaan UUD 1945, berdasarkan pengertian ilmiah, merupakan pokok


kaidah Negara yang Fundamental dan terhadap tertib hukum indonesia
mempunyai dua macam kedudukan yaitu:

1. Sebagai dasarnya, karena Pembukaan UUD 1945 itulah yang memberikan


faktor faktor mutlak bagi adanya tertib hukum di Indonesia

2. Memasukkan dirinya di dalam tertib hukum tersebut sebagai tertib hukum


tertinggi.

c) Bahwa dengan demikian Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan berfungsi,


selain sebagai Mukadimah dari UUD 1945 dalam kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan, juga berkedudukan sebagai sesuatu yang bereksistensi sendiri yang
hakikat kedudukan hukumnya berbeda dengan pasal-pasalnya, karena
Pembukaan UUD 1945 yang intinya Pancasila adalah tidak tergantung pada
pada Batang Tubuh (Pasal pasal) UUD 1945, bahkan sebagai sumbernya.

d) Bahwa Pancasila dengan demikian dapat disimpulkan mempunyai hakikat, sifat,


kedudukan, dan fungsi sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental, yang
menjalankan dirinya sebagai dasar kelangsungan hidup Negara Republik
Indonesia yang diprolamirkan pada 17 Agustus 1945.

e) Bahwa Pancasila sebagai inti pembukaan UUD 1945, dengan demikian


mempunyai kedudukan yang kuat tetap dan tidak dapat diubah dan terlekat pada
kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia. Dengan demikian kedudukan
formal yuridis dalam pembukaan, sehingga baik rumusan maupun yuridiksinya
sebagai dasar negara adalah sebagaimana terdapat dalam UUD 1945. Maka
perumusan yang menyimpang dari pembukaan tersebut adalah sama halnya
dengan mengubah secara tidak sah Pembukaan UUD 1945, bahkan berdasarkan
hukum positif sekalipun dan hal ini dalam sejarah ini telah ditentukan dalam
ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1996.

Hubungan secara Material

Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila selain hubungan bersifat


formal, sebagaimana dijelaskan di atas juga hubungan secara material sebagai berikut.
Bila kita kembali ke proses perumusan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945, maka
secara kronologis, materi yang dibahas oleh BPUPKI yang pertama tama adalah dasar
filsafat pancasila baru kemudian Pembukaan UUD 1945. Setelah pada sidang pertama
pembukaan UUD 1945 BPUPKI membicarakan dasar filsafat negara Pancasila
berikutnya tersusunlah Piagam Jakarta yang disusun oleh Panitia 9, sebagai wujud
bentuk pertama Pembukaan UUD 1945.
Jadi berdasarkan urut-urutan tertib hukum indonesia pembukaan UUD 1945
adalah sebagai tertib hukum yang tertinggi, adapun tertib hukum indonesia
bersumberkan pancasila, atau dengan perkataan lain sebagai sumber tertib hukum
indonesia. Hal ini berarti secara material hukum indonesia dijabarkan dari nilai nilai
yang terkandung dalam pancasila, pancasila sebagai sebagai sumber tertib hukum
indonesia meliputi sumber nilai, sumber materi, sumber bentuk dan sifat.

Selain itu dalam hubungannya dengan hakikat dan kedudukan pembukaan UUD
1945 sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental, maka sebenarnya secara
material, yang merupakan esensi atau inti sari dari Pokok Kaidah negara yang
Fundamental tersebut tidak lain adalah Pancasila (Notonagoro, tanpa tahun: 40)

Anda mungkin juga menyukai