Anda di halaman 1dari 37

BIOGRAFI SOIMAH

Menguasai seni karawitan dan sinden mengantarkan Soimah ke panggung hiburan. Ia


tersohor sebagai artis multi talenta sebagai pembawa acara, penyanyi, dan komedian di
layar kaca.
Pemilik nama lengkap Soimah Pancawati ini lahir di Pati, 29 Sepember 1980. Ia adalah
anak kelima dari tujuh bersaudara dari pasangan pedagang ikan Hadinarko dan
Kasmiyati.
Sejak usia SD, Soimah rajin membantu kedua orang tuanya. Hidupnya memang keras dan
penuh kedisiplinan sejak kecil. Bahkan, ia harus bangun jam 3 dini hari untuk membantu
sang ibu berjaualan ikan di pasar. Soimah kecil juga pernah membawa es balok sejauh
200 meter.
Selepas SMP, Soimah memilih untuk melanjutkan sekolah ke SMKI (Sekolah Menengah
Karawitan Indonesia) dan mengambil jurusan Karawitan. Hal itu juga didukung oleh
tantenya, M. M. Ngantini yang menjadi istri dari pemilik padepokan tari Bagong
Kussudiardjo di Yogyakarta.
Bakat Soimah pun semakin terasah. Tak jarang ia menjuarai perlombaan kesenian
karena kemampuan vokalnya, di antaranya Juara 1 Bintang Karaoke Dangdut se-Jateng-
DIY, Juara 1 Bintang Televisi, dan Juara Dara Ayu.
Kemampuan nyinden Soimah juga semakin terasah setelah bergabung dengan Jogja Hip
Hop Foundation. Bahkan, ia pernah ikut tur dunia untuk pertama kalinya bersama
komunitas seni tersebut yang diselenggarakan pada 14 Mei 2011.
Sementara karier Soimah di layar kaca dimulai dengan menjadi penyanyi latar pada
acara Seger yang tayang di ANTV. Istri dari Herwan Prandoko ini juga ternyata dikenal
kocak dan jago melucu. Tak jarang ia pun didapuk untuk tampil sebagai komedian.
Bahkan, Soimah pernah memandu acara dengan menggunakan namanya sendiri, @Show
Imah.
Selanjutnya, ibu dua anak ini semakin sering tampil di layar kaca. Ia juga pernah
berpartisipasi di acara Comedy Project, Sedap Malam, dan Indonesia Mencari Bakat.
Namanya semakin mencorong setelah bermain di Yuk Kita Sahur yang bermetamofosis
menjadi Yuk Keep Smile setelah bulan puasa selesai.
Banyak acara berformat variety show juga yang melibatkan dirinya. Baik sebagai
komedian atau dewan juri. Beberapa acara yang dibintanginya yaitu D'T3rong Show,
D’Academy, Bintang Pantura, Stand Up Comedy Academy, D’Academy Asia, dan The
Dance Icon 2.
Soimah juga merilis beberapa single bertajuk Pelet Cinta (2014), Woyo Woyo (2015),
dan Lukisan Kisah (2016). Kisah perjuangan dan kesungguhan Soimah bekerja betul-
betul membawa perubahan pada hidupnya. Bahkan, ia juga menolang banyak orang.
(AC/DN)

KELUARGA
Orang Tua : (Alm.) Hadinarko dan (Almh.) Kasmiyati
Suami : Herwan Prandoko
Anak : Aksa Uyun Dananjaya dan Diksa Naja Naekonang

KARIER
Acara TV
@Show Imah (Trans TV)
Comedy Project (Trans TV)
Sedap Malam (ANTV)
Indonesia Mencari Bakat (Trans TV)
Yuk Kita Sahur (Trans TV)
Yuk Keep Smile (Trans TV)
Sahurnya Ramadan (Trans TV)
Ngabuburit (Trans TV)
Lenong Rempong (Trans 7)
So Sempruuul (SCTV)
D'T3rong Show (Indosiar)
D’Academy 2 sebagai Komentator (Indosiar)
Bintang Pantura 1 dan 2 (Indosiar)
Q'Academy (Indosiar)
Stand Up Comedy Academy sebagai Juri (Indosiar)
D’Academy Asia (Indosiar)
D’Academy 3 sebagai Komentator (Indosiar)
The Dance Icon 2 (SCTV)
D'Academy Celebrity sebagai Juri (Indosiar)

Diskografi
Pelet Cinta (2014)
Woyo Woyo (2015)
Lukisan Kisah (2016)

Film
Musik untuk Cinta (2016)

Iklan
Sosis So Nice
Alangsari Plus
Indosat
Sarimi Isi 2
Antangin JRG
Homy Ped
Pilkita Tenaga-X
Bonita

Nama : Anggun Berlianti


Kelas : X OTP 3
No. Absen : 02
BIOGRAFI TEUKU UMAR

Nama Lengkap : Teuku Umar


Agama : Islam
Tempat Lahir : Meulaboh
Anak : Cut Gambang
Istri :Nyak Malighai, Nyak Sofiah, Tjoet Njak Dhien
Biografi
Lahir di Meulaboh, Aceh Barat pada 1854, Teuku Umar adalah salah satu pahlawan
nasional Indonesia. Tercatat, pria yang diyakini memiliki taktik unik melawan penjajah
ini pernah memimpin perang gerilya di Aceh sejak tahun 1873 sampai 1899. Teuku
Umar sendiri merupakan keturunan Minangkabau. Kakeknya, Datuk Makdum Sati,
dikenal berjasa terhadap Sultan Aceh.
Teuku Umar kecil memiliki sifat pemberani. Selain itu ia juga dikenal cerdas dan pang
menyerah, serta memiliki hobi berkelahi. Ketika berusia 19 tahun dan diangkat sebagai
keuchik Daya Meulaboh, terjadi perang Aceh. Teuku Umar lantas bergabung bersama
para pejuang di kampungnya hingga Aceh Barat.
Setahun kemudian Teuku Umar melepas masa lajangnya dengan Nyak Sofiah, anak
Uleebalang Glumpang. Dan karena ingin meningkatkan derajatnya, ia kemudian menikah
lagi dengan puteri Panglima Sagi XXV Mukim bernama Nyak Malighai yang membuatnya
menerima gelar Teuku dan dikaruniai anak perempuan bernama Cut Gambang yang
lahir di tempat pengungsian. Tak hanya sampai di situ, di tahun 1880 Teuku Umar
kembali menikah. Kali ini dengan putri pamannya, janda Teuku Ibrahim Lamnga
bernama Cut Nyak Dien. Keduanya lantas berjuang bersama menyerang pos-pos Belanda
di Krueng.
Teuku Umar sempat berdamai dengan Belanda tahun 1883. Namun satu tahun
kemudian perang kembali tersulut di antara keduanya. 9 tahun kemudian tepatnya
1893, Teuku Umar mulai menemukan cara untuk mengalahkan Belanda dari 'dalam'. Ia
lantas berpura-pura menjadi antek Belanda. Aksi ini sampai membuat Cut Nyak Dien
marah besar karena bingung dan malu.
Atas jasanya menundukkan beberapa pos pertahanan di Aceh, Teuku Umar mendapat
kepercayaan Belanda. Ia lalu diberi gelar Johan Pahlawan dan diberi kebebasan untuk
membentuk pasukan sendiri berjumlah 250 orang tentara dengan senjata lengkap dari
Belanda. Pihak Belanda tidak tahu, kalau itu hanya akal-akalan Teuku Umar semata yang
telah berkolaborasi dengan para pejuang Aceh sebelumnya. Tak lama kemudian, Teuku
Umar malah diberi lagi tambahan 120 prajurit dan 17 panglima termasuk Pangleot
sebagai tangan kanannya.
30 Maret 1896, Teuku Umar keluar dari dinas militer Belanda. Di sinilah ia kemudian
melancarkan serangan berdasarkan siasat dan strategi perang miliknya. Bersama
pasukan yang sudah dilengkapi 800 pucuk senjata, 25.000 peluru, 500 kg amunisi dan
uang 18 ribu dolar, Teuku Umar yang dibandu Teuku Panglima Polem Muhammad Daud
dan 400 orang pengikutnya membantai Belanda. Tercatat, ada 25 orang tewas dan 190
luka-luka dari pihak Belanda.
Gubuernur Deykerhof sebagai pengganti Gubernur Ban Teijn yang telah memberi
kepercayaan kepada Teuku Umar selama ini merasa sakit hati karena telah dikhianati
Teuku Umar. Ia lantas memerintahkan Van Heutsz bersama pasukan besarnya untuk
menangkap Teuku Umar. Serangan mendadak ke daerah Meulaboh itulah yang
merenggut nyawa Teuku Umar. Ia ditembak dan gugur di medan perang, tepatnya di
Kampung Mugo, pada 10 Februari 1899.
Lebih dari 70 tahun kemudian, pemerintah Indonesia menganugerahi Teuku Umar
sebagai pahlawan nasional lewat SK Presiden No. 087/TK/1973 tanggal 6 November
1973. Nama pahlawan pemberani ini juga dijadikan nama jalan di kota-kota besar.
Riset dan Analisa: Yunita Rachmawati
Penghargaan
• Gelar Pahlawan Nasional

Nama : Novanda Allicia M.


Kelas : X OTP 3
No.Absen : 20
BIOGRAFI DEV JOSHI

Profil Dev Joshi - Ini adalah salah satu artis yang kamu bisa ketahui langsung disini
dimana admin tabloid profil akan menyampaikan sangat lengkap sekali Dev Joshi yang
mungkin anda ingin tahu sobat, karena kami akan bahas sangat lengkap dan tuntas
seputar informasi Dev Joshi tersebut. Dan pastinya anda akan tahu profil, biodata, foto,
twitter, facebook dan Instagram yang sangat melekat dari Dev Joshi ini. Buat para fans
pastinya akan tahu semuanya dan pastinya sangat seru banget kalau fans tahu tentang
artis yang dia sukai.

Untuk di dalam biodata atau profil kita pastinya akan sangat tahu tentang identitas asli
selebriti bersangkutan dan pastinya ini yang sangat menarik sekali untuk di tahui oleh
anda semua. Dan kamu juga menemukan tentang nama lengkap, agama, hoby, profesi,
serta facebook, twitter, Instagram, nomer handphone yang melekat di seleb tersebut.
Pastinya sangat seru banget untuk kita ketahui tentang profil yang ada di selebriti yang
satu ini, kami akan selalu berbagi kepada anda semua langsung anda bisa membaca dan
melihat sosok Dev Joshi seleb tersebut selengkapnya.

Biodata Dev Joshi

Nama Lengkap : Dev Dushyantkumar Joshi


Nama Pangilan : Dev Joshi
Tanggal Lahir : 28 November 2000
Pekerjaa : Artis Cilik
Official Website : www.devjoshi.in
Facebook resmi Fan Page : fb / dev.joshi.official.page
Twitter resmi Halaman : www.twitter.com/devjoshi10
Email Resmi : info@devjoshi.in
Kontak Person : Swapnil Patil + 91 9033592614
Film : Baal Veer
Saat ini anda sudah membaca tentang profil Dev Joshi yang ada diatas, semoga info yang
kami sampaikan kepada anda semua bisa menjadi bermanfaat buat anda yang ingin tahu
profil lengkap selebriti tersebut. Kalau anda salah kata, kurang lengkap dan tulisan kami
mohon maaf sebesa-besarnya karena manusia selalu banyak lupanya. Jangan lupa
comenternya supaya kalau ada kesalahan bisa admin perbaiki. Terima kasih banyak atas
kunjungan anda ya.

Nama : Sherly Putri Kartini


Kelas : X OTP 3
No.Absen : 31
BIOGRAFI WITAN SULAIMAN

Penyerang timnas U-19 Indonesia, Witan Sulaeman, menjadi pahlawan kemenangan


timnas U-19 Indonesia dalam laga perdana Grup A Piala Asia U-19 2018, Kamis
(18/10/2018).
Bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Witan Sulaeman mencetak
brace pada menit ke-71 dan 89.
Dua gol Witan Sulaeman jadi penentu kemenangan timnas U-19 Indonesia dengan skor
3-1 atas timnas u-19 Taiwan.
Ingin tau lebih mendalam soal sosok pahlawan kemenangan Timnas Indonesia ini?
Berikut Bolastylo kumpulkan 5 fakta mengenai Witan Sulaeman:
1. Berasal dari Palu
Pemain timnas u-19 Indonesia, Witan Sulaeman dan Saddil Ramdani, merayakan gol ke
gawang timnas u-19 HERKA YANIS PANGARIBOWO
Pemain timnas u-19 Indonesia, Witan Sulaeman dan Saddil Ramdani, merayakan gol ke
gawang timnas u-19
Witan dilahirkan dari keluarga yang sederhana di Palu pada 8 Oktober 2001.
Pada usia 14 tahun, Witan berani mengambil keputusan untuk merantau ke Jakarta demi
mengejar impian menjadi pesepak bola profesional.
“Saya yakin tidak akan berkembang bila tetap di Palu,” katanya dalam sesi wawancara
khusus dengan Tabloid BOLA dan BolaSport.com beberapa waktu lalu.
"Di Palu dulu minim ajang untuk pesepak bola usia dini. Kalaupun ada, sifatnya hanya
pertandingan tarkam. Kalau di Jakarta, lebih banyak kompetisi yang diikuti. Begitu juga
di Ragunan, malah bisa mengikuti turnamen internasional di luar negeri," lanjutnya.
Namun meski telah menetap di Jakarta, Witan tak serta merta melupakan tanah
kelahirannya.
Selepas laga Timnas Indonesia vs Taiwan, Witan mempersembahkan 2 gol yang ia cetak
untuk tanah kelahirannya.
"Gol ini untuk Indonesia dan Kota Palu khususnya," ucap Witan kepada media yang hadir
di mixed zone SUGBK termasuk BolaSport.com.
"Untuk Palu, karena saat ini masih dalam suasana duka akibat bencana," katanya
menambahkan.

2. Ayahnya tukang sayur


Witan Sulaeman (tengah) selebrasi gol bersama Nurhidayat Haji Haris dan Egy Maulana
Vikri. Timnas U- FERI SETIAWAN
Witan Sulaeman (tengah) selebrasi gol bersama Nurhidayat Haji Haris dan Egy Maulana
Vikri. Timnas U-
Witan berasal dari keluarga yang cukup sederhana, sang ayah, Humaidi, hanya
berprofesi sebagai penjual sayur.
Namun kedua keluarga Witan sangat mendukung mimpinya untuk menjadi pesepak bola
profesional.
Setelah lulus SMP, Witan remaja pun diajak sang ayah, Humaidi, berangkat ke Jakarta
guna mengikuti seleksi Pendidikan Latihan (Diklat) di Ragunan.
Keputusan sang ayah tepat dan berbuah manis. Witan lolos seleksi masuk Diklat
Ragunan dan terus sukses mengembangkan kariernya di dunia sepak bola Indonesia.

3. Menangis jika tak diantar untuk bermain sepak bola


Gelandang Timnas U-19 Indonesia, Witan Sulaeman merayakan gol yang dicetaknya ke
gawang Laos pada la TB KUMARA
Gelandang Timnas U-19 Indonesia, Witan Sulaeman merayakan gol yang dicetaknya ke
gawang Laos pada la
Karena minimnya fasilitas, Witan mengaku banyak belajr skill sepak bola secara
ototidak.
Maka tak heran jika sang ayah mengungkapkan bahwa keseharian Witan sejak kecil
hanya tentang dua hal, yakni sekolah dan sepak bola, tak ada yang lain.
Witan kabarnya bahkan kerap menangis jika tak diantarkan orang tuanya ke lapangan
sepakbola untuk latihan.

4. Diproyeksikan berkarier di Eropa


Gelandang Timnas U-19 Indonesia, Witan Sulaeman (kiri) merayakan gol yang
dicetaknya ke gawang Laos SUCI RAHAYU
Gelandang Timnas U-19 Indonesia, Witan Sulaeman (kiri) merayakan gol yang
dicetaknya ke gawang Laos
Sejak akhir tahun 2017, santer dikabarkan bahwa Witan diproyeksikan untuk menimba
ilmu di Eropa.
Witan, yang kini masih berusia 16 tahun, dikabarkan bakal ke Spanyol untuk menimba
ilmu.
Namun, karena Witan belum cukup umur, kepindahan itu urung terlaksana.
Menurut Raden Isnanta, Deputi Pembudayaan dan Olahraga Kemenpora, keinginannya
untuk membawa Witan bermain di Eropa terkendala usia yang belum mencukupi.
Padahal untuk berkarier di Liga Eropa, setidaknya seorang pemain harus sudah berusia
18 tahun.
Witan yang masih duduk di kelas 2 Sekolah Khusus Olahragawan (SKO) Ragunan,
diharapkan menamatkan sekolahnya terlebih dahulu.

5. Ingin seperti Egy Mualana Vikri


Dalam sebuah wawancara ekslusif dengan Bolasport.com, Witan mengungkapkan
keinginannya untuk mengikuti jejak Egy Maulana Vikri.
Rupanya, Witan bermimpi mengikuti langkah Egy untuk bermain di Eropa.
"Harapan saya tentu semoga bisa berkarier di Eropa seperti halnya Egy," ucap Witan.

Nama : Oktaviana Kusuma W.


Kelas : X OTP 3
No. Absen : 22
BIOGRAFI TUANKU ABDUL RAHMAN

PENGENALAN
Almarhum Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj ibni Almarhum Sultan Abdul Hamid Shah
(1903-1990) merupakan Ketua Menteri Persekutuan Tanah Melayu dari 1955, dan
menjadi Perdana Menteri Malaysia yang pertama dari tahun 1957 sehingga 1970. Beliau
juga turut dikenali dengan panggilan “Tunku” serta digelar dengan gelaran sebagai
”Bapa Kemerdekaan” dan ”Bapa Malaysia”.

KEHIDUPAN PERIBADI
Tunku dilahirkan pada 8 Februari 1903 di Alor Setar, ibu negeri Kedah. Beliau adalah
putera ketujuh Sultan Abdul Hamid Shah, Sultan Kedah ke-25, dan Che Manjalara. Tunku
menerima pendidikan awal di Sekolah Debsurin, Bangkok, dan Penang Free School, di
mana beliau merupakan seorang murid yang pintar yang berminat kepada sukan.
Di atas biasiswa Kerajaan Kedah, beliau melanjutkan pelajaran ke St Catherine's College,
Cambridge University, di mana beliau menerima Ijazah Sarjana Muda (BA) dalam bidang
undang-undang dan sejarah pada tahun 1925. Pengalaman menghadapi diskriminasi
kaum dengan pentadbiran kolej memperhebatkan keyakinan beliau untuk menegakkan
kesaksamaan dan membakar keinginan untuk memerdekakan tanah airnya dari
penjajahan British.
Kepimpinan Tunku terserlah di England apabila beliau menubuhkan Kesatuan Melayu
Great Britain (Malay Association of Great Britain) setelah menyedari pelajar Melayu
tidak diwakili oleh mana-mana organisasi. Beliau menjadi setiausaha pertama persatuan
itu.
Selepas pulang ke Malaya, beliau menyertai Perkhidmatan Awam Kedah sebagai kadet di
Pejabat Penasihat Undang-Undang, dan kemudian sebagai pegawai daerah di Kedah. Dia
tidak disenangi oleh beberapa pegawai British disebabkan kecenderungannya
memperkenalkan reformasi dalam usaha untuk meningkatkan taraf hidup rakyat
Melayu.
Tunku kemudiannya kembali ke England untuk melanjutkan pelajarannya.
Bagaimanapun, pengajiannya di Inner Temple, London, tergendala apabila tercetusnya
Perang Dunia Kedua. Beliau pulang ke Malaya dan melanjutkan pelajarannya lapan
tahun kemudian. Tunku pulang sebagai “barrister” pada tahun 1949.
Kesedaran politik dan persahabatan yang dijalinkan semasa di England membawa
kepada pemilihan Tunku sebagai Pengerusi Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu
(UMNO) sejurus selepas kembali. Pada 26 Ogos 1951, Tunku menjadi Presiden UMNO
menggantikan Dato 'Onn Jaafar. Beliau mengembara ke seluruh negara untuk bertemu
rakyat dari pelbagai lapisan masyarakat untuk menjalinkan perpaduan, terutamanya di
antara kaum. Usaha beliau dalam mengatasi masalah politik negara dengan kerjasama
antara pelbagai kumpulan etnik menyaksikan kelahiran Parti Perikatan pada tahun
1955.
Di bawah kepimpinannya, Parti Perikatan memenangi pilihan raya pertama negara pada
Julai 1955. Tunku kemudiannya dilantik sebagai Ketua Menteri dan Menteri Dalam
Negeri.
Pada tahun 1956, beliau mengetuai misi ke London untuk perbincangan dengan kerajaan
British mengenai kemerdekaan untuk Tanah Melayu. Pertemuan itu mengakibatkan
pemeteraian Perjanjian Merdeka di Lancaster House di London pada 8 Februari 1956,
yang membawa kepada kemerdekaan Malaya pada 31 Ogos 1957. Tunku dilantik
sebagai Perdana Menteri pertama Malaya, dan memimpin Perikatan untuk kemenangan
pada pilihan raya umum 1959, 1964 dan 1969.
Pada tahun 1961, Tunku Abdul Rahman mencadangkan gabungan Persekutuan Tanah
Melayu bersama Singapura, Brunei, Sabah, dan Sarawak bagi menubuhkan Malaysia.
Pada 16 September 1963, Malaysia berjaya ditubuhkan, terdiri daripada Malaya,
Singapura, Sabah, dan Sarawak. Di atas perbezaan politik, Singapura menarik diri dari
Malaysia pada tahun 1965.
Tunku Abdul Rahman menjadi Perdana Menteri pertama Persekutuan Tanah Melayu
dari 1957 hingga 1963, dan Perdana Menteri Malaysia dari tahun 1963 hingga 1970.
Beliau berminat dalam bola sepak dan perlumbaan kuda. Di atas inisiatifnya, "Pesta Bola
Merdeka" dilangsungkan pada tahun 1957 dan beliau adalah Presiden pertama
Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC). "Whatever the sport, I was a very keen sportsman. I
have always been an outdoors man, a lover of all the wild things in life,” kata beliau.
Tunku telah berkahwin sebanyak tiga kali. Dengan isteri pertamanya, Meriam Chong,
Tunku dianugerahkan dua anak: Tunku Khadijah dan Tunku Ahmad Nerang. Namun,
Meriam Chong meninggal dunia akibat jangkitan malaria selepas melahirkan Tunku
Nerang.
Tunku kemudian berkahwin dengan bekas tuan rumahnya di London, Violet Coulson.
Perkahwinan Tunku dengan Violet tidak direstui keluarga, dan mereka bercerai selepas
lebih kurang dua tahun. Pada tahun 1939, Tunku berkahwin dengan Tun Sharifah
Rodziah, adik perempuan Syed Omar Barakbah, teman kuliah Tunku ketika dia belajar di
London. Tunku dan Tun Sharifah tidak mempunyai anak bersama, tetapi mereka
mengambil tiga orang anak angkat: Faridah, Sulaiman, dan Mariam.

SAAT-SAAT AKHIR
Pada usia 87 tahun, Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj telah meninggal dunia di Hospital
Besar Kuala Lumpur, pada 6 Disember 1990. Jenazah beliau telah diberi penghormatan
terakhir oleh orang ramai di Bangunan Parlimen, Kuala Lumpur, sebelum diterbangkan
ke Alor Setar. Setibanya di Kedah, jenazah Allahyarham Tunku Abdul Rahman diberi
penghormatan terakhir oleh Sultan dan Sultanah Kedah di Balai Besar, sebelum
dikebumikan di Makam Diraja, Alor Setar. Pemergiannya merupakan suatu kehilangan
yang besar dan jasanya sentiasa dikenang oleh rakyat Malaysia.

KRONOLOGI
1903 Dilahirkan di Alor Setar, Kedah pada 8 Februari
1913 Belajar di Sekolah Debsurin di Bangkok, Thailand
1915 Bersekolah di Penang Free School, Pulau Pinang
1926 Melanjutkan pelajaran di St. Catherine's College, Universiti Cambridge, England.
Menubuhkan Kesatuan Melayu United Kingdom (KMUK)
1931 Berkhidmat dalam Perkhidmatan Awam Kedah
1938 Pegawai Daerah Sungai Petani dan kemudiannya di Kulim, Kedah
1940 Timbalan Pengarah Pertahanan Awam di Kedah Selatan
1949 Pengerusi UMNO Kedah
1951 Dilantik sebagai Presiden UMNO
1954 Presiden Parti Perikatan
1955 Ahli Majlis Perundangan Persekutuan
1955 Ketua Menteri Tanah Melayu dan memegang portfolio Menteri Dalam Negeri
1955 Mengetuai delegasi kemerdekaan ke London
1956 Memegang portfolio tambahan sebagai Menteri Pertahanan dan Keselamatan
Dalam Negeri
1957 Ketua Menteri Tanah Melayu dan juga Menteri Hubungan Luar
1959 Ahli Parlimen Kuala Kedah, Kedah
1959 Ketua Menteri Tanah Melayu (selepas pilihanraya)
1963 Perdana Menteri Malaysia
1964 Tunku juga menyandang jawatan sebagai Menteri Kebudayaan, Belia dan Sukan
1970 Meletak jawatan sebagai Perdana Menteri Malaysia dan Presiden UMNO
1971 Menjadi Setiausaha Agung Pertubuhan Persidangan Negara Islam (OIC)
1973 Meletakkan jawatan sebagai Ahli Parlimen Kuala Kedah
1989 Penasihat Parti Semangat 46
1990 6 Disember - Mangkat di Hospital Besar Kuala Lumpur pada usia 87 tahun

TOKOH NEGARA
Pada tahun 1951, Tunku Abdul Rahman telah dilantik sebagai Presiden UMNO
menggantikan Dato’ Onn Jaafar.
Tunku Abdul Rahman Putra telah menggunakan diplomasi untuk menyatukan kaum di
Malaysia. Bagi mencapai matlamat tersebut, beliau telah mendapatkan keyakinan pihak
British dengan melantik beberapa orang tokoh di kalangan masyarakat Cina dan India
untuk turut sama mentadbir negara.
Pada Pilihanraya Perbandaran Kuala Lumpur pada tahun 1952, UMNO buat kali
pertamanya bekerjasama dengan parti MCA (Malayan Chinese Association) untuk
bertanding dalam pilihanraya tersebut. Gabungan UMNO-MCA berjaya menumpaskan
parti Dato’ Ona Jaafar, the Independence of Malaya Party (IMP). UMNO-MCA memenangi
11 daripada 12 kerusi yang ditandingkan. Dengan kejayaan ini, MIC turut serta dalam
gabungan tidak rasmi UMNO-MCA pada tahun 1954.
Pada Pilihanraya Umum 1955, gabungan UMNO-MCA-MIC diperkembangkan ke seluruh
Malaya, menandakan kelahiran Parti Perikatan (National Alliance). Perikatan berjaya
memenangi 51 daripada 52 kerusi yang dipertandingkan di atas janji untuk menuntut
kemerdekaan bagi Persekutuan Tanah Melayu. Tunku Abdul Rahman dilantik sebagai
Ketua Menteri Persekutuan Tanah Melayu.
Pada pukul 12 malam, 31 Ogos 1957, bendera Union Jack diturunkan di Dataran
Merdeka, dan bendera Persekutuan Tanah Melayu (Federation of Malaya atau Malaya)
dinaikkan di hadapan dua puluh ribu rakyat Malaya, menandakan kemerdekaan
Persekutuan Tanah Melayu. Tunku Abdul Rahman dilantik sebagai Perdana Menteri
Malaya pertama.
Sebagai Perdana Menteri, Tunku mengutamakan pembangunan infrastruktur,
pendidikan, pembangunan luar bandar dan pertanian.
Pada tahun 1961, Tunku Abdul Rahman mencadangkan gabungan Persekutuan Tanah
Melayu bersama Singapura, Brunei, Sabah, dan Sarawak bagi menubuhkan Malaysia.
Pada 16 September 1963, Malaysia berjaya ditubuhkan, terdiri daripada Malaya,
Singapura, Sabah, dan Sarawak. Di atas perbezaan politik, Singapura menarik diri dari
Malaysia pada tahun 1965.
SUMBANGAN:
Kemerdekaan
Tunku Abdul Rahman Putra telah mengetuai usaha-usaha UMNO dan kemudiannya Parti
Perikatan untuk berbincang dengan pihak kerajaan British berkenaan kemerdekaan
Tanah Melayu. Usaha beliau akhirnya membuahkan hasil dengan “Perjanjian
Kemerdekaan” (Independence of Malaya Agreement) yang ditandatangani oleh pihak
Malaya dan kerajaan British di Lancaster House, London pada 8 Februari 1956.
Perjanjian itu menetapkan tarikh kemerdekaan Tanah Melayu sebagai 31 Ogos 1957.

Perpaduan
Tunku telah berjaya mewujudkan kerjasama politik melalui Parti Perikatan yang
menggabungkan UMNO bersama MCA pada tahun 1952, diikuti dengan MIC pada tahun
1954. Kerjasama politik ini telah menyumbangkan kepada perpaduan kaum di negara
majmuk yang baru merdeka, di mana setiap kaum diwakili di peringkat Karajaan Pusat.

Keamanan Negara
Malaya menghadapi musuh dalaman yang kuat dalam bentuk Parti Komunis Malaya
(PKM) yang diketuai oleh Chin Peng. Darurat diisytiharkan pada tahun 1948 berikutan
pembunuhan tiga pengurus estet berkerakyatan British oleh PKM. Pada tahun 1951,
PKM membunuh Sir Henry Gurney, Gabenor Malaya.
Pelbagai usaha dijalankan bagi mengalahkan ancaman komunis termasuk mengenakan
gencatan senjata, mengharamkan PKM, dan memindahkan penduduk Cina ke kampung-
kampung baru untuk mengelakkan mereka daripada digunakan oleh pihak komunis.
Pada 24 Disember 1955, satu perjumpaan telah diadakan dengan pihak PKM di Baling,
Kedah. Perjumpaan tersebut diketuai oleh Tunku Abdul Rahman dan juga disertai oleh
Tun Tan Cheng Lock selaku Presiden MCA dan David Marshall selaku Ketua Menteri
Singapura. Manakala pihak PKM diwakili Chin Peng sebagai ketua perwakilan, Rashid
Maidin, dan Chen Tian.
Rundingan gagal di atas kekerasan PKM untuk diiktirafkan sebagai parti politik, suatu
permintaan yang ditolak oleh Tunku Abdul Rahman. Chin Peng tidak dibenarkan pulang
ke Malaya, dan darurat berakhir pada 31 Julai 1960 setelah kerajaan berjaya
mematahkan PKM.

Perhubungan Antarabangsa
Dasar luar negara adalah penting dalam usaha menjalinkan persahabatan dan kerjasama
serantau dan negara-negara luar.
Tunku Abdul Rahman Putra telah mengamalkan piagam Bangsa-bangsa Bersatu bagi
memelihara keamanan dunia secara bersama. Beliau juga telah meletakkan Malaysia
sebagai sebuah negara yang berkecuali.
Antara penyertaan antarabangsa Malaysia adalah Association of Southeast Asian Nations
(ASEAN), Pertubuhan Komanwel, ILO (Pertubuhan Buruh Antarabangsa), UNESCO
(Pertubuhan Pelajaran, Sains & Kebudayaan Bangsa-bangsa Bersatu), dan Pertubuhan
Negara-negara Berkecuali.
Beliau juga telah mencadangkan penubuhan Pertubuhan Kerjasama Islam atau OIC
(Organisation of Islamic Cooperation) dan telah dilantik sebagai Setiausaha Agung yang
pertama bagi Pertubuhan tersebut

Nama : Dela Puspita


Kelas : X OTP 3
No. Absen : 07
BIOGRAFI ADITYA ZONI

Muhammad Aditya Warman itu dia nama asli dan nama lahir dari aktor serta model yang
dikenal dengan nama terkenalnya Aditya Zoni. Aditya Zoni merupakan aktor dan model
yang lahir di Depok, 2 Februari 2000. Aditya Zoni adalah anak kedua putra pasangan
Suhendri Zoni Alruvi dan Sri Mulyatini. Aditya Zoni sendiri punya kakak dan adik yang
juga terjun ke dunia akting yakni sang kakak Ammar Zoni dan adiknya Panji Zoni.

Adit atau Aditya sapaan akrab dari Aditya Zoni ini mulai mengawali karir dengan
membintangi sinetron pertamanya berjudul Hati Yang Memilih tahun 2017 dengan
berperan sebagai Dewa. Dari situ kemudian karirnya di dunia akting dimulai. Dan nama
Aditya Zoni sendiri kemudian namanya semakin bersinar ketika ikut berperan di
sinetron Siapa Takut Jauh Cinta lewat peran Revan.

Dan berikut ini biodata dari Aditya Zoni :


Nama Lengkap : Muhammad Aditya Warman
Nama Panggilan : Adit, Aditya
Nama Terkenal : Aditya Zoni
Tempat, Tanggal Lahir : Depok, 2 Februari 2000
Nama Orang Tua : Suhendri Zoni Alruvi (Ayah), Sri Mulyatini (Ibu)
Agama : Islam
Twitter : imrealaditya
Instagram : real_aditya1

Dan berikut ini Sinetron yang pernah dibintangi oleh Aditya Zoni :
Sinetron :
Hati Yang Memilih (2017) sebagai Dewa
Tuhan Ada Dimana Mana (2017) sebagai Ilham
Siapa Takut Jatuh Cinta (2018) sebagai Revan
Cinta Kedua (2018) sebagai Rizky

Nama : Tri Anjaningsih


Kelas : X OTP 3
No.Absen : 36
BIOGRAFI PANGERAN DIPONEGORO

Beliau dilahirkan di Yogyakarta, 11 November 1785. Ia meninggal pengasingannya di


Makassar, Sulawesi Selatan pada tanggal 8 Januari 1855 pada umur 69 tahun. Beliau
adalah salah seorang pahlawan nasional Republik Indonesia. Makamnya berada di
Makassar. Diponegoro adalah putra sulung Hamengkubuwana III, seorang raja Mataram
di Yogyakarta. Lahir pada tanggal 11 November 1785 di Yogyakarta dari seorang garwa
ampeyan (selir) bernama R.A. Mangkarawati, yaitu seorang garwa ampeyan (istri non
permaisuri) yang berasal dari Pacitan. Pangeran Diponegoro bernama kecil Bendoro
Raden Mas Ontowiryo.
Menyadari kedudukannya sebagai putra seorang selir, Diponegoro menolak keinginan
ayahnya, Sultan Hamengkubuwana III, untuk mengangkatnya menjadi raja. Ia menolak
mengingat ibunya bukanlah permaisuri. Diponegoro mempunyai 3 orang istri, yaitu:
Bendara Raden Ayu Antawirya, Raden Ayu Ratnaningsih, & Raden Ayu Ratnaningrum.
Diponegoro lebih tertarik pada kehidupan keagamaan dan merakyat sehingga ia lebih
suka tinggal di Tegalrejo tempat tinggal eyang buyut putrinya, permaisuri dari HB I Ratu
Ageng Tegalrejo daripada di keraton. Pemberontakannya terhadap keraton dimulai sejak
kepemimpinan Hamengkubuwana V (1822) dimana Diponegoro menjadi salah satu
anggota perwalian yang mendampingi Hamengkubuwana V yang baru berusia 3 tahun,
sedangkan pemerintahan sehari-hari dipegang oleh Patih Danurejo bersama Residen
Belanda. Cara perwalian seperti itu tidak disetujui Diponegoro.
Riwayat perjuangan
Perang Diponegoro berawal ketika pihak Belanda memasang patok di tanah milik
Diponegoro di desa Tegalrejo. Saat itu, beliau memang sudah muak dengan kelakuan
Belanda yang tidak menghargai adat istiadat setempat dan sangat mengeksploitasi
rakyat dengan pembebanan pajak.
Sikap Diponegoro yang menentang Belanda secara terbuka, mendapat simpati dan
dukungan rakyat. Atas saran Pangeran Mangkubumi, pamannya, Diponegoro menyingkir
dari Tegalrejo, dan membuat markas di sebuah goa yang bernama Goa Selarong. Saat itu,
Diponegoro menyatakan bahwa perlawanannya adalah perang sabil, perlawanan
menghadapi kaum kafir. Semangat “perang sabil” yang dikobarkan Diponegoro
membawa pengaruh luas hingga ke wilayah Pacitan dan Kedu. Salah seorang tokoh
agama di Surakarta, Kyai Maja, ikut bergabung dengan pasukan Diponegoro di Goa
Selarong.
Selama perang ini kerugian pihak Belanda tidak kurang dari 15.000 tentara dan 20 juta
gulden. Berbagai cara terus diupayakan Belanda untuk menangkap Diponegoro. Bahkan
sayembara pun dipergunakan. Hadiah 50.000 Gulden diberikan kepada siapa saja yang
bisa menangkap Diponegoro. Sampai akhirnya Diponegoro ditangkap pada 1830.
Penangkapan dan pengasingan
16 Februari 1830 Pangeran Diponegoro dan Kolonel Cleerens bertemu di Remo Kamal,
Bagelen (sekarang masuk wilayah Purworejo). Cleerens mengusulkan agar Kanjeng
Pangeran dan pengikutnya berdiam dulu di Menoreh sambil menunggu kedatangan
Letnan Gubernur Jenderal Markus de Kock dari Batavia.
28 Maret 1830 Diponegoro menemui Jenderal de Kock di Magelang. De Kock memaksa
mengadakan perundingan dan mendesak Diponegoro agar menghentikan perang.
Permintaan itu ditolak Diponegoro. Tetapi Belanda telah menyiapkan penyergapan
dengan teliti. Hari itu juga Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Ungaran, kemudian
dibawa ke Gedung Karesidenan Semarang, dan langsung ke Batavia menggunakan kapal
Pollux pada 5 April.
Tanggal 11 April 1830 sampai di Batavia dan ditawan di Stadhuis (sekarang gedung
Museum Fatahillah). Sambil menunggu keputusan penyelesaian dari Gubernur Jenderal
Van den Bosch. 30 April 1830 keputusan pun keluar. Pangeran Diponegoro, Raden Ayu
Retnaningsih, Tumenggung Diposono dan istri, serta para pengikut lainnya seperti
Mertoleksono, Banteng Wereng, dan Nyai Sotaruno akan dibuang ke Manado. tanggal 3
Mei 1830 Diponegoro dan rombongan diberangkatkan dengan kapal Pollux ke Manado
dan ditawan di benteng Amsterdam.
1834 dipindahkan ke benteng Rotterdam di Makassar, Sulawesi Selatan. pada tanggal 8
Januari 1855 Diponegoro wafat dan dimakamkan di kampung Jawa Makassar. Dalam
perjuangannya, Pangeran Diponegoro dibantu oleh puteranya bernama Bagus Singlon
atau Ki Sodewo. Ki Sodewo melakukan peperangan di wilayah Kulon Progo dan Bagelen.
Bagus Singlon atau Ki Sodewo adalah Putera Pangeran Diponegoro dengan Raden Ayu
Citrowati Puteri Bupati Madiun Raden Ronggo. Raden Ayu Citrowati adalah saudara satu
ayah lain ibu dengan Sentot Prawiro Dirjo. Nama Raden Mas Singlon atau Bagus Singlon
atau Ki Sodewo snediri telah masuk dalam daftar silsilah yang dikeluarkan oleh Tepas
Darah Dalem Keraton Yogyakarta.
Perjuangan Ki Sodewo untuk mendampingi ayahnya dilandasi rasa dendam pada
kematian eyangnya (Ronggo) dan ibundanya ketika Raden Ronggo dipaksa menyerah
karena memberontak kepada Belanda. Melalui tangan-tangan pangeran Mataram yang
sudah dikendalikan oleh Patih Danurejo, maka Raden Ronggo dapat ditaklukkan. Ki
Sodewo kecil dan Sentot bersama keluarga bupati Madiun lalu diserahkan ke Keraton
sebagai barang bukti suksesnya penyerbuan.
Ki Sodewo yang masih bayi lalu diambil oleh Pangeran Diponegoro lalu dititipkan pada
sahabatnya bernama Ki Tembi. Ki Tembi lalu membawanya pergi dan selalu berpindah-
pindah tempat agar keberadaannya tidak tercium oleh Belanda. Belanda sendiri pada
saat itu sangat membenci anak turun Raden Ronggo yang sejak dulu terkenal sebagai
penentang Belanda. Atas kehendak Pangeran Diponegoro, bayi tersebut diberi nama
Singlon yang artinya penyamaran.
Keturunan Ki Sodewo saat ini banyak tinggal di bekas kantung-kantung perjuangan Ki
Sodewo pada saat itu dengan bermacam macam profesi. Dengan restu para sesepuh dan
dimotori oleh keturunan ke 7 Pangeran Diponegoro yang bernama Raden Roni
Muryanto, Keturunan Ki Sodewo membentuk sebuah paguyuban dengan nama
Paguyuban Trah Sodewo. Setidaknya Pangeran Diponegoro mempunyai 17 putra dan 5
orang putri, yang semuanya kini hidup tersebar di seluruh Indonesia, termasuk Jawa,
Sulawesi & Maluku.
Latar Belakang Perang Diponegoro
Perang Diponegoro (Inggris:The Java War, Belanda: De Java Oorlog), adalah perang
besar dan menyeluruh berlangsung selama lima tahun (1825-1830) yang terjadi di Jawa,
Hindia Belanda (sekarang Indonesia), antara pasukan penjajah Belanda di bawah
pimpinan Jendral De Kock[1] melawan penduduk pribumi yang dipimpin seorang
pangeran Yogyakarta bernama Pangeran Diponegoro. Dalam perang ini telah berjatuhan
korban yang tidak sedikit. Baik korban harta maupun jiwa. Dokumen-dokumen Belanda
yang dikutip para ahli sejarah, disebutkan bahwa sekitar 200.000 jiwa rakyat yang
terenggut. Sementara itu di pihak serdadu Belanda, korban tewas berjumlah 8.000.
Perang Diponegoro merupakan salah satu pertempuran terbesar yang pernah dialami
oleh Belanda selama menjajah Nusantara. Peperangan ini melibatkan seluruh wilayah
Jawa, maka disebutlah perang ini sebagai Perang Jawa. Setelah kekalahannya dalam
Perang Napoleon di Eropa, pemerintah Belanda yang berada dalam kesulitan ekonomi
berusaha menutup kekosongan kas mereka dengan memberlakukan berbagai pajak di
wilayah jajahannya, termasuk di Hindia Belanda. Selain itu, mereka juga melakukan
monopoli usaha dan perdagangan untuk memaksimalkan keuntungan. Pajak-pajak dan
praktek monopoli tersebut amat mencekik rakyat Indonesia yang ketika itu sudah sangat
menderita.
Untuk semakin memperkuat kekuasaan dan perekonomiannya, Belanda mulai berusaha
menguasai kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, salah satu di antaranya adalah Kerajaan
Yogyakarta. Ketika Sultan Hamengku Buwono IV wafat, kemenakannya, Sultan
Hamengku Buwono V yang baru berusia 3 tahun, diangkat menjadi penguasa. Akan
tetapi pada prakteknya, pemerintahan kerajaan dilaksanakan oleh Patih Danuredjo,
seseorang yang mudah dipengaruhi dan tunduk kepada Belanda. Belanda dianggap
mengangkat seseorang yang tidak sesuai dengan pilihan/adat keraton.
Pada pertengahan bulan Mei 1825, pemerintah Belanda yang awalnya memerintahkan
pembangunan jalan dari Yogyakarta ke Magelang lewat Muntilan, mengubah rencananya
dan membelokan jalan itu melewati Tegalrejo. Rupanya di salah satu sektor, Belanda
tepat melintasi makam dari leluhur Pangeran Diponegoro. Hal inilah yang membuat
Pangeran Diponegoro tersinggung dan memutuskan untuk mengangkat senjata melawan
Belanda. Beliau kemudian memerintahkan bawahannya untuk mencabut patok-patok
yang melewati makam tersebut.
Belanda yang mempunyai alasan untuk menangkap Pangeran Diponegoro karena dinilai
telah memberontak, pada 20 Juli 1825 mengepung kediaman beliau. Terdesak, Pangeran
beserta keluarga dan pasukannya menyelamatkan diri menuju barat hingga Desa Dekso
di Kabupaten Kulonprogo, dan meneruskan ke arah selatan hingga tiba di Goa Selarong
yang terletak lima kilometer arah barat dari Kota Bantul. Sementara itu, Belanda —yang
tidak berhasil menangkap Pangeran Diponegoro— membakar habis kediaman Pangeran.
Pangeran Diponegoro kemudian menjadikan Goa Selarong, sebuah goa yang terletak di
Dusun Kentolan Lor, Guwosari Pajangan Bantul, sebagai basisnya. Pangeran menempati
goa sebelah Barat yang disebut Goa Kakung, yang juga menjadi tempat pertapaan beliau.
Sedangkan Raden Ayu Retnaningsih (selir yang paling setia menemani Pangeran setelah
dua istrinya wafat) dan pengiringnya menempati Goa Putri di sebelah Timur.
Setelah penyerangan itu, dimulailah sebuah perang besar yang akan berlangsung 5
tahun lamanya. Di bawah kepemimpinan Diponegoro, rakyat pribumi bersatu dalam
semangat “Sadumuk bathuk, sanyari bumi ditohi tekan pati“; sejari kepala sejengkal
tanah dibela sampai mati. Selama perang, sebanyak 15 dari 19 pangeran bergabung
dengan Diponegoro. Perjuangan Diponegoro dibantu Kyai Maja yang juga menjadi
pemimpin spiritual pemberontakan.

Nama : Putri Lestari


Kelas : X OTP 3
No. Absen : 23
BIOGRAFI RANDY MARTIN

Randy Martin artis muda berbakat yang sudah terkenal semenjak usia kecil. Sejak kecil
Randy sudah sering kali tampil di berbagai judul sinetron berperan sebagai anak. Di usia
yang semakin beranjak remaja dan dewasa Randy pun sering kali tampil dalam sinetron
percintaan seusianya.
Selain menjadi aktor, ia juga mengembangkan bakatnya sebagai penyanyi. Artis
kelahiran Surabaya, 18 November 1998 tersebut memiliki suara khas yang mudah
dikenal, bakat tersebut ia tuangkan dalam bernyanyi.
Memiliki nama lengkap Randy Martin Pitono, ia semakin dikenal namanya lewat debut
sebuah judul sinetron bernama Monyet Cantik 2 dimana dalam sinetron tersebut Randy
memegang peran sebagai Agas yang tayang setiap hari di SCTV kala itu.
Randy adalah anak dari pasangan Ike Setiawan dan Stepanus Pitono, dimana kedua
orang tua Randy ini merupakan asli Sumenep Madura. Randy adalah anak yang
multitalenta, selain bernyanyi dan berakting ia juga pandai wushu dan menjadi
presenter, bahkan Randy juga mendapatkan tawaran menjadi bintang iklan untuk
beberapa produk di Indonesia.
Artis yang kini berusia 18 tahun tersebut mengungkapkan bahwa bakat dalam dunia
seni yang didapatinya tak bisa lepas dari sang ibu, dimana mama Randi merupakan
Cebbing Madura di tahun 1992 lalu. Banyak aksi modelling yang sudah dilewati sang
mama, sehingga darah seni tersebut menurun kepada dirinya sampai saat ini.
Banyak judul sinetron dan film yang sudah berhasil dibintangi oleh aktor tampan yang
satu ini. Randy pun juga kadang menjadi presenter tamu di acara musik Dahsyat saat ini.
Kegiatannya begitu padat dalam dunia keartisan.
Randy juga diketahui menjalin hubungan asmara dengan Kezi yang tidak lain adalah
Cassandra Sheryl Lee, aktris bule yang namanya juga terkenal di Indonesia.
Nama Lengkap : Randy Martin Pitono
Nama Beken : Randy
Tanggal Lahir : 18 November 1998
Tempat Lahir : Surabaya, Jawa Timur
Kebangsaan : Indonesia
Pekerjaan : Aktor, Penyanyi, dan Bintang Iklan
Jenis Kelamin : Laki Laki
Alumni : SMP Bunda Hati Kudus
Nama Ayah : Stephen Pitono
Nama Ibu : Ika Setiawan
Agama : Katolik
Pasangan : Cassandra Sheryl Lee
Twitter : @RandyMartin98
Instagram : @randymartinnn

Nama : Melinda Ayuningtyas


Kelas : X OTP 3
No. Absen : 18
BIOGRAFI DEWI SARTIKA

Nama : Dewi Sartika


Lahir : 4 Desember 1884
Wafat : 11 September 1947
Pasangan : Raden Kanduruhan Agah Suriawinata
Orangtua : R. Rangga Somanegara (ayah) R. A. Rajapermas (Ibu)
Kelahiran Dewi Sartika
Dewi sartika lahir dari keluarga Priyayi sunda ternama, yaitu R. Rangga Somanegara
(ayah) dan R. A. Rajapermas (Ibu). Ayahnya adalah seorang pejuang kemerdekaan
hingga akhirnya sang ayah dihukum dibuang ke Pulau Ternate oleh pemerintah Hindia
Belanda hingga meninggal disana. Meski pada saat itu melanggar adat istiadat, orang tua
Dewi Sartika bersikukuh menyekolahkannya ke sekolah Belanda.

Kehidupan Dewi Sartika


Sepeninggal Ayahnya, Dewi sartika diasuh oleh Pamannya (kakak ibunya) yang
berkedudukan sebagi patih di Cicalengka. Dari pamannya, ia mendapatkan didikan
mengenai adat kesundaan, sedangkan wawasan kebudayaan Barat diperolehnya berkat
didikan seorang nyonya Asisten Residen bangsa Belanda.
Sejak kecil Dewi Sartika sudah menunjukkan bakat menjadi pendidik dan kegigihan
untuk merai kemajuan. Sambil bermain dibelakang gedung kepatihan, ia sering
memperagakan praktik ketika di sekolah. Ia mengajari baca tulis, dan bahasa Belanda
kepada anak-anak pembantu di kepatihan. Papan bilik kandang kereta, arang dan
pecahan genting dijadikannya sebagai alat bantu belajar.

Pendidikan Dewi Sartika


Sejak kecil, saat Dewi Sartika mengikuti pendidikan sekolah dasar di Cicalengka memang
sudah menunjukkan minatnya di bidang pendidikan. Sejak anak-anak ia sudah senang
memerankan perilaku seorang guru. Seperti bermain sekolah-sekolahan dengan teman
sebayanya, dan Dewi kecil selalu berperan sebagai guru.
Hingga ketika itu pada saat Dewi Sartika berusia 10 tahun, Cicalengka digemparkan oleh
kemampuan baca tulis dan beberapa pepatah dalam bahasa Belanda yang ditunjukkan
oleh anak-anak pembantu kepatihan. Hal tersebut menjadi gempar karena waktu itu
belum banyak anak-anak yang memiliki kemampuan seperti itu, dan diajarkan oleh
seorang anak perempuan.
Dewi Sartika berpikir agar anak-anak perempuan di sekitarnya bisa memperoleh
kesempatan menuntut ilmu pengetahuan, maka ia berjuang mendirikan sekolah di
Bandung, Jawa Barat. yang ketika itu ia sudah tinggal di Bandung.
Perjuangan Dewi Sartika Mendirikan Sekolah
Perjuangan Dewi Sartika untuk mendirikan sekolah tidak sia-sia, ia dibantu oleh
kakeknya yang bernama R.A.A.Martanegara, dan Den Hamer yang menjabat sebagai
Inspektur Kantor Pengajaran ketika itu. Pada tahun 1904 ia berhasil mendirikan sebuah
sekolah yang dinamai “Sekolah Isteri”. Sekolah tersebut hanya memiliki dua kelas,
sehingga tidak cukup untuk menampung aktivitas sekolah. Maka, untuk ruang belajar, ia
harus meminjam sebagian ruangan Kepatihan Bandung. Awalnya, murid di sekolah
tersebut hanya 20 orang. Murid-murid yang hanya wanita itu diajarkan cara berhitung,
membaca, menulis, menjahit, merenda, menyulam dan pelajaran agama.
Sekolah isteri terus mendapat perhatian positif dari masyarakat. Murid-murid
bertambah menjadi banyak, bahkan hingga ruang kepatihan Bandung yang sebelumnya
dipinjam juga sudah tidak lagi cukup untuk menampung murid-murid.
Untuk mengatasinya, sekolah isteri akhirnya dipindahkan ke tempat yang lebih luas.
Dengan berjalannya waktu, sekitar 6 tahun sejak didirikannya, pada tahun 1910, nama
sekolah isteri diganti dengan nama Sekolah Keutamaan Istri. Perubahan bukan cuma
pada nama saja, tapi terdapat tambahan pelajaran didalamnya.
Dewi Sartika berusaha keras mendidik anak-anak gadis agar kelak menjadi ibu rumah
tangga yang baik, mandiri, luwes dan terampil. Maka dari itulah pelajaran yang
berhubungan dengan pembinaan rumah tangga banyak pula ia berikan di dalam
mengajar.
Untuk menutupi biaya operasional sekolah, ia membanting tulang mencari dana, jerih
payahnya tidak dirasakan sebagai beban, tapi berganti menjadi kepuasan batin karen aia
telah berhasil mendidik kaumnya. Ssalah satu semangat yang dimilikinya yaitu dorongan
dari berbagai pihak terutama dari Raden Kanduruan Agah Surawinata suaminya, yang
telah banyak membantunya mewujudka perjuangan, baik tenaga maupun pemikiran.
Pada tahun-tahun berikutnya, dibeberapa wilayah Pasundan bermunculan beberapa
Sekolah Istri yang dikelola oleh perempuan-perempuan Sunda yang memiliki cita-cita
yang sama dengan Dewi Sartika. Pada tahun 1912 sudah berdiri sekitar 9 Sekola Isteri di
kota-kota kabupaten.
Memasuki usia ke sepuluh, yaitu pada tahun 1914, nama Skolah Isteri diganti menjadi
Sakola Kautamaan Istri (Sekolah Keutamaan Perempuan). Kota-kota kabupaten wilayah
Pasundan yang belum memiliki Sakola Kautamaan Istri tinggal 3/4, semangat ini
menyeberang ke Bukittinggi, dimana Sakola Kautamaan Istri di dirikan oleh Encik Rama
Saleh.

Pernikahan Dewi Sartika


Pada tahun 1906, Dewi Sartika menikah dengan Raden Kanduruan Agah Suriawinata, ia
merupakan seseorang yang memiliki visi dan cita-cita sama. Raden Kanduruan Agah
Suriawinata adalah seorang guru di Sekolah Karang Pamulang, yang saat itu merupakan
Sekolah Latihan Guru.

Wafatnya Dewi Sartika


Dewi Sartika meninggal pada tanggal 11 September 1947 di Tasikmalaya, dan
dimakamkan dengan upacara sederhana di pemakaman Cigagadon- Desa Rahayu
kecamatan CIneam. Tiga tahun kemudian, makamnya di pindahkan di kompleks
Pemakaman Bupati Bandung di Jl. Karang Anyar Bandung.

Penghargaan Untuk Dewi Sartika


Jika para pahlawan lainnya melakukan perjuangan untuk bangsa melalui perang frontal
seperti angkat senjata, namun Dewi Sartika memilih perjuangan melalui pendidikan.
Meskipun bentuk dan cara perjuangan yang dilakukan Dewi Sartika berbeda, Beliau
patur disebut seorang pahlawan, karena terlah berbuat sesuatu yang heroik untuk
bangsanya sesuai dengan kondisi zamannya. Dengan semangat kegigihan dan ketulusan
hatinya untuk membangun masyarakat negeri, sekolah yang didirikannya sebagai saran
pendidikan kaum wanita bisa berdiri terus bahjan menjadi panutan di daerah lain. Ia
diakui sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 1966.

Nama : Shinta Marliana


Kelas : X OTP 3
No. Absen : 32
BIOGRAFI PRESIDEN JOKO WIDODO

Sejak lahir pada 21 Juni 1961 di Rumah Sakit Brayat Minulyo, Joko Widodo tinggal
bersama keluarganya di sebuah rumah kontrakan yang berlokasi di tepi sebuah sungai
di Solo. Hidup mereka sangat sederhana. Ayah Jokowi yang sehari-hari menghidupi
keluarga dengan berjualan kayu terpaksa membawa istri dan anak-anaknya hidup
berpindah dari satu rumah sewa menuju rumah sewa lainnya. Bahkan dengan kondisi
tersebut, keluarga Joko Widodo harus rela digusur Pemerintah Kota Solo dari tempat
tinggalnya di bantaran kali Pepe dan tinggal menumpang di kediaman seorang kerabat
di daerah Gondang.
Akan tetapi, pengalaman masa kecil tersebut tidak dirasakan Jokowi sebagai sebuah
penderitaan. Ia berkata bahwa waktu-waktu sulit tersebut merupakan cara Tuhan yang
sangat tepat untuk membangun karakter dirinya di masa depan.
Selepas berkuliah di Fakultas Kehutanan UGM, Jokowi muda sempat mencicipi
pengalaman kerja pada sebuah perusahaan BUMN di Provinsi Aceh. Lokasinya yang
berada di tengah hutan, kondisi kerja yang keras, dan rencana untuk mempunyai buah
hati menuntun Jokowi dan istri untuk kembali ke kota Solo pada 1988. Ia kemudian
bekerja sementara waktu pada pabrik milik pamannya, hingga akhirnya memutuskan
untuk berhenti dan memulai usaha mebelnya sendiri. Usaha yang mulanya berjalan
dengan kondisi sederhana lambat laun berkembang. Dari ruang lingkup regional, usaha
Jokowi tumbuh melingkupi pasar nasional, hingga kemudian merambah pasar
mancanegara.
Kesuksesan atas bisnis mebel dan kemapanan finansial yang diraihnya menggerakkan
Jokowi untuk mulai mencurahkan energi pada ranah lain, yaitu sosial. Ia melihat banyak
usaha kecil masyarakat Solo yang sesungguhnya memiliki potensi untuk maju, tetapi
belum berkembang dengan baik.
Dengan latar belakang masa lalunya yang sulit di bantaran sungai, ia dan beberapa rekan
pengusaha menggagas terbentuknya organisasi pengusaha mebel nasional cabang Solo
yang bernama Asosiasi Pengusaha Mebel Indonesia atau akrab disebut Asmindo. Jokowi
didaulat menjadi ketua organisasi dan memimpin berbagai kegiatan yang berhasil
mengangkat daya usaha para pengusaha kecil dan menengah anggota Asmindo.
Setelah dua tahun Jokowi memimpin Asmindo, para pengurus dan anggota syarikat
pengusaha tersebut mulai melontarkan ide pencalonan diri Joko Widodo pada
Pemilukada Solo 2005. Pada mula ide itu muncul, Jokowi hanya menganggapinya dengan
tawa dan secara halus menolaknya. Akan tetapi, aspirasi tersebut bertambah kuat dan
dorongan dari dalam organisasi untuk maju mencalonkan diri sebagai Walikota Solo
terus meningkat. Joko Widodo kemudian maju dalam Pemilukada bersama F.X Hadi
Rudyatmo dan terpilih menjadi Walikota Solo periode 2005-2010.
Amanah yang dipercayakan masyarakat kota Solo pada Jokowi diemban dengan baik.
Beberapa prestasi seperti tata lokasi PKL, efisiensi birokrasi kota, dan peremajaan
pasar-pasar tradisional membuat dirinya menjadi sosok populer di kalangan masyarakat
Surakarta. Pada pemilihan Wali Kota Solo periode 2010-2017, ia terpilih kembali dengan
persentase perolehan suara sebanyak 90,09 persen.
Joko Widodo mulai dikenal dalam lingkup nasional setelah ia secara resmi mengganti
mobil dinasnya dengan mobil Esemka, yang merupakan buah karya para pelajar SMK 2
dan SMK Warga Surakarta, pada Januari 2012. Pemberitaan mengenai hal itu meluas dan
menimbulkan berbagai tanggapan. Salah satu komentar yang mendapat sorotan
masyarakat ialah komentar Bibit Waluyo, yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur
Jawa Tengah, yang menyebut langkah Jokowi mengganti mobil dinasnya sebagai sesuatu
yang sembrono. Hal ini justru membuat simpati publik atas Jokowi bertambah besar.
Namanya kemudian semakin dikenal.
Pada Maret 2012, PDI-P dan Partai Gerindra mengusung Joko Widodo dan Basuki
Tjahaja Purnama sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur pada Pemilukada DKI
Jakarta 2012. Pasangan calon ini berhadapan dengan lima pasangan calon lain dan
berhasil menduduki posisi teratas pada Pemilukada putaran pertama dengan persentase
perolehan suara sebanyak 42,60 persen. Pada Pemilukada putaran kedua, Jokowi dan
Basuki berhasil mengungguli pasangan calon Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli.
Kemudian pada bulan juli 2014, hasil perhitungan suara oleh KPU Indonesia
menyatakan Jokowi-Jusuf Kalla sebagai pemenang pada Pemilihan Presiden tahun 2014
dengan perolehan suara sebesar 53,15% atau 70.997.833 dengan mengalahkan
lawannya pasangan Prabowo-Hatta Rajasa dengan perolehan suara 46,85% atau
62.576.444 adapun selisih suara antara Jokowi dan Prabowo sebesar 8.421.389 suara.
Meskipun kemenangan itu di protes oleh pasangan Capres dari kubu Prabowo-Hatta
Rajasa hingga kemudian menggugat perolehan suara, tersebut namun pada akhirnya
Jokowi berhasil menduduki kursi sebagai orang nomor satu di Indonesia atau sebagai
Presiden Ketujuh Republik Indonesia.
Pelantikan Jokowi sebagai Presiden dilakukan pada tanggal tanggal 20 Oktober 2014 di
Gedung DPR/MPR RI. Upacara ini menandai secara resmi dimulainya jabatan Joko
Widodo sebagai Presiden didampingi oleh Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden Indonesia.
Jokowi memulai sepak terjangnya sebagai presiden Republik Indonesia dengan
mengeluarkan kartu Indonesia Sehat, Indonesia pintar.

Nama : Cahya Mery S.


Kelas : X OTP 3
No. Absen : 06
BIOGRAFI TONTOWI AHMAD

Tontowi Ahmad atau yang akrab dipanggil Owi ini merupakan anak laki-laki pasangan
M. Khusni dan Masruroh. Ia dilahirkan di Banyumas, Jawa Tengah, 18 Juli 1987.
Pebulutangkis dengan tinggi 178 cm ini dibesarkan di Desa Selandaka, Pemalang, rumah
kedua orangtuanya.
Karir bulutangkis Tontowi dimulai di Pelatnas. Ia selama ini menjadi pemain pelapis di
Pelatnas utama ganda campuran. Sebelum berpasangan dengan Lilyana, Owi pernah
turun di beberapa kejuaraan dengan partner berbeda-beda antara lain Greysia Polii,
Shendy Puspa Irawati serta Richi Puspita Dili. Bersama rekan-rekan sebelumnya,
penyuka makanan Padang ini tercatat memenangkan beberapa pertandingan seperti
Juara Vietnam Open Grand Prix 2007, Juara Vietnam Challenge 2009 dan Juara juara
Vietnam Challenge 2009.
Pertemuannya dengan Lilyana terjadi setelah PBSI menilai Butet, sapaan Lilyana, perlu
pasangan baru. Hal itu karena usia Nova Widiyanto memasuki angka 35 tahun. Untuk
mencari pengganti Nova, PBSI saat itu menyeleksi beberapa nama yaitu Fran Kurniawan,
Muhammad Rijal dan Devin Lahardi, termasuk Tontowi.
Terpilih sebagai pengganti Nova, Owi menunjukkan penampilan apiknya di
pertandingan pertama bersama Lilyana. Mereka berhasil membawa pulang gelar juara di
turnamen Macau Open Grand Prix Gold 2010. Saat itu mereka berhadapan dengan rekan
senegara sendiri, Hendra Aprida Gunawan dan Vita Marissa. Menang dengan skor 21-14,
21-18, pasangan ini mulai menunjukkan kapasitas mereka.
Tontowi semakin mantap mengumpulkan gelar juara bersama Lilyana yang berusia 2
tahun diatasnya. Beberapa torehan juara dari ganda campuran ini antara lain Juara
Malaysia Open GP Gold 2011, Juara Sunrise India Open Super Series 2011, Juara Swiss
Open 2012, Runner-Up Yonex Denmark Open 2012 dan masih banyak lainnya. Namun,
diantara gelar juara yang berhasil mereka dapatkan, menjadi Juara Yonex All England
Badminton Championships 2013 bisa dibilang adalah prestasi terbesar mereka. Hal
tersebut karena sektor ganda campuran Indonesia terakhir kali keluar menjadi juara di
event yang sama 33 tahun yang lalu.
Tak hanya itu, pasangan ini kembali membawa kebanggaan bangsa di 2013 ini. Lewat
ajang pertandingan BWF World Championsip di Guangzhou, China, Agustus lalu, Owi dan
Butet keluar sebagai juara dunia. Mereka mengalahkan ganda campuran tuan rumah,
China, Xu Chen-Ma Jin. Pertarungan olahraga raket yang terjadi dalam 3 babak tersebut
berhasil dimenangkan Tontowi dan Lilyana dengan skor 21-13, 16-21 dan 22-20. Saat ini
pasangan ganda campuran Indonesia ini menempati posisi ke-3 Ranking Badminton
World Federation.
Dalam kehidupan pribadi, Tontowi diketahui tidak single. Atlit yang baru saja
mendapatkan bonus sebesar Rp 400 juta atas kemenangannya di Guangzhou ini
memiliki seorang kekasih bernama Michelle Harminc. Hubungan yang telah dibina sejak
memenangi All England 2012 ini sering disebut Owi sebagai semangatnya dalam
berkarir.

Nama : Dwi Fitriani


Kelas : X OTP 3
No.Absen : 10
BIOGRAFI CUT NYAK DIEN

Profil dan Biografi Cut Nyak Dien. Tokoh wanita satu ini di kenal sebagai salah satu
pahlawan nasional wanita Indonesia yang terkenal dalam perlawanannya melawan
penjajah kolonial Belanda.
Cut Nyak Dien merupakan salah satu Pahlawan dari Aceh yang terkenal dengan kisah
perjuangannya. Berikut kami sajikan Profil dan Biografi Cut Nyak Dien beserta sejarah
singkat cut nyak dien.
Biodata Cut Nyak Dien
Biografi Cut Nyak DienNama : Cut Nyak Dhien
Lahir : Aceh Besar, 1848
Wafat : Sumedang, Jawa Barat, 6 November 1908
Orang Tua : Teuku Nanta Seutia
Suami : Ibrahim Lamnga, Teuku Umar
Anak : Cut Gambang
Biografi Cut Nyak Dien
Cut Nyak Dien lahir di Lampadang, Kerajaan Aceh. Tidak diketahui dengan jelas tanggal
lahir dari Cut Nyak Dien. Tapi ia diketahui lahir pada tahun 1848. Cut Nyak Dien
dilahirkan dari keluarga bangsawan yang taat beragama di Aceh Besar, wilayah VI
Mukim pada tahun 1848.
Ayahnya bernama Teuku Nanta Setia, seorang uleebalang VI Mukim, yang juga
merupakan keturunan Machmoed Sati, perantau dari Sumatera Barat.
Machmoed Sati mungkin datang ke Aceh pada abad ke 18 ketika kesultanan Aceh
diperintah oleh Sultan Jamalul Badrul Munir. Oleh sebab itu, Ayah dari Cut Nyak Dien
merupakan keturunan Minangkabau.

Masa Kecil
Ibu Cut Nyak Dien adalah putri uleebalang Lampagar. Pada masa kecilnya, Cut Nyak Dien
adalah anak yang cantik. Ia memperoleh pendidikan pada bidang agama (yang dididik
oleh orang tua ataupun guru agama) dan rumah tangga (memasak, melayani suami, dan
yang menyangkut kehidupan sehari-hari yang dididik baik oleh orang tuanya).
Banyak laki-laki yang suka pada Cut Nyak Dien dan berusaha melamarnya. Pada usia 12
tahun, ia sudah dinikahkan oleh orang tuanya pada tahun 1862 dengan Teuku Cek
Ibrahim Lamnga, putra dari uleebalang Lamnga XIII. Mereka memiliki satu anak laki-laki.

Meletusnya Perang Aceh


Pada tanggal 26 Maret 1873, Belanda menyatakan perang kepada Aceh, dan mulai
melepaskan tembakan meriam ke daratan Aceh dari kapal perang Citadel van
Antwerpen. Perang Aceh pun meletus.
Pada perang pertama (1873-1874), Aceh yang dipimpin oleh Panglima Polim dan Sultan
Machmud Syah bertempur melawan Belanda yang dipimpin Johan Harmen Rudolf
Köhler. Saat itu, Belanda mengirim 3.198 prajurit.
Lalu, pada tanggal 8 April 1873, Belanda mendarat di Pantai Ceureumen di bawah
pimpinan Köhler, dan langsung bisa menguasai Masjid Raya Baiturrahman dan
membakarnya. Cut Nyak Dien yang melihat hal ini berteriak:
[pullquot]…Lihatlah wahai orang-orang Aceh!! Tempat ibadat kita dirusak!! Mereka telah
mencorengkan nama Allah! Sampai kapan kita begini? Sampai kapan kita akan menjadi
budak Belanda? – Cut Nyak Dien[/pullquote]
Kesultanan Aceh dapat memenangkan perang pertama. Ibrahim Lamnga yang bertarung
di garis depan kembali dengan sorak kemenangan, sementara Köhler tewas tertembak
pada April 1873.
Pada tahun 1874-1880, di bawah pimpinan Jenderal Jan van Swieten, daerah VI Mukim
dapat diduduki Belanda pada tahun 1873, sedangkan Keraton Sultan jatuh pada tahun
1874.

Cut Nyak Dien dan bayinya akhirnya mengungsi bersama ibu-ibu dan rombongan
lainnya pada tanggal 24 Desember 1875. Suaminya selanjutnya bertempur untuk
merebut kembali daerah VI Mukim.
Ketika Ibrahim Lamnga bertempur di Gle Tarum, ia tewas pada tanggal 29 Juni 1878. Hal
ini membuat Cut Nyak Dien sangat marah dan bersumpah akan menghancurkan
Belanda.
Teuku Umar, tokoh pejuang Aceh, melamar Cut Nyak Dien.
Menikah Dengan Teuku Umar
Pada awalnya Cut Nyak Dien menolak. Namun, karena Teuku Umar mempersilakannya
untuk ikut bertempur dalam medan perang, Cut Nyak Dien akhirnya menerimanya dan
menikah lagi dengan Teuku Umar pada tahun 1880.
Hal ini membuat meningkatnya moral semangat perjuangan Aceh melawan belanda.
Dalam Biografi Cut Nyak Dien diketahui bahwa Cut Nyak Dien dan Teuku Umar memiliki
anak yang diberi nama Cut Gambang.
Perang dilanjutkan secara gerilya dan dikobarkan perang fi’sabilillah. Sekitar tahun
1875, Teuku Umar melakukan gerakan dengan mendekati Belanda dan hubungannya
dengan orang Belanda semakin kuat.
‘Menyerahkan Diri’ ke Dengan Belanda
Pada tanggal 30 September 1893, Teuku Umar dan pasukannya yang berjumlah 250
orang pergi ke Kutaraja dan “menyerahkan diri” kepada Belanda.
Belanda sangat senang karena musuh yang berbahaya mau membantu mereka, sehingga
mereka memberikan Teuku Umar gelar Teuku Umar Johan Pahlawan dan
menjadikannya komandan unit pasukan Belanda dengan kekuasaan penuh.
Teuku Umar merahasiakan rencana untuk menipu Belanda, meskipun ia dituduh sebagai
penghianat oleh orang Aceh. Bahkan, Cut Nyak Meutia datang menemui Cut Nyak Dien
dan memakinya. Cut Nyak Dien berusaha menasehatinya untuk kembali melawan
Belanda.
Namun, Teuku Umar masih terus berhubungan dengan Belanda. Umar lalu mencoba
untuk mempelajari taktik Belanda, sementara pelan-pelan mengganti sebanyak mungkin
orang Belanda di unit yang ia kuasai.
Ketika jumlah orang Aceh pada pasukan tersebut cukup, Teuku Umar melakukan
rencana palsu pada orang Belanda dan mengklaim bahwa ia ingin menyerang basis Aceh.
Penghianatan Teuku Umar Kepada Belanda
Teuku Umar dan Cut Nyak Dien pergi dengan semua pasukan dan perlengkapan berat,
senjata, dan amunisi Belanda, lalu tidak pernah kembali. Penghianatan ini disebut Het
verraad van Teukoe Oemar (pengkhianatan Teuku Umar).
Teuku Umar yang mengkhianati Belanda menyebabkan Belanda marah dan melancarkan
operasi besar-besaran untuk menangkap baik Cut Nyak Dien dan Teuku Umar. Namun,
gerilyawan kini dilengkapi perlengkapan dari Belanda.
Mereka mulai menyerang Belanda sementara Jend. Van Swieten diganti. Penggantinya,
Jend. Jakobus Ludovicius Hubertus Pel, dengan cepat terbunuh dan pasukan Belanda
berada pada kekacauan.
Perang Melawan Belanda
Belanda lalu mencabut gelar Teuku Umar dan membakar rumahnya, dan juga mengejar
keberadaannya. Dien dan Umar terus menekan Belanda, lalu menyerang Banda Aceh
(Kutaraja) dan Meulaboh (bekas basis Teuku Umar), sehingga Belanda terus-terusan
mengganti jendral yang bertugas.
Unit “Maréchaussée” lalu dikirim ke Aceh. Mereka dianggap biadab dan sangat sulit
ditaklukan oleh orang Aceh. Selain itu, kebanyakan pasukan “De Marsose” merupakan
orang Tionghoa-Ambon yang menghancurkan semua yang ada di jalannya.
Akibat dari hal ini, pasukan Belanda merasa simpati kepada orang Aceh dan Van der
Heyden membubarkan unit “De Marsose”. Peristiwa ini juga menyebabkan kesuksesan
jendral selanjutnya karena banyak orang yang tidak ikut melakukan jihad kehilangan
nyawa mereka, dan ketakutan masih tetap ada pada penduduk Aceh.
Jendral Joannes Benedictus van Heutsz memanfaatkan ketakutan ini dan mulai menyewa
orang Aceh untuk memata-matai pasukan pemberontak sebagai informan sehingga
Belanda menemukan rencana Teuku Umar untuk menyerang Meulaboh pada tanggal 11
Februari 1899. Akhirnya, Teuku Umar gugur tertembak peluru.

Melanjutkan Perlawanan Melawan Belanda


Perjuangan Cut Nyak Dien kemudian dengan memimpin perlawanan melawan Belanda
di daerah pedalaman Meulaboh bersama pasukan kecilnya dan mencoba melupakan
suaminya. Pasukan ini terus bertempur sampai kehancurannya pada tahun 1901 karena
tentara Belanda sudah terbiasa berperang di medan daerah Aceh.
Selain itu, Cut Nyak Dien sudah semakin tua. Matanya sudah mulai rabun, dan ia terkena
penyakit encok dan juga jumlah pasukannya terus berkurang, serta sulitnya
memperoleh makanan. Hal ini membuat iba para pasukan-pasukannya.

Cut Nyak Dien Tertangkap


Anak buah Cut Nyak Dien yang bernama Pang Laot melaporkan lokasi markasnya
kepada Belanda karena iba. Akibatnya, Belanda menyerang markas Cut Nyak Dien di
Beutong Le Sageu. Mereka terkejut dan bertempur mati-matian. Cut Nyak Dien
ditangkap dan dibawa ke Banda Aceh.
Dalam biografi Cut Nyak Dien diketahui bahwa Cut Nyak Dien dipindah ke Sumedang
berdasari orang terakhir yang melindungi Dien sampai kematiannya. Namun, Cut Nyak
Dien memiliki penyakit rabun, sehingga ia tertangkap. Dien berusaha mengambil
rencong dan mencoba untuk melawan musuh.
Sayangnya, aksi Dien berhasil dihentikan oleh Belanda. Cut Gambang berhasil melarikan
diri ke hutan dan meneruskan perlawanan yang sudah dilakukan oleh ayah dan ibunya.

Dibuang ke Sumedang
Setelah ditangkap, Cut Nyak Dien dibawa ke Banda Aceh dan dirawat di situ.
Penyakitnya seperti rabun dan encok berangsur-angsur sembuh. Namun, Cut Nyak Dien
akhirnya dibuang ke Sumedang, Jawa Barat.
Cut Nyak Dien (tengah) Ketika Tertangkap dan dibuang di Sumedang (foto :
Troepenmuseum)
Karena ketakutan Belanda bahwa kehadirannya akan menciptakan semangat
perlawanan dan juga karena ia terus berhubungan dengan pejuang yang belum tunduk.
Ia dibawa ke Sumedang bersama dengan tahanan politik Aceh lain dan menarik
perhatian bupati Suriaatmaja. Selain itu, tahanan laki-laki juga menyatakan perhatian
mereka pada Cut Nyak Dien, tetapi tentara Belanda dilarang mengungkapan identitas
tahanan.

Cut Nyak Dien Wafat


Ia ditahan bersama ulama bernama Ilyas yang segera menyadari bahwa Cut Nyak Dien
merupakan ahli dalam agama Islam, sehingga ia dijuluki sebagai “Ibu Perbu”. Pada
tanggal 6 November 1908, Cut Nyak Dien meninggal karena usianya yang sudah tua.
Makam Cut Nyak Dhien
Makam Cut Nyak Dien
Makam Cut Nyak Dien atau “Ibu Perbu” baru ditemukan pada tahun 1959 berdasarkan
permintaan Gubernur Aceh saat itu, Ali Hasan. “Ibu Perbu” diakui oleh Presiden
Soekarno sebagai Pahlawan Nasional Indonesia melalui SK Presiden RI No.106 Tahun
1964 pada tanggal 2 Mei 1964.

Nama : Septina Fatasya A.


Kelas : X OTP 3
No. Absen : 30

Anda mungkin juga menyukai