Anda di halaman 1dari 63

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mata adalah indra penglihatan pada manusia yang selalu digunakan

dalam kehidupan sehari hari, kecuali saat tidur. Mata dibentuk untuk menerima

sejumlah besar informasi visual yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan

berbagai aktivitas sehari-hari, baik saat bekerja maupun saat dirumah.

Mengingat fungsi mata sangat penting bagi kehidupan manusia, maka

kesehatan mata perlu dijaga, namun perhatian yang kurang terhadap mata

berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan pada mata. Penyebab utama

gangguan penglihatan adalah kesalahan refraksi yang tidak dikoreksi, katarak,

degenerasi makula terkait usia, glaukoma, retinopati diabetik, opasitas kornea,

dan trakhoma (WHO,2018).

Saat ini, permasalahan gangguan kesehatan pada mata di dunia cukup

tinggi, hal ini dibuktikan oleh survei yang dilakukan oleh Right Vision 2020,

suatu program kerja sama antara International Agency for the Prevention of

Blindness (IAPB) dan WHO, menyatakan bahwa pada tahun 2018 diperkirakan

188,5 juta penduduk dunia memiliki gangguan penglihatan ringan, 217 juta

memiliki gangguan penglihatan sedang sampai berat, dan 36 juta orang dengan

kebutaan. Penyebab gangguan penglihatan terbanyak di seluruh dunia adalah

gangguan refraksi yang tidak terkoreksi, diikuti oleh katarak dan glaukoma

(WHO, 2018). Gangguan refraksi yang tidak terkoreksi di sebabkan oleh

kurangnya perhatian masyarakat terhadap kesehatan mata, keengganan datang

1
memeriksakan kesehatan mata ke rumah sakit, dan juga dipicu oleh makin

canggihnya teknologi visual yang merangsang penggunaan indera penglihatan

secara terus menerus. Penggunaan indera penglihatan secara terus menerus akan

mengakibatkan gangguan penglihatan seperti kelelahan pada mata.

Kelelahan mata adalah ketegangan pada mata yang disebabkan oleh

penggunaan indera penglihatan saat bekerja yang memerlukan kemampuan

untuk melihat dalam jangka waktu yang lama dan disertai dengan kondisi

pandangan yang tidak nyaman (Pheasant,1991). Kelelahan mata dapat terjadi

jika mata berfokus pada jarak objek yang dekat dalam waktu yang lama, karena

otot otot mata harus bekerja lebih keras untuk melihat objek sangat dekat

(Hanum,2009).

Kim Sang-Dol (2016) melakukan penelitian di Repuplik Korea tentang

Effects of yogic eye exercises on eye fatigue in undergraduate nursing students,

mengatakan sebagian besar pengguna tampilan visual telah melaporkan bentuk

ketidaknyamanan visual seperti mata lelah, mata kering, ketegangan mata,

iritasi mata, ketajaman visual yang buruk, sensasi terbakar, kemerahan, dan

penglihatan ganda. Kelelahan mata menimbulkan manisfestasi klinis yang

diantaranya adalah terasa berdenyut atau nyeri di sekitar mata dan belakang bola

mata, penglihatan ganda, penglihatan kabur, sulit dalam memfokuskan

penglihatan, mata perih, kemerahan, sakit mata dan berair, nyeri kepala,

terkadang disertai rasa mual, pegal pegal dan mudah emosi (Pheasant,1991).

Menurut Ilyas (2008), kelelahan mata memiliki keluhan-keluhan pada mata

meliputi sakit di sekitar mata, iratasi mata (mata perih, merah, dan

mengeluarkan air mata), penglihatan seolah ganda, penurunan daya akomodasi,

2
menurunnya kecepatan persepsi, kepekaan terhadap kontras menurun, dan

penurunan ketajaman penglihatan. Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka

dapat disimpulkan bahwa seseorang dikatakan mengalami kelelahan mata jika

memiliki keluhan nyeri atau berdenyut disekitar mata, mengalami iritasi mata

(mata perih, merah, dan mengeluarkan air mata), penglihatan kabur, sulit fokus

dalam melihat, penglihatan ganda atau berbayang, sakit kepala, pusing disertai

mual, dan kepekaan terhadap kontras menurun.

Keluhan kelelahan mata saat ini sulit dihindari, karena tuntutan

pekerjaan yang mengunakan teknologi visual menuntut pekerja menggunakan

indera penglihatan secara terus menerus. Penggunaan teknologi visual seperti

komputer di seluruh dunia mengalami peningkatan dari waktu ke waktu karena

pekerjaan dapat diselesaikan dengan mudah dan cepat. Saat ini peran komputer

yang sangat luas, ditambah penggunaan internet yang semakin populer

mengakibatkan pekerja menghabiskan banyak waktunya di depan komputer.

American Optometric Association/ AOA (2016) melakukan survei di Amerika

Serikat tentang Most Americans Experience Digital Eye Strain from

Overexposure to Computers According to Survey, mengatakan rata-rata waktu

kerja yang digunakan untuk bekerja dengan komputer adalah 5,8 jam atau 69%

dari total 8 jam kerja. Hal ini tentu saja akan meningkatkan resiko gangguan

kerja berupa kelelahan pada mata.

Di Indonesia keluhan kelelahan mata pada pekerja yang menggunakan

komputer sering ditemukan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nourmayanti

(2009) di Corporate Costumer Care Center (C4) PT. Telekomunikasi Indonesia

didapatkan angka prevalensi kelelahan mata pada pekerja komputer sebesar

3
90,2 %. Septiansyah (2014) melakukan penelitian tentang Faktor-Faktor yang

Berhubungan dengan Kelelahan Mata pada Pekerja Pengguna Komputer di

PT.Duta Astakona Girinda didapatkan hasil sebanyak 70 % pekerja mengalami

kelelahan mata dan 30% tidak mengalami kelelahan mata. Pada sebuah

penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sam Ratulangi di PT.Angkasa Pura I (Persero) Kota Manado pada

tahun 2017 tentang Hubungan Antara Intensitas Pencahayaan dan Usia dengan

Kelelahan Mata pada Pekerja di Bagian Operasional, didapatkan hasil sebanyak

55 orang (64%) mengalami kelelahan mata berat dan sebanyak 31 orang (36%)

mengalami kelelahan mata ringan, terhadap 86 pekerja di bagian operasional.

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara pada tahun 2018 tentang Faktor Yang

Berhubungan Dengan Kelelahan Mata pada Pekerja Pengguna Komputer di

PT.Angkasa Pura II Padang didapatkan hasil sebanyak 52,5% pekerja

mengalami kelelahan mata berat, dan 47,5% mengalami kelelahan mata ringan.

Dari hasil penelitian-penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa kejadian

kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer di Indonesia cukup tinggi

yaitu lebih 50%. Hal ini tentu tidak dapat diabaikan karena mengakibatkan

gangguan kesehatan pada pekerja.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hak asasi manusia

yang bertujuan agar pekerja selamat, sehat, produktif, sejahtera dan berdaya

saing kuat, sehingga dapat mecegah kerugian yang ditimbukan baik kerugian

meterial maupun non material. Untuk itu K3 terutama kesehatan mata perlu

diperhatikan dengan cara mecegah atau mengurangi angka kejadian kelelahan

4
mata. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pengendalian

kelelahan mata. Septiansyah (2014) memberikan langkah mudah dalam

mengurangi resiko kelelahan mata diantaranya yaitu gunakan pencahayaan

yang tepat, sering berkedip, gunakan waktu istirahat, dan latihan mata yaitu

berpaling dari objek kerja dan menatap objek yang jauh untuk beberapa saat.

Ramli (2010) mengatakan beberapa cara untuk menjaga kesehatan mata untuk

mengurangi kelelahan mata, diantaranya makan makanan yang seimbang,

hindari kebiasaan hidup buruk, rutin melakukan pemeriksaan mata, mengetahui

riwayat penyakit mata dalam keluarga karena faktor keturunan, istirahat yang

cukup, jangan menggosok atau mengucek mata terlalu kuat apabila ada benda

asing yang masuk ke mata, tidak mnyentuh mata dengan tangan yang kotor dan

melakukan senam mata. Salah satu senam mata yang dapat dilakukan untuk

mengurangi keluhan kelelahan mata adalah Senam Yoga Mata.

(Handalas,2011)

Senam Yoga Mata mungkin belum familiar bagi sebagian orang. Senam

Yoga Mata adalah mengalirkan energi positif ke mata melalui pikiran dan

relakasi nafas dalam serta menggerakkan mata dengan gerakan tertentu untuk

merelaksasikan otot otot mata yang tegang. Menurut Kim Sang-DOl (2016)

Yoga Mata memiliki manfaat fisik serta kesehatan mental melalui down-

regulation dari aksis hipotalamus-pituitari-adrenal dan sistem saraf simpatik.

Senam Yoga dapat merelaksasikan diri dengan lebih baik dan dapat

menurunkan tingkat stres. Dalam penelitiannya Sang-Dol Kim juga

mengatakan bahwa Latihan Yoga Mata dapat meningkatkan sensitivitas

persepsi visual dan kemampuan untuk membedakan stimulus yang berkedip

5
dengan meningkatkan frekuensi kedipan, yang menurunkan besarnya ilusi optik

bahwa flicker stabil. Sugiarto (2010) juga memaparkan bahwa senam mata

dapat membuat otot mata dan sekitarnya menjadi elastis dan kuat, mengurangi

ketegangan pada mata serta dapat mempertajam penglihatan.

Senam Yoga Mata dipilih sebagai salah satu intervensi untuk

mengurangi kelelahan mata karena senam yoga dapat dilakukan dengan mudah,

tidak memerlukan tempat khusus karna senam yoga dapat dilakukan sendiri di

meja kerja, tidak memerlukan waktu yang lama, dan tidak mengeluarkan biaya.

Para pekerja dapat melakukan senam yoga mata saat sebelum beristirahat untuk

makan siang, karna saat itu mata para pekerja pengguna komputer berada dititik

lelah dan kering karna sudah berjam-jam secara terus menerus menatap layar

komputer . Cukup dengan melakukan yoga mata selama 15 menit mata akan

kembali relaks, segar dan tidak kering.

Divisi Redaksi Padang Ekspres adalah penerbit sebuah surat kabar

harian yang terbit di Sumatra Barat, Indonesia. Surat kabar ini termasuk dalam

grup Jawa Pos. Koran ini pertama kali terbit tahun 1999. Sejak tahun 2000 telah

menjadi koran umum yang paling besar oplahnya di Sumatra Barat. Saat ini

Padang Ekspes memiliki jumlah Oplah 60.000 Eksemplas per-edisi. Agar dapat

terus mengembangkan eksistensinya Padang Ekspres di dukung oleh tenaga

tenaga muda yang terampil di bidang jurnaslistik dengan strata pendidikan

terendah adalah SI. Untuk memenuhi tuntutan pekerjaan para tenaga kerja di

Padang Ekspes bekerja dengan menggunakan visual (mata) yang selalu

difokuskan pada komputer jenis layar datar liquid crystal display (LCD) secara

terus menerus dalam waktu yang lama yaitu 4-7 jam. Hanum (2008) mengutip

6
The University of North Carolina at Asheville mengatakan Pekerjaan dengan

beban kerja berat adalahpekerja dengan lama waktu kerja 4 jam sehari secara

terus menerus. Dengan kondisi demikian, para tenaga kerja di Padang Ekspres

yang bekerja menggunakan komputer beresiko mengalami kelelahan mata.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di kantor Padang

Ekspres, terdapat 58 pekerja yang bekerja menggunakan komputer dengan lama

4-7 jam perhari. Penulis melakukan observasi dengan menanyakan langsung

keluhan yang dialami pekerja melalui kuisioner yang diberikan kepada 10 orang

pekerja di kantor Padang Ekspres. Hasil kuisioner didapatkan 6 orang pekerja

atau 60% dari 10 pekerja mengalami kelelahan mata berat, sedangkan 4 orang

pekerja lainnya atau 40% dari 10 pekerja mengalami kelehan mata ringan.

Selain membagikan kuesioner, peneliti juga melalukan wawancara

kepada 10 orang pekerja tentang cara apa saja yang penah dilakukan oleh

pekerja untuk pengendalian kelelahan mata dan sudah pernahkah pekerja

melakukan senam yoga mata. Hasil wawancara 7 orang pekerja mengatakan

mengendalikan kelelahan mata dengan cara memejam mata beberapa saat

setelah bekerja, namun belum pernah melakukan senam yoga mata, 3 orang

pekerja lainnya mengatakan tidak melakukan apa-apa untuk pengendalian

kelelahan mata dan juga belum pernah melakukan senam yoga mata. Peneliti

mencobakan senam yoga mata kepada 2 orang pekerja yang bersedia untuk

melakukan senam yoga mata. 1 orang pekerja yang telah mekakukan senam

yoga mata mengatakan rasa kering pada mata berkurang dan mengatakan mata

lebih terasa nyaman, 1 orang pekerja lainya mengatakan merasa menjadi lebih

rileks setelah melakukan senam yoga mata.

7
Berdasarkan latar belakang di atas, Peneliti teratarik untuk melakukan

penelitian tentang Pengaruh Senam Yoga Mata Terhadap Kelelahan Mata Pada

Pekerja Pengguna Komputer di kantor Padang Ekspres.

B. RUMUSAN MASALAH

“Apakah ada pengaruh senam yoga mata terhadap penurunan kelelahan

mata pada pekerja pengguna komputer di Divisi Redaksi Padang Ekspres tahun

2019?”

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh senam yoga mata terhadap penurunan

kelelahan mata pekerja pengguna komputer di Divisi Redaksi Padang

Ekspres tahun 2019.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus pada penelitian ini adalah :

1) Untuk mengetahui rata-rata kelelahan mata sebelum dilakukan

senam yoga mata pada pekerja pengguna komputer di Divisi

Redaksi Padang Ekspres.

2) Untuk mengetahui rata-rata kelelahan mata susudah dilakukan

senam yoga mata pada pekerja pengguna komputer di Divisi

Redaksi Padang Ekspres.

3) Untuk mengetahui pengaruh senam yoga mata terhadap penurunan

skor kelelahan mata sebelum dan sesudah dilakukan senam mata

pada pekerja pengguna komputer di Divisi Redaksi Padang Ekpres.

8
D. MANFAAT PENELITIAN

1) Bagi tempat penelitian

Peneliti berharap penelitian ini bermanfaat bagi pihak Divisi

Redaksi Padang Ekspres dan responden (pekerja pengguna komputer)

sebagai bahan masukan dan pengetahuan tentang salah satu intervensi

untuk mengurangi tingkat kelelahan mata.

2) Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

bacaan yang dapat menambah pengetahuan mahasiswa dan staff yang

bekerja di Institusi pendidikan dalam pengendalian kelelahan mata dan

dapat menerapkan senam yoga mata pada diri sendiri agar terhindar dari

kelelahan mata.

3) Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi bagi

yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh senam yoga mata

untuk mengurangi tingkat kelelahan mata pada pekerja pengguna

komputer.

9
E. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Senam Yoga Mata

Terhadap Kelelahan Mata Pada Pekerja Pengguna Komputer. Penelitian ini

dilakukan di Divisi Redaksi Padang Ekspres. Penelitian ini merupakan

penelitian Kuantitatif dengan desain penelitian Preeksperimen dengan

rancangan yang digunakan adalah One Grop pretest posttest yang bertujuan

untuk mengetahui penurunan kelelahan mata pada pekerja pengguna

komputer sebelum dan sesudah dilakukan senam yoga mata. Populasi pada

penelitian ini adalah semua pekerja pengguna komputer di Padang Ekspres

yang berjumlah 58 orang pekerja. Penelitian ini memiliki jumlah sampel

sebanyak 16 orang pekerja yang mengalami kelelahan mata yang diambil

dengan teknik puposive sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi.

Penelitian ini direncanakan akan dilakukan pada bulan Agustus 2019. Data

dikumpulkan berdasarkan observasi terhadap tingkat kelelahan mata

sebelum dan sesudah dilakukan senam yoga mata sebanyak dua kali dalam

seminggu selama dua minggu, kemudian data diolah menggunakan analisa

univariat dan bivariat dengan uji statistik t-dependen.

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Mata

1. Pengertian Mata

Mata adalah salah satu organ vital tubuh yang termasuk ke dalam

pancaindera dan mememiliki fungsi yang sangat penting. Oleh karena itu,

kita harus selalu menjaga dan mencegah hal-hal yang dapat merusak mata.

Fungsi utama mata adalah sebagai indera penglihatan. Kita dapat melihat

semua benda disekitar karena fungsi mata berjalan dengan baik. Organ ini

merupakan organ yang sistem kerjanya berhubungan dengan cahaya (gelap

terang) (Nugraha Dwi Antara, 2018).

2. Anatomi Fisiologi Mata

Mata adalah struktur bola berongga yang berukuran sekitar 2,5 cm.

Sebenarnya hanya 1/6 bagian dari mata yang tampak dari luar, sementara

5/6 bagian lain terbenam dalam rongga mata. (Nugraha Dwi Antara,2018).

Letak mata ada didalam rongga mata pada tengkorak atau dikenal juga

dengan rongga orbita. Struktur mata dibagi dalam dua kelompok besar,

yaitu bagian luar dan bagian dalam.

Mata itu tidak melihat, pola cahaya mengubahnya menjadi impuls

saraf dan mengirimkannya di sepanjang saraf optik ke otak. Saraf neuron

optikus yang berfungsi untuk penglihatan ( Irianto, 2010). Saraf mengubah

11
pada kiasma optik yang terletak dibagian bawah depan otot dan memadukan

impuls yang berasal dari mata kanan dan mata kiri. Kemudian impuls saraf

melanjutkan ke wilayah yang ada di bagian bawah belakang otak dan kulit

luar penglihatan sebelah kiri dan kanan. Selanjutnya impuls dianalisis oleh

otak sehingga bisa melihat (Parker,2002).

1) Bagian Mata Luar

Bagian luar mata secara umum tidak berhubungan dengan fungsi

penglihatan secara langsung. Bagian-bagian ini lebih tepatnya berfungsi

untuk melindungi dan mendukung fungsi bagian dalam mata. Bagian-

bagian luar mata dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.1 Anatomi bagian luar mata dan kelenjar lakrimalis

(Sumber : www.biologieduksi.com)

a) Bulu Mata

Bulu mata adalah bagian rambut halus yang terletak pada atas dan

bawah kelopak mata. Bulu mata berfungsi sebagai pelindung dari

kotoran yang hendak masuk. Kotoran ataupun benda asing lainnya yang

masuk ke dalam mata dapat menganggu fungsi utama mata sebagai

organ penglihatan.

12
b) Kelopak Mata

Kelopak mata adalah lipatan kulit lunak di atas mata dan di bawah mata

yang memiliki fungsi utama untuk melindungi bola mata. Kelopak mata

yang normal dapat menutup dan membuka dengan baik. Kelopak mata

dapat bergerak dengan sengaja, tetapi dapat juga bergerak secara refleks.

Gerakan sengaja terjadi sesuai keinginan kita, namun gerakan refleks

terjadi tanpa dapat kita kontrol, contohnya ketika ada benda asing yang

masuk ke mata, kelopak mata akan tertutup secara otomatis.

c) Alis Mata

Alis mata adalah bagian yang terdapat di atas kelopak mata kiri dan

kanan. Alis mata disusun oleh rambut-rambut halus. Ada orang yang

memiliki alis mata yang tebal, ada juga yang memiliki alis mata yang

tipis. Fungsi alis mata juga sama dengan bagian mata luar lainnya, yaitu

untuk melindungi mata dari benda asing, terutama dari keringat yang

menetes dari dahi.

d) Kelenjar Lakrimalis

Kelenjar lakrimalis adalah kelenjar yang berperan dalam produksi air

mata. Kelenjar mata terletak pada bagian luar atas kelopak mata. Air

mata yang diproduksi dialirkan melalui saluran (duktus) ke bagian

samping (lateral) konjunktiva, kemudian akan dibawa ke seluruh bagian

bola mata dengan refleks kedipan mata.

13
2) Bagian Dalam Mata

Gambar 2.2 Anatomi mata bagian dalam

(Sumber : www.ogiyak.com, 2010)

a) Sklera

Sklera atau bagian putih mata adalah lapisan terluar dari bola mata.

Sejumlah otot di sekitarnya bertanggung jawab untuk memindahkan bola

mata yang melekat pada sklera.

b) Kornea

Dari bagian depan bola mata, sklera berlanjut ke kornea. Kornea adalah

bagian transparan berbentuk kubah pada bola mata. Sinar cahaya dari luar

melewati kornea terlebih dahulu sebelum mencapai lensa. Bersama dengan

lensa, kornea bertanggung jawab memfokuskan cahaya pada retina.

c) Koroid

Koroid adalah lapisan tengah bola mata yang terletak antara sklera dan

retina. Tugasnya memberikan nutrisi dan oksigen ke permukaan luar retina.

Koroid merupakan bagian mata yang terletak diantara sklera dan retina.

14
Koroid sering disebut sebagai lapisan pembuluh darah pada mata, fungsiya

adalah memberikan nutrisi dan oksigen kepada struktur di sekitarnya,

terutama retina. Koroid normal berwarna coklat atau hitam, warna gelap ini

dimiliki agar cahaya yang masuk tidak dipantulkan kembali. Bagian koroid

yang terputus akan membentuk iris, kemudian pada iris terdapat pupil, yaitu

bagian yang berbentuk seperti lubang kecil

d) Iris

Koroid berbentuk lurus ke depan bola mata dan membentuk iris. Iris adalah

struktur datar, tipis, berbentuk cincin yang menempel ke ruang anterior. Ini

adalah bagian yang mengidentifikasi warna mata seseorang. Iris berisi otot

melingkar yang mengelilingi pupil dan otot radial yang memancar ke arah

pupil. Ketika terjadi kontraksi otot melingkar, pupil akan mengecil,

sedangkan ketika terjadi kontraksi otot radial, pupil akan membesar.

e) Lensa Mata

Lensa mata menerima cahaya dari pupil dan meneruskannya pada retina.

Fungsi lensa mata adalah mengatur fokus cahaya, sehingga cahaya jatuh

tepat pada bintik kuning retina. Untuk melihat objek yang jauh (cahaya

datang dari dekat), lensa mata akan menebal. Kemampuan menebal dan

menipisnya lensa disini disebeut daya akomodasi.

f) Retina

Retina adalah bagian mata yang paling peka terhadap cahaya, khususnya

bagian retina yang disebut bintik kuning. Pada retina terdapat jutaan sel

saraf yang dikenal sebagai sel batang dan sel kerucut. Di retina cahaya

tersebut diubah menjadi muatan muatan listrik yang kemudian dikirim ke

15
otak melalui saraf optik atau saraf penglihatan untuk diproses. Hasil dari

otak inilah yang membuat kita dapat melihat benda. Selain itu, fungsi sel

batang adalah membuat kita mampu melihat dalam keadaan gelap,

sedangkan sel kerucut membantu kita untuk melihat detail saat terang,

misalnya membaca dan melihat warna (Setiawan,2010).

g) Aqueous Humor

Aqueous humor adalah cairan yang terdapat pada bilik depan mata.

Aqueous humor berfungsi menjaga keseimbangan tekanan di dalam mata

dan memberikan nutrisi penting untuk mata,serta mempertahankan bentuk

dari bola mata. Aqueos humor terletak diantara koernea dan lensa. Cairan

dalam aquoes humor terus berganti untuk menjaga kondisinya agar ia dapat

menjalankan fungsinya dengan baik.

h) Vitreous Humor

Vitreous humor merupakan cairan kntal bening yang mengisi sebagian besar

bola mata. Vitreous humor terletak dalam sebuah ruangan diantara lensa

mata dan retina. Sebanyak 98% dari vitreous humor merupakan cairan,

sebagian lainnya terdiri dari serat kolagen halus, garam, gula, dan sel-sel

fagosit. Vitreous humor berfungsi untuk menjaga bentuk bola mata dan

mengatur tekanan mata.

i) Saraf Kranial

Saraf Kranial merupakan susunan saraf yang berfungsi menerima informasi

dari retina dan meneruskannya ke otak.

16
j) Ruang Anterior dan Posterior

Ruang antara kornea dan lensa dikenal sebagai ruang anterior atau rongga

anterior. Ruang ini diisi dengan cariran disebut aquoes humor. Sementara

itu, ruangposterior adalah area yang lebih besar dari pada ruang anterior.

Letak ruang ini berlawanan dengan ruang anterior di belakang lensa. Ruang

posterior diisi dengan cairan yang disebut vitreous humor. Ruang posterior

juga disebut sebagai badan vitreous.

k) Otot Siliaris dan badan Siliaris

Otot- otot siliaris terletak di dalam korpus siliaris. Otot-otot ini bekerja

terus-menerus mengubah bentuk lensa untuk fungsi penglihatan dekat dan

jauh. Koroid menerus ke depan bola mata untuk membentuk badan siliaris.

Korpus siliaris juga berisi otot-otot siliaris yang berkontraksi atau rileks

ketika mengubah bentuk lensa.

l) Zonules

Zonules juga dikenal sebagai liganen suspensorium, yaitu sebuah cincin dari

serat kecil yang memegang lensa agar tetap berada di tempatnya. Zonules

menghubungkan lensa ke badan sliaris dan memungkinkan lensa untuk

berubah bentuk.

m) Fovea

Fovea adalah bagian kecil pada retina dan terletak di dekat piringan optik.

Fovea memiliki konsentrasi cone tinggi. Ini adalah bagian dari retina yang

memiliki ketajaman visual yang terbesar.

17
n) Saraf Optik

Saraf optik terletak di bagian belakang hingga bola mata.nagian ini berisi

akson dari sel ganglion retina (sel-sel saraf retina) dan berugas mengirimkan

impuls dari retina ke otak.

o) Piringan Optik

Impuls ditrsnsmisikan ke otak dari bagian belakang ke bola mata pada

piringan optik. Bagian ini juga disebut bintik buta karena tidak mengandung

foto reseptor, sehingga setiap cahaya yang jatuh di atasnya tidak akan

terdeteksi.

p) Otot Penggerak Mata

Otot penggerak mata berfungsi untuk menggerakkan mata. Otot penggerak

bola mata disebut juga otot ekstra okuler yang sangat kecil ukurannya

namun sangat kuat dan efisien gerakannya. Ilyas, 2003). Mata digerakkan

oleh enam macam otot , yaitu empat macam otot lurus (otot rectus) dan dua

otot lingkar (otot oblique). Otot-otot lurus terdiri dari otot rektus, superior,

inferior, medial, dan lateral. Otot-otot ini menggerakan mata ke atas, ke

bawah, ke dalam, dan keluar ( Hani’ah, 2009).

Otot-otot tersebut adalah :

1) Medial rectus (MR), menggerakkan mata ke arah dalam atau mendekati

hidung (adduction).

2) Lateral rectus (LR) yaitu menggerakkan mata ke arah luar atau menjauhi

hidung (abduction).

18
3) Superior rectus (SR) yaitu menggerakkan mata keatas (elevation)

membantu otot superior oblique dan memutar bagian atas mata kearah

mendekati hidung (intorsion).

4) Inferior rectus (IR) yaitu menggerakkan mata ke bawah (deppresion),

membantu otot inferior oblique memutarkan bagian atas mata ke arah

menjauhi hidung (extorsion) dan membantu otot lateral rectus

melakukan gerakan abduction.

5) Superior oblique (SO) yaitu memutarkan bagian atas mata mendekati

hidung (intorsion) dan membantu gerakan depression dan abduction.

6) Inferior oblique (IO) yaitu memutarkan bagian atas mata menjauhi

hidung (extorsion) dan membantu gerakan elevation dan abduction

(Admin,2012.

Menurut Ilyas (2004) mengemukakan bahwa gerakan mata diatur oleh 2

jenis otot yang terdapat pada kelopak mata atas yaitu :

1) Muskulus orbikularis okuli, otot yang melingkari kelopak dan berfungsi

untuk menutup kelopak.

2) Muskulus levator palpebra yang berjalandari tepi foramen optik, dan

berakhir atau insersi di tepi tarsus superior sub kutis palpebra. Kerja otot

ini adalah membuka kelopak mata.

19
Gambar anatomi otot pergerakan mata, sebagai berikut :

Gambar 2.3 Bagian-bagian otot mata

( Sumber : divingintodepth.com)

B. Kelelahan Mata

1. Defenisi Kelelahan Mata

Menurut Pheasant (1991), kelelahan mata adalah ketegangan pada

mata atau visual yang disebabkan oleh penggunaan indera penglihatan

dalam pekerjaan yang membutuhkan kemampuan untuk melihat pada

jangka waktu yang lama, disertai dengan kondisi pandangan tidak nyaman.

Selain itu, kelelahan mata dapat timbul sebagai stres mendalam atau intensif

pada fungsi mata seperti otot-otot akomodasi yang bekerja memerlukan

20
pengamatan secara teliti atau terhadap retina sebagai akibat ketidaktepatan

kontras/pencahayaan ( Suma’mur, 2013).

Kelelahan otot dan saraf pada mata terjadi sebagai akibat tegangan

yang terus menerus. Namun tidak menyebabkan kerusakan mata secara

permanen, tetapi menambah beban kerja, cepat lelah, hilangnya jam kerja,

sering istirahat, kepuasan kerja berkurang, mutu produksi mengalami

penurunan, frekuensi kesalahan yang meningkat, konsentrasi menjadi

terganggu dan menurunkan produktivitas kerja (Pheasant, 1991).

Berdasarkan pendapat Iridiasti dan Yassierli (2014) yang mengutip

pendapat Bridger (1995), dapat disimpulkan bahwa kelelahan mata lebih

besar terjadi pada pekerjaan yang melihat objek dari jarak dekat

dibandingkan dengan pekekerjaan melihat objek dari jarak yang relatif jauh.

Hal ini karena adanya akomodasi otot mata yang bekerja saat otot

berkontraksi agar benda dapat terlihat lebih dekat.

Kelelahan mata yaitu kelelahan okular atau ketengangan pada organ

visual, dimana terjadinya gangguan pada mata dan sakit kepala yang

disebabkan penggunaan mata secara intensif. Jenis kelelahan mata yang

berhubungan pada operator komputer merupakan kelelahan mata

akomodatif karena disebabkan oleh kelelahan otot siliaris ( Ilyas, 2008).

21
2. Gejala Kelelahan Mata

Ketika pekerja melihat objek bercahaya pada jarak dekat secara

kontinu (terus-menerus) dalam jangka waktu tertentu, menyebabkan mata

harus berakomodasi dalam jangka waktu yang panjang. Kelelahan mata

karena lama paparan yang terlalu lama akan menyebabkan daya akomodasi

menurun. Pada dasarnya keluhan umum yang dirasakan oleh pekerja yang

mengalami kelelahan mata adalah mata terasa mengantuk dan berair

(Setiawan,2012).

Menurut Hanum (2008) gejala kelelahan mata antara lain :

1. Gejala okular, merupakan gejala seperti mata terasa tidak nyaman,

panas, sakit, cepat lelah, merah dan berair. (Asysari,2002).

2. Gejala visual, terjadi karena mata mengalami gangguan dalam

memfokuskan bayangan ke retina, sehingga mata menjadi sensitif

terhadap cahaya. Hal ini akan menyebabkan penglihatan ganda atau

kabur. (Asysari,2002).

3. Gejala umum lainnya merupakan akibat dari kelelahan mata, yaitu rasa

sakit kepala, sakit punggung, pinggang dan vertigo.

Kelelahan mata menggambarkan seluruh gejala yang terjadi akibat

ketegangan otot siliaris yang berakomodasi saat mata memandang objek

yang sangat kecil dalam jarak yang dekat (Hanum,2008).

Menurut Pheasant (1991) gejala-gejala seseorang mengalami kelelahan

mata yaitu :

1. Nyeri atau terasa berdenyut di sekitar mata.

22
2. Pandangan kabur

3. Pandangan ganda

4. Sulit dalam mengfokuskan penglihatan

5. Mata perih

6. Mata merah

7. Mata berair

8. Sakit kepala, dan

9. Pusing disertai mual.

Pheasant (1991) mengkategorikan kelelahan mata sebagai berikut :

1. Kelelahan mata ringan, yaitu jika pekerja mengalami keluhan mata

terasa perih, mata berair, dan mata merah.

2. Kelelahan mata berat, yaitu jika pekerja mengalami keluhan mata

ringan juga disertai dengan keluhan nyeri disekitar mata,

penglihatan kabur, penglihatan ganda, sulit fokus dalam melihat,

sakit kepala dan pusing disertai mual.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelelahan Mata

1) Usia

Berdasarkan Ilyas (2008), umur berpengaruh terhadap daya

akomodasi. Semakin tau seseorang, daya akomodasi akan semakin

menurun. Titik dekat atau punktum proksimum dikatakan sebagi jarak

terdekat dari suatu benda agar dapat terlihat dengan jelas. Pada kondisi ini

mata akan berakomodasi semaksimalnya atau berakomodasi maksimum.

Sedangkan, benda yang terletak pada “titik jauh” dikatakan sebagai jarak

23
terjauh dari benda agar daoat terlihat dengan jelas. Pada kondisi ini mata

tidak berakomodasi atau lepas akomodasi. Kolerasi antara daya dan usia

dapat dilihat sebagi berikut :

Tabel 2.1
Kolerasi Antara Daya Akomodasi dan Usia

Usia ( Tahun) Titik Dekat (cm)

10 7

20 10

30 14

40 22

50 40

60 200

(Sumber : Ilyas Sidarta, 2008)

Selain itu, sesorang sulit melihat pada jarak dekat biasanya terjadi

saat usia 40 tahun karena pada jarak baca 25 cm, mata akan menggunakan

akomodasi maksimal sehingga lebih cepat mengalami kelelahan mata

(Ilyas, 2001).

2) Riwayat Penyakit

a) Diabetes Melitus

Efek diabetes melitus (DM) terhadap mata ada 3 tingkatan, yaitu

retinopati diabetes nonproliferatif, makulopati, dan retinopatidiabetes

proliferatif. Pada retinopati diabetes nonproliferatif biasanya terjadi pada

24
orang yang sudah lama mengidap diabetes dan keadaan ini berpengaruh

pada penglihatan apabila masih bisa terkontrol (Mangoenprasodjo, 2005).

Makulopati terjadi jika penderita DM yang semakin parah dan

pembuluh darah yang sangat halus semakin menghambat aliran darah.

Akibatnya fokus pandangan akan memburuk, sehingga menjadi penyebab

utama hilangnya penglihatan. Sedangkan retinopatidiabetes proliferatif

terjadi karena pertumbuhan pembuluh darah yang abnormal pada

permukaan retina. Pembuluh darah ini cendrung rapuh dan mungkin

menimbulkan jaringan parut pada retina (Mangoenpradsodjo, 2005).

b) Hipertensi

Resiko yang terjadi pada penderita hipertensi dapat mengenai mata,

yaitu pada bagian selaput jala mata atau retina sebagai akibat dari

penyempitan pembuluh-pembuluh darah yang ada di sekitar mata dan

komplikasinya sering bersifat fatal. Hipertensi sistemik yang menetap dapat

berpengaruh pada mata, berupa pendarahan retina, odema retina, eksudasi

yang menyebabkan hilangnya penglihatan. (Mangoedprasodjo,2005).

3) Durasi Penggunaan Komputer

Suatu pekerjaan yang bebannya biasa saja, yaitu tidak terlalu ringan

ataupun berat menyebabkan produktivitas mulai menurun setelah 4 jam

bekerja. Secara umum, semakin panjang waktu kerja seseorang maka makin

besar kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Begitupun

sama halnya dengan semakin lama mereka terpapar bahan atau hazard

tersebut maka semakin besar kemungkinan mereka akan mendapat dampak

25
buruk dari hazard tersebut sehingga hal ini berkaitan erat dengan potensi

bahaya atau resiko yang timbul dari pekerjaan atau meterial yang pekerja

hadapi saat melakukan pekerjaannya (Suma’mur,2013).

Hanum (2008) mengutip The University of north Carolina at

Asheville dalam efektifitas Penggunaan Sreen Pada Monitor Komputer

Untuk Mengurangi Kelelahan Mata Pekerja Call Center di PT, Indosat NSR

Tahun 2008, yang mengelompokkan beban kerja pekerja komputer atas

dasar lama waktu kerja menggunakan komputer sebagi berikut :

a) Pekerjaan komputer dengan beban kerja berat adalah pekerja dengan

lama waktu kerja 4 jam sehari secara terus menerus.

b) Pekerja komputer dengan beban kerja sedang adalah pekerja dengan

lama waktu kerja antara 2-4 jam sehari secara terus menerus.

c) Pekerja komputer dengan beban kerja ringan adalah pekerja dengan

lama waktu kerja kurang dari 2 jam sehari secara terus menerus.

Pekerjaan yang melakukan pekerjaan dengan menggunakan komputer

tentunya akan dapat mengetahui suatu resiko kerena mata operator

komputer selalu berinteraksi dan berhadapan dengan monitor dalam jangka

waktu yang cukup lama. Pekerjaan yang selalu berulang atau terus menerus

akan membuat mata tersebut juga selalu berupaya untuk memfokuskan

pandangan pada bidang layar monitor. Aktivitas pekerjaan yang melibatkan

otot mata adalah sumber utama keluhan mata. Faktor yang sangat

berpengaruh adalah pekerjaan dengan jarak yang dekat dalam jangka waktu

yang lama (Pheasant, 1991).

26
4) Bentu dan Ukuran Objek Kerja

Pekerjaan yang membutuhkan ketelitian membedakan benda-benda

yang berukuran kecil dan halus, mata sering digunakan untuk fokus

terhadap objek. Apabila mata terus-menerus melakukan akomodasi

terhadap obyek secara kuat akan mengalami kelelahan

(Mangoenprasodjo,2005).

Dalam ruang lingkup pekerjaan, faktor yang menentukan adalah

ukuran objek, derajat kontras di antara objek dan sekelilingnya, luminasi

dari lapangan penglihatan, yang tergantung dari penerangan dan

pemantulan pada arah si pengamat, serta lamanya melihat

(Suma’mur,2009).

5) Jarak Penglihatan terhadap Monitor

Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Repuplik Indonesia

Nomor 48 Tahun 2016 tentang standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Perkantoran, untuk kenyamanan mata diisyaratkan jarak mata terhadap

monitor ketika bekerja menggunakan komputer minimal adalah 50 cm.

Mata yang dipaksa bekerja untuk melihat dari jarak yang cukup dekat dalam

jangka waktu lama, namun fungsi mata yang sebenarnya tidak dikhususkan

untuk melihat dari jarak yang dekat. Hal ini sesuai dengan penyebab utama

terjadinya kelelahan mata yaitu jarak mata terlalu dekat dengan monitor.

Jarak mata terhadap monitor merupakan hal yang perlu mendapatkan

perhatian karena menentukan kenyamanan pandangan mata pekerja,

27
terutama untuk melihat jarak dekat dalam waktu yang cukup lama sesuai

jenis kerja perkantoran.

Ketika objek di retina menjadi kabur, sistem penglihatan berupaya

untuk meningkatkan ketajaman dengan akomodasi. Mata memerlukan

akomodasi atau perubahan bentuk lensa untuk melihat benda dengan fokus.

Akomodasi dilakukan oleh otot ciliary, yaitu otot kecil yang melekat pada

lensa. Saat otot ini berkontraksi, lensa menjadi lebih tebal dan objek menjadi

terlihat lebih dekat. Saat otot ini berelaksasi, lensa mata menjadi lebih tipis

dan objek terlihat lebih jauh ( Iriadiatadi dan Yassierli, 2014).

Titik terjauh dapat dilihat dengan jelas disebut sebagai titik jauh,

sedangkan titik terdekat ketika dapat melihat objek dengan jelas disebut

sebagai titik dekat. Orang yang memiliki mata dalam keadaan normal saat

melihat sebuah objek di dekatnya maka lensanya akan menebal. Jika dalam

waktu yang lama melihat objek yang dekat maka akan menyebabkan

keteganggan otot ciliary sehingga dapat mengakibatkan kelelahan mata.

Semakin jauh objek yang dipandang maka semakin kecil kelelahan mata

akibat akomodasi ( Iridiastadi dan Yassierli, 2014).

6) Intentitas Pencahayaan

Suma’mur (2011) menyatakan bahwa pencahayaan yang baik

memberikan pekerja untuk dapat melihat dengan jelas, cepat dan tanpa

upaya yang tidak perlu pada objek obejek yang dikerjakannya. Sedangkan,

penerangan yang buruk dapat menimbulkan kelelahan mata sehingga

berkurangnya daya dan efisiensi kerja. Penerangan ruangan kerja yang

28
kurang dapat mengakibatkan kelelahan mata, tetapi penenrangan yang

terlalu kuat dapat menyebabkan kesilauan. Penerangan yang memadai bisa

mencegah terjadinya kelahan mata dan mempertinggi kecepatan serta

efisiensi membaca. Penerangan yang kurang bukan menyebabkan penyakit

mata, melainkan dapat menimbulkan kelelahan mata.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Repuplik Indonesia

Nomo 48 Tahun 2016 tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Perkantoran, menyatakan bahwa aspek kebutuhan ( Visual Performance)

dan harapan pemakai ruangan kantor intensitas pencahayaan harus

terpenuhi untuk menunjang kinerja, rasa nyaman, kesehatan, dan tidak

mengakibatkan gangguan kesehatan. Untuk kenyamanan mata diisyaratkan

pencahayaan 300- 500 lux, ruang kerja dengan pencahayaan minimal 300

lux.

Pheasan (1991) berpendapat bahwa pencahayaan yang buruk dapat

mempengaruhi kelelahan mata. Teori tersebut juga didukung dengan

penelitian Sartiwi (2017) tentang Hubungan Antara Intensitas Pencahayaan

dan Usia dengan Kelelahan Mata Pada Pekerja di Bagian Operational

PT.Angkasa Pura I (Persero) Kota Manado, bahwa tingkat pencahayaan

berhubungan dengan kelelahan mata sehingga pencahayaan dengan

intensitas yang rendah dapat menyebabkan kelelahan mata, ketegangan

mata, dan keluhan pegal di sekitar mata. Namun, apabila intensitas

pencahayaan yang tinggi, hal ini dapat menimbulkan kelelahan mata dan

kesiulauan yang menyebabkan terganggunya pekerjaan.

29
7) Suhu dan Kelemban

Suhu dan kelembaban menjadi faktor yang sangat penting dalam

kualitas udara untuk kenyamanan kerja seseorang. (Santoso,2009). Cuaca

adalah kombinasi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan,

dan suhu radiasi. Efisiensi kerja sangat dipengaruhi cuaca kerja dalam

lingkungan kerja yang nyaman, tidak dingin maupun panas. Suhu yang

nyaman berkisar antara 240 C - 260 C bagi orang-orang Indonesia. Suhu

panas terutama berakibat menurunnya prestasi kerja dan daya pikir. Suhu

dingin mengurangi efisiensi dengan keluhan kaku atau kurangnya

koordinasi otot. Selain itu, suhu terlalu rendah dapat mengakibatkan

keluhan-keluhan dan kadang-kadang diikuti meningkatnya penyakit

pernafasan. (Suma’mur,1996)

Tingkat kelembaban yang rendah akan berefek pada penguapan air

mata. Menurut Herold, penguapan air mata bergantung pada uap air di

sekitar mata. Roestijawati(2007), melaporkan sebanyak 60% keryawan

yang bekerja di ruangan bertemperatur < 240 C atau > 260 C mengalami

sindroma mata kering yang menyebabkan kelelahan mata.

4. Mekanisme Terjadinya Kelelahan Mata

Kelelahan mata timbul sebagai stress intensif pada fungsi-fungsi

mata seperti pada otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu

pengamatan secara teliti atau terhadap retina akibat ketidaktepatan kontras

(Suma’mur,2009).

30
Kemampuan mata untuk memfokuskan suatu obyek disebut daya

akomodasi (Pearce, 2007). Apabila mata bekerja dalam akomodasi yang

maksimal, otot mata akan menjadi lebih cepat lelah. Akomodasi merupakan

kemampuan lensa untuk mencembung yang terjadi akibat kontraksi otot

siliaris (Ilyas,2003).

Di dalam mata, otot-otot silaris yang kecil akan mengontol bentuk

lensa mata, hal ini memungkinkan kita untuk memusatkan penglihatan pada

benda yang sedang kita lihat. Kontraksi otot-otot kecil yang terus menerus

ini akan menimbulkan sakit kepala. Otot-otot lain yang berada disekitar

mata mungkin juga akan mengalami ketegangan, termasuk pada otot-otot

bagian leher yang kemudian menyebabkan sakit kepala, nyeri akan terasa

pada kepala bagian depan atau di dalam seluruh mata (Notoadmodjo, 1997

dalam Hanum 2008).

Ketegangan mata secara terus menerus pada otot siliar, dan terjadi

pada saat menginspeksi benda kecil dalam jangka waktu yang cukup lama.

Hal ini mengakibatkan otot-otot mata harus bekerja lebih keras untuk

melihat obyek yang sangat dekat. Kondisi tersebut menyebabkan

ketegangan otot-otot pengakomodasi (korpus siliaris) menjadi semakin

besar, akibatnya terjadi kelelahan mata.

Selain disebabkan oleh ketegangan pada otot pengakomodasi,

kelalehan mata juga dapat disebabkan oleh stres pada retina. Pada retina

terdapat jutaan sel saraf yang dikenal sebagai sel batang dan sel kerucut. Sel

batang berfungsi untuk membuat kita mampu melihat dalam keaadan

cahaya agak gelap, sedangkan sel kerucut membantu kita untuk melihat

31
detail saat terang, misalnya membaca dan melihat warna (Setiawan, 2010).

Terpaparnya mata oleh kontras yang berlebihan dalam penglihatan dan

waktu melihat yang cukup lama dapat menyebabkan stress pada retina, hal

inilah yang menyebabkan terjadinya kelelahan pada mata.

C. Senam Yoga Mata

1. Defenisi Senam Yoga Mata

Senam merupakan suatu cabang olah raga yang melibatkan

performa gerakan yang membutuhkan kekuatan, kecepatan, dan keserasian

gerakan fisik secara teratur (A.M, 2009). Sedangkan Yoga merupakan salah

satu sistem kesehatan yang komprehensif dan menyeluruh. Yoga berasal

dari Bahasa Sansekerta yaitu Yuj dan Yoking, yang bermakna penyatuan

secara harmonis dari hal yang terpisah (Sidhu, 2007; Stiles). Maksud dari

penyatuan secara harmonis tersebut adalah proses menyatukan antara tubuh,

pikiran-perasaan dan aspek spiritual dalam diri manusia (Stiles,2002).

Senam Yoga adalah latihan mengolah hal yang terpisah seperti

pernafasan, otot penggerak dan konsentrasi. Berdasarkan penjabaran diatas

dapat disimpulkan bahwa senam yoga mata adalah menggerakan mata

dengan gerakan tertentu diikuti dengan pengaturan otot pernafasan dan

konsentrasi untuk mendapatkan sensasi relaksasi.

2. Tujuan Senam Yoga Mata

Senam Yoga Mata bertujuan untuk meringankan gejala kelelahan

pada mata berupa terasa berdenyut atau nyeri di sekitar mata dan belakang

32
bola mata, penglihatan ganda, penglihatan kabur, sulit dalam memfokuskan

penglihatan, mata perih, kemerahan, sakit mata dan berair, nyeri kepala,

terkadang disertai rasa mual, pegal pegal dan mudah emosi. Menurut A.M

(2009) senam mata bertujuan untuk menghindari berbagai gangguan pada

mata, seperti penyakit rabun dekat, rabun jauh, mata terasa kabur, mata

pedih dan mata merah.

3. Manfaat Senam Yoga Mata

Menurut A.M (2009) senam mata dapat membuat otot mata dan

sekitarnya menjadi elastis dan kuat serta mempertajam penglihatan. Kim

Sang-DOl (2016) memaparkan beberapa manfaat senam yoga mata yaitu :

1) Gerakan palming (meram) dapat Melemaskan dan merevitalisasi otot-otot

mata dan menstimulasi sirkulasi aqueous humor (cairan yang membentang

antara kornea dan lensa mata), dan membantu koreksi penglihatan yang

rusak.

2) Gerakan berkedip dapat mendorong refleks berkedip menjadi spontan, dan

mendorong relaksasi otot-otot mata

3) Gerakan bola mata kesamping dapat melemaskan ketegangan otot-otot yang

tegang oleh bacaan konstan dan kerja dekat dan juga dapat mencegah dan

mengkoreksi juling

4) Gerakan bola mata kedepan dan kesamping dapat meningkatkan koordinasi

otot medial dan lateral

33
5) Gerakan bola mata berotasi dapat mengembalikan keseimbangan di otot-

otot sekitar mata dan meningkatkan aktivitas terkoordinasi dari kedua bola

mata

6) Gerakan melihat keatas dan kebawah dapat menyeimbangkan otot bola

mata atas dan bawah

7) Melihatkan pandangan yang jauh lalu mengarahkan pandangan ke hidung

dapat meningkatkan kekuatan akomodatif, fokus dari otot-otot mata dan

meningkatkan ketajaman visual mata.

4. Cara Senam Yoga Mata

Cara mudah senam mata yaitu dengan membuka mata lebar-lebar kedua

mata. Kemudian putar bola mata ke atas, bawah, kiri, dan kanan selama dua

detik dan tutup mata secara perlahan. Setelah itu ulangi beberapa kali ketika

dalam keadaan santai (Ramli,2010).

Menurut Kim Sang-Dol (2016) Senam Yoga Mata terdiri dari 8 langkah,

yaitu palming, berkedip, melihat kesamping kiri dan kanan, melihat keatas,

melihat kebawah, melihat secara berotasi, memandang hidung dan memadang

yang jauh dan dekat. Setiap langkah dilakukan 7 kali gerakan berulang. Setelah

latihan yoga mata peserta diarahkan untuk latihan Shavana (posisi mayat)

selama 10 menit untuk merilekskan mata.

Berikut adalah langkah melakukan Senam Yoga Mata :

1) Duduklah di kursi, posisikan badan tegap dengan kepala tegak lurus ke

depan.

34
2) Tarik nafas dalam, tahan selama 3 detik, kemudian keluarkan secara

perlahan melalui mulut, lakukan teknik nafas dalam ini sebanyak 3 kali

3) Gosok kedua telapak tangan sebanyak 15 kali sampai terasa hangat

kemudian tempelkan pada mata selama 15 detik, dan alirkan energi positif

melalui fikiran yang ditranfer oleh tangan yang ditempelkan pada mata

4) Arahkan pandangan mata ke atas, kemudian melihat kebawah ke arah lantai,

lakukan gerakan ini sebanyak 7 kali

5) Gerakan bola mata ke arah kiri dan kanan, usahakan ingin melihat telinga,

lakukan gerakan ini sebanyak 7 kali

6) Gerakan bola mata ke atas. Pertama-tama tahan bola mata di atas, kemudian

gerakan ke kiri atas dan ke kanan atas. Lakukan gerakan ini sebanyak 7 kali

7) Gerakan bola mata ke atas ke bawah dan tahan di bawah. Kemudian

gerakkan bola mata ke kiri bawah dan ke kanan bawah. Lakukan gerakan

ini sabanyak 7 kali

8) Gerakan bola mata ke atas dan kebawah pada sudut sudut yang berlawanan

(selang-seling), dimulai dari pojok kiri atas ke pojok kanan bawah. Lakukan

gerakan ini sebanyak 7 kali

9) Gerakan bola mata secara memutar (berotasi), dimulai dari melihat ke arah

atas, ke samping kiri, ke arah bawah, ke arah samping kanan, dan kembali

ke arah atas. Lakukan gerakan ini sebanyak 7 kali rotasi

10) Gerakan menggedipkan mata sebanyak 5 kali

11) Melihat ke arah pandangan yang jauh selama 15 detik, dan arahkan

pandangan ke hidung selama 15 detik, lakukan hal ini sebanyak 3 kali

35
12) Melihat ke arah pandangan yang jauh selama 15 detik, lalu arahkan

penglihatan ke yang dekat selama 15 detik , lakukan ini selama 15 detik.

13) Tarik nafas dalam, tahan selama 3 detik, kemudian keluarkan secara

perlahan melalui mulut, lakukan teknik nafas dalam ini sebanyak 3 kali

14) Gosok kedua telapak tangan sebanyak 15 kali sampai terasa hangat

kemudian tempelkan pada mata selama 15 detik, dan alirkan energi positif

melalui fikiran yang ditranfer oleh tangan yang ditempelkan pada mata

15) Pejamkan mata selama 1 menit untuk mengistirahatkan mata.

36
D. Kerangka Teori

Bagan 2.1.Kerangka Teori Penelitian


Tentang Pengaruh Senam Yoga Mata Terhadap Penurunan Kelelahan
Mata Pada Pekerja Pengguna Komputer Di Padang Ekspres Tahun
2019

Faktor Individu Faktor Lingkungan


Faktor Pekerjaan 1. Instensitas
1. Usia
1. Durasi Penggunaan Pencahayaan
2. Riwayat Penyakit
Komputer 2. Suhu dan
a. Diabetes
2. Bentuk dan ukuran Kelembaban
Melitus
objek kerja 3. Jarak Penglihatan
b. Hipertensi
Terhadap Monitor

- Ketegangan pada
otot siliaris Kelelahan Mata
- Stres pada retina

1. Mata terasa perih


2. Mata berair
3. Mata Merah
4. Nyeri atau berdenyut disekitar mata
5. Penglihatan kabur
6. Penglihatan ganda atau berbayang
7. Sulit fokus dalam melihat
8. Sakit kepala
9. Pusing disertai mual

Senam Mata
Senam Yoga Mata : yaitu Apabila otot dan syaraf
menggerakan mata dengan mata yang relaks akan
gerakan tertentu yang terjadi vasodilatasi
bermanfaat untuk merelakskan pembuluh darah,sehingga
otot dan syaraf mata yang peredaran darah ke otot
tegang, serta diikuti dengan dan syaraf mata kembali
pengaturan pernafasan dan normal, kelelahan mata
konsentrasi fikiran untuk dapat menghilang
mendapatkan sensasi relaksasi

Sumber: Pheasan(1991),A.M(2009),Sidhu(2007),Mangoenprasodjo(2005)
dan Septiansyah(2014).

37
BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS DAN DESAIN PENELITIAN


Jenis Penelitian ini menggunakan Praeksperimen design dengan
pendekatan One Grop pretest posttest (Notoadmodjo, 2012). Desain
penelitian yang melakukan observasi (pengukuran) sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan pada satu kelompok (dilakukan pengukuran tingkat
kelelahan mata pada pekerja sebelum dan sesudah dilakukan senam yoga
mata).
Rancangan penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1
Rancangan Penelitian
Pretest Perlakuan Postest

01 X 02

Keterangan :

01 : Pengukuran tingkat kelelahan mata sebelum dilakukan perlakuan.

02: Pengukuran tingkat kelelahan mata sesudah dilakukan perlakuan

X : Perlakuan (Senam Yoga Mata).

B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian ini akan dilaksanakan Di Divisi Ekspedisi Padang


Ekspres. Pelaksanaan penelitian dimulai dari pengumpulan data awal pada
bulan Juni 2019. Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada bulan
Agustus 2019.

38
C. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan
diteliti (Notoadmojo,2010). Sedangkan menurut sugiyono (2017)
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pekerja pengguna komputer
di Divisi Redaksi Padang Ekspres dengan jumlah populasi sebanyak 58
orang.

2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel pada penelitian
ini diambil dengan teknik purposif sampling. Purposif sampling adalah
pengambilan sampel didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu
dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai yang dikehendaki
peneliti atau memenuhi kriteri inklusi (Notoadmojo, 2010). Jumlah
sampel dalam penelitian ini berjumlah 16 orang pekerja yang
mengalami kelelahan mata.
Menurut Supranto (2007), besarnya sampel dihitung dengan rumus
federer, dengan perhitungan sebagai berikut :

Rumus : (n-1)(t-1) ≥ 15

Ket n = Besar sampel

T = Jumlah Perlakuan

(n-1)(t-1) ≥ 15

(n-1)(1-1) ≥ 15

(n-1) ≥15

39
n ≥15+1

n ≥ 16

Pada kelompok perlakuan minimal 16 orang responden yang sesuai

kriteria inklusi. Peneliti memilih untuk menggunakan 16 orang responden

yang tidak memiliki gangguan atau kelainan refraksi mata yang sesuai

dengan kriteria inklusi pada suatu kelompok perlakuan sehingga jumlah

sampel penelitian sebanyak 16 orang dan cadangan untuk penelitian yaitu

10 % = 2 orang responden cadangan.

Teknik sampling yang digunakan adalah Purposif Sampling yaitu

pemilihan yang dilakukan dengan memilih semua populasi yang ditemui

dan memenuhi semua kriteria pemilihan, sampai jumlah sampel yang

diinginkan terpenuhi atau memenuhi kriteri inklusi (Notoadmodjo, 2012).

a) Kriteria inklusi

1) Pekerja yang mengalami kelelahan mata

2) Pekerja yang tidak menggunakan kacamata

3) Pekerja yang tidak mengalami masalah gangguan reftraksi

4) Pekerja yang saat ini tidak dalam menggunakan obat tetes mata atau

sejenisnya

b) Kriteria Ekslusi

1) Pekerja mengundurkan diri menjadi responden

2) Memiliki penyakit pada mata

3) Ada riwayat penggunaan obat mata.

40
D. ETIKA PENELITIAN

Masalah etika penelitian dalam penelitian keperawatan merupakan

masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian

keperawatan akan berhubungan dengan manusia memiliki hakasasi dalam

penelitian (Hidayat,2008).

Sebelum peneliti mendapatkan izin dari tempat penelitian maka

yang pertama dilakukan peneliti menjelaskan tujuan dan manfaat kepada

responden,serta kerahasiaan data yang diberikan, responden berhak untuk

menerima dan menolakuntuk dijadikan responden, maka peneliti meminta

responden untuk menandatangani persetujuan yang telah disediakan, setelah

mendapatkan persetujuan peneliti melakukan penelitian dengan etika

penelitian meliputi:

1. Informed Consent

Pada saat penelitian peneliti memberikan informed consent kepada

responden sebelum penelitian. Menjelaskan maksud dari penelitian. Setelah

responden mengerti maksud dan tujuan penelitian, maka responden diminta

untuk menandatangani informed consent.

2. Anonim (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, maka dalam lembar

pengumpulan data peneltian tidak mencantumkan nama tetapi inisial nama

responden, ini berguna untuk menjaga privacy responden.

3. Kerahasiaan ( Confidentiality)

41
Peneliti menjaga informasi yang didapatkan dari responden dan

tidak menyebarluaskan biodata responden yang nantinya merugikan

responden. Peneliti tidak dibenarkan untuk menyampaikan kepada orang

lain tentang apapun yang diketahui oleh peneliti.

4. Menghormati keadilan dan inklusivitas ( Respect for justice inclusivness)

Penelitian ini dilakukan secara jujur , tepat dan hati-hati. Penelitian

ini juga memberikan keuntungan dan beban merata sesuai dengan

kemampuan dan kebutuhan subjek.

5. Balancing harms and benefits

Peneliti memperhitungkan manfaat dan keruigian yang ditimbulkan

dalam melakukan penelitian.

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data adalah suatu cara atau metode yang

digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian

(Notoatmodjo, 2012).

1. Data Primer

Data Primer merupakan data yang didapat dari pengumpulan data yang

dilakukan secara langsung (Observasi) dengan mengukur tingkat kelelahan

mata pada pekerja pengguna komputer/ responden sebelum dan sesudah

dilakukan senam yoga mata sebanyak 2 kali dalam satu minggu selama 2

minggu.

2. Data Sekunder

42
Data Sekunder merupakan data yang didapat dari arsip perusahaan yaitu

data jumlah pekerja pengguna komputer di Devisi Redaksi Padang Ekspres

dan seluruh dokumentasi kantor yang berhubungan dengan bahan

penelitian, termasuk gambaran profil Devisi Redaksi Padang Ekspres.

3. Langkah-langkah pengumpulan data

1) Mengurus surat izin penelitian dari kampus untuk melakukan penelitian

di Devisi Redaksi Padang Ekspres

2) Mengurus surat izin penelitian dari kampus untuk melakukan penelitian

di Devisi Redaksi Padang Ekspres

3) Peneliti menemui responden dengan datang ke Devisi Redaksi Padang

Ekspres

4) Memberikan penjelasan pada responden tujuan penelitian tentang

pengaruh Senam Yoga Mata terhadap penurunan tingkat kelelahan mata

pada pekerja pengguna komputer

5) Menentukan reseponden dan memberikan informed consent kepada

responden yang dipilih, dan membuat kontrak waktu dengan responden

6) Mengukur tingkat kelelahan mata sebelum dan sesudah dilakukan

senam yoga mata pada pekerja pengguna komputer yang mengalami

kelelahan mata

7) Responden diajak melakukan senam yoga mata selama 20 menit, dua

kali dalam satu minggu selama 2 minggu

8) Dibantu oleh enumerator sebanyak 2 orang

43
9) Mengukur dan mencatat tingkat kelelahan mata sebelum dan sesudah

dilakukan senam yoga mata.

F. TEKNIK PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer dengan

tahap sebagai berikut :

1) Menyunting data (Editing)

Peneliti melakukan editing dengan cara menilai kelengkapan,

kejelasan dan tingkat kelelahan mata sebelum dan sesudah dalam lembar

observasi.

2) Pengkodean data (Coding)

Setelah semua data diedit, selanjutnya dilakukan pengkodean/

coding mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data berbentuk

angka atau bilangan. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan lembar

observasi untuk mengetahui inisial responden, dan penurunan tingkat

kelelahan mata.

3) Memasukan data (Entry)

Setelah semua informasi yang terkumpul sudah diberi kode,

selanjutnya peneliti memasukkan data kedalam master tabel untuk

dianalisa.

4) Membersihkan data (Cleaning)

Data yang telah dientri maka peneliti memeriksa kembali untuk

meamastikan bahwa data bersih dari kesalahan dalam pengkodean atau

membaca kode.

5) Tabulasi Data (Tabulating)

44
Setelah dilakukan entry data, kemudian data disajikan dalam bentuk

tabel distribusi dari variabel independen dan dependen.

G. ANALISA DATA

1. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan melalui rata-rata (mean) kelelahan mata

sebelum dan sesudah melalukan senam yoga mata.

2. Analisa bivariat

Peneliti melakukan analisis bivariat dengan menggunakan uji T-

dependen. Adapun kesimpulan dari analisis bivariat digunakan penulis

adalah p ≤ 0,05 berarti ada pengaruh senam yoga mata terhadap

kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer dan sebaliknya apabila

p ≥ 0,05 berarti tidak ada pengaruh senam yoga mata terhadap kelelahan

mata pada pekerja pengguna komputer.

H. KERANGKA KONSEP PENELITIAN

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi

hubungan atau kaitan dengan konsep satu terhadap konsep yang lainnya,

atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang

ingin diteliti. ( Notoatmodjo,2010).

Kerangka konsep penelitian ini adalah :

Bagan 3.1
Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen

Senam Yoga Mata Tingkat Kelelahan Mata

45
I. HIPOTESA PENELITIAN

Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga atau

dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian

(Notoatmodjo, 2010).

Ho : Tidak ada pengaruh pemberian senam yoga mata terhadap keluhan

kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer di Devisi Redaksi Padang

Ekspres.

Ha : Ada pengaruh pemberian senam yoga mata terhadap keluhan kelelahan

mata pada pekerja pengguna komputer di Padang Ekspres.

46
J. DEFENISI OPERASIONAL

Tabel 3.2
Defenisi operasional Pengaruh Pemberian Senam Yoga Mata
Terhadap Kelelahan Mata pada Pekerja Pengguna Komputer di
Padang Ekspres Tahun 2019
No Variabel Defenisi Cara Ukur Alat Hasil Skala
Operasional Ukur ukur
1. Variabel Kelelahan Kelelahan mata dapat Kuisioner 0-9 Rasio
dependen: mata adalah diketahui dengan
Kelelahan keluhan yang menanyakan langsung
Mata dirasakan keluhan kelelahan yang
berupa sakit dialami pekerja melalui
kepala, nyeri kuisioner. Pengkuran
disekitar kelelahan mata
mata, mata dilakukan saat memasuki
terasa perih, pola jam istirahat
mata merah, pekerja di perusahaan
suli fokus tersebut karena
dalam berdasarkan pendapat
melihat, para ahli bahwa keluhan-
penglihatan keluhan yang dialami
ganda, pekerja ketika
penglihatan menggunakan komputer
kabur, dan selama lebih dari 4 jam
pusing yang menyebabkan mata
disertai mual menjadi lelah. Penilaian
setelah kelelahan mata
menggunaka didasarkan pada jawaban
n komputer. yang diisi pekerja,
meliputi checlist di salah
satu kolom YA atau
TIDAK.

2. Variabel Independen

47
Pemberian Senam Yoga Mata : Yaitu Terapi non Farmakologis yang dapat

menghilangkan atau menurunkan tingkat kelelahan mata dengan diberikan senam

yoga mata selama 15 menit dan dilakukan 2 kali dalam seminggu selama 2 minggu.

Alat dan bahan :

1) Lembar Kuisioner

2) Bulpoin/pena

3) Kursi (sebagai tempat duduk)

Cara melakukan senam yoga mata :

1) Duduklah di kursi, posisikan badan tegap dengan kepala tegak lurus ke

depan.

2) Tarik nafas dalam, tahan selama 3 detik, kemudian keluarkan secara

perlahan melalui mulut, lakukan teknik nafas dalam ini sebanyak 3 kali

3) Gosok kedua telapak tangan sebanyak 15 kali sampai terasa hangat

kemudian tempelkan pada mata selama 15 detik, dan alirkan energi positif

melalui fikiran yang ditranfer oleh tangan yang ditempelkan pada mata

4) Arahkan pandangan mata ke atas, kemudian melihat kebawah ke arah lantai,

lakukan gerakan ini sebanyak 7 kali

5) Gerakan bola mata ke arah kiri dan kanan, usahakan ingin melihat telinga,

lakukan gerakan ini sebanyak 7 kali

6) Gerakan bola mata ke atas. Pertama-tama tahan bola mata di atas, kemudian

gerakan ke kiri atas dan ke kanan atas. Lakukan gerakan ini sebanyak 7 kali

48
7) Gerakan bola mata ke atas ke bawah dan tahan di bawah. Kemudian

gerakkan bola mata ke kiri bawah dan ke kanan bawah. Lakukan gerakan

ini sabanyak 7 kali

8) Gerakan bola mata ke atas dan kebawah pada sudut sudut yang berlawanan

(selang-seling), dimulai dari pojok kiri atas ke pojok kanan bawah. Lakukan

gerakan ini sebanyak 7 kali

9) Gerakan bola mata secara memutar (berotasi), dimulai dari melihat ke arah

atas, ke samping kiri, ke arah bawah, ke arah samping kanan, dan kembali

ke arah atas. Lakukan gerakan ini sebanyak 7 kali rotasi

10) Gerakan mengngedipkan mata sebanyak 5 kali

11) Melihat ke arah pandangan yang jauh selama 15 detik, dan arahkan

pandangan ke hidung selama 15 detik, lakukan hal ini sebanyak 3 kali

12) Melihat ke arah pandangan yang jauh selama 15 detik, lalu arahkan

penglihatan ke yang dekat selama 15 detik , lakukan ini selama 15 detik

13) Tarik nafas dalam, tahan selama 3 detik, kemudian keluarkan secara

perlahan melalui mulut, lakukan teknik nafas dalam ini sebanyak 3 kali

14) Gosok kedua telapak tangan sebanyak 15 kali sampai terasa hangat

kemudian tempelkan pada mata selama 15 detik, dan alirkan energi positif

melalui fikiran yang ditranfer oleh tangan yang ditempelkan pada mata

15) Pejamkan mata selama 1 menit untuk mengistirahatkan mata.

49
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Divisi Redaksi Padang Ekspres merupakan penerbit sebuah surat

kabar harian yang terbit di Sumatra Barat, Indonesia. Divisi Redaksi Padek

beralamat di jalan Adinegoro No.17 A Lubuk Buaya Padang. Surat kabar

ini termasuk dalam grup Jawa Pos. Koran ini pertama kali terbit tahun 1999.

Sejak tahun 2000 telah menjadi koran umum yang paling besar oplahnya di

Sumatra Barat. Saat ini Padang Ekspes memiliki jumlah Oplah 60.000

Eksemplas per-edisi. Agar dapat terus mengembangkan eksistensinya

Padang Ekspres di dukung oleh tenaga tenaga muda yang terampil di bidang

jurnaslistik dengan strata pendidikan terendah adalah SI. Untuk memenuhi

tuntutan pekerjaan para tenaga kerja di Padang Ekspes bekerja dengan

menggunakan visual (mata) yang selalu difokuskan pada komputer jenis

layar datar liquid crystal display (LCD) secara terus menerus dalam waktu

yang lama yaitu 4-7 jam.

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Divisi Redaksi

Padang Ekspres tentang pengaruh senam yoga mata terhadap kelelahan

mata pada pekerja pengguna komputer, dengan jumlah sebanyak 16 orang

responden didapatkan hasil penelitian sebagai berikut :

1. Analisa Univariat

50
Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui rata-rata kelelahan

mata sebelum dan sesudah dilakukan senam yoga mata terhadap

kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer.

a. Rata-rata kelelahan mata sebelum dan dilakukan senam yoga

mata pada pekerja pengguna komputer

Tabel 4.1
Rata-rata Kelelahan Mata Sebelum Dilakukan Senam Yoga Mata
pada Pekerja Pengguna Komputer di Divisi Redaksi Padang
Ekspres Tahun 2019

Variabel Mean Std. Min-Max N


Deviation
Skor 4,75 2,236 2-9 16
Kelelahan
Mata
Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan rata-rata kelelahan mata

pekerja pengguna komputer sebelum dilakukan senam yoga mata yaitu

4,75 dengan standar deviasi yaitu 2,236, skor kelelahan mata terendah

2 dan tertinggi adalah 9 di Divisi Redaksi Padang Ekspres.

b. Rata-rata Kelelahan Mata Sesudah dilakukan Senam Yoga


Mata pada Pekerja Pengguna Komputer

Tabel 4.2
Rata-rata Kelelahan Mata Sesudah Dilakukan Senam Yoga Mata
pada Pekerja Pengguna Komputer di Divisi Redaksi Padang
Ekspres Tahun 2019

51
Variabel Mean Std. Min-Max N
Deviation
Skor 1,94 1,652 0-5 16
Kelelahan
Mata

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan rata-rata kelelahan mata pekerja

pengguna komputer sesudah dilakukan senam yoga mata yaitu 1,94 dengan

standar deviasi yaitu 1,652. Skor kelelahan mata terendah adalah 0 keluhan

dan tertinggi adalah 5 keluhan di Divisi Redaksi Padang Ekspres tahun 2019.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian

senam yoga mata terhadap kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer

ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.3
Pengaruh Pemberian Senam Yoga Mata Terhadap Kelelahan Mata pada
Pekerja Pengguna Komputer di Divisi Redaksi Padang Ekspres Tahun
2019
Test Statistics wilcoxon
skor keluhan kelelahan mata
posttest- skor keluhan kelelahan
mata pretest

52
Z −3,552𝑎
Assymp.Sig.(2-tailed) 0,000

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan hasil skor pretest-posttest keluhan

kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer di Divisi Redaksi Padang

Ekspres dengan nilai p=0,000 yang artinya p <0,05, terlihat ada pengaruh senam

yoga mata terhadap kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer di Devisi

Redaksi Padang Ekspress Tahun 2019.

BAB V
PEMBAHASAN

A. Analisis Univariat

1. Rata-rata Kelelahan Mata Sebelum Dilakukan Senam Yoga Mata

pada Pekerja Pengguna Komputer

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan rata-rata skor keluhan

kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer sebelum dilakukan

senam yoga mata yaitu 4,75 dengan standar deviasi yaitu 2,236.

Skor keluhan kelelahan mata terendah adalah 2 dan tertinggi

adalah 9 di Divisi Redaksi Padang Tahun 2019.

53
Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang

dilakukan oleh Arisandi I.P (2018) tentang Efektivitas Senam Mata

Terhadap Computer Vision Syndrome (CVS) pada Mahasiswa

Fakultas Keperawatan Universitas Riau (UR) Angkatan A 2014,

ditemukan sebelum dilakukan senam yoga mata didapatkan rata -

rata kelelahan mata pada mahasiswa yang mengalami Computer

Vision Syndrome (CVS) adalah 21,19. Dengan standar deviasi

yaitu 3,39.

Kelelahan mata adalah ketegangan pada mata, ketegangan ini

terjadi pada otot siliar yang berfungsi sebagai otot pengakomodasi

yang bekerja secara terus menerus dalam jangka waktu yang cukup

lama, juga disertai oleh stres pada retina akibat terpaparnya mata

oleh kontras yang berlebihan dalam penglihatan dan waktu melihat

yang cukup lama. Meneurut Pheasan (1991) Kelelahan mata

ditandai dengan keluhan kelelahan mata ringan dengan tanda

gejala mata terasa perih, mata merah, dan mata berair, keluhan

kelelahan mata berat ditandai dengan keluhan penglihatan kabur,

sulit fokus dalam melihat, penglihatan ganda atau berbayang, nyeri

atau berdenyut disekitar mata, sakit kepala dan pusing disertai

mual.

Tanda dan gejala kelelahan mata timbul akibat terpaparnya

mata secara terus menerus pada layar komputer dalam janga waktu

yang cukup lama, yaitu >4 jam perhari. Kelelahan mata juga

dipengaruhi oleh faktor Usia, karena usia berpengaruh terhadap

54
daya akomodasi, seseorang sulit melihat dekat biasanya terjadi

saat usia >40 tahun karena pada jarak baca 25 cm, mata akan

menggunakan akomdasi maksimal sehingga lebih cepat mengalami

kelelahan mata (Ilyas,2001). Selain Usia, faktor faktor lain yang

mempengaruhi kelelahan mata adalah riwayat penyakit seperti

Diabetes dan Hipertensi, Durasi penggunaan komputer yang lama

(<4jam) perhari, bentuk dan ukuran objek kerja, jarak penglihatan

terhadap monitor, intensitas pencahayaan, suhu dan kelembaban

ruangan kerja juga dapat mempengaruhi kelelahan mata.

Keluhan kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer

apabila tidak ditangani dapat mempengaruhi keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) para pekerja pengguna komputer di Divisi

Redaksi Padang Ekspress. Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)

merupakan hak asasi manusia yang bertujuan agar pekerja selamat,

sehat, produktif, sejahtera dan berdaya saing kuat, sehingga

mencegah kerugian yang ditimbulkan baik kerugian material

maupun non material. Untuk itu K3 terutama kesehatan pada organ

mata yang terus menerus digunakan dalam bekerja harus

diperhatikan kesehatannya. Kelelahan mata yang diabaikan dapat

menyebabkan gangguan penglihatan berupa gangguan refraksi

yang tidak terkoreksi. (WHO, 2018) mengatakan penyebab

gangguan penglihatan terbanyak diseluruh dunia adalah gangguan

refraksi yang tidak terkoreksi, diikuti oleh katarak dan glaukoma.

55
Menutut peneliti, sebelum dilakukan senam yoga mata pada

pekerja pengguna komputer didapatkan rata-rata skor keluhan

kelelahan mata adalah 4,75, dengan skor tertinggi adalah 9 dan

terendah 2. Usia dan durasi penggunaan komputer sangat

berpengaruh terhadap kelelahan mata karena usia dan lamanya

durasi penggunaan komputer sangat mempengaruhi daya

akomodasi pada mata. skor tertinggi dialami oleh 2 orang pekerja

yang bekerja selama 9 jam perhari dengan umur < 40 tahun, dan 2

orang pekerja yang berusia >40 tahun.

2. Rata-rata Keluhan Kelelahan Mata Sesudah Dilakukan Senam

Yoga Mata pada Pekerja Pengguna Koputer.

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan rata-rata skor keluhan

kelelahan mata sesudah dilakukan senam yoga mata yaitu 1,94

dengan standar deviasi 1,652 skor keluhan kelelahan mata terendah

adalah 0 dan tertinggi adalah 5 di Divisi Redaksi Padang Ekspress

tahun 2019.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Arisandi I.P (2018) tentang Efektivitas Senam M ata

Terhadap Computer Vision Syndrome (CVS) pada Mahasiswa

Fakultas Keperawatan Universitas Riau (UR) Angkatan A 2014

didapatkan rata-rata keluhan kelelahan mata pada mahasiswa

adalah 19,81 dengan standar deviasi yaitu 3,22.

56
Senam yoga mata diperlukan pada pekerja pengguna komputer

agar membuat otot siliaris yang tegang menjadi elastis kembali dan

stres pada retina berkurang dan kembali normal. Untuk membuat

otot siliaris dan retina kembali pada keaadan rileks dan normal

dapat dilakukan senam yoga yang setiap gerakannya mempunyai

manfaat sebagai berikut :

1). Gerakan palming (meram) dapat Melemaskan dan merevitalisasi

otot-otot mata dan menstimulasi sirkulasi aqueous humor (cairan yang

membentang antara kornea dan lensa mata), dan membantu koreksi

penglihatan yang rusak.

2). Gerakan berkedip dapat mendorong refleks berkedip menjadi

spontan, dan mendorong relaksasi otot-otot mata.

3). Gerakan bola mata kesamping dapat melemaskan ketegangan otot-

otot yang tegang oleh bacaan konstan dan kerja dekat dan juga dapat

mencegah dan mengkoreksi juling.

4.) Gerakan bola mata kedepan dan kesamping dapat meningkatkan

koordinasi otot medial dan lateral

5). Gerakan bola mata berotasi dapat mengembalikan keseimbangan di

otot-otot sekitar mata dan meningkatkan aktivitas terkoordinasi dari

kedua bola mata

6.) Gerakan melihat keatas dan kebawah dapat menyeimbangkan otot

bola mata atas dan bawah

57
7). Melihatkan pandangan yang jauh lalu mengarahkan pandangan ke

hidung dapat meningkatkan kekuatan akomodatif, fokus dari otot-otot

mata dan meningkatkan ketajaman visual mata.

Berdasarkan hasil observasi, dengan dilakukan senam yoga mata

selama 20 menit sebanyak 4 kali dalam 2 minggu dapat memberikan efek

relaksasi pada otot siliaris dan retina. Hal ini ditunjukan oleh penurunan

rata-rata keluhan kelelahan mata setelah dilakukan senam yoga mata yaitu

1,94. Berdasarkan hasil penelitian terlihat senam yoga mata dapat

menghilangkan keluhan kelelahan mata ringan dengan gejala keluhan

kemerahan pada mata, mata terasa perih dan mata berair, dari 16 orang

responden yang mengalami keluhan kelelahan mata ringan, setelah

dilakukan intervensi senam yoga mata, hanya ada 1 responden yang

masih mengalami kelelahan mata ringan. Untuk kasus kelelahan mata

berat, yang salah satu tanda gejalanya adalah sulit fokus dalam

melihat, dan bayangan ganda, setelah dilakukan intervensi, jumlah

responden yang mengalami keluhan kelelahan mata berat juga

berkurang menjadi 5 orang.

B. Analisa Bivariat

1. Pengaruh Senam Yoga Mata Terhadap Kelelahan Mata Pada

Pekerja Pengguna Komputer

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan selisih rata-rata skor

keluhan kelelahan mata yaitu 4,75/1,94 dengan standar deviasi

yaitu 2,236/1,652. Hasil uji statistik dengan wilcoxon signed ranks

58
test didapatkan nilai p = 0,000, berarti p < 0,05, terlihat ada

pengaruh dilakukannya senam yoga mata terhadap kelelahan mata

pada pekerja pengguna komputer di Divisi Redaksi Padang

Ekspress tahun 2019.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Kim Sang-Dol (2016) tentang pengaruh latihan yoga mata

pada mahasiswa pasca sarjana keperawatan di Dapartemen

Keperawatan Universitas Nasional Kangwon tahun 2016 diperoleh

p = 0,000 (p<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa senam yoga

mata berpengaruh signifikan terhadap penurunan kelelahan mata

pada mahasiswa pasca sarjana di Universitas Nasional Kangwon.

Pengendalian kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer

dapat dilakukan dengan cara diantaranya yaitu gunakan pencahayaan

yang tepat, sering berkedip, gunakan waktu istirahat, dan latihan mata

yaitu berpaling dari objek kerja dan menatap objek yang jauh untuk

beberapa saat. Ramli (2010) mengatakan beberapa cara untuk menjaga

kesehatan mata untuk mengurangi kelelahan mata, diantaranya makan

makanan yang seimbang, hindari kebiasaan hidup buruk, rutin

melakukan pemeriksaan mata, mengetahui riwayat penyakit mata dalam

keluarga karena faktor keturunan, istirahat yang cukup, jangan

menggosok atau mengucek mata terlalu kuat apabila ada benda asing

yang masuk ke mata, tidak mnyentuh mata dengan tangan yang kotor

dan melakukan senam mata. Salah satu senam mata yang dapat

59
dilakukan untuk mengurangi keluhan kelelahan mata adalah Senam

Yoga Mata.

Sejumlah studi menunjukan bahwa senam yoga mata yang

dilakukan secara teratur dapat menurunkan keluhan kelelahan mata,

menurunkan kadar hormon stres kortisol, menurunkan kecemasan dan

ketegangan sehingga otot pengakomodasi mata dan retina yang tegang

dan stress akibat terus-menerus menatap layar komputer dalam durasi

yang lama dapat menjadi rileks kembali dan semakin membaik.

Melakukan senam yoga mata selama 20 menit setelah bekerja

menggunakan komputer selama 4 jam dapat memberikan efek relaksasi

pada mata. Apabila otot dan syaraf mata yang relaks akan terjadi

vasodilatasi pembuluh darah,sehingga peredaran darah ke otot dan

syaraf mata kembali normal, kelelahan mata dapat menghilang.

Menurut peneliti, penurunan skor keluhan kelelahan mata pada

pekerja pengguna komputer terjadi karena dilakukan senam yoga

mata yang dilakukan 2 kali dalam seminggu selama 2 minggu

memberikan efek terhadap kelelahan mata. Hal ini menunjukan

bahwa sebelum dilakukan senam yoga mata, para pekerja

pengguna komputer cendrung memiliki skor kelelahan mata yang

tinggi dan sesudah dilakukan senam yoga mata terjadi penurunan.

Rata-rata skor keluhan kelelahan mata sebelum intervensi adalah

4,75 dan setelah dilakukan intervensi turun menjadi 1,94.

Menurut peneliti, disamping pengaturan tempat dan ruangan

kerja yang sesuai dengan prosedur K3 pekerja pengguna komputer

60
yaitu mengatur instensitas Pencahayaan yang sesuai, Suhu dan

Kelembaban yang sesuai, dan Jarak Penglihatan yaitu jarak mata

terhadap monitor ketika bekerja menggunakan komputer minimal

adalah 50 cm, diikuti dengan makan makanan yang seimbang, hindari

kebiasaan hidup buruk, rutin melakukan pemeriksaan mata, dan istirahat

yang cukup, senam yoga mata dapat memperbaiki kelelahan mata pada

keaadan yang lebih baik. Apabila keluhan kelelahan mata dapat

dikendalikan, maka gangguan penglihatan akibat kesalahan refraksi

yang tidak dikoreksi dapat dihindari. Yang mana diketahui menurut

WHO 2018 kesalahan refraksi yang tidak dikoreksi merupakan

penyebab utama gangguan penglihatan terbanyak di seluruh dunia, dan

diikuti oleh katarak dan glaukoma.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapatkan tentang pengaruh senam yoga
mata terhadap kelelahan mata pada pekerja pengguna komputer di Divisi
Redaksi Padang Ekspres Tahun 2019, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :

61
1. Rata-rata skor keluhan kelelahan mata pekerja pengguna
komputer di Divisi Redaksi Padang Ekspres sebelum dilakukan
senam yoga mata yaitu 4,75.
2. Rata-rata skor keluhan kelelahan mata pekerja pengguna
komputer di Divisi Redaksi Padang Ekspres sesudah dilakukan
senam yoga mata yaitu 1,94.
3. Ada pengaruh senam yoga mata terhadap kelelahan mata pada
pekerja pengguna komputer di Divisi Redaksi Padang Ekspres
dengan skor keluhan kelelahan mata pretest posttest yaitu nilai p
= 0,000 berarti p <0,05.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian, maka

peneliti menyarankan :

1. Bagi Divisi Redaksi Padang Ekspress

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi

Divisi Redaksi sebagai salah satu cara untuk meningkatkan K3, agar

pekerja selamat, sehat, produktif, sejahtera dan berdaya saing kuat dan

dapat mengatasi kelelahan mata yang mengganggu prokdutivitas kerja.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi di

perpustakaan yang dapat memberikan masukan dan menambah

wawasan bagi mahasiswa.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan sebagai data

awal dalam penelitian selanjutnya dengan variabel dan desain yang

berbeda tentang terapi kelelahan mata.

62
63

Anda mungkin juga menyukai