Fadhila Sari
Fadhila Sari
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam pertanian, hama adalah organisme pengganggu tanaman yang menimbulkan kerusakan
secara fisik, dan ke dalamnya praktis adalah semua hewan yang menyebabkan kerugian dalam
pertanian. Serangga termasuk bagian dari hama yang merupakan kelompok organisme yang paling
beragam jenis dan selalu mendominasi populasi mahluk hidup di muka bumi, baik yang hidup di
bawah,pada dan di atas permukaan tanah. Oleh karena itu hampir semua jenis tanaman baik yang
dibudidayakan maupun yang berfungsi sebagai gulma selalu diganggu oleh kehadiran serangga hama
tersebut. Dengan demikian dalam proses produksi , masalah hama tersebut tidak bisa diabaikan, karena
akan mempengaruhi produksi secara kualitatif maupun kuantitatif dan mampu merurunkan produksi
sebesar 20,7%, bahka menyebabkan kegagalan panen, kalau tidak dilakukan pengendalian secara
efektif.
Untuk mengendalikan hama harus digunakan konsep Pengendalian Hama Terpadu
(PHT). Dalam konsep tersebut, pengendalian hama dengan insektisida merupakan salah satu
taktik yang digunakan bilamana perlu serta diintegrasikan dengan taktik pengendalian lain.
Tujuan pengendalian adalah untuk memaksimumkan keuntungan pendapatan, targetnya adalah
beberapa jenis hama, dasar yang digunakan adalah ambang kendali hama, dan caranya adalah
dengan menurunkan kepadatan populasi hama melalui berbagai taktik pengendalian.
Dalam konsep PHT, ada empat elemen yang mendasari komponen pengendalian hama,
yakni bioekologi, pengendalian alamiah, ambang kendali, dan teknik penarikan contoh populasi
hama. Di dalam makalah ini, keempat elemen tersebut akan dibahas sebagai dasar untuk
menentukan komponen pengendalian hama pemakan daun kedelai. Sumber data yang digunakan
dalam penyusunan makalah ini diperoleh dari hasil penelitian dan penelaahan pustaka.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui hama-hama yang menyerang tanaman
kedelai dan kacang hijau serta gejala serangannya, praktikum ini juga menjadi bukti hasil laporan akhir
Ilmu Hama Tanaman.
1.3 Manfaat
Manfaat praktikum ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara budidaya tanaman kedelai dan
kacang hijau, mengetahui hama-hama yang menyerang tanaman kedelai dan kacang hijau serta gejala
serangannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar cabang yang
tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah. Jika kelembapan tanah turun,
akar akan berkembang lebih ke dalam agar dapat menyerap unsur hara dan air. Pertumbuhan ke
samping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga 120 cm. Selain berfungsi
sebagai tempat bertumpunya tanaman dan alat pengangkut air maupun unsur hara, akar tanaman
kedelai juga merupakan tempat terbentuknya bintil-bintil akar.
Kedelai berbatang memiliki tinggi 30–100 cm. Batang dapat membentuk 3 – 6 cabang,
tetapi bila jarak antar tanaman rapat, cabang menjadi berkurang, atau tidak bercabang sama
sekali. Tipe pertumbuhan batang dapat dibedakan menjadi terbatas (determinate), tidak terbatas
(indeterminate), dan setengah terbatas (semi-indeterminate). Tipe terbatas memiliki ciri khas
berbunga serentak dan mengakhiri pertumbuhan meninggi. Tanaman pendek sampai sedang,
ujung batang hampir sama besar dengan batang bagian tengah, daun teratas sama besar dengan
daun batang tengah. Tipe tidak terbatas memiliki ciri berbunga secara bertahap dari bawah ke
atas dan tumbuhan terus tumbuh. Tanaman berpostur sedang sampai tinggi, ujung batang lebih
kecil dari bagian tengah. Tipe setengah terbatas memiliki karakteristik antara kedua tipe lainnya.
Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap bunga mempunyai alat jantan dan
alat betina. Penyerbukan terjadi pada saat mahkota bunga masih menutup sehingga kemungkinan
kawin silang alami amat kecil. Bunga terletak pada ruas-ruas batang, berwarna ungu atau putih.
Tidak semua bunga dapat menjadi polong walaupun telah terjadi penyerbukan secara sempurna.
Sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong.
Buah
Buah kedelai berbentuk polong. Setiap tanaman mampu menghasilkan 100 – 250 polong.
Polong kedelai berbulu dan berwarna kuning kecoklatan atau abu-abu. Selama proses
pematangan buah, polong yang mula-mula berwarna hijau akan berubah menjadi kehitaman.
Pada buku (nodus) pertama tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk sepasang daun
tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga
helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga mempunyai tangkai agak
panjang. Masing-masing daun berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun
berbulu halus (trichoma) pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai
daun majemuk. Setelah tua, daun menguning dan gugur, mulai dari daun yang menempel di
bagian bawah batang.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pengamatan ini dilaksanakan mulai pada tanggal 28 oktober hingga 30 Desember 2011.
Dan pengamatan ini dilaksanakan di lahan praktikum depan rumah kaca Fakultas Pertanian
Universitas Jambi.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan :
Cangkul
Sabit/ parang
Kayu tugal
Gunting/ curter
Alat tulis
Kamera
Tali plastik
Bahan yang digunakan :
Benih Kedelai dan Kacang Hijau
Pupuk kandang
Air
3.3 Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan praktikum pada tanaman kedelai dan kacang hijau dilakukan dengan
beberapa tahap yaitu:
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
“Hama-hama yang menyerang tanaman kacang hijau”
1. Lalat kacang (Agromyza phaseoli )
Gejala Serangan
Gejala awal berupa bercak-bercak pada keping biji atau daun pertama. Bercak ini merupakan
tempat peletaka telur. Selanjutnya terlihat liang gerek pada keping biji atau daun pertama. Ketika
polong yang diserang gugur, larva sudah berada di dalam batang. Pada saat larva telah berada di
pangkal akar daun mulai layu dan kekuning-kuningan. Tanaman akan mati berumur 3-4 minggu. Jika
tanaman tersebut dicabut akan didapati larva, pupa, atau kulit pupa di antara akar dan kulit akar.
Tanaman yang terserang dan masih tetap hidup menampakkan akar-akar adventif di bagian terbawah
dari batang.
Sejauh yang diketahui, serangannya tidak sehebat pada tanaman kedelai. Hal ini disebabkan
karena keping biji kacang hijau yang masih muda mudah rontok ketika diserang sehingga tidak memberi
kesempatan pada serangga tersebut untuk bertelur.
Penyebab
Lalat kacang (Agromyza phaseoli Caq.) sebagai penyebab. Tubuhnya kecil dan berwarna hitam
mengilap. Perkawinannya (kopulasi) biasa terjadi antara pukul 09.00@10.00 pagi. Waktu matahari
bersinar terik, lalat ini bersembunyi di dalam rumput di dekat tanaman kacang hijau. Lalat kacang
bertelur pada pagi hari. Telurnya diletakkan pada keping biji atau pada daun pertama.
Setelah telur menetas, belatungnya menggerek dan memakan keping biji atau daun sehingga
terbentuk liang. Belatung ini akan terus menggerek ke tangkai daun dan masuk ke dalam batang sampai
pangkal akar, Kepompong atau pupanya berwarna cokelat kuning. Pada setiap batang tanaman yang
diserang rata-rata terdapat 4-5 pupa.
2. Penggerek polong (Etiella zinckenella Tr.)
Gejala Serangan
Gejala serangannya terlihat pada kulit polong berupa bercak hitam dan bila dibuka terdapat
larva yang gemuk dengan kotoran-kotorannya berwarna hijau basah. Serangan pada polong kedua
ditandai dengan satu lubang gerek yang bentuknya bundar.
Penyebab
Hama penyebabnya adalah penggerek polong (Etiella zinckenella Tr.). Penggerek polong
kacang hijau sama dengan penggerek polong pada kedelai. Larva yang baru menetas menggerek masuk
ke dalam polong menuju ke bagian bawah. Larva ini memakan biji di dalam polong sampai habis
kemudian berpindah ke polong lain. Bentuk larvanya gemuk dan licin, larva yang masih kecil berwarna
merah kebiru-biruan.
3. Ulat jengkal (Plusia chalcites Esp.)
Gejala Serangan
Ulat ini menyerang tanaman yang sudah agak tua dan memakan daunnya sehingga tinggal
tulangnya saja.
Penyebab
Hama penyebabnya adalah ulat jengkal kedelai (PIusia chalcites Esp.). Tubuhnya berwarna
hijau. Bentuk dewasanya berupa kupu-kupu. Telur kupu-kupu ini diletakkan berkelompok sebanyak 50
butir. Stadium telurnya selama 3 hari. Larva tersebut akan menjadi kepompong di antara daun yang
dianyam menjadi satu. Stadium pupanya selama 6 hari.
4. Kepik hijau (Nezara viridula)
Gejaia Serangan
Polong muda isinya terisap. Bila polong dibuka tampak bijinya pipih tanpa isi. Bagian yang
terserang tampak berbercak hitam.
Penyebab
Hama penyerang adalah kepik padi hijau (Nezara viridula). Kepik ini meletakkan telurnya yang
berwarna kuning secara massal di permukaan bawah daun. Kelompok telurnya 5-10 butir. Stadium
telumya selama 6 hari. Setelah telur menetas, larvanya berkumpui di polong dalam kelompok besar.
Stadium larvanya selama 30 hari. Masa pertumbuhan dari telur hingga dewasa selama 36 hari.
5. Thrips sp.
Gejala Serangan
Serangan hama ini menyebabkan daun menggulung ke dalam (keriting) karena sel-sel di bagian
atasnya mengerut.
Penyebab
Kutu Thrips menyerang tanaman dengan mengisap cairan tanaman sehingga mengganggu proses
fotosintesis dan mengakibatkan menurunnya hasil. Penurunannya dapat mencapai 60, bahkan tidak
menghasilkan sama sekali (puso) bila serangannya berat. Pantas jika hewan ini merupakan hama yang
paling berbahaya bagi tanaman kacang hijau. Selama fase vegetatif tanaman, serangan hama ini sangat
rendah.
6. Kumbang Callosobruchus
Gejala Serangan
Kumbang ini meletakkan telurnya pada permukaan polong atau biji kacang hijau. Larva yang
baru menetas langsung menggerek masuk ke dalam biji dan memakan kotiledon serta bagian biji
lainnya.
Penyebab
Kumbang Calloso-bruchus maculatus yang menyerang biji. Siklus hidup kumbang ini, pada biji
kacang hijau varietas MB 129, berlangsung antara 23-28 hari. Kemampuan bertelur kumbang betina
antara 40-90 butir. Persentase telur yang dapat menetas hingga menjadi dewasa sebesar 19-98.
Perbandingan antara jantan dewasa dan betinanya 1:1.
7.Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)
Gejala Serangan
Serangan ulat grayak mendadak dan dalam jumlah besar, bermula dari kupu-kupu berwarna
keabu-abuan, panjang 2 cm dan sayapnya 3-5 cm, bertelur di permukaan daun. Tiap kelompok telur
terdiri dari 350 butir. Gejala: kerusakan pada daun, ulat hidup bergerombol, memakan daun, dan
berpencar mencari rumpun lain. Ulat grayak muda menyerang daun sehingga bagian daun yang
tertinggal hanya epidermis atas dan tulang-tulangnya saja. Ulat tua juga merusak tulang-tulang daun
sehingga tampak lubang-lubang bekas gigitan pada daun. Di samping memakan daun, ulat juga
memakan polong muda. hal ini mengakibatkan penurunan jumlah produksi.
8. Belalang Kembara ( Locusta migratoria)
Belalang menyerang tanaman kedelai dan kacang hijau, gejala serangan yang
ditimbulkan adalah terdapat robekan pada daun, dan pada serangan yang hebat dapat terlhat
tinggal tulang-tulang daun saja.
“Hama-hama yang menyerang tanaman Kedelai”
1. Kumbang daun kedelai
a. Peri kehidupan
Kumbang daun kedelai, Phaedonia inclusa . (Coleoptera, Chrysomelidae) berbentuk
hampir speris, kepala dan pronotum berwarna coklat-kemerahan, dan elytra berwarna hitam-
kebiruan dengan bagian tepi sempit berwarna coklat kekuningan. Elytra panjangnya 4 - 5 mm.
Pakan umumnya berupa daun yang telah membentang sempurna. Perkembangan serangga ini
berlangsung selama 3 - 4 minggu. Stadium kumbang berlangsung selama 4 bulan. Pada keadaan
tanaman tidak tumbuh, kumbang mampu bertahan hidup hingga 5 buian. Kumbang ini bergerak
lambat dan jarang terbang. Itulah sebabnya, kumbang ini menyebar secara pasif setelah panenan
melalui transportasi daun.
Produksi telur berkisar antara 200 - 250 butir. Telur biasanya diletakkan secara
berkelompok sebanyak 2 - 18 butir di permukaan bawah helaian daun. Telur berwarna kuning
muda, bentuknya agak melengkung dengan ujung bulat, panjangnya 1 1/3 mm dan lebarnya 1/3
mm. Stadium telur berlangsung selama 4 hari.
Larva pada mulanya berwarna abu-abu gelap kemudian berubah menjadi agak muda.
Larva dilengkapi dengan tubercula dan setae yang hitam, bentuknya agak melengkung dengan
abdomen tebal, panjangnya mencapai 5 mm. Selama beberapa hari pertama, larva tinggal pada
daun, tempat telur diletakkan, kemudian segera merayap ke puncak batang, bunga, dan polong.
Larva tua sering memakan tangkai daun. Stadium larva terdiri atas 5 instar, berlangsung selama 8
hari.
Pupa terbentuk di dalam rongga tanah dekat permukaan tanah. Pupa menjadi kumbang
setelah berumur seminggu. Kelembaban merupakan faktor penentu dalam perkembangan
serangga ini. Lembab nisbi optimum yang dibutuhkan oleh kumbang untuk meletakkan telur
berkisar antara 60-80%. Hal ini mungkin merupakan salah satu faktor mengapa kumbang daun
kedelai menjadi hama penting di daerah beriklim kering.
b. Perilaku merusak
Kumbang hadir di pertanaman sejak kecambah muncul ke permukaan tanah hingga
tanaman masih memiliki daun atau polong muda. Kumbang dan larva merusak pucuk, daun
muda, tangkai daun muda, bunga dan polong muda. Tanaman kedelai yang diserang larva
maupun kumbang mengalami perompesan sehingga mengakibatkan penurunan hasil panen.
Serangan hama pada tanaman muda mengakibatkan tanaman mati, serangan pada tanaman
stadium pembungaan mengakibatkan jumlah bunga dan polong berkurang, dan serangan pada
stadia perkembangan polong dan biii mengakibatkan jumlah polong dan kualitas biji berkurang.
3. Ulat jengkal
a. Peri kehidupan
Ulat jengkal, Chrysodeixis chalcites Esp. (Lepidoptera, Noctuidae) berwarna hijau dan
bergerak seperti menjengkal. Ulat tua memiliki ciri khas, yakni adanya tungkai palsu sebanyak
tiga pasang dan garis lateral berwarna pucat sebanyak tiga pasang yang membujur dari
mesonotum hingga ujung abdomen. Tubuh ulat menyempit pada bagian apikal dengan kepala
kecil. Tubuh ulat ini apabiia direntangkan, panjangnya 3 cm. Stadium ulat terdiri atas lima instar,
umur ulat berlangsung selama 14-19 hari dengan rerata 16,2 hari (14).
Kepompong berwarna hijau muda yang berangsur-angsur menjadi putih-kecoklatan.
Kepompong dibentuk di daun, ditutupi oleh rumah kepompong (kokon). Stadium kepompong
berlangsung selama 6-11 hari dengan rerata 6,8 hari (14).
Stadium ngengat berlangsung selama 5 – 12 hari dengan rerata 8,5. Ngengat meletakkan
telur pada umur 4 – 12 hari. Produksi telur mencapai 1250 butir per ekor ngengat betina. Telur
diletakkan secara individual di permukaan bawah helaian daun. St pada umur 4 – 12 hari.
Stadium telur berlangsung selama 3 - 4 hari dengan rerata 3,2 hari (14). Daur hidup ulat jengkal
dari tetur hingga ngengat bertelur berlangsung selama 30 hari.
b. Perilaku merusak
Ulat jengkal menyerang tanaman muda dan tua dengan gejala serangan berupa
perompesan, baik sebagian dengan masih tersisanya tulang daun, maupun total. Di samping
memakan daun, ulat juga sering memakan polong muda.
Ulat jengkal memiliki inang berupa tanaman kedelai dan beberapa tanaman pangan
lainnya, sesayuran, dan gulma selain rerumputan. Karena sifatnya yang polifag tersebut, maka
daerah sebarannya meluas di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi (15).
4. Ulat grayak
a. Peri kehidupan
Ulat grayak, Spodoptera litura F. (Lepidoptera, Noctuidae) memiliki ciri khas, yakni
terdapatnya dua buah bintik hitam berbentuk seperti bulan sabit pada tiap ruas abdomen,
terutama ruas ke empat dan ke sepuluh yang dibatasi oleh garis-garis lateral dan dorsal berwarna
kuning yang membujur sepanjang badan (15).
Setelah telur menetas, ulat tinggal untuk sementara waktu di tempat telur diletakkan,
Beberapa hari kemudian, ulat tersebut berpencaran, Ulat tua bersembunyi di dalam tanah pada
siang hari dan giat menyerang tanaman pada malam hari. Stadium ulat terdiri atas enam instar
dan berlangsung selama 13 - 17 hari dengan rerata 14 hari (18).
Kepompong terbentuk di dalam rongga-rongga dalam tanah di dekat permukaan tanah.
Stadium kepompong berlangsung selama 7 - 10 hari dengan rerata 8,5 hari. Stadium ngengat
berlangsung selama 1 - 13 hari dengan rerata 9,3 hari.
Ngengat meletakkan telur pada umur 2 - 6 hari. Produksi telur dapat mencapai 3000 butir
per induk betina, tersusun atas 11 kelompok dengan rerata 350 butir per kelompok. Telur
diletakkan berkelompok dan ditutupi oleh bulu-bulu halus berwarna coklat kemerahan. Stadium
telur berlangsung selama 3 - 5 hari dengan rerata 3 hari (15, 18). Daur hidup ulat grayak dari
telur hingga ngengat bertelur berlangsung selama 28 hari.
b. Perilaku merusak
Ulat grayak muda menyerang daun sehingga bagian daun yang tertinggal hanya
epidermis atas dan tulang-tulangnya saja. Ulat tua juga merusak tulang-tulang daun sehingga
tampak lubang-lubang bekas gigitan pada daun. Di samping memakan daun, ulat juga memakan
polong muda.
Ulat grayak memiliki kemampuan makan besar, Selama periode ulat instar VI yang
berlangsung selama 2,5 hari, ulat dengan kemampuan makan sebesar 184 cm2/ekor mampu
menghabiskan satu tanaman stadium V2 yang berumur 15 HST (3).
Kutu dewasa ukuran kecil 1-1,5 mm berwarna hitam, ada yang bersayap dan tidak. Kutu
ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik Virus). Menyerang pada awal
pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga dan polong. Gejala: layu, pertumbuhannya
terhambat.
6. Lalat kacang (Agromyza phaseoli )
Gejala Serangan
Gejala awal berupa bercak-bercak pada keping biji atau daun pertama. Bercak ini merupakan
tempat peletaka telur. Selanjutnya terlihat liang gerek pada keping biji atau daun pertama. Ketika
polong yang diserang gugur, larva sudah berada di dalam batang. Pada saat larva telah berada di
pangkal akar daun mulai layu dan kekuning-kuningan. Tanaman akan mati berumur 3-4 minggu. Jika
tanaman tersebut dicabut akan didapati larva, pupa, atau kulit pupa di antara akar dan kulit akar.
Tanaman yang terserang dan masih tetap hidup menampakkan akar-akar adventif di bagian terbawah
dari batang.
Penyebab
Lalat kacang (Agromyza phaseoli Caq.) sebagai penyebab. Tubuhnya kecil dan berwarna hitam
mengilap. Perkawinannya (kopulasi) biasa terjadi antara pukul 09.00@10.00 pagi. Waktu matahari
bersinar terik, lalat ini bersembunyi di dalam rumput di dekat tanaman kacang hijau. Lalat kacang
bertelur pada pagi hari. Telurnya diletakkan pada keping biji atau pada daun pertama.
Setelah telur menetas, belatungnya menggerek dan memakan keping biji atau daun sehingga
terbentuk liang. Belatung ini akan terus menggerek ke tangkai daun dan masuk ke dalam batang sampai
pangkal akar, Kepompong atau pupanya berwarna cokelat kuning. Pada setiap batang tanaman yang
diserang rata-rata terdapat 4-5 pupa.
7. Cantalan (Epilachana Soyae)
Morfologi
Kumbang berwarna merah dan larvanya yang berbulu duri, pemakan daun dan merusak
bunga.Bentuk sayapnya keras dan ada yang lunak,tipe mulutnya menggiggit mengunyah
Siklus hidup
Telur kumbang ini diletakkan dibawah permukaan daun secara berkelompok,lamanya stadia
telur antara 4-5 hari, sedangkan stadia larvanya kurang lebih antara 16 hari.
Gejala
Pada hama kumbang ini serangannya yaitu memakan daun tetapi masih ada lapisan daun yang
tertinggal seperti tulang daun hingga daun menjadi transparan.Menyerang tanaman berjaringan
lunak dan lebih menyukai pada bagian ujung pucuk daun.
Gejala
Gejala kerusakan tanaman akibat serangan hama ini adalah terdapatnya bintik atau lubang
berwarna cokelat tua pada kulit polong, bekas jalan masuk larva ke dalam biji. Seringkali, pada
lubang bekas gereka terdapat butir-butir kotoran kering yang berwarna coklat muda dan terikat
benang pintal atau sisa-sisa biji terbalut benang pintal. Merusak biji dengan menggerek kulit
polong muda dan kemudian masuk serta menggerek biji, sebelum menggerek larva baru menetas
menutupi dirinya dengan selubung putih hingga ada bintik coklat tua sebagai jalan masuk hama
tersebut.
Siklus hidup
Telur diletakkan berkelompok 4-15 butir di bagian bawah daun, kelopak bunga atau pada
polong. Telur berbentuk lonjong, diameter 0,6 mm. pada saat diletakkan telur berbah kemerahan
dan berwarna warna putih mengkilap, kemudian berwarna jingga ketika akan menetas. Setelah 3-
4 hari, telur menetas dan keluar ulat berwarna putih kekuningan, kemudian berubah menjadi
hijau dengan garis merah memanjang . Ulat instar 1 dan 2 menggerek polong daun, menggerek
biji dan hidup di dalam biji. Setelah instar 2, ulat hidup di luar biji.
Dalam satu polong sering dijumpai lebih dari 1 ekor ulat. Ulat instar akhir mempunyai panjang
13-15 mm dengan lebar 2-3 mm. Kepompong berawarna coklat dengan panjang 8-10 mm dan
lebar 2 mm, dibentuk dalam tanah dengan terlebih dahulu membuat sel dari tanah. Setelah 9-15
hari, kepompong berubahmenjadi ngengat.
Gejala
Gejala kerusakan tanaman akibat serangan hama ini adalah terdapatnya bintik atau lubang
berwarna cokelat tua pada kulit polong, bekas jalan masuk larva ke dalam biji. Seringkali, pada
lubang bekas gereka terdapat butir-butir kotoran kering yang berwarna coklat muda dan terikat
benang pintal atau sisa-sisa biji terbalut benang pintal. Merusak biji dengan menggerek kulit
polong muda dan kemudian masuk serta menggerek biji, sebelum menggerek larva baru menetas
menutupi dirinya dengan selubung putih hingga ada bintik coklat tua sebagai jalan masuk hama
tersebut.
Siklus hidup
Telur diletakkan berkelompok 4-15 butir di bagian bawah daun, kelopak bunga atau pada
polong. Telur berbentuk lonjong, diameter 0,6 mm. pada saat diletakkan telur berbah kemerahan
dan berwarna warna putih mengkilap, kemudian berwarna jingga ketika akan menetas. Setelah 3-
4 hari, telur menetas dan keluar ulat berwarna putih kekuningan, kemudian berubah menjadi
hijau dengan garis merah memanjang . Ulat instar 1 dan 2 menggerek polong daun, menggerek
biji dan hidup di dalam biji. Setelah instar 2, ulat hidup di luar biji.
Dalam satu polong sering dijumpai lebih dari 1 ekor ulat. Ulat instar akhir mempunyai panjang
13-15 mm dengan lebar 2-3 mm. Kepompong berawarna coklat dengan panjang 8-10 mm dan
lebar 2 mm, dibentuk dalam tanah dengan terlebih dahulu membuat sel dari tanah. Setelah 9-15
hari, kepompong berubahmenjadi ngengat.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Keadaan umum tanaman dan lingkungan
Selama pengamatan berlangsung terlihat pertumbuhan tanaman mempunyai vigor yang baik.
Namun selama pengamatan berlangsung terlihat beberapa tanaman terserang hama pada minggu ke- 2
yang menyebabkan beberapa tanaman bagian daunnya dimakan dan ada pula yang menggerek batang.
Serangan hama ini umumnya pada saat praktikum disebabkan oleh belalang.
Tanaman kedelai dan kacanag hijau tumbuh dengan cukup baik, seperti yang terlihat pada
gambar diatas. Dam penanaman kedelai dan kacang hijau ini kami tidak menggunakan bahan kimia,
karena pada praktikum yang kami lakukan tujuan utamanya adalah untuk smengamati hama-hama yang
menyerang tanaman kedelai dan kacang hijau serta gejala serangannya.
4.2.3 Perbedaan frekuensi serangan antara hama tanaman kedelai dan kacang hijau
Jenis-jenis hama yang menyerang tanaman kedelai maupun kacang hijau kebanyakan sama
yaitu antara lain ulat grayak, belalang, ulat jengkal, ulat penggulung daun dan sebagainya. Walaupun
sama, namun frekuensi serangan yang dilakuan oleh hama lebih kepada tanaman kedelai, hal ini
dikarenakan ham-hama tersebut lebih menyukai tanaman kedelai daripada tanaman kacang hijau.
Salah satu contoh adalah lalat kacang pada tanamn kcang hijau, serangannya tidak sehebat pada
tanaman kedelai. Hal ini disebabkan karena keping biji kacang hijau yang masih muda mudah rontok
ketika diserang sehingga tidak memberi kesempatan pada serangga tersebut untuk bertelur.
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Ir. Siswandi, MP. 2006. Budidaya Tanaman Palawija.PT Citra Aji Parama : Yogyakarta