Anda di halaman 1dari 4

F.1.

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


PROMOSI KESEHATAN
“PENYULUHAN MENGENAI NAPZA DAN BAHAYA MEROKOK”

I. LATAR BELAKANG
NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat
Adiktif lainnya. Ada 4 hal dalam singkatan itu. Narkotika yaitu zat-zat alamiah
maupun sintetik dari bahan yang dapat menimbulkan candu yang mempunyai efek
menurunkan atau mengubah kesadaran. Alkohol merupakan zat aktif dalam
berbagai minuman keras. Di dalam alkohol terkandung etanol yang berfungsi
menekan saraf pusat. Kemudian psikotropika yaitu zat atau obat, baik alamiah
maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif, yaitu perubahan
khas pada aktivitas mental dan perilaku. Sedangkan zat-zat adiktif adalah zat-zat
yang mengakibatkan ketergantungan. Zat-zat ini berbahaya karena bisa
mematikan sel otak.
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120
mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi
daun-daun tembakau yang telah dicacah. Bahan kimia yang terkandung di dalam
rokok, antara lain: Nikotin, kandungan yang menyebabkan perokok merasa rileks.
Tar, yang terdiri dari lebih dari 4000 bahan kimia yang mana 60 bahan kimia di
antaranya bersifat karsinogenik. Sianida, senyawa kimia yang mengandung
kelompok cyano. Benzene, juga dikenal sebagai bensol, senyawa kimia organik
yang mudah terbakar dan tidak berwarna. Cadmium, sebuah logam yang sangat
beracun dan radioaktif. Metanol (alkohol kayu), alkohol yang paling sederhana
yang juga dikenal sebagai metil alkohol. Asetilena, merupakan senyawa kimia tak
jenuh yang juga merupakan hidrokarbon alkuna yang paling sederhana. Amonia,
dapat ditemukan di mana-mana, tetapi sangat beracun dalam kombinasi dengan
unsur-unsur tertentu. Formaldehida, cairan yang sangat beracun yang digunakan
untuk mengawetkan mayat. Hidrogen sianida, racun yang digunakan sebagai
fumigan untuk membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat
plastik dan pestisida. Arsenik, bahan yang terdapat dalam racun tikus. Karbon
monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan dalam asap buangan mobil.

1
II. PERMASALAHAN
Remaja sebagai generasi penerus bangsa, saat ini ternyata sudah
terkontaminasi narkoba. Tercatat, 19 persen dari jumlah remaja di Indonesia atau
sekitar 14 ribu remaja, diindikasikan menjadi pengguna narkoba. Fenomena ini
akan menjadi pertanda buruk bagi eksistensi bangsa, jika persoalan tersebut tak
segera dicarikan solusinya. Remaja yang telah terkontaminasi oleh narkoba secara
otomatis akan mengalami banyak masalah. Mulai dari mengalami degradasi
moral, penurunan intelektual, hingga penurunan produktivitas. Pada akhirnya
mereka akan menjadi remaja pemalas dalam melaksanakan berbagai hal termasuk
belajar. Pengguna narkoba juga tidak takut lagi melakukan tindakan kriminal
seperti mencuri barang, baik milik keluarganya sendiri maupun orang lain, hanya
demi membeli narkoba. Lebih dari itu, kesehatan pemakai narkoba juga akan
menjadi menurun. Berbagai penyakit, seperti hepatitis bahkan HIV/AIDS bisa
menyerang mereka.
Sementara bahaya rokok juga sekarang menjadi ancaman bagi para remaja.
Remaja cenderung memiliki rasa ingin tahu yang besar. Studi menunjukkan
bahwa siswa lebih mungkin untuk merokok daripada orang dewasa. Apalagi
berdasarkan hasil riset terbaru mengatakan bahwa remaja merokok setiap tahun
semakin meningkat. Pada umumnya mereka mengaku sudah mulai merokok
antara usia 9 hingga 12 tahun. Saat ini terdapat 1.100 juta penghisap rokok di
dunia yang 45% masih pelajar. Tahun 2025 diperkirakan akan bertambah hingga
mencapai 1.640 juta remaja. Setiap tahunnya, diperkirakan 4 juta orang meninggal
dunia karena kasus yang berhubungan dengan tembakau. Berdasarkan laporan
Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1999, sekitar 250 juta anak-anak di dunia
akan meninggal karena tembakau apabila konsumsi tembakau tidak dihentikan
secepatnya. Menurut survei di beberapa SMP di Jakarta, setiap siswa di
sekolahnya mulai mengenal bahkan mencoba merokok dengan presentase 40%
sebagai perokok aktif yang terdiri atas 35% putra dan 5% putri. Dan berdasarkan
pemantauan lanjutan dari para pelajar yang merokok itu sebanyak 25% Drop Out.
Kebiasaan merokok bagi para pelajar bermula karena kurangnya informasi dan
kesalahpahaman informasi, termakan iklan atau terbujuk rayuan teman.

2
Jumlah pengguna narkotika dan zat adiktif berbahaya di Sul-Sel semakin
mengkhawatirkan, setiap tahun meningkat. Sesuai data yang ada, Badan
Narkotika Nasional (BNN) Sul-Sel tahun 2013 mencapai 131 tibu lebih orang
atau 1,9 persen dati total pengguna nasional 3.826.974 orang.
Berdasarkan keadaan tersebut, pemateri menganggap perlunya
mengadakan penyuluhan pada remaja khususnya pelajar, agar pengetahuan dan
pemahaman pelajar mengenai Napza dan bahaya merokok bisa bertambah.
Sehingga jumlah pelajar pengguna Napza dan merokok bisa berkurang. Secara
individual mereka jera untuk mencoba, sedangkan yang sudah mencoba segera
ingin berhenti.

III.PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Oleh karena permasalahan yang terjadi di atas, maka kami bermaksud
mengadakan penyuluhan kesehatan dengan materi “Napza dan Bahaya Merokok”.
Pada penyuluhan ini akan disampaikan mengenai pengertian Napza, efek
merugikan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan Napza baik dari segi
kesehatan maupun sosial, kandungan yang terdapat dalam rokok, zat-zat yang
berbahaya yang terdapat pada rokok, bahaya merokok baik dari segi kesehatan
maupun sosial, dan lain sebagainya.

IV. PELAKSANAAN
Penyuluhan kesehatan mengenai Napza dan Bahaya Merokok ini
dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 15 Oktober 2015, bertempat di SMK 1
Bungoro Kabupaten Pangkep.
1. Tahap Perkenalan dan Penggalian Pengetahuan Peserta
Acara dibuka dengan perkenalan diri kemudian menyampaikan maksud dan
tujuan dari penyuluhan. Selanjutnya memberi pertanyaan pembuka untuk menilai
tingkat pengetahuan peserta (pretest) tentang materi penyuluhan yang akan
disampaikan.
2. Penyajian Materi
Materi penyuluhan disajikan dengan bantuan perangkat Komputer dan LCD.
Penyuluhan dilakukan di dalam ruang aula selama 60 menit dilanjutkan dengan
sesi diskusi.

3
V. EVALUASI
 Evaluasi Struktur
Dokter memulai penyuluhan pada waktu yang telah disiapkan, pukul 09.00
– 12.00 Wita, sehingga jalannya penyuluhan tidak mengganggu waktu
belajar siswa.
 Evaluasi Proses
Peserta yang hadir kurang lebih 60 orang. Pelaksanaan penyuluhan berjalan
sebagaimana yang diharapkan dimana peserta antusias menjawab
pertanyaan yang diajukan pemateri dan hampir sebagian besar peserta aktif
melontarkan pertanyaan.
 Evaluasi Hasil
Lebih dari 75% dari peserta yang hadir mampu menjawab pertanyaan dari
pemateri tentang materi yang disampaikan. Hal ini membuktikan bahwa
peserta memperhatikan materi yang disampaikan.

PESERTA PENDAMPING

dr. Ahmad Az Hari Nurdin dr. Hj. Halima Hafid

Anda mungkin juga menyukai