Pendidikan Kimia
Studi Pendekatan Dilemmas Stories pada Materi Hidrolisis Garam dengan Metode
Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)
Evi Elfrida, Tritiyatma Hadinugrahaningsih, Yuli Rahmawati
Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Jakarta, Jl. Rawamangun Muka, Rawamangun 13220, Jakarta, Indonesia
Kata Kunci: Dilemmas Stories, Hidrolisis Garam, Thinking Aloud Pair Problem Solving, CCVLES
Abstract
This study aims to investigate the application and implication of Dilemmas Stories approach on the Salt Hydrolysis
subject by using Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) method toward students’ soft skills. The population
of the study is 36 of public senior high school’s students at Jakarta. The study was conducted from February to
April in 2015. The dilemmas stories which used in this study was the dilemmas of the use of fertilizer, Sodium
Nitrite in processed meats, bleach apparel, and rice bleacher. This study was used a qualitative method by using
multiple data collection techniques through the interview, reflective journal and classroom observation which is
supported by CCVLES questionnaire with indicators, namely: feeling related to the story, story’s contents,
teacher’s support, teamwork, empathetic communication, critical thinking, and contextual chemistry. The quality
standards which used was credibility by using prolonged engagement, progressive subjectivity, and member
checking. The results of the study have shown that the indicators in CCVLES were achieved. Moreover, it was also
found other soft skills as the implication of learning which are motivation, the reflection of the values, curiosity,
responsibility, and encourage to argue. The implication of the creativity was perceived by students both by poster
and drama output. This study also discovered that there some preparation needed in applying Dilemmas Stories
approach, including teacher’s practice, time efficiency, and appropriate materials selection. Thus, it can be
concluded that Dilemmas Stories approach can be applicated in chemistry learning.
Keywords: Dilemmas Stories, Salt Hydrolysis, Thinking Aloud Pair Problem Solving, CCVLES
CCVLES; (3) Menyusun Rencana Pelaksanaan penilaian terdiri dari kriteria penilaian yaitu: (1)
Pembelajaran (RPP); (4) Membuat cerita dan Dilema terdapat dalam cerita dan terkait dengan
penilaian ahli; (5) Merancang soal kuis. kehidupan sehari-hari; (2) Cerita sesuai
kebenaran konsep kimia; (3) Cerita dapat
Kegiatan Pelaksanaan Penelitian
memotivasi siswa belajar kimia; (4) Cerita
Langkah-langkah dalam kegiatan mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
pelaksanaan penelitian yaitu: (1) Mengajarkan kreatif dan menyelesaikan masalah; (5) Bahasa,
topik Hidrolisis Garam; (2) Memberikan alur dan isi cerita menarik; (6) Cerita dapat
instruksi aturan berdiskusi; (3) Siswa berdiskusi digunakan dalam pembelajaran kimia. Setiap
dengan metode Thinking Aloud Pair Problem pernyataan dalam indikator terdiri dari lima
Solving (TAPPS); (4) Siswa saling bertukar pilihan tanggapan dengan penilaian skala likert,
peran kemudian menyatukan solusi; (5) Siswa yaitu: tidak setuju (skor 1), kurang setuju (skor
membuat poster atau drama; (6) Siswa 2), setuju (skor 3), dan sangat setuju (skor 4).
mempresentasikan poster atau menayangkan Berdasarkan rata-rata penilaian cerita
drama dalam bentuk video; (7) Siswa menunjukkan nilai yang cukup baik yaitu nilai di
mengerjakan kuis; (8) Siswa mengisi kuesioner atas 3. Kesan yang diberikan ahli
CCVLES; (9) Siswa menulis reflektif jurnal; mengungkapkan bahwa cerita dilema menarik
(10) Wawancara siswa. untuk dapat digunakan dalam pembelajaran
Data penelitian diperoleh dengan teknik kimia dan cerita dilema mampu menginisiasi
pengumpulan data yaitu wawancara, pengisian siswa agar lebih kritis dan kreatif dalam
kuesioner CCVLES, reflektif jurnal dan pembelajaran ahli juga memberikan komentar
observasi kelas. Teknik analisis data berdasarkan untuk perbaikan cerita seperti pemaparan konsep
analisis data kualitatif. Keabsahan data (quality kimia dalam cerita dan perbaikan penulisan. Ahli
standards) yang digunakan adalah memberikan saran untuk menggunakan bahasa
trustworthiness (kepercayaan). Credibility yang yang mudah dimengerti siswa dan isi cerita harus
digunakan pada penelitian ini adalah prolonged disesuaikan dengan kondisi lingkungan sosial
engagement, progressive subjectivity dan siswa. Komentar ahli diantaranya sebagai
member checking. berikut:
cerita Dilema Pemutih Pakaian dan Dilema beserta penjelasaan menggunakan persamaan
Pemutih Beras. Guru menjelaskan bahwa siswa reaksi Hidrolisis Garam.
akan berdiskusi secara berpasangan dengan Pembelajaran Dilemmas Stories kedua,
peran problem solver dan listener dalam diskusi siswa membuat drama dari hasil diskusi cerita
TAPPS kemudian saling bertukar peran ketika Dilema Pemutih Pakaian dan Dilema Pemutih
satu pertanyaan dilema telah terselesaikan. Beras. Drama dibuat dalam bentuk video
Metode diskusi TAPPS menekankan kemudian ditayangkan pada tanggal 17 Maret
adanya keterlibatan siswa untuk berperan 2015. Siswa tampak antusias menonton.
sebagai problem solver yang mampu Kemudian guru meminta siswa mengomentari
membangkitkan rasa percaya diri, terbuka, video, siswa yang diminta berkomentar
berani, tegas serta bersikap kritis dan analitis mengatakan bahwa drama menarik jika
dalam memberikan solusi. Sedangkan siswa ditayangkan saat mempelajari materi Hidrolisis
sebagai listener diharapkan mampu Garam karena menurut siswa hal itu dapat
membangkitkan kemampuan berkonsentrasi, meningkatkan minat dalam mempelajari kimia.
sikap menghargai pendapat, sabar dan terbuka. Hasil drama terlihat unik dan kreatif.
Guru juga aktif membimbing siswa dalam Kreativitas tersebut dinilai dari pemilihan jalan
menyampaikan pendapat dan mengambil cerita, pembagian peran dan pengambilan
keputusan. Setelah diskusi TAPPS selesai gambar dalam drama, efek yang diberikan dalam
dilakukan dan guru mengkonfirmasi jawaban video seperti gambar dan suara diberikan editing
siswa, kemudian guru mengintruksikan setiap dengan baik. Adegan yang ditampilkan oleh
pasangan bergabung membentuk kelompok yang siswa menunjukkan munculnya kreatif dan
lebih besar untuk membuat poster mengenai inovatif dari dalam diri siswa. Secara tersirat,
cerita dilema yang didiskusikan pada siswa juga sudah menjawab solusi dilema, yaitu
pembelajaran Dilemmas Stories pertama. tidak setuju dengan penambahan pemutih pada
Sedangkan pada pembelajaran Dilemmas Stories beras dan berharap peran pemerintah dalam
kedua siswa bekerja sama untuk membuat drama menangani kasus ini.
dalam bentuk video. Kemudian siswa secara mandiri
mengerjakan soal kuis yang diberikan guru
b. Tahap Akhir Pembelajaran Dilemmas berkaitan dengan Hidrolisis Garam dan isi cerita.
Stories Tujuan diadakannya kuis adalah mengetahui
Pada pembelajaran dengan pendekatan pemahaman siswa terhadap materi yang siswa
Dilemmas Stories pertama, siswa menyelesaikan pelajari termasuk pemahaman siswa mengenai
pembuatan poster. Hasil observasi tanggal 27 cerita dilema. Selain mengerjakan soal kuis,
Februari 2015, terlihat guru menghampiri setiap siswa menuliskan reflektif jurnal dan mengisi
kelompok untuk mengetahui perkembangan kuesioner CCVLES. Selanjutnya siswa
siswa dalam penyelesaian poster. Semua siswa mengumpulkan jawaban kuis, reflektif jurnal,
sudah mengumpulkan seluruh poster yang dan kuesioner CCVLES.
berjumlah 6 poster yaitu 3 poster berkaitan Penilaian Pembelajaran Dilemmas Stories
dengan cerita Dilema Natrium Nitrit pada
Penilaian pembelajaran Dilemmas Stories
Daging Olahan dan 3 poster berkaitan dengan
dapat diketahui dari data yang diperoleh saat
cerita Dilema Penggunaan Pupuk. Saat
penelitian, berupa wawancara, reflektif jurnal,
presentasi, guru bertindak sebagai fasilitator,
observasi kelas yang dilakukan oleh observer,
yaitu mengatur jalannya presentasi atau
dan kuesioner CCVLES yang diisi oleh siswa.
memberikan informasi tambahan jika ada siswa
Uraian dari masing-masing indikator adalah
yang kesulitan memahami isi poster. Hasil dari
sebagai berikut:
ketiga poster yang dibuat oleh siswa secara
berkelompok, terlihat memiliki persamaan di a. Perasaan Terkait Cerita Dilema
antaranya yaitu ketiganya menceritakan Perasaan terkait cerita dilema tersebut
kelebihan dan kekurangan masing-masing pupuk yaitu perasaan siswa yang tertarik dengan cerita
dilema, siswa menikmati cerita dilema dan cerita Nilai tersebut mendukung komentar siswa saat
dilema tidak membuang waktu. Berdasarkan pembelajaran yaitu sebagai berikut:
nilai rata-rata perhitungan kuesioner CCVLES “Menurut saya menarik dan mudah dipahami.
yaitu cerita Dilema Penggunaan Pupuk (3.78), Cerita yang disajikan terkait dengan
Dilema Natrium Nitrit pada Daging Olahan kehidupan.”
(3.91), Dilema Pemutih Pakaian (4.11) dan (Reflektif jurnal siswa 2, 27 Februari 2015,
Dilema Pemutih Beras (4.15), diketahui cukup Dilema Penggunaan Pupuk)
optimal.
Hasil observasi menunjukkan bahwa cerita Berdasarkan data hasil wawancara dan
menarik dengan adanya gambar yang reflektif jurnal, hampir seluruh siswa
mendukung, guru juga menampilkan video yang menganggap bahwa cerita dilema terkait dengan
berkaitan dengan cerita atau ilustrasi cerita yang kehidupan sehari-hari, disajikan dengan masuk
ditampilkan dengan menggunakan powerpoint. akal dan mampu menstimulasi kemampuan
Siswa tampak antusias memperhatikan guru, dan berpikir. Hal ini menunjukkan bahwa cerita
menyampaikan gagasannya dalam diskusi dilema dapat diterapkan dalam pembelajaran,
bersama di kelas. Siswa memberikan komentar seperti yang diungkapkan oleh Taylor, Taylor &
sebagai berikut : Chow bahwa idealnya cerita memiliki hubungan
langsung ke konsep atau keterampilan tertentu
“Pembelajaran kimia menggunakan pendekatan serta relevan dengan kehidupan siswa sehari-hari
cerita dilema membuat saya tertarik belajar [2].
kimia.” c. Dukungan Guru
(Reflektif jurnal siswa 1, 27 Februari 2015,
Proses pembelajaran menggunakan
Dilema Penggunaan Pupuk )
pendekatan Dilemmas Stories membutuhkan
Ketertarikan siswa terhadap proses peran aktif guru di dalam kelas. Guru berperan
pembelajaran kimia didukung oleh pembelajaran aktif di kelas terutama untuk memotivasi siswa
yang tidak monoton dan lebih menekankan dalam berpendapat dan berpartisipasi dalam
aktivitas mandiri siswa, sehingga siswa merasa pembelajaran di kelas. Berdasarkan nilai rata-
tertarik. Hal ini seperti yang diungkapkan dalam rata melalui kuesioner CCVLES yang diisi oleh
hasil penelitian Wiratmoyo bahwa dengan siswa yaitu cerita Dilema Penggunaan Pupuk
menciptakan suasana belajar yang (4.11), Dilema Natrium Nitrit pada Daging
menyenangkan yaitu mengkondisikan suasana Olahan (4.11), Dilema Pemutih Pakaian (4.26)
kelas lebih rileks tetapi serius ternyata mampu dan Dilema Pemutih Beras (4.17) diketahui
menumbuhkan minat siswa untuk mengikuti cukup optimal.
pembelajaran kimia [3]. Berdasarkan observasi pada pembelajaran
dengan pendekatan Dilemmas Stories pada
b. Isi Cerita Dilema Jumat, 6 Maret 2015, siswa tampak tidak
Guru membuat cerita dilema disesuaikan sungkan untuk bertanya hal-hal yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari. Hal tersebut agar dengan pembelajaran. Guru juga tampak
siswa mampu memahami dengan mudah aplikasi memotivasi siswa untuk menjawab beberapa
kimia dalam kehidupan dan cara menyenangkan pertanyaan dari guru, selain itu guru juga
mempelajari konsep kimia dalam cerita. terdengar berulang kali memberikan nasehat
Berdasarkan nilai rata-rata melalui kuesioner kepada siswa untuk menghargai perbedaan
CCVLES yang diisi oleh siswa yaitu cerita pendapat yang terjadi. Berikut ini adalah salah
Dilema Penggunaan Pupuk (4.20), Dilema satu komentar siswa dalam menanggapi peran
Natrium Nitrit pada Daging Olahan (4.39), guru:
Dilema Pemutih Pakaian (4.39) dan Dilema “Iya guru membantu saya untuk berpikir kritis.
Pemutih Beras (4.50), diketahui cukup optimal. Jadi tidak monoton cara mengajarnya. Lebih
siswa mampu menghargai orang lain dan kimia secara nyata, manfaat dan juga
bersikap terbuka. kerugiannya.
c. Berpikir Kritis Hasil wawancara, reflektif jurnal siswa,
dan observasi, didukung juga oleh kuesioner
Pembelajaran kimia menggunakan CCVLES, menunjukkan bahwa siswa merasakan
pendekatan Dilemmas Stories membawa siswa adanya kimia kontekstual dalam cerita dilema.
dalam kondisi harus memutuskan solusi untuk Nilai rata-rata cerita Dilema Penggunaan Pupuk
dilema, maka siswa diharapkan dapat berpikir (3.89), Dilema Natrium Nitrit (4.13), Dilema
kritis. Jika siswa mampu merefleksikan ide-ide Pemutih Pakaian (4.13) dan Dilema Pemutih
yang dimiliki untuk memecahkan masalah, saat Beras (4.30), menunjukkan nilai optimal. Hal ini
itulah siswa mengalami kondisi berpikir kritis. juga didukung oleh siswa melalui wawancara
Berdasarkan nilai rata-rata kuesioner CCVLES dan reflektif jurnal diantaranya sebagai berikut:
mengenai indikator berpikir kritis, diketahui
bahwa nilai rata-rata Dilema Penggunaan Pupuk “Cerita dilema sangat berkaitan dengan konsep
(3.96). Kemudian cerita Dilema Pemutih Pakaian kimia Hidrolisis Garam sehingga saya
(4.17) Dilema Natrium Nitrit pada Daging mengetahui kimia dapat bermanfaat bagi
Olahan (4.19), Dilema Pemutih Beras (4.41) kehidupan sehari-hari.”
menunjukkan nilai optimal. Nilai rata-rata dari (Reflektif jurnal siswa 11, 27 Februari 2015)
kuesioner CCVLES mendukung hasil
wawancara dan reflektif jurnal siswa diantaranya Selain hal tersebut, implikasi lain yang
sebagai berikut: muncul selama proses pembelajaran kimia
“Saya menjadi kritis terhadap sekitar dan menggunakan pendekatan Dilemmas Stories
memahami ide-ide yang saya miliki” adalah munculnya motivasi, refleksi terhadap
(Reflektif jurnal siswa 2, 27 Februari 2015, nilai-nilai, rasa ingin tahu pada siswa,
Dilema Pemutih Pakaian) bertanggung jawab, berani berargumentasi, dan
kreativitas siswa.
Berdasarkan reflektif jurnal siswa,
diungkapkan bahwa siswa dengan belajar
e. Motivasi
menggunakan pendekatan Dilemmas Stories
Pembelajaran yang bermakna akan
menjadi lebih kritis terhadap lingkungan sekitar.
dirasakan oleh siswa dengan munculnya
Hasil penelitian Settelmaier menunjukkan
motivasi untuk melakukan pembelajaran yang
bahwa penggunaan cerita dilema dalam
lebih baik. Motivasi juga muncul saat siswa
membahas isu-isu kontroversial dapat menantang
melakukan pembelajaran menggunakan
kemampuan rasional, sosial, dan emosional
pendekatan Dilemmas Stories. Hal ini
siswa karena pengajaran dan pembelajaran
diungkapkan siswa sebagai berikut ini:
dengan Dilemmas Stories dapat melatih siswa
untuk kritis dan refleksivitas tentang nilai-nilai
“Hal itu membuat saya termotivasi mempelajari
serta keyakinan pribadinya [6]. Berdasarkan
kimia selanjutnya.”
reflektif jurnal dan wawancara siswa, terlihat
(Reflektif jurnal siswa 18, 27 Februari 2015,
bahwa siswa berusaha memahami nilai-nilai
Dilema Pemutih Beras)
yang siswa miliki.
d. Kimia Kontekstual Berdasarkan pendapat siswa melalui
Cerita dilema yang disajikan membuat reflektif jurnal dan wawancara, diketahui bahwa
siswa belajar untuk peduli terhadap lingkungan, pembelajaran menggunakan pendekatan
mengetahui penggunaan bahan-bahan kimia serta Dilemmas Stories memotivasi siswa untuk
berhati-hati dalam menggunakan produk yang mempelajari kimia pada pembelajaran
mengandung bahan kimia. Sehingga siswa selanjutnya, mencari informasi lain yang belum
menjadi bijak untuk mempelajari aplikasi kimia diketahui berkaitan dengan kimia dalam
dalam kehidupan sehari-hari terkait peranan
kehidupan, dan termotivasi belajar dengan cerita daging olahan, pupuk juga.”
dilema yang lain. (Wawancara siswa 28, 24 Maret 2015)
“Iya jadi ingin lebih tahu lagi, Bu mengenai Sikap berani berargumentasi diharapkan
kasus-kasus yang marak terjadi dalam mampu mengembangkan soft skills dalam diri
kehidupan sekarang ini. Tentang beras pemutih, siswa agar siswa mampu berperan dalam
pembelajaran dan diterima oleh sekitarnya. Hal dengan melakukan observasi pembelajaran di
ini didukung oleh penelitian Taylor, Taylor & SMA Negeri tersebut sebelum menerapkan
Chow bahwa pembelajaran melalui pendekatan pendekatan Dilemmas Stories.
Dilemmas Stories memberi kesempatan siswa
untuk berlatih mengambil keputusan dan Progressive Subjectivity
menemukan solusi yang melibatkan isu-isu yang Proses pemantauan dilakukan dengan
keberlanjutan [2]. bantuan rekan peneliti lain yang mengamati
selama berlangsungnya penelitian. Selama
j. Kreativitas penelitian Dilemmas Stories, penulis yang
Kreativitas yang muncul dari dalam diri berperan sebagai peneliti sekaligus fasilitator
siswa dirasakan siswa terutama saat mengerjakan pembelajaran dibantu oleh observer yang
dan menyampaikan output dari diskusi mengamati jalannya proses pembelajaran.
pembelajaran dengan pendekatan Dilemmas Komentar menunjukkan penulis sudah
Stories. Hasil yang siswa tunjukkan berupa melakukan perannya sebagai fasilitator selama
poster dan juga drama dalam bentuk video. Hal pembelajaran kimia dengan pendekatan
itu diungkapkan siswa sebagai berikut: Dilemmas Stories. Hal ini ditunjukkan dari hasil
pengamatan observer, guru pamong dan siswa.
“Iya Bu saya merasa lebih kreatif dan inovatif,
terutama dalam video. Ini saya mau pulang mau Member Checking
mengedit video.” Proses pengecekan kembali data yang
(Wawancara siswa 16, 17 Maret 2015) diperoleh dilakukan setelah penulis memperoleh
data hasil wawancara, lalu mentranskrip hasil-
Siswa merasakan peningkatan kreativitas hasil penelitian, kemudian partisipan yang
dengan ikut andil dalam pengerjaan hasil diskusi. diwawancara membaca, mengoreksi dan
Hal ini terlihat dari komentar bahwa siswa memperkuat ringkasan hasil wawancara dengan
berperan sebagai pemberi ide, penggambar menilai hasil interpretasi penulis.
poster dan juga yang melakukan editing pada Berdasarkan hasil pembelajaran kimia
video. menggunakan pendekatan Dilemmas Stories,
dapat diketahui bahwa indikator-indikator dalam
Quality Standards/Keabsahan Data kuesioner CCVLES sudah terpenuhi dengan
Quality standards yang digunakan dalam baik. Implikasi lain yang dirasakan oleh siswa
penelitian ini adalah trustworthiness.Sedangkan adalah munculnya motivasi, refleksi terhadap
credibility yang digunakan adalah prolonged nilai-nilai, rasa ingin tahu, kreativitas,
engagement, progressive subjectivity dan bertanggung jawab dan berani berargumentasi.
member checking. Hal ini juga didukung oleh data dari hasil
wawancara, reflektif jurnal dan kuis yang
Prolonged Engagement dikerjakan siswa.
Pada penelitian ini dilakukan keterlibatan
yang cukup pada sisi inkuiri dalam mengatasi 4. Kesimpulan
kesalahan informasi dan penyimpangan. Penulis Berdasarkan hasil penelitian, dapat
sebagai peneliti telah melakukan prolonged disimpulkan bahwa penerapan pendekatan
engagement selama 8 bulan yaitu sejak 8 Dilemmas Stories dalam pembelajaran kimia
Agustus 2014 sampai 2 April 2015. Prolonged menggunakan cerita dilema dengan
engagement yang dilakukan berguna untuk menggunakan metode Thinking Aloud Pair
memahami, mempelajari dan mengamati budaya, Problem Solving (TAPPS) memberikan
pola tingkah laku siswa, lingkungan sosial dan kontribusi bagi pengalaman belajar siswa.Ouput
fenomena yang menarik. Penulis sebagai yang dibuat oleh siswa berupa poster dan drama
peneliti melakukan prolonged engagement yang dibuat dalam bentuk video.
Daftar Pustaka