Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Riset

Pendidikan Kimia

ARTICLE DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.072.02

Studi Pendekatan Dilemmas Stories pada Materi Hidrolisis Garam dengan Metode
Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)
Evi Elfrida, Tritiyatma Hadinugrahaningsih, Yuli Rahmawati
Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Jakarta, Jl. Rawamangun Muka, Rawamangun 13220, Jakarta, Indonesia

Corresponding author: evi.elfrida@gmail.com


Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui penerapan dan implikasi pendekatan Dilemmas Stories pada materi Hidrolisis
Garam dengan metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap soft skills siswa. Subjek penelitian
adalah siswa kelas XI IPA di salah satu SMA Negeri di Jakarta sebanyak 36 siswa. Penelitian dilaksanakan dari
Februari hingga April 2015. Cerita dilema yang digunakan yaitu dilema penggunaan pupuk, Natrium Nitrit pada
daging olahan, pemutih pakaian dan pemutih beras. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik
pengumpulan data yaitu wawancara, reflektif jurnal, dan observasi kelas yang didukung oleh kuesioner CCVLES
dengan indikator, yaitu: perasaan terkait cerita, isi cerita, dukungan guru, kerjasama, empati komunikasi, berpikir
kritis, dan kimia kontekstual. Quality standards yang digunakan adalah credibility dengan menggunakan
prolonged engagement, progressive subjectivity, dan member checking. Hasil penelitian menunjukkan telah
tercapainya indikator dalam CCVLES. Selain itu, ditemukan soft skills lain sebagai implikasi dari pembelajaran
yaitu motivasi, refleksi terhadap nilai-nilai, rasa ingin tahu, bertanggung jawab, dan berani berargumentasi.
Implikasi kreativitas dirasakan siswa melalui output poster dan drama. Penelitian ini juga menemukan bahwa
dalam penerapan pendekatan Dilemmas Stories perlu persiapan diantaranya: pelatihan guru, efisiensi waktu dan
pemilihan materi yang tepat. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pendekatan Dilemmas Stories dapat
diterapkan dalam pembelajaran kimia.

Kata Kunci: Dilemmas Stories, Hidrolisis Garam, Thinking Aloud Pair Problem Solving, CCVLES

Abstract
This study aims to investigate the application and implication of Dilemmas Stories approach on the Salt Hydrolysis
subject by using Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) method toward students’ soft skills. The population
of the study is 36 of public senior high school’s students at Jakarta. The study was conducted from February to
April in 2015. The dilemmas stories which used in this study was the dilemmas of the use of fertilizer, Sodium
Nitrite in processed meats, bleach apparel, and rice bleacher. This study was used a qualitative method by using
multiple data collection techniques through the interview, reflective journal and classroom observation which is
supported by CCVLES questionnaire with indicators, namely: feeling related to the story, story’s contents,
teacher’s support, teamwork, empathetic communication, critical thinking, and contextual chemistry. The quality
standards which used was credibility by using prolonged engagement, progressive subjectivity, and member
checking. The results of the study have shown that the indicators in CCVLES were achieved. Moreover, it was also
found other soft skills as the implication of learning which are motivation, the reflection of the values, curiosity,
responsibility, and encourage to argue. The implication of the creativity was perceived by students both by poster
and drama output. This study also discovered that there some preparation needed in applying Dilemmas Stories
approach, including teacher’s practice, time efficiency, and appropriate materials selection. Thus, it can be
concluded that Dilemmas Stories approach can be applicated in chemistry learning.

Keywords: Dilemmas Stories, Salt Hydrolysis, Thinking Aloud Pair Problem Solving, CCVLES

JRPK: Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2017, Vol. 7, No. 2 | 91


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.072.02

1. Pendahuluan Dilemmas Stories juga sudah diterapkan pada


materi Redoks dan Asam Basa.
Kimia sebagai cabang sains merupakan Secara umum penelitian ini bertujuan
ilmu pengetahuan dasar yang terdiri dari dua hal, untuk mengetahui penerapan dan implikasi
yaitu kimia sebagai produk (fakta, konsep, pendekatan Dilemmas Stories dalam
prinsip, hukum, dan teori temuan ahli) dan kimia pembelajaran kimia pada materi Hidrolisis
sebagai suatu proses (kerja ilmiah). Seiring Garam dengan metode Thinking Aloud Pair
semakin memasyarakatnya proses dan produk Problem Solving (TAPPS) terhadap soft skills
kimia, fungsi mata pelajaran kimia secara khusus siswa. Manfaat penelitian ini yaitu dapat
dalam kurikulum SMA diharapkan mampu meningkatkan kemampuan bekerjasama,
mengembangkan kemampuan bernalar dan berempati, berpikir kritis, dan menerapkan kimia
memecahkan permasalahan secara ilmiah pada secara kontekstual dalam diri siswa, siswa
siswa. Keberhasilan siswa dalam mampu berpikir kritis dan bijak mengambil
mengembangkan kemampuannya, berkaitan keputusan dari masalah yang dihadapi siswa.
dengan pembelajaran efektif sebagai upaya Selain itu, pendekatan Dilemmas Stories dapat
kerjasama antara guru dan siswa. dijadikan salah satu alternatif pendekatan dalam
Pembelajaran yang efektif dapat terjadi pembelajaran kimia yang dapat melatih siswa
dengan kondisi belajar yang mendukung antara dalam mengambil sebuah keputusan.
aktivitas siswa dan peran guru. Pemahaman
siswa mengenai konsep-konsep relevan akan 2. Metodologi Penelitian
difokuskan pada materi pokok Hidrolisis Garam
yang berkaitan dengan isu terkini yang terjadi di Penelitian dilaksanakan pada tahun ajaran
masyarakat sehingga diharapkan bisa 2014/2015. Penelitian ini dilakukan pada siswa
menimbulkan dilema pada diri siswa agar kelas XI IPA di salah satu SMA Negeri di
mengoptimalkan perkembangan soft skills siswa Jakarta yang melibatkan 36 siswa. Penelitian ini
sekaligus meningkatkan pemahaman siswa. menggunakan paradigma penelitian yaitu
Soft skills dalam diri siswa sebagai proses interpretivism paradigm. Interpretivism
pembelajaran, dijelaskan oleh Sharma yang paradigm meyakini bahwa kenyataan yang
dikutip oleh Utama, Suprapti, Wartini dan terjadi secara sosial dengan sadar dan aktif
Widyatmika menyebutkan bahwa soft skills dibangun oleh individu-individu sehingga setiap
adalah seluruh aspek dari generic skills yang individu berpotensi untuk memahami setiap
juga termasuk elemen-elemen kognitif yang perbuatan yang dilakukan.
berhubungan dengan non-academic skills [1]. Penelitian ini dilakukan dengan metode
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk kualitatif. Indikator penilaian dan implikasi
mengoptimalkan perkembangan soft skills siswa pendekatan Dilemmas Stories dapat dilihat dari
yaitu menggunakan pendekatan Dilemmas kuesioner CCVLES, meliputi: perasaan terkait
Stories dan didukung oleh metode Thinking cerita dilema, isi cerita dilema, dukungan guru,
Aloud Pair Problem Solving (TAPPS). Studi bekerjasama, empati komunikasi, berpikir kritis,
tentang pendekatan Dilemmas Stories juga kimia kontekstual. Implikasi lain juga dapat
didukung dengan kuesioner Constructivist diketahui selain yang terdapat dalam indikator
Chemistry Values Learning Environment Survey CCVLES. Prosedur penelitian dilakukan dengan
(CCVLES). dua tahap, yaitu kegiatan pendahuluan dan
Hasil penelitian yang dilakukan Mei Ling kegiatan pelaksanaan penelitian.
Chow menggunakan The Prime Minister Kegiatan Pendahuluan
Dilemma Story dan The Mining Dilemma Story
dalam Taylor, Taylor, Chow menunjukkan Langkah-langkah dalam kegiatan
adanya keterlibatan siswa secara aktif dalam pedahuluan antara lain: (1) Melakukan analisis
kegiatan Dilemmas Stories [2]. Pendekatan pendahuluan; (2) Melakukan validasi kuesioner

JRPK: Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2017, Vol. 7, No. 2 | 92


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.072.02

CCVLES; (3) Menyusun Rencana Pelaksanaan penilaian terdiri dari kriteria penilaian yaitu: (1)
Pembelajaran (RPP); (4) Membuat cerita dan Dilema terdapat dalam cerita dan terkait dengan
penilaian ahli; (5) Merancang soal kuis. kehidupan sehari-hari; (2) Cerita sesuai
kebenaran konsep kimia; (3) Cerita dapat
Kegiatan Pelaksanaan Penelitian
memotivasi siswa belajar kimia; (4) Cerita
Langkah-langkah dalam kegiatan mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
pelaksanaan penelitian yaitu: (1) Mengajarkan kreatif dan menyelesaikan masalah; (5) Bahasa,
topik Hidrolisis Garam; (2) Memberikan alur dan isi cerita menarik; (6) Cerita dapat
instruksi aturan berdiskusi; (3) Siswa berdiskusi digunakan dalam pembelajaran kimia. Setiap
dengan metode Thinking Aloud Pair Problem pernyataan dalam indikator terdiri dari lima
Solving (TAPPS); (4) Siswa saling bertukar pilihan tanggapan dengan penilaian skala likert,
peran kemudian menyatukan solusi; (5) Siswa yaitu: tidak setuju (skor 1), kurang setuju (skor
membuat poster atau drama; (6) Siswa 2), setuju (skor 3), dan sangat setuju (skor 4).
mempresentasikan poster atau menayangkan Berdasarkan rata-rata penilaian cerita
drama dalam bentuk video; (7) Siswa menunjukkan nilai yang cukup baik yaitu nilai di
mengerjakan kuis; (8) Siswa mengisi kuesioner atas 3. Kesan yang diberikan ahli
CCVLES; (9) Siswa menulis reflektif jurnal; mengungkapkan bahwa cerita dilema menarik
(10) Wawancara siswa. untuk dapat digunakan dalam pembelajaran
Data penelitian diperoleh dengan teknik kimia dan cerita dilema mampu menginisiasi
pengumpulan data yaitu wawancara, pengisian siswa agar lebih kritis dan kreatif dalam
kuesioner CCVLES, reflektif jurnal dan pembelajaran ahli juga memberikan komentar
observasi kelas. Teknik analisis data berdasarkan untuk perbaikan cerita seperti pemaparan konsep
analisis data kualitatif. Keabsahan data (quality kimia dalam cerita dan perbaikan penulisan. Ahli
standards) yang digunakan adalah memberikan saran untuk menggunakan bahasa
trustworthiness (kepercayaan). Credibility yang yang mudah dimengerti siswa dan isi cerita harus
digunakan pada penelitian ini adalah prolonged disesuaikan dengan kondisi lingkungan sosial
engagement, progressive subjectivity dan siswa. Komentar ahli diantaranya sebagai
member checking. berikut:

3. Hasil dan Pembahasan “Cerita sudah baik tapi harus disesuaikan


dengan siswa yang tinggal diperkotaan, karena
Penelitian dilakukan pada bulan Februari – jauh dari sawah dan irigasi.”
Juni 2015. Subjek penelitian adalah siswa kelas (Komentar Guru Kimia 1, 20 Januari 2015,
XI IPA di salah satu SMA Negeri di Jakarta Dilema Penggunaan Pupuk)
yang melibatkan 36 siswa. Penelitian dilakukan
pada materi Hidrolisis Garam. Cerita dilema diperbaiki sesuai saran dan
Penilaian Kualitas Cerita Dilema komentar ahli sebelum diberikan kepada siswa,
guna memperbaiki kualitas cerita dilema.
Pada penelitian ini cerita dilema yang
digunakan berjumlah empat cerita yaitu : Dilema Tahap Pembelajaran Dilemmas Stories
Penggunaan Pupuk, Dilema Natrium Nitrit pada a. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran
Daging Olahan, Dilema Pemutih Pakaian, Dilemmas Stories
Dilema Pemutih Beras. Cerita dilema dinilai oleh
13 orang ahli yaitu 2 orang guru kimia SMA, 3 Pembelajaran Dilemmas Stories yang
orang Dokter Umum, dan 8 orang dosen yang pertama dilaksanakan pada tanggal 24 Februari
terdiri dari 3 Dosen Pendidikan Kimia yang 2015 dengan mendiskusikan cerita Dilema
terdiri dari 1 Dosen Kimia Analitik, 1 Dosen Penggunaan Pupuk dan Dilema Natrium Nitrit
Kimia Organik, 1 Dosen Kimia Fisik, 1 Dosen pada Daging Olahan. Sedangkan Pembelajaran
Biokimia dan 1 Dosen Kimia Anorganik. Rubrik Dilemmas Stories yang kedua dilaksanakan pada
tanggal 6 Maret 2015 dengan mendiskusikan

JRPK: Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2017, Vol. 7, No. 2 | 93


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.072.02

cerita Dilema Pemutih Pakaian dan Dilema beserta penjelasaan menggunakan persamaan
Pemutih Beras. Guru menjelaskan bahwa siswa reaksi Hidrolisis Garam.
akan berdiskusi secara berpasangan dengan Pembelajaran Dilemmas Stories kedua,
peran problem solver dan listener dalam diskusi siswa membuat drama dari hasil diskusi cerita
TAPPS kemudian saling bertukar peran ketika Dilema Pemutih Pakaian dan Dilema Pemutih
satu pertanyaan dilema telah terselesaikan. Beras. Drama dibuat dalam bentuk video
Metode diskusi TAPPS menekankan kemudian ditayangkan pada tanggal 17 Maret
adanya keterlibatan siswa untuk berperan 2015. Siswa tampak antusias menonton.
sebagai problem solver yang mampu Kemudian guru meminta siswa mengomentari
membangkitkan rasa percaya diri, terbuka, video, siswa yang diminta berkomentar
berani, tegas serta bersikap kritis dan analitis mengatakan bahwa drama menarik jika
dalam memberikan solusi. Sedangkan siswa ditayangkan saat mempelajari materi Hidrolisis
sebagai listener diharapkan mampu Garam karena menurut siswa hal itu dapat
membangkitkan kemampuan berkonsentrasi, meningkatkan minat dalam mempelajari kimia.
sikap menghargai pendapat, sabar dan terbuka. Hasil drama terlihat unik dan kreatif.
Guru juga aktif membimbing siswa dalam Kreativitas tersebut dinilai dari pemilihan jalan
menyampaikan pendapat dan mengambil cerita, pembagian peran dan pengambilan
keputusan. Setelah diskusi TAPPS selesai gambar dalam drama, efek yang diberikan dalam
dilakukan dan guru mengkonfirmasi jawaban video seperti gambar dan suara diberikan editing
siswa, kemudian guru mengintruksikan setiap dengan baik. Adegan yang ditampilkan oleh
pasangan bergabung membentuk kelompok yang siswa menunjukkan munculnya kreatif dan
lebih besar untuk membuat poster mengenai inovatif dari dalam diri siswa. Secara tersirat,
cerita dilema yang didiskusikan pada siswa juga sudah menjawab solusi dilema, yaitu
pembelajaran Dilemmas Stories pertama. tidak setuju dengan penambahan pemutih pada
Sedangkan pada pembelajaran Dilemmas Stories beras dan berharap peran pemerintah dalam
kedua siswa bekerja sama untuk membuat drama menangani kasus ini.
dalam bentuk video. Kemudian siswa secara mandiri
mengerjakan soal kuis yang diberikan guru
b. Tahap Akhir Pembelajaran Dilemmas berkaitan dengan Hidrolisis Garam dan isi cerita.
Stories Tujuan diadakannya kuis adalah mengetahui
Pada pembelajaran dengan pendekatan pemahaman siswa terhadap materi yang siswa
Dilemmas Stories pertama, siswa menyelesaikan pelajari termasuk pemahaman siswa mengenai
pembuatan poster. Hasil observasi tanggal 27 cerita dilema. Selain mengerjakan soal kuis,
Februari 2015, terlihat guru menghampiri setiap siswa menuliskan reflektif jurnal dan mengisi
kelompok untuk mengetahui perkembangan kuesioner CCVLES. Selanjutnya siswa
siswa dalam penyelesaian poster. Semua siswa mengumpulkan jawaban kuis, reflektif jurnal,
sudah mengumpulkan seluruh poster yang dan kuesioner CCVLES.
berjumlah 6 poster yaitu 3 poster berkaitan Penilaian Pembelajaran Dilemmas Stories
dengan cerita Dilema Natrium Nitrit pada
Penilaian pembelajaran Dilemmas Stories
Daging Olahan dan 3 poster berkaitan dengan
dapat diketahui dari data yang diperoleh saat
cerita Dilema Penggunaan Pupuk. Saat
penelitian, berupa wawancara, reflektif jurnal,
presentasi, guru bertindak sebagai fasilitator,
observasi kelas yang dilakukan oleh observer,
yaitu mengatur jalannya presentasi atau
dan kuesioner CCVLES yang diisi oleh siswa.
memberikan informasi tambahan jika ada siswa
Uraian dari masing-masing indikator adalah
yang kesulitan memahami isi poster. Hasil dari
sebagai berikut:
ketiga poster yang dibuat oleh siswa secara
berkelompok, terlihat memiliki persamaan di a. Perasaan Terkait Cerita Dilema
antaranya yaitu ketiganya menceritakan Perasaan terkait cerita dilema tersebut
kelebihan dan kekurangan masing-masing pupuk yaitu perasaan siswa yang tertarik dengan cerita

JRPK: Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2017, Vol. 7, No. 2 | 94


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.072.02

dilema, siswa menikmati cerita dilema dan cerita Nilai tersebut mendukung komentar siswa saat
dilema tidak membuang waktu. Berdasarkan pembelajaran yaitu sebagai berikut:
nilai rata-rata perhitungan kuesioner CCVLES “Menurut saya menarik dan mudah dipahami.
yaitu cerita Dilema Penggunaan Pupuk (3.78), Cerita yang disajikan terkait dengan
Dilema Natrium Nitrit pada Daging Olahan kehidupan.”
(3.91), Dilema Pemutih Pakaian (4.11) dan (Reflektif jurnal siswa 2, 27 Februari 2015,
Dilema Pemutih Beras (4.15), diketahui cukup Dilema Penggunaan Pupuk)
optimal.
Hasil observasi menunjukkan bahwa cerita Berdasarkan data hasil wawancara dan
menarik dengan adanya gambar yang reflektif jurnal, hampir seluruh siswa
mendukung, guru juga menampilkan video yang menganggap bahwa cerita dilema terkait dengan
berkaitan dengan cerita atau ilustrasi cerita yang kehidupan sehari-hari, disajikan dengan masuk
ditampilkan dengan menggunakan powerpoint. akal dan mampu menstimulasi kemampuan
Siswa tampak antusias memperhatikan guru, dan berpikir. Hal ini menunjukkan bahwa cerita
menyampaikan gagasannya dalam diskusi dilema dapat diterapkan dalam pembelajaran,
bersama di kelas. Siswa memberikan komentar seperti yang diungkapkan oleh Taylor, Taylor &
sebagai berikut : Chow bahwa idealnya cerita memiliki hubungan
langsung ke konsep atau keterampilan tertentu
“Pembelajaran kimia menggunakan pendekatan serta relevan dengan kehidupan siswa sehari-hari
cerita dilema membuat saya tertarik belajar [2].
kimia.” c. Dukungan Guru
(Reflektif jurnal siswa 1, 27 Februari 2015,
Proses pembelajaran menggunakan
Dilema Penggunaan Pupuk )
pendekatan Dilemmas Stories membutuhkan
Ketertarikan siswa terhadap proses peran aktif guru di dalam kelas. Guru berperan
pembelajaran kimia didukung oleh pembelajaran aktif di kelas terutama untuk memotivasi siswa
yang tidak monoton dan lebih menekankan dalam berpendapat dan berpartisipasi dalam
aktivitas mandiri siswa, sehingga siswa merasa pembelajaran di kelas. Berdasarkan nilai rata-
tertarik. Hal ini seperti yang diungkapkan dalam rata melalui kuesioner CCVLES yang diisi oleh
hasil penelitian Wiratmoyo bahwa dengan siswa yaitu cerita Dilema Penggunaan Pupuk
menciptakan suasana belajar yang (4.11), Dilema Natrium Nitrit pada Daging
menyenangkan yaitu mengkondisikan suasana Olahan (4.11), Dilema Pemutih Pakaian (4.26)
kelas lebih rileks tetapi serius ternyata mampu dan Dilema Pemutih Beras (4.17) diketahui
menumbuhkan minat siswa untuk mengikuti cukup optimal.
pembelajaran kimia [3]. Berdasarkan observasi pada pembelajaran
dengan pendekatan Dilemmas Stories pada
b. Isi Cerita Dilema Jumat, 6 Maret 2015, siswa tampak tidak
Guru membuat cerita dilema disesuaikan sungkan untuk bertanya hal-hal yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari. Hal tersebut agar dengan pembelajaran. Guru juga tampak
siswa mampu memahami dengan mudah aplikasi memotivasi siswa untuk menjawab beberapa
kimia dalam kehidupan dan cara menyenangkan pertanyaan dari guru, selain itu guru juga
mempelajari konsep kimia dalam cerita. terdengar berulang kali memberikan nasehat
Berdasarkan nilai rata-rata melalui kuesioner kepada siswa untuk menghargai perbedaan
CCVLES yang diisi oleh siswa yaitu cerita pendapat yang terjadi. Berikut ini adalah salah
Dilema Penggunaan Pupuk (4.20), Dilema satu komentar siswa dalam menanggapi peran
Natrium Nitrit pada Daging Olahan (4.39), guru:
Dilema Pemutih Pakaian (4.39) dan Dilema “Iya guru membantu saya untuk berpikir kritis.
Pemutih Beras (4.50), diketahui cukup optimal. Jadi tidak monoton cara mengajarnya. Lebih

JRPK: Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2017, Vol. 7, No. 2 | 95


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.072.02

menarik diberikan cerita-cerita mengenai kasus- menyampaikan pendapat, bekerjasama dan


kasus dalam pembelajaran kimia.” memberi kesempatan orang lain berbicara.”
(Wawancara siswa 28, 24 Maret 2015, Dilema (Reflektif jurnal siswa 9, 27 Februari 2015,
Penggunaan Pupuk) Dilema Penggunaan Pupuk)
Peran guru sebagai fasilitator sangat Siswa merasakan kondisi belajar yang
dibutuhkan dan dianggap sudah tercapai dalam menyenangkan melalui kegiatan diskusi, karena
penelitian ini. Hal ini seperti yang diungkapkan siswa dapat saling memahami pendapat. Hal ini
Siregar & Nara, bahwa peran guru sebagai dijelaskan pula oleh hasil penelitian Sari dan
fasilitator membantu memudahkan siswa belajar, Purtadi mengenai pembelajaran kimia tematik,
sebagai nara sumber yang mampu mengundang bahwa kondisi kooperatif dan lingkungan kelas
pemikiran dan daya kreasi siswa, sebagai yang nyaman menjadikan siswa dapat menikmati
pengelola yang melaksanakan kegiatan belajar kerjasama [5]. Kerjasama ini akan meningkatkan
bermakna [4]. motivasi mereka untuk belajar kimia.
Impikasi Pendekatan Dilemmas Stories b. Empati Komunikasi
Implikasi pembelajaran dengan Implikasi dari pembelajaran kimia
menggunakan pendekatan Dilemmas Stories menggunakan pendekatan Dilemmas Stories
dapat diketahui berdasarkan data yang diperoleh dapat melatih empati komunikasi siswa, meliputi
saat penelitian berlangsung, yang berupa hasil hal dalam menerima dan mempertimbangkan
wawancara siswa, reflektif jurnal, lembar ide-ide siswa tersebut dengan ide-ide siswa
observasi kelas dan kuesioner CCVLES yang lainnya. Berdasarkan perhitungan yang
diisi oleh siswa. Semua data yang didapat dilakukan pada kuesioner CCVLES, nilai rata-
dianalisis berdasarkan indikator-indikator yang rata tertinggi yaitu pada cerita Dilema
terdapat pada kuesioner CCVLES. Indikator Penggunaan Pupuk (4.59), kemudian cerita
tersebut diantaranya: Dilema Natrium Nitrit pada Daging Olahan
(4.57). Cerita Dilema Pemutih Beras (4.56) dan
a. Bekerja sama nilai rata-rata terendah mengenai empati
Pembelajaran dengan menggunakan komunikasi siswa adalah pada cerita Dilema
pendekatan Dilemmas Stories selain bertujuan Pemutih Pakaian (4.50). Namun, secara
memikirkan pemecahan masalah secara individu, keseluruhan nilai rata-rata semua cerita
siswa juga memikirkan pemecahan masalah yang menunjukkan nilai yang sangat optimal. Hal ini
dipikirkan secara kelompok yang akhirnya mendukung hasil observasi, reflektif jurnal dan
mengembangkan soft skills siswa dalam wawancara terhadap siswa.
bekerjasama dengan siswa lain untuk Berdasarkan observasi pada tanggal 24
menentukan solusi terbaik dalam menyelesaikan Februari 2015, siswa menghargai temannya dan
dilema. Nilai rata-rata tertinggi yaitu terdapat terbuka dalam diskusi. Selain hasil observasi,
pada cerita “Dilema Pemutih Pakaian” dengan siswa memberikan komentar melalui wawancara
nilai 4.37, kemudian cerita “Dilema Natrium dan reflektif jurnal diantaranya sebagai berikut
Nitrit pada Daging Olahan” dan cerita “Dilema ini:
Pemutih Beras” memiliki nilai rata-rata yang “Diskusi yang saya alami sangat kondusif.
sama yaitu 4.22. Sedangkan untuk nilai rata-rata Kami menghormati perbedaan pendapat dan
terendah adalah cerita “Dilema Penggunaan berbicara sesuai waktu yang diberikan, tidak
Pupuk” yaitu 3.98. Nilai tersebut mendukung menuntut.”
hasil observasi, wawancara siswa dan reflektif (Reflektif jurnal siswa 3, 27 Februari 2015,
jurnal siswa. Salah satu komentar yang diberikan Dilema Penggunaan Pupuk)
oleh siswa yaitu sebagai berikut:
Komentar yang diberikan siswa dalam
“Melalui pendekatan dilema membuat saya reflektif jurnalnya menunjukkan bahwa siswa
belajar untuk berdiskusi yang sebenarnya, mampu melakukan diskusi dengan baik dan

JRPK: Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2017, Vol. 7, No. 2 | 96


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.072.02

siswa mampu menghargai orang lain dan kimia secara nyata, manfaat dan juga
bersikap terbuka. kerugiannya.
c. Berpikir Kritis Hasil wawancara, reflektif jurnal siswa,
dan observasi, didukung juga oleh kuesioner
Pembelajaran kimia menggunakan CCVLES, menunjukkan bahwa siswa merasakan
pendekatan Dilemmas Stories membawa siswa adanya kimia kontekstual dalam cerita dilema.
dalam kondisi harus memutuskan solusi untuk Nilai rata-rata cerita Dilema Penggunaan Pupuk
dilema, maka siswa diharapkan dapat berpikir (3.89), Dilema Natrium Nitrit (4.13), Dilema
kritis. Jika siswa mampu merefleksikan ide-ide Pemutih Pakaian (4.13) dan Dilema Pemutih
yang dimiliki untuk memecahkan masalah, saat Beras (4.30), menunjukkan nilai optimal. Hal ini
itulah siswa mengalami kondisi berpikir kritis. juga didukung oleh siswa melalui wawancara
Berdasarkan nilai rata-rata kuesioner CCVLES dan reflektif jurnal diantaranya sebagai berikut:
mengenai indikator berpikir kritis, diketahui
bahwa nilai rata-rata Dilema Penggunaan Pupuk “Cerita dilema sangat berkaitan dengan konsep
(3.96). Kemudian cerita Dilema Pemutih Pakaian kimia Hidrolisis Garam sehingga saya
(4.17) Dilema Natrium Nitrit pada Daging mengetahui kimia dapat bermanfaat bagi
Olahan (4.19), Dilema Pemutih Beras (4.41) kehidupan sehari-hari.”
menunjukkan nilai optimal. Nilai rata-rata dari (Reflektif jurnal siswa 11, 27 Februari 2015)
kuesioner CCVLES mendukung hasil
wawancara dan reflektif jurnal siswa diantaranya Selain hal tersebut, implikasi lain yang
sebagai berikut: muncul selama proses pembelajaran kimia
“Saya menjadi kritis terhadap sekitar dan menggunakan pendekatan Dilemmas Stories
memahami ide-ide yang saya miliki” adalah munculnya motivasi, refleksi terhadap
(Reflektif jurnal siswa 2, 27 Februari 2015, nilai-nilai, rasa ingin tahu pada siswa,
Dilema Pemutih Pakaian) bertanggung jawab, berani berargumentasi, dan
kreativitas siswa.
Berdasarkan reflektif jurnal siswa,
diungkapkan bahwa siswa dengan belajar
e. Motivasi
menggunakan pendekatan Dilemmas Stories
Pembelajaran yang bermakna akan
menjadi lebih kritis terhadap lingkungan sekitar.
dirasakan oleh siswa dengan munculnya
Hasil penelitian Settelmaier menunjukkan
motivasi untuk melakukan pembelajaran yang
bahwa penggunaan cerita dilema dalam
lebih baik. Motivasi juga muncul saat siswa
membahas isu-isu kontroversial dapat menantang
melakukan pembelajaran menggunakan
kemampuan rasional, sosial, dan emosional
pendekatan Dilemmas Stories. Hal ini
siswa karena pengajaran dan pembelajaran
diungkapkan siswa sebagai berikut ini:
dengan Dilemmas Stories dapat melatih siswa
untuk kritis dan refleksivitas tentang nilai-nilai
“Hal itu membuat saya termotivasi mempelajari
serta keyakinan pribadinya [6]. Berdasarkan
kimia selanjutnya.”
reflektif jurnal dan wawancara siswa, terlihat
(Reflektif jurnal siswa 18, 27 Februari 2015,
bahwa siswa berusaha memahami nilai-nilai
Dilema Pemutih Beras)
yang siswa miliki.
d. Kimia Kontekstual Berdasarkan pendapat siswa melalui
Cerita dilema yang disajikan membuat reflektif jurnal dan wawancara, diketahui bahwa
siswa belajar untuk peduli terhadap lingkungan, pembelajaran menggunakan pendekatan
mengetahui penggunaan bahan-bahan kimia serta Dilemmas Stories memotivasi siswa untuk
berhati-hati dalam menggunakan produk yang mempelajari kimia pada pembelajaran
mengandung bahan kimia. Sehingga siswa selanjutnya, mencari informasi lain yang belum
menjadi bijak untuk mempelajari aplikasi kimia diketahui berkaitan dengan kimia dalam
dalam kehidupan sehari-hari terkait peranan

JRPK: Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2017, Vol. 7, No. 2 | 97


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.072.02

kehidupan, dan termotivasi belajar dengan cerita daging olahan, pupuk juga.”
dilema yang lain. (Wawancara siswa 28, 24 Maret 2015)

f. Refleksi Terhadap Nilai-Nilai Implikasi ingin tahu pada siswa yang


Salah satu tujuan dari pembelajaran adalah tampak pada penelitian ini, didukung oleh hasil
munculnya nilai-nilai positif dalam diri siswa penelitian Zion dan Sadeh yang mengungkapkan
sebagai implikasi dari pembelajaran yang baik. bahwa rasa keingintahuan pada siswa akan
Siswa yang menerima dan memahami dengan mengeksplorasi kemampuannya [7]. Meskipun
baik akan mampu merefleksikan nilai-nilai yang siswa memiliki kesamaan dalam prestasi belajar,
ditemui dalam kehidupan termasuk mengenai namun yang membedakan adalah tingkat rasa
hubungan sosialnya dengan orang lain. Hal ini ingin tahu dan inisiatif mereka selama proses
disampaikan oleh salah siswa sebagi berikut ini: belajar.

“Kalau saya pribadi setiap pelajaran berpikir h. Bertanggung Jawab


gunanya saya belajar ini buat apa ya? Misalnya Implikasi lain yang muncul dalam
mengerjakan soal lalu saya pikir ‘itu apa sih? pembelajaran kimia dengan pendekatan
Memangnya akan menghitung begitu kalau saya Dilemmas Stories adalah rasa tanggung jawab.
jadi polisi?’. Tapi saat belajar seperti ini, Hal ini dirasakan oleh siswa saat dilakukan
biarpun nanti saya bukan berkarir dalam kimia diskusi dalam pembuatan hasil diskusi maupun
tapi sekarang sudah tahu infonya. Jadi benar- output yang dikerjakan kelompok. Hal ini
benar ada proses belajarnya. Awalnya kita tidak diungkapkan siswa berikut ini:
tahu sekarang jadi tahu.”
(Wawancara siswa 12, 6 Maret 2015) “Merasa bertanggung jawab karena bekerjanya
kelompok tidak individual.”
Komentar siswa menunjukkan bahwa (Wawancara siswa 1, 17 Maret 2015)
selama ini proses pembelajaran yang dirasakan
siswa adalah mencari kebermaknaan dari Siswa menyadari bahwa dengan
manfaat belajar tersebut bagi kehidupannya bekerjasama maka siswa mampu melakukan
mendatang. Hal ini didukung oleh penelitian diskusi dan pengerjakan tugas. Siswa juga
Taylor, Taylor, Chow bahwa pendekatan menyadari bahwa pembelajaran kimia dengan
Dilemmas Stories memampukan siswa untuk pendekatan Dilemmas Stories mengharapkan
merefleksikan secara individual, menuliskan dan adanya kerjasama kelompok dan bukan
memberi alasan terhadap keputusan tersebut, individual.
sehingga siswa terlibat dengan nilai-nilai
pribadinya [2]. i. Berani Berargumentasi
Salah satu implikasi yang diharapkan
g. Rasa Ingin Tahu setelah pembelajaran kimia dengan pendekatan
Implikasi lain yang muncul adalah rasa Dilemmas Stories adalah kemampuan siswa
ingin tahu dari siswa setelah belajar kimia berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini seperti
dengan pendekatan Dilemmas Stories. diungkapkan siswa sebagai berikut:
Keingintahuan siswa juga dipengaruhi oleh
minat siswa dalam pembelajaran yang disajikan “Ya saya lebih berani bergumentasi dalam
oleh guru. Hal ini diungkapkan siswa sebagi pembelajaran.”
berikut ini: (Wawancara siswa 1, 17 Maret 2015)

“Iya jadi ingin lebih tahu lagi, Bu mengenai Sikap berani berargumentasi diharapkan
kasus-kasus yang marak terjadi dalam mampu mengembangkan soft skills dalam diri
kehidupan sekarang ini. Tentang beras pemutih, siswa agar siswa mampu berperan dalam

JRPK: Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2017, Vol. 7, No. 2 | 98


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.072.02

pembelajaran dan diterima oleh sekitarnya. Hal dengan melakukan observasi pembelajaran di
ini didukung oleh penelitian Taylor, Taylor & SMA Negeri tersebut sebelum menerapkan
Chow bahwa pembelajaran melalui pendekatan pendekatan Dilemmas Stories.
Dilemmas Stories memberi kesempatan siswa
untuk berlatih mengambil keputusan dan Progressive Subjectivity
menemukan solusi yang melibatkan isu-isu yang Proses pemantauan dilakukan dengan
keberlanjutan [2]. bantuan rekan peneliti lain yang mengamati
selama berlangsungnya penelitian. Selama
j. Kreativitas penelitian Dilemmas Stories, penulis yang
Kreativitas yang muncul dari dalam diri berperan sebagai peneliti sekaligus fasilitator
siswa dirasakan siswa terutama saat mengerjakan pembelajaran dibantu oleh observer yang
dan menyampaikan output dari diskusi mengamati jalannya proses pembelajaran.
pembelajaran dengan pendekatan Dilemmas Komentar menunjukkan penulis sudah
Stories. Hasil yang siswa tunjukkan berupa melakukan perannya sebagai fasilitator selama
poster dan juga drama dalam bentuk video. Hal pembelajaran kimia dengan pendekatan
itu diungkapkan siswa sebagai berikut: Dilemmas Stories. Hal ini ditunjukkan dari hasil
pengamatan observer, guru pamong dan siswa.
“Iya Bu saya merasa lebih kreatif dan inovatif,
terutama dalam video. Ini saya mau pulang mau Member Checking
mengedit video.” Proses pengecekan kembali data yang
(Wawancara siswa 16, 17 Maret 2015) diperoleh dilakukan setelah penulis memperoleh
data hasil wawancara, lalu mentranskrip hasil-
Siswa merasakan peningkatan kreativitas hasil penelitian, kemudian partisipan yang
dengan ikut andil dalam pengerjaan hasil diskusi. diwawancara membaca, mengoreksi dan
Hal ini terlihat dari komentar bahwa siswa memperkuat ringkasan hasil wawancara dengan
berperan sebagai pemberi ide, penggambar menilai hasil interpretasi penulis.
poster dan juga yang melakukan editing pada Berdasarkan hasil pembelajaran kimia
video. menggunakan pendekatan Dilemmas Stories,
dapat diketahui bahwa indikator-indikator dalam
Quality Standards/Keabsahan Data kuesioner CCVLES sudah terpenuhi dengan
Quality standards yang digunakan dalam baik. Implikasi lain yang dirasakan oleh siswa
penelitian ini adalah trustworthiness.Sedangkan adalah munculnya motivasi, refleksi terhadap
credibility yang digunakan adalah prolonged nilai-nilai, rasa ingin tahu, kreativitas,
engagement, progressive subjectivity dan bertanggung jawab dan berani berargumentasi.
member checking. Hal ini juga didukung oleh data dari hasil
wawancara, reflektif jurnal dan kuis yang
Prolonged Engagement dikerjakan siswa.
Pada penelitian ini dilakukan keterlibatan
yang cukup pada sisi inkuiri dalam mengatasi 4. Kesimpulan
kesalahan informasi dan penyimpangan. Penulis Berdasarkan hasil penelitian, dapat
sebagai peneliti telah melakukan prolonged disimpulkan bahwa penerapan pendekatan
engagement selama 8 bulan yaitu sejak 8 Dilemmas Stories dalam pembelajaran kimia
Agustus 2014 sampai 2 April 2015. Prolonged menggunakan cerita dilema dengan
engagement yang dilakukan berguna untuk menggunakan metode Thinking Aloud Pair
memahami, mempelajari dan mengamati budaya, Problem Solving (TAPPS) memberikan
pola tingkah laku siswa, lingkungan sosial dan kontribusi bagi pengalaman belajar siswa.Ouput
fenomena yang menarik. Penulis sebagai yang dibuat oleh siswa berupa poster dan drama
peneliti melakukan prolonged engagement yang dibuat dalam bentuk video.

JRPK: Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2017, Vol. 7, No. 2 | 99


DOI: https://doi.org/10.21009/JRPK.072.02

Implikasi pembelajaran terhadap Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa


perkembangan soft skills juga dirasakan siswa pendekatan Dilemmas Stories dapat diterapkan
setelah belajar menggunakan cerita dilema, hal dalam pembelajaran kimia dan mengembangkan
ini diketahui berdasarkan lembar observasi, soft skills siswa.
wawancara siswa dan pengisian reflektif jurnal Berdasarkan hasil penelitian dan
siswa serta hasil nilai rata-rata dari pengisian pembahasan maka disarankan bahwa pendekatan
kuesioner CCVLES. Setelah penerapan Dilemmas Stories ini dapat ditingkatkan lebih
pendekatan Dilemmas Stories, diketahui bahwa baik dengan menggunakan pada topik-topik
siswa tertarik mempelajari kimia dengan kimia selain Hidrolisis Garam. Namun
pendekatan Dilemmas Stories, isi cerita dilema sebaiknya, tidak digunakan terus menerus dalam
telah sesuai, adanya dukungan guru, siswa pembelajaran karena dapat memunculkan
terpacu untuk bekerjasama, empati komunikasi kejenuhan pada siswa. Cerita dilema dengan
dan berpikir kritis untuk memecahkan masalah kualitas yang baik dengan penggunaan bahasa
yang disepakati bersama. Selain itu, melalui yang mudah dipahami dan relevan dengan
pembelajaran dengan pendekatan Dilemmas kehidupan sehari-hari yang dialami siswa. Hal
Stories, proses pembelajaran mampu yang perlu diperhatikan dalam pembuatan cerita
memunculkan kesadaran bahwa mempelajari adalah disesuaikan dengan budaya hidup siswa
kimia bermanfaat bagi kehidupan. Implikasi lain dan kondisi lingkungan di sekitarnya.
yaitu memunculkan soft skills yaitu motivasi Meningkatkan kreativitas dan peran guru dan
dalam diri siswa, siswa mampu melakukan memberikan tugas akhir dari kegiatan
refleksi terhadap nilai-nilai yang dihayati, pembelajaran serta diperlukan pengaturan waktu
memunculkan rasa ingin tahu, kreativitas, yang baik terhadap pelaksanaan pembelajaran.
bertanggung jawab dan berani berargumentasi.

Daftar Pustaka

[1] Utama, I. M. S, Suprapti, N. W. S, Semarang Tahun Ajaran 2004 / 2005.


Wartini, N. M, Widyatmika IP. Konsep Universitas Negeri Semarang http://lib.
Pengembangan Panduan Evaluasi unnes.ac.id/2836/1/1602.pdf (2005).
Pengembangan Soft skills Mahasiswa [4] Siregar, Eveline D. Teori Belajar dan
Melalui Proses Pembelajaran di Pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia,
Universitas Udayana http://staff.unud. 2010.
ac.id/~madeutama/wp-content/uploads/ [5] Sari, Rr. Lis Permana and Purtadi S.
2010/08/Konsep-Pengembangan- Pembelajaran kimia tematik pada mata
Panduan-Evaluasi-Soft-skills- kuliah kimia dasar sebagai model
Mahasiswa.pdf (2009). pembelajaran berbasis masalah.
[2] Taylor E, Taylor PC&, MeiLing. C. Cakrawala Pendidik 2010; XXIX: 392–
Diverse, disengaged and reactive: A 402.
teacher’s adaptation of ethical dilemma [6] Settelmaier E. Dilemmas with
story as a strategy to re-engage learners Dilemmas...Exploring the Suitability of
in education for sustainability (pp. 97- Dilemma Stories as a Way of Addressing
117). 2013. Epub ahead of print 2013. Ethical Issues in Science Education. 2003;
DOI: 10.1111/evo.12175. 23.
[3] Wiratmoyo W. Belajar Kimia Dasar I [7] Zion M icha., Sadeh I. Curiosity and open
Kelas X Pokok Bahasan Kimia Koloid di inquiry learning. J Biol Educ 2007; 41:
SMK Kimia Industri Theresiana 162–169.

JRPK: Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2017, Vol. 7, No. 2 | 100

Anda mungkin juga menyukai