Anda di halaman 1dari 8

KALIMAT EFEKTIF

Fannisha /11950321550
Sistem Informasi/Kelas G
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau

Latar Belakang
Agar kalimat yang dibuat dapat diungkapkan gagasan pemakaiannya secara tepat, unsur
kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplitis. Artinya unsur-unsur kalimat seharusnya ada
yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu
dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan
komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah.

Tujuan Pembahasan
1. Agar tidak terjadi kesalahn dalam menggunakan Bahasa Indonesia sehingga menjadi baik
dan benar.
2. Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan kalimat efektif dalam berbahasa
3. Menjaga kemurnian Bahasa Indonesia

Pengertian Kalimat Efektif

Tujuan seseorang menulis atau mengarang pada prinsipnya adalah untuk mengungkapkan
isi pikiran, pendapat, perasaan, dan pengalaman kepada orang lain. Agar apa yang disampaikan
itu dapat dipahami oleh orang lain (Pembaca atau pendengar), penulis hendaknya dapat
mengungkapkan isi pikiran , pendapat, perasaan, dan pengalaman tersebut dengan jelas dan
efektif. Bila ungkapan tersebut disampaikan dengan jelas dan efektif, niscaya pembaca atau
pendengar akan mudah memahami tulisan tersebut sesuai dengan apa yang dimaksud penulis
atau pembicara.

Dengan demikian, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis
atau pembicara secara tepat sehingga pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan
mudah dan lengkap sebagai mana yang dimaksudkan oleh penulis atau pembicaranya
(FINOZA, 2013).

Syarat-syarat Kalimat Efektif

Sebuah kalimat dikatakan efektif apabila memenuhi syarat kesatuan gagasan, kepaduan
susunan, keparalelan bentuk, kehematan, kecermatan diksi, dan kelogisan. Penjelasan setiap
syarat tersebut dapat dilihat urain berikut :

1. Kohesi (Kesatuan Gagasan)


Sebuah kalimat dikatakan memiliki kesatuan gagasan apabila di dalamnya hanya
mengandung satu gagasan. Kegandaan gagasan bisa disebabkan oleh ambiguitas dan
dapat pula disebabkan oleh ketidak cermatan dalam menyusun kalimat.
Contoh :
(1)
a. Berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberi pengarahan kepada
pegawai baru.
(tidak memiliki kesatuan gagasan/ambigu)

b. Anak istri Zakaria akan menunaikan ibadah haji tahun depan.


(tidak memiliki kesatuan gagasan/ambigu)

(2)

a. Dengan adanya kenakalan remaja yang kadang-kadang sudah menjurus perhatian kepada
perbuatan criminal memerlukan perhatian yang cukup serius dari orang tua.
(tidak memiliki kesatuan gagasan/ambigu)

b. Melihat perkembangan penduduk daerah Panam yang semakin padat namun tidak
didukung dengan kemampuan perekonomian yang cukup yang tanpa kita sadari bahwa
peningkatan tersebut memerlukan sarana dan prasarana yang memadai.
(tidak memiliki satuan gagasan/rancu)
Kalimat (1a) akan menimbulkan dua penafsiran bagi pembaca karena tidak pasti siapa
yang memberikan pengarahan kepada pegawai baru tersebut. Mungkin saja yang dimaksud oleh
penulis pemberi pengarah itu adalah sekretaris manajer, tetapi pembaca memahami bahwa yang
memberi pengarahan tersebut adalah manajer, bukan sekretarisnya.

Sama halnya dengan (1a), kalimat (1b) juga memberikan penafsiran yang ganda karena
pada kalimat tersebut tidak jelas siapa yang akan menunaikan haji. Apakah yang akan
menunaikan ibadah haji tersebut anak dan istri Zakaria atau anak istri Zakaria dari suaminya
yang lama. Ambiguitas pada kalimat (1a) dan (1b) tersebut pada dasarnya disebebkan oleh
kesalahan tanda baca.

Kesalahan kesatuan gagasan juga terjadi pada kalimat (2a) dan (2b). Kekaburan kesatuan
gagasan kalimat (2a) pada dasarnya disebabkan oleh kedudukan S dan P yang tidak jelas. Hal ini
disebabkan oleh kesalahan pengguna kata depan dengan adanya dan kata tugas yang. Kalimat
tersebut sebaiknya dijadikan dua kalimat atau tetap satu kalimat dengan susunan berikut :

(2a1) Kenakalan remaja kadang-kadang sudah menjurus kepada perbuatan kriminal. Hal ini
memerlukan perhatian yang cukup serius dari orang tua.

(2a2) Dengan adanya kenakalan remaja yang kadang-kadang sudah menjurus kepada perbuatan
kriminal, diperlukan perhatian yang cukup serius dari orang tua.

(2a3) Kenakalan remaja yang kadang-kadang sudah menjurus kepada perbuatan kriminal
memerlukan perhatian yang cukup serius dari orang tua.

Sebagai mana dengan kalimat (2a), kalimat (2b) juga merupakan kalimat yang kabur
kesatuan gagasannya. Kalimat tersebut pada dasarnya memuat lebih dari satu gagasan.
Perbaikannya seperti (2b1) dan (2b2) berikut :

(2b1) Perkembangan penduduk daerah Panam semakin padat, tetapi tidak didukung oleh
perekonomian yang cukup dan sarana dan prasarana yang memadai.

(2b2) Perkembangan penduduk daerah Panam semakin padat. Perkembangan tersebut tidak
didukung oleh perekonomian yang cukup. Kita tidak menyadari bahwa perkembangan itu
memerlukan sarana dan prasarana memadai.
2. Koherensi (Kepaduan)

Kepaduan kalimat akan terbangun apabila terjalin hubungan di antara unsur-unsur yang
membentuk kalimat tersebut. Unsur-unsur yang membangun kalimat adalah kata, frasa, klausa,
tanda baca, dan fungsi-fungsi sintaksis kalimat (S,P,O,PEL,K).

Contoh :

(3)

a. Adik saya yang paling kecil memukul dengan sekuat tenaganya anjing kemarin pagi
di kebun.(tidak koheren)

b. Toyota Avanza banyak orang menyebutnya mobil sejuta umat karena banyak
menjadi pilihan masyarakat. (tidak padu sehingga tak jelas subjeknya)

c. Sejak kecil manusia memiliki jiwa untuk melawan kepada kekejaman alam atau
pihak lain karena merasa dirinya lebih kuat. (tidak padu karena pemakaian kata
penghubung yang tidak benar)

Kalimat (3a), (3b), dan (3c) tersebut merupakan kalimat yang tidak efektif karena hubungan
antara unsur yang ada dalam kalimat tersebut tidak padu. Perbaikan kalimat tersebut adalah :

(3a1) Adik saya yang paling kecil memukul anjing di kebun kemarin pagi dengan sekuat
tenaganya.

(3b1) Banyak orang yang menyebut Toyota Avanza mabil sejuta umat karena banyak menjadi
pilihan masyarakat.

(3c1) Sejak kecil manusia memiliki jiwa untuk melawan kekejaman alam atau pihak lain
karena merasa dirinya lebih kuat.
3. Parallel (Kesejajaran)

Sebuah kalimat dikatakan parallel apabila terdapat unsur-unsur yang sama bentuk dan
jenisnya di dalam kalimat. Maksudnya, jika unsur pertama menggunakan jenis verba, unsur
kedua, ketiga, dan seterusnya juga menggunakan jenis kata nomina, unsur kedua, ketiga dan
seterusnya juga harus nomina.

Keparalelan sebuah kalimat juga tergantung kepada konsistensi imbuhan yang digunakan.
Artinya, jika suatu fugsi kalimat (S,P,O,Pel, dan K) menggunakan suprafiks me-kan. Kemudian,
jika suatu fungsi yang sama pada unsur berikutnya juga harus menggunakan prefix di-.

Contoh :

(4)

a. Hal yang mesti kita perhatikan dalam penanganan sampah adalah mengenai sistem
pembuangan, memilah, dan pengolahannya. (tidak paralel)

b. Rasa ingin memiliki dan perasaan ingin berkuasa harus dihilangkan dari pemikiran
kita.

c. Dalam bulan Ramadhan tahun ini, panitia Ramadhan akan menyelenggarakan


berbagai bentuk kegiatan, yaitu peringatan Nuzulul Quran, menyantuni anak yatim,
dan memberi sedekah kepada orang miskin.

Pada kalimat (4a) ketidak paralelan terlihat pada fungsi O, kalimat (4b) pada fugsi S,
sedangkan pada kalimat (4c) terlihat pada fugsi O. Perbaikan kalimat-kalimat tersebut dapat
dilihat pada kalimat berikut :

(4a1) Hal yang mesti kita perhatikan dalam penanganan sampah adalah mengenai sistem
pembuangan, sistem memilah, dan sistem pengolahannya.

(4b2) Rasa ingin memiliki dan rasa ingin menguasai harus dihilangkan dari pemikiran
kita.
(4c3) Dalam bulan Ramadhan tahun ini, panitia Ramadhan akan menyelenggarakan
berbagai bentuk kegiatan, yaitu peringatan Nuzulul Quran, penyantunan anak
yatim, dan pemberian sedekah kepada orang miskin.

4. Hemat

Hemat maksudnya tidak boros dalam pemakain kata. Artinya, penulisan tidak perlu lagi
menggunakan kata-kata yang maknanya sudah diwakili oleh kata-kata yang sudah dikemukakan
sebelum atau sesudahnya.

Contoh :
(5)

a. Saudara tidak boleh mengikuti semua aktivitas kampus kerena Saudara belum memenuhi
persyaratan administrasi.

b. Rahmad tidak hanya pintar bermain bola kaki saja, tetapi juga pintar bermain tenis.

c. Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri pencuri itu dipukul oleh masa sampai
babak belur.

Perbaikan kalimat tersebut adalah :

(5a1) Saudara tidak boleh mengikuti semua kativitas kampus karena belum memenuhi
persyaratan administrasi.

(5b1) Rahmad tidak hanya pintar bermain bola kaki, tetapi juga pintar bermain tenis.

(5c1) Saya melihat sendiri pencuri itu dipukul oleh massa sampai babak belur.

5. Cermat dalam Diksi

Kalimat efektif ditulis secara cermat dengan memilih kata yang cocok dan tepat (sesuai
dengan konteks dan koteks kalimatnya).
(6)

a. Anak yang berumur dua tahun itu mengamati ibunya yang sedang memasak di dapur.
b. Anak kembar itu sangat mirip sehingga sangat sulit terbedakan.
c. Jika rajin mengkomsumsi obat-obat herbal, kita akan dihindarkan dari efek obat-obat
kimia.

Kata menegamati, yang menduduki fungsi P pada kalimat (6a), tidak sesuai dengan
konteks kalimatnya. Selanjutnya bentuk terbedakan pada kalimat (6b) dan terhindarkan pada
klimat (6c) tidak sesuai dengan konteks kalimatnya. Perbaikan kalimat tersebut adalah :

(6a1) Anak yang berumur dua tahun itu melihat ibunya yang sedang memasak di dapur.

(6b1) Anak kembar itu sangat mirip sehingga sulit dibedakan.

(6c1) Jika rajin mengkomsumsi obat-obat herbal, kita akan terhindar dari efek obat-obat
kimia.

6. Logis
Bila makna yang terdapat dalam sebuah kalimat dapat diterima oleh akal sehat,
kalimat tersebut berarti sudah logis. Akan tetapi, sering kita mendengar atau membaca
kalimat-kalimat yang tidak masuk akal, seperti berikut :
(7)
a. Mari bersyukur kepada Allah karena kita semua bisa hadir diruangan yang
berbahagia ini.
b. Kepada Bapak narasumber, waktu dan tempat kami persilahkan.
c. Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya penuis
dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tepat pada waktunya.

Pada kalimat (7a) tampak pada frasa diruangan yang berbahagia merupakan hal yang
tidak masuk akal karena ruangan merupakan benda mati yang tidak memiliki perasaan. Jadi,
ruangan tidak akan pernah bahagia atau menderita; kalimat (7b), frasa waktu dan tempat juga
merupakan hal yang tidak bernyawa. Oleh sebab itu, tidak mungkin kita persilahkan; kalimat
(7c) juga merupakan kalimat yang tidak logis karena tidak mungkin hanya dengan mengucapkan
puji syukur makalah tersebut bisa selesai. Perbaikan kalimat tersebut adalah :
(7a1) Mari bersyukur kepada Allah karena kita semua bisa hadir di ruangan yang
membahagiakan ini.

(7b1) Bapak narasumber kami persilahkan.

(7c1) Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena penulisan
makalah ini dapat diselesaikan sesuai denagan waktu yang telah di tetapkan.

(7c2) Syukur alhamdulillah penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Mahakuasa karena penulisan
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Simpulan

 Kalimat Efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara
secara tepat sehingga pendengar atau pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan
mudah, jelas, dan lengkap seperti yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya
 Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap
(Pel), dan keterangan (Ket).
 Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : Kesepadanan, Keparalelan, Ketegasan, Kehematan,
Kecermatan, Kepaduan, Kelogisan.

Daftar Pustaka

Dr. Martius, M.Hum.2018. Bahasa Indonesia Versi Mahasiswa Nonjurusan Bahasa


Indonesia (Suatu Pendekatan pada Penulisan Karya Ilmiah). Pekanbaru-Riau: Asa Riau.

Anda mungkin juga menyukai