Anda di halaman 1dari 3

ADVERSE DRUG REACTION OBAT

GASTROESOFAGUS REFLUX DISEASE (GERD)

OLEH:

ANGGA MAHENDRA PUTRA (161200003/A1A)

PUTU YOGA RIASTAWAN (161200014/A1A)

ASISTA DHARMA (161200068/A1A)

MULYA DHARMA YUDHA CENDANA (161200069/A1A)

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS

UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat kami
simpulkan yaitu:
1. Bagaimanakah kasus Adverse Drugs Reaction (ADR) obat-obatan dalam ruang
lingkup GERD (Gastroesofagus Reflux Disease) ?
2. Bagaimanakah pembahasan kasus Adverse Drugs Reaction (ADR) obat-obatan
dalam ruang lingkup GERD (Gastroesofagus Reflux Disease) ?
3. Bagaimanakah evidence dalam penyelesaian kasus Adverse Drugs Reaction
(ADR) obat-obatan dalam ruang lingkup GERD (Gastroesofagus Reflux Disease)
?

1.3 Tujuan

Tujuan yang kami harapkan dari penulisan makalah ini yaitu:


1. Dapat mengetahui kasus Adverse Drugs Reaction (ADR) obat-obatan dalam ruang
lingkup GERD (Gastroesofagus Reflux Disease)
2. Dapat mengetahui pembahasan kasus Adverse Drugs Reaction (ADR) obat-obatan
dalam ruang lingkup GERD (Gastroesofagus Reflux Disease)
3. Dapat mengetahui evidence dalam penyelesaian kasus Adverse Drugs Reaction
(ADR) obat-obatan dalam ruang lingkup GERD (Gastroesofagus Reflux Disease)

1.4 Manfaat

Manfaat yang kami harapkan dari penulisan makalah ini adalah agar dapat menambah
wawasan atau pengetahuan pembaca mengenai Adverse Drugs Reaction (ADR) obat-
obatan dalam ruang lingkup GERD (Gastroesofagus Reflux Disease)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi GERD
Penyakit Refluks Gastro-Esofageal (GERD) adalah fenomena biasa yang dapat timbul
pada setiap orang sewaktu-waktu. Pada orang normal, refluks ini terjadi pada posisi tegak
sewaktu habis makan. Karena sikap posisi tegak tadi dibantu oleh adanya kontraksi peristaltik
primer, isi lambung yang mengalir masuk ke esofagus segera dikembalikan ke
lambung.Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah suatu kondisi refluksnyaHCL dari
gaster ke esofagus, mengakibatkan gejala klinis dan komplikasi yangmenurunkan kualitas
hidup seseorang, GERD merupakan salah satu jenis gangguanpencernaan yang cukup sering
dijumpai di masyarakat sehingga dapat menurunkankualitas hidup (Ndraha, 2014).
GERD adalah gangguan umum yang biasa terjadi yang berdampak menurunnyakualitas
hidup dan produktivitas kerja, GERD disebabkan oleh adanya refluks asam HCL dari gaster
ke esophagus, yang biasanya tidak diketahui oleh pasien GERD, sehingga diagnosis GERD
tidak dapat tercapai. Prevalensi GERD di negara barat sebesar 10-20%, lebih banyak
ditemukan pada laki-laki kulit putih dan usia yang relatif usia tua, prevalensi GERD di Asia
sekitar 2-5%, secara umum lebih rendah dibandingkan dengan negara barat, termasuk
Indonesia, namun data terakhir menunjukan bahwa prevalensinya semakin meningkat
(Tielemans, 2013).
GERD dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor genetik, diet, rokok,
nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID), obesitas, faktor pelindung lambung dan
faktor perusak gaster, faktor pelindung gaster diantaranya yaitu sekresi mukus, sekresi
bikarbonat, aliran darah mukosa, dan regenerasi epitel, sedangkan faktor perusak gaster yaitu
asam hidroklorida (HCL) lambung serta zatzat yang dapat merangsang sekresi asam HCL
gaster berlebihan dan dilatasi gaster. Tidak adanya keseimbangan faktor pelindung dan faktor
perusak pada organ gaster merupakan inti dari permasalahan GERD. Dengan menghindari
faktor perusak seperti makanan pedas, kopi, dan NSAID, diharapkan dapat menghindari
kekambuhan GERD (Ndraha, 2014).

2.2

Anda mungkin juga menyukai