Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PEMANTAPAN MUTU

LABORATORIUM KIMIA

KALIBRASI SPEKTROFOTOMETER

Disusun oleh :

1. Rima Rismawati (G0C213001)

2. Anggi Widya (G0C213009)

3. Tia Riska (G0C213016)

4. Indah Sulistyanti (G0C213017)

PROGRAM STUDI D III ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2015
DASAR TEORI

SPEKTROFOTOMETRI

A. Spektrofotometri

Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan

untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang

didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Pada metode ini alat yang

digunakan mempunyai nama Spektrofotometer. Pengertian dari Spektrofometer adalah

alat yang digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut

ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.

Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu,

monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk

mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding. Panjang

gelombang dalam spektrofotometer ini bervariasi, antara lain : 490, 495, 500, 505, 510,

515, 520, 525, 530. Panjang gelombang (λ) adalah jarak antara satu lembah dan satu

puncak, sedangkan frekuensi adalah kecepatan cahaya dibagi dengan panjang gelombang

(λ). Bilangan gelombang adalah (v) adalah satu satuan per panjang gelombang.

Proses Absorbsi Cahaya pada Spektrofotometri

Ketika cahaya dengan panjang berbagai panjang gelombang (cahaya polikromatis)

mengenai suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja yang akan

diserap. Di dalam suatu molekul yang memegang peranan penting adalah elektron

valensi dari setiap atom yang ada hingga terbentuk suatu materi. Elektron-elektron yang

dimiliki oleh suatu molekul dapat berpindah (eksitasi), berputar (rotasi) dan bergetar

(vibrasi) jika dikenai suatu energi. Jika zat menyerap cahaya tampak dan UV maka akan

terjadi perpindahan elektron dari keadaan dasar menuju ke keadaan tereksitasi.


Perpindahan elektron ini disebut transisi elektronik. Apabila cahaya yang diserap adalah

cahaya inframerah maka elektron yang ada dalam atom atau elektron ikatan pada suatu

molekul dapat hanya akan bergetar (vibrasi). Sedangkan gerakan berputar elektron

terjadi pada energi yang lebih rendah lagi misalnya pada gelombang radio.

Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur konsentrasi suatu suatu

yang ada dalam suatu sampel. Zat yang ada dalam sel sampel disinari dengan cahaya

yang memiliki panjang gelombang tertentu. Ketika cahaya mengenai sampel sebagian

akan diserap, sebagian akan dihamburkan dan sebagian lagi akan diteruskan. Pada

spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya masuk atau cahaya yang mengenai

permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat tidak dapat diukur, yang dapat diukur

adalah perbandingan cahaya datang dengan cahaya setelah melewati materi (sampel). Zat

sebelum melewati sel sampel lebih terang atau lebih banyak di banding cahaya setelah

melewati sel sampel. Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan

cahaya yang hamburkan diukur sebagai transmitansi (T).

B. Kalibrasi Spektrofotometer

Kalibrasi meliputi :

1. Ketepatan pengukuran absorban

Kalibrasi dilakukan setiap minggu. Kalibrasi dilakukan dengan memakai larutan

50 mg atau 100 mg/L potassium bichromat ( K2Cr2O7 ) 0,8 N asam sulfat (H2SO4 )

Formula larutan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Larutan tersebut

mempunyai nilai absorban pada setiap panjang gelombang.

2. Ketepatan panjang gelombang

Lakukan kalibrasi ini setiap 6 bulan

Kalibrasi dapat menggunakan beberapa cara :


a. Dengan warna sinar

Kalibrasi berdasarkan pengamatan warna, hasilnya kurang teliti

Cara :

Pada arah jalan sinar diberi kertas putih dan amati warna yang timbul pada

panjang gelombang tertentu yaitu :

Hijau kebiruan pada panjang gelombang 500 nm

Hijau terang pada panjang gelombang 525 nm

Kuning hijau pada panjang gelombang 585 nm

Toleransi yang masih dianggap baik adalah ± 5 nm

b. Dengan lampu deuterium

Hanya dapat dilakukan pada spektrofotometer UV – Vis, cara : apakah % T

maksimum ada pada panjang gelombang 656 ± 0.4 nm

c. Dengan filter Didynium atau Holmium Oxide

Cara :

Periksa % T min/Abs maks dari filter Didynium atau Holmium oxide

% T dari Didynium filter pada panjang gelombang 586 ± 3 nm, sedangkan %

T min dari Holmium oxide pada panjang gelombang 360,9 ± 0,75 nm

d. Dengan standar filter bersertifikat

Beberapa spektrofotometer dapat menggunakan filter standar bersertifikat

yang mempunyai % T maks untuk panjang gelombang tertentu seperti yang

tercantum pada labelnya

Cara :

- Bila spektrofotometer yang akan dikalibrasi mempunyai lebih dari satu

sumber, gunakan lampu tungsten


- Masukkan standar panjang gelombang 10 nm dibawah standar panjang

gelombang

- Atur % T sehingga menunjukkan 80 – 90 % T

- Panjang gelombang dimasukkan perlahan – lahan sambil mengamati % T,

% T harus naik, bila tidak naik ulangi langkah – langkah tersebut diatas.

Carilah panjang gelombang dimana terdapat % T maksimum dan catat

panjang gelombang tersebut. Batas yang dapat ditolensi adalah panjang

gelombang standar seperti pada label ± 5nm

3. Linearitas alat

Lakukan kalibrasi setiap 6 bulan

Kalibrasi linearitas dapat dilakukan dengan mengukur absorban pada panjang

gelombang tertentu terhadap konsentrasi larutan yang berbeda – beda yang telah

diketahui nilainya

Pemeriksaan dilakukan :

a. Larutan kalium bikromat ( K2Cr2O7 ) untuk daerah UV ( < 400 nm ), dengan

serial konsentrasi

Cara :

- Buat stok K2Cr2O7 yaitu dengan melarutkan 50 mg kalium bikromat

dalam 1 liter asam sulfat 0,01 N

- Buat serial pengenceran stok kalium bikromat dengan ;arutan asam stok

diencerkan hingga menjadi 25 ml

10 ml sulfat 0,01 N sebagai berikut :

10 ml stok diencerkan hingga menjadi 50 ml

5 ml stok diencerkan menjadi 50 ml


- Ukur absorban dari masing – masing pengenceran dengan menggunakan

blangko asam sulfat 0,01 N pada panjang gelombang 350 nm

- Hasil disebut linier bila nilai absorban dari masing – masing pengenceran

seperti terlihat pada Tabel 3.

Tabel 3

Nilai absorban pada berbagai pengenceran larutan K2Cr2O7

Stok K2Cr2O7 Vol setelah Niali absorban (350)

pengenceran

10 ml 25 ml 0,214

10 ml 50 ml 0,107

5 ml 50 ml 0,054

- Selain itu dapat pula dengan mencatat hubungan antara konsentrasi dan

absorban dengan menggunakan kertas grafik dan amati apakah grafik

menunjukkan garis lurus atau tidak

b. Larutan cobalt ammonium sulfat untuk daerah panjang gelombang lebih dari

400 nm

Cara :

- Buat larutan stok cobalt ammonium sulfat yaitu dengan melarutkan 8,0

gram cobalt ammonium sulfat dalam 100 ml asam sulfat 1 %.


Kalibrasi Alat Spektrofotometer “Thermo Scientific Genesys 20 ”

1. Blanko reagen menggunakan HNO3 1%

2. Panjang Gelombang Optimum dari larutan Ca(NO3)2 1:1

Panjang Gelombang Absorban


490 0,525
495 0,557
500 0,593
505 0,619
510 0,633
515 0,630
520 0,615
525 0,582
530 0,532

Jadi, Absorban tertinggi yaitu pada panajang gelombang 510

3. Data Kalibrasi
Ca(NO3)2 1:1 1:2 1:3
1 0,638 0,424 0,320
2 0,638 0,424 0,319
3 0,638 0,424 0,318
4 0,638 0,423 0,317
5 0,638 0,424 0,315
6 0,637 0,423 0,315
7 0,637 0,422 0,314
8 0,636 0,422 0,314
9 0,636 0,423 0,315
10 0,636 0,421 0,315
Jumlah (Σ) 6,372 4,231 3,162
DATA KALIBRASI SPEKTROFOTOMETER
SPEKTROFOTOMETER
Perbandingan 1:1

No Absorbance ( X1 ) ( X1 - X ) ( X1 - X )2
1 0,638 0,0008 0,00000064
2 0,638 0,0008 0,00000064
3 0,638 0,0008 0,00000064
4 0,638 0,0008 0,00000064
5 0,638 0,0008 0,00000064
6 0,637 0,0002 0,00000004
7 0,637 0,0002 0,00000004
8 0,636 0,0012 0,00000144
9 0,636 0,0012 0,00000144
10 0,636 0,0012 0,00000144
jumlah ( Σ ) 6,372 0,00000748
Rata-rata (X) 0,6372

GRAFIK 1:1
0.0014

0.0012

0.001

0.0008
( X1 - X )
0.0006 ( X1 - X )2

0.0004

0.0002

0
0 2 4 6 8 10 12 14
SPEKTROFOTOMETER
Perbandingan 1:2

No Absorbance ( X1 ) ( X1 - X ) ( X1 - X )2
1 0,424 0,001 0,000001
2 0,424 0,001 0,000001
3 0,424 0,001 0,000001
4 0,423 0 0
5 0,424 0,001 0,000001
6 0,423 0 0
7 0,422 -0,001 0,000001
8 0,422 -0,001 0,000001
9 0,423 0 0
10 0,422 -0,001 0,000001
jumlah ( Σ ) 4,231 0,000007
Rata-rata (X) 0,423

GRAFIK 1:2
0.0015

0.001

0.0005

0
0 2 4 6 8 10 12 14
-0.0005

-0.001

-0.0015

( X1 - X ) ( X1 - X )2
SPEKTROFOTOMETER
Perbandingan 1:3

No Absorbance ( X1 ) ( X1 - X ) ( X1 - X )2
1 0,32 0,0038 0,000001444
2 0,319 0,001 0,0000001
3 0,318 0,002 0,0000004
4 0.317 0,003 0,0000009
5 0.315 0,005 0,00000025
6 0,315 0,005 0,00000025
7 0,314 0,006 0,00000036
8 0,314 0,006 0,00000036
9 0,315 0,005 0,00000025
10 0,315 0,005 0,00000025
jumlah ( Σ ) 3,162 0,000004564
Rata-rata (X) 0,3162

GRAFIK 1:3
0.007

0.006

0.005

0.004

0.003

0.002

0.001

0
0 2 4 6 8 10 12 14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/8669092/SPEKTROFOTOMETER_UV-Visible

http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-spektrofotometri-uv-

vis.html

https://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/pengertian-dasar-

spektrofotometer-vis-uv-uv-vis/

Anda mungkin juga menyukai