Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan ke hadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia-Nya tugas
ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Pada mata kuliah ini, kelompok 3 membahas tentang
GNC ( Glomerulonefritis kronis ).

Makalah ini dibuat agar mahasiswa mengetahui dan menguasai bagaimana tentang
Glomerulonefritis kronis.Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan manfaat.

Dari lubuk hati yang paling dalam, sangat disadari bahwa makalah ini jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan. Kami
ucapkan terimakasih kepada Ibuk Dosen yang mengajar mata kuliah Keperawatan Anak II yang
memberikan kami kesempatan untuk menjelaskan tentang Glomerulonefritis kronis .

Semoga bermanfaat dan akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih.

Bukittinggi, Oktober 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….……. 1


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………. 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang …………………………………………………………………………3
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………..3
C. Tujuan ………………………………………………………………………………….3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian GNC ………………………………………………………………………. 4
B. Epidemiologi GNC …………………………………………………………………… 4
C. Etiologi GNC …………………………………………………………………………. 4
D. Patofisiologi GNC ……………………………………………………………………. 5
E. Manifestasi klinis GNC ………………………………………………………………. 6
F. Komplikasi GNC ……………………………………………………………………... 6
G. Pemeriksaan fisik dan penunjang GNC ………………………………………………. 7
H. Penatalaksanaan GNC ………………………………………………………………… 8
I. Askep GNC …………………………………………………………………………….9
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Glomerulonefritis merupakan masalah kesehatan yang masih membebani dunia. Setiap
tahunnya diperkirakan terdapat 470.000 kasus baru dan 5.000 kematian akibat glomerulonefritis
pada anak, dimana 97% kasus terjadi di negara yang berkembang (Carapetis et al, 2005).
Glomerulonefritis akut juga menjadi etiologi dari 25% semua kasus end stage renal disease
(ESRD), dimana ESRD menyebabkan penurunan kualitas hidup yang dramatis serta peningkatan
mortalitas yang signifikan (Tonelli et al., 2006). Selain itu, masih sangat sedikit yang diketahui
tentang agen etiologi atau faktor pencetus yang menyebabkan penyakit, sehingga pengobatan dan
prevensi masih menjadi hal yang sulit (Vehaskari, 2011).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari glumerulonefritis kronis ?
2. Bagaimana epidemiologi GNC ?
3. Apa saja etiologi GNC ?
4. Bagaimana patofisiologi GNC ?
5. Apa saja manifestasi klinis GNC ?
6. Apa saja komplikasi GNC ?
7. Apa saja pemeriksaan fisik dan penunjang GNC ?
8. Bagaimana penatalaksanaan GNC ?
9. Bagaimana Askep pada kasus GNC pada anak ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian GNC
2. Untuk memahami epidemiologi GNC
3. Untuk mengetahui etiologi GNC
4. Untuk memahami patofisiologi GNC
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis GNC
6. Untuk memahami komplikasi GNC
7. Untuk mengetahui pemeriksaan fisik dan penunjang GNC
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan GNC
9. Untuk memahami askep pada kasus GNC pada anak

3
BAB II
PEMBAHASAN

GlUMERULONEFRITIS KRONIS ( GNC )

A. PENGERTIAN
Glomerulonefritis merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal tahap akhir dan
tingginya angka morbiditas pada anak. Glomerulonefritis merupakan penyakit peradangan ginjal
bilateral. Penyakit ini sering mengenai anak-anak.
Glomerulonefritis kronis merupakan sindrom klinis yang ditandai dengan penyakit pada
glomerulus ginjal dan penurunan progresif fungsi ginjal untuk waktu yang lama atau dapat
dikatakan suatu kelainan dimana terjadi kerusakan glomeruli dan kemunduran fungsi ginjal
selama bertahun-tahun. Merupakan glomerulonefritis tingkat akhir dengan kerusakan jaringan
ginjal akibat proses nefrotik dan hipertensi sehingga menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang
irreversible.

B. EPIDEMIOLOGI
Glomerulonefritis sering ditemukan pada anak berumur antara 3-7 tahun dan lebih sering
mengenai anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Perbandingan antara anak laki-laki dan
perempuan adalah 2 : 1 dan jarang menyerang anak dibawah usia 3 tahun.
Pasien laki-laki dan perempuan berbanding 2 : 1 dan terbanyak pada anak usia antara 6-8
tahun (40,6%). Gejala glomerulonefritis bisa berlangsung secara mendadak (akut) atau secara
menahun (kronis) seringkali tidak diketahui karena tidak menimbulkan gejala. Gejalanya dapat
berupa mual-mual, kurang darah (anemia), atau hipertensi. Gejala umum berupa sembab kelopak
mata, kencing sedikit, dan berwarna merah, biasanya disertai hipertensi. Penyakit ini umumnya
(sekitar 80%) sembuh spontan, 10% menjadi kronis, dan 10% berakibat fatal.

C. ETIOLOGI
Penyebab penyakit ini yaitu :
1) Lanjutan (Glomerulonefritis Akut ) atau GNA, seringkali tanpa riwayat infeksi
(Streptococcus beta hemoliticus group A.)

4
2) Keracunan (timah hitam, tridion).
3) Trombosis vena renalis : penyumbatan vena renalis, yaitu pembuluh darah balik yang
mengangkut darah dari ginjal
4) Hipertensi kronik
5) Penyakit kolagen
6) Penyebab lain yang tidak diketahui yang ditemui pada stadium lanjut.
Penyakit ini ditemukan pada semua usia, tetapi sering terjadi pada usia awal sekolah dan
jarang pada anak yang lebih muda dari 2 tahun. Lebih banyak pria dari pada wanita (2 : 1).
Timbulnya (Glomerulonefritis kronis) GNC didahului oleh akut (infeksi ekstra renal, terutama di
traktus respiratorius bagian atas dan kulit oleh kuman streptokokkus beta hemolitikus gol A).
Faktor lain yang dapat menyebabkan adalah factor iklim, keadaan gizi, keadaan umum dan
faktor alergi.

D. PATOFISIOLOGI
Penderita biasanya mengeluh tentang rasa dingin, demam, sakit kepala, sakit punggung,
dan udema (bengkak) pada bagian muka biasanya sekitar mata (kelopak), mual dan muntah-
muntah. Pada keadaan ini proses kerusakan ginjal terjadi menahun dan selama itu gejalanya tidak
tampak. Akan tetapi pada akhirnya orang-orang tersebut dapat menderita uremia (darah dalam air
seni) dan gagal ginjal.
Ginjal merupakan salah satu organ paling vital dimana fungsi ginjal sebagai tempat
membersihkan darah dari berbagai zat hasil metabolisme tubuh dan berbagai racun yang tidak
diperlukan tubuh serta dikeluarkan sebagai urine dengan jumlah setiap hari berkisar antara 1-2
liter. Selain fungsi tersebut, ginjal berfungsi antara lain mempertahankan kadar cairan tubuh dan
elektrolit (ion-ion), mengatur produksi sel-darah merah. Begitu banyak fungsi ginjal sehingga
bila ada kelainan yang mengganggu ginjal, berbagai penyakit dapat ditimbulkan.
Glomerulonefritis merupakan berbagai kelainan yang menyerang sel-sel penyerang ginjal
(sel glomerulus). Glomerulonefritis menahun adalah penyakit paling sering menimbulkan gagal
ginjal dikemudian hari. Kelainan ini terjadi akibat gangguan utama pada ginjal (primer) atau
sebagai komplikasi penyakit lain (sekunder), misalnya komplikasi penyakit diabetes mellitus,
keracunan obat, penyakit infeksi dan lain-lain. Pada penyakit ini terjadi kebocoran protein atau
kebocoran eritrosit.

5
Glomerulonefritis merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal tahap akhir dan
tingginya angka morbiditas baik pada anak maupun pada dewasa. Sebagian besar
glomerulonefritis bersifat kronik dengan penyebab yang tidak jelas dan sebagian besar tampak
bersifat imunologis. Glomerulonefritis menunjukkan kelainan yang terjadi pada glomerulus,
bukan pada struktur jaringan ginjal yang lain.

E. MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang ditunjukan biasanya persisten, meliputi :
a) Proteinuria
b) Hematuria glomerular
c) Hipertensi
d) Gangguan fungsi ginjal
Gejala tambahan yang biasanya muncul pada penyakit ginjal kronis adalah :
a) Gangguan kesadaran ( somnolen, delirium, koma)
b) Penurunan sensorik pada tangan, kaki, dan area lainnya
c) Oliguria
d) Fatigue, lethargy ( karena anemia)
e) Malaise
f) Nyeri kepala
g) Mual dan muntah
h) Kram pada kaki (hipokalemia dan gangguan elektrolit lain)
i) Dyspneu dan chest pain ( cairan overload dan pericarditis )
j) Kejang pada stadium akhir

F. KOMPLIKASI
1) Sindrom nefrotik
2) Sindrom nefritik akut
3) Gagal ginjal kronik
4) End stage renal disease
5) Malignant hypertension
6) Fluid overload (gagal jantung kongestif, edema pulmo)

6
7) Peningkatan kemungkinan infeksi yang lain
8) Asidosis metabolik
9) Pericarditis
10) Uremic encephalopathy
11) Uremic GI bleeding
12) Uremic neuropathy
13) Severe anemia dan hipokalsemia
14) Hiperkalemia

G. PEMERIKSAAN FISIK DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan fisik
a) Penurunan berat badan
b) Edema ( retensi cairan)
c) Hipertensi (retensi cairan)
d) Cardiomegali
e) Perdarahan pada ginjal, paru-paru, retina
f) Papil edema

Pemeriksaan penunjang
a) Laboratorium
1. Darah lengkap : Anemia
2. Urinalisis : proteinuria, ditemukan leukosit, sel tubular ginjal, dan hemoglobin
b) Radiologi
1. Chest x-ray
2. Chest x-ray
3. Kidney or abdominal CT scan
4. Kidney or abdominal ultrasound
5. IVP
c) Biopsi ginjal : menunjukan bentuk glomerulonefritis kronis atau scar pada glomerulus.

7
H. PENATALAKSANAAN
Glomerulonefritis kronis adalah penyakit berbahaya yang berkembang mengikuti waktu
Hasil pengobatan dari penyakit ini tergantung pada penyebab, derajat gangguan fungsi ginjal
pada saat diagnosis, dan tingkat keparahan hipertensi dan hilangnya protein dalam urin
(proteinuria). Terapi obat dapat memperlambat atau menstabilkan perkembangan ini pada
beberapa individu. Jika tidak diobati, glomerulonefritis kronik akan berkembang menjadi
stadium akhir gagal ginjal yang ireversibel. kemudian akan terjadi infiltrasi cairan ke dalam
jaringan ikat tubuh (edema anasarca) kecuali dialisis dilakukan. Tanpa perawatan dialisis atau
transplantasi ginjal, sebagian besar individu meninggal dalam waktu 2 tahun.
Pengobatan awal untuk glomerulonefritis kronik harus mencakup terapi untuk penyakit
yang mendasari. Gejala yang muncul sebagai akibat dari glomerulonefritis kronik sendiri dapat
diobati dengan menggunakan berbagai terapi obat. Edema dan hipertensi dapat diobati dengan
obat yang merangsang pengeluaran cairan (diuretik) dan obat yang menurunkan tekanan darah
(angiotensin converting enzyme [ACE] inhibitor). Terapi obat lain mungkin termasuk obat anti-
inflamasi (kortikosteroid), obat yang menurunkan respon dari sistem kekebalan tubuh (agen
imunosupresif), dan obat-obatan yang mencegah pembekuan darah (antikoagulan atau agen
antiplatelet). Biasanya, diet garam (sodium) dan air akan dibatasi. Dialisis atau transplantasi
ginjal mungkin diperlukan jika individu mulai berkembang ke gagal ginjal progresif yang
mengarah ke stadium akhir penyakit ginjal.

8
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1) Identitas Anak : nama, usia, alamat, tingkat pendidikan, dll.

2) Riwayat :
a) Riwayat kesehatan yang lalu: pernahkah sebelumnya anak sakit seperti ini?
b) Riwayat kelahiran, tumbuh kembang, penyakit anak yang sering dialami, imunisasi,
hospitalisasi sebelumnya, alergi dan pengobatan.
c) Pola kebiasaan sehari – hari : pola makan dan minum, pola kebersihan, pola istirahat
tidur, aktivitas atau bermain, dan pola eliminasi.
d) Riwayat penyakit saat ini:
 Keluhan utama
 Alasan masuk rumah sakit
 Faktor pencetus
 Lamanya sakit

3) Pengkajian sistem
a) Pengkajian umum : TTV, BB, TB, lingkar kepala, lingkar dada (adanya edema ).
b) Sistem kardiovaskuler : irama dan kualitas nadi, bunyi jantung, ada tidaknya cyanosis,
diaphoresis.
c) Sistem pernafasan : kaji pola bernafas, adakah wheezing atau ronki, retraksi dada, cuping
hidung.
d) Sistem persarafan : tingkat kesadaran, tingkah laku ( mood, kemampuan
intelektual,proses pikir ), sesuaikah dgn tumbang? Kaji pula fungsi sensori, fungsi
pergerakan dan fungsi pupil.
e) Sistem gastrointestinal : auskultasi bising usus, palpasi adanya hepatomegali /
splenomegali, adakah mual, muntah. Kaji kebiasaan buang air besar.
f) Sistem perkemihan : kaji frekuensi buang air kecil, warna dan jumlahnya.

9
4) Pengkajian keluarga
a. Anggota keluarga
b. Pola komunikasi
c. Pola interaksi
d. Pendidikan dan pekerjaan
e. Kebudayaan dan keyakinan
f. Fungsi keluarga dan hubungan

5) Diagnosa Keperawatan
a. Defisit Nutrisi b/d peningkatan kebutuhan metabolism
b. Gangguan integritas kulit b/d kekurangan/kelebihan volume cairan
c. Gangguan citra tubuh b/d perubahan fungsi
d. Tubuh

6) Intervensi dan Implementasi


Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Defisit nutrisi 1. Status nutrisi : asupan 1. Mamananajemen
nutrisi gangguan makan
2. Status nutrisi : energy 2. Manajemen nutrisi
3. Nafsu makan 3. Terapi nutrisi
4. Status menelan 4. Konseling nutrisi
5. Kesehatan mulut 5. Monitor nutrisi
6. Pemberian makan
7. Monitor tanda-tanda
vital
Gangguan integritas kulit 1. Status sirkulasi 1. Pengecekan kulit
2. Kesimbangan cairan 2. Control infeksi
3. Respon penogbatan 3. Perlindungan nfeksi
4. Kontrol resiko 4. Pemberian obat : kulit
5. Manajemen pengobatan
hipertermia

Gangguan citra tubuh 1. Keseimbangan gaya 1. Peningkatan citra


hidup tubuh
2. Harga diri 2. Peningkatan koping
3. Tingkat kecemasan 3. Peningkatan harga

10
social diri
4. Koping 4. Pengurangan
5. Kontrol diri terhadap
kecemasan
distorsi pemikiran 5. Bantuan perawatan
diri

7) Evaluasi
No Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1. Defisit nutrisi S : klien mengatakan sudah bisa makan seperti biasa
O: klien tampak sudah bisa menghabiskan makanan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2. Gangguan integritas kulit S : klien mengatakan udema sudah berkurang
O : kulit klien tampak membaik
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
3. Gangguan citra tubuh S : klien mengatakan sudah bisa meningkatkan
percaya diri
O : klien tampak sudah tidak cemas
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Glomerulonefritis merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal tahap akhir dan
tingginya angka morbiditas pada anak. Glomerulonefritis merupakan penyakit peradangan ginjal

11
bilateral. Penyakit ini sering mengenai anak-anak. Glomerulonefritis sering ditemukan pada anak
berumur antara 3-7 tahun dan lebih sering mengenai anak laki-laki dibandingkan anak
perempuan. Perbandingan antara anak laki-laki dan perempuan adalah 2 : 1 dan jarang
menyerang anak dibawah usia 3 tahun. Gejala glomerulonefritis bisa berlangsung secara
mendadak (akut) atau secara menahun (kronis) seringkali tidak diketahui karena tidak
menimbulkan gejala. Gejalanya dapat berupa mual-mual, kurang darah (anemia), atau hipertensi.
Gejala umum berupa sembab kelopak mata, kencing sedikit, dan berwarna merah, biasanya
disertai hipertensi

DAFTAR PUSTAKA

NANDA. 2005. Diagnosa Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2005-2006. NANDA


International,Philadelphia
Robbins Cotran. 2006. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit, Edisi 7. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

12
Doenges, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
Brunner Suddarth. 1996. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol: 2, Edisi 8. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Guyton, Arthur C. & John E. Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC

13

Anda mungkin juga menyukai