Anda di halaman 1dari 20

LK-5.

PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


ON-1

Tujuan Kegiatan:

Mereviuw bahan pembelajaran dari unit materi pembelajaran dan mengembangkan


penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Langkah Kegiatan:

1. Pengembangan Pembelajaran
a Peserta mengkaji sistematika penyusunan RPP berorientasi HOTS (LK-5)
b RPP disusun secara individu sesuai dengan jenjangnya berdasarkan pada
LK-3 yang telah dikerjakan pada kegiatan IN-2
c Melengkapi RPP dengan penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan.
d Penilaian pengetahuan memasukkan soal-soal HOTS yang telah disusun
pada LK-4 di kegiatan IN-2.
e Menyusun Bahan Ajar dan dilampirkan pada RPP.
2. Desain Pembelajaran Unit ke-2
a. Mendesain pembelajaran pada Lembar Kerja (LK-3) dengan ketentuan
(110’):
1. Unit pembelajaran ke-2 didesain untuk digunakan pada ON
2. Guru kelas (tematik terpadu):
 mendesain pembelajaran dengan memadukan minimal dua
mata pelajaran yang akan dilaksanakan pada On-3.
 Jika pada On-3 muatan mata pelajaran yang akan diajarkan
tidak ada unit pembelajarannya maka guru harus
mengembangkan sendiri muatan mata pelajaran tersebut dan
dipadukan dengan muatan mata pelajaran yang ada unit
pembelajarannya.
3. Desain Penilaian Pembelajaran
a Mengembangkan penilaian pembelajaran berdasarkan KD pada unit
pembelajaran yang terpilih pada LK-4.
b Menyusun soal HOTS dengan menggunakan LK-4 dengan langkah
kegiatan sebagai berikut:
1. Menyusun kisi-kisi soal pada LK-4.a
2. Menyusun soal pilihan ganda pada LK-4.b
3. Menyusun soal uraian pada LK-4.c
LK-5 PENGEMBANGAN RPP

Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP )

Satuan Pendidikan : SMK PAHLAWAN MOJOSARI


Mata Pelajaran : FISIKA
(Tema/Sub Tema/PB untuk SD) LISTRIK STATIS
Kelas/ Semester : X/ SEMESTER 2
Materi Pokok : LISTRIK STATIS
Alokasi Waktu : 3 X 45 MENIT

A. Kompetensi Inti (KI)


 KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
 KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif,
dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan
pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
 KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kajian
Fisika pada tingkat teknis, spesifik, detail dan kompleks berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja,
warga masyarakat nasional, regional dan internasional..
 KI4 : Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat informasi dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta menyelesaikan masalah sederhana sesuai
dengan lingkup kajian Fisika. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan
menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif
dan solutif dalam ranah abstrak, terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan,
meniru, membiasakan gerak mahir, menjadikan gerak alami, dalam ranah kongkrit
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah

B. Kompetensi Dasar (KD), Indikator Pencapaian Kompetensi

No KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Kompetensi Pengetahuan 3.13.1 Menganalisis Arus listrik dan
pengukurannya.
3.13 Menerapkan listrik statis
dan listrik dinamis 3.13.2 Memecahkan hitungan sederhana
menggunakan Hukum Ohm
3.13.3 Mengukur Kuat Arus listrik dalam
rangkaian tertutup
3.13.4 Mengukur Hambatan sepotong kawat
penghantar
3.13.5 Mengaitkan Rangkaian hambatan dengan
hukum ohm
3.13.6 Menganalisis Gabungan sumber
tegangan listrik
3.13.7 Menganalisis Hukum II Kirchoff
3.13.8 Mengukur Energi dan daya lis

Kompetensi Keterampilan 4.13.1 Menganalisis Arus listrik dan


pengukurannya.
4.13 Melakukan percobaan
terkait listrik statis dan listrik
4.13.2 Memecahkan hitungan sederhana
dinamis
menggunakan Hukum Ohm
4.13.3 Mengukur Kuat Arus listrik dalam
rangkaian tertutup
4.13.4 Mengukur Hambatan sepotong kawat
penghantar
4.13.5 Mengaitkan Rangkaian hambatan dengan
hukum ohm
4.13.6 Menganalisis Gabungan sumber tegangan
listrik
4.13.7 Menganalisis Hukum II Kirchoff
4.13.8 Mengukur Energi dan daya listrik

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat Menganalisis Arus listrik dan pengukurannya.
2. Siswa dapat Memecahkan hitungan sederhana menggunakan Hukum Ohm
3. Mengukur Kuat Arus listrik dalam rangkaian tertutup
4. Mengukur Hambatan sepotong kawat penghantar
5. Mengaitkan Rangkaian hambatan dengan hukum ohm
6. Menganalisis Gabungan sumber tegangan listrik
7. Menganalisis Hukum II Kirchoff
8. Mengukur Energi dan daya listrik
9. Siswa dapat Menganalisis Arus listrik dan pengukurannya.
10. Siswa dapat Memecahkan hitungan sederhana menggunakan Hukum Ohm
11. Menganalisis Arus listrik dan pengukurannya.
12. Memecahkan hitungan sederhana menggunakan Hukum Ohm
13. Mengukur Kuat Arus listrik dalam rangkaian tertutup
14. Mengukur Hambatan sepotong kawat penghantar
15. Mengaitkan Rangkaian hambatan dengan hukum ohm
16. Menganalisis Gabungan sumber tegangan listrik
17. Menganalisis Hukum II Kirchoff
18. Mengukur Energi dan daya listrik

D. Materi Pembelajaran
1. Kuat Arus listrik dan Pengukurannya
2. Hukum Ohm
3. Arus listrik dalam rangkaian tertutup
4. Hambatan sepotong kawat penghantar
5. Rangkaian hambatan
6. Gabungan sumber tegangan listrik
7. Hukum II Kirchoff
8. Energi dan daya listrik

E. Metode Pembelajaran
1. Ceramah, Diskusi, dan Tanya Jawab.
2. Penugasan
3. Praktikum
4. Presentasi

F. Media Pembelajaran
1. Lembar Kerja
2. LCD Projektor
3. Seperangkat alat/bahan praktikum
4. Papan tulis

G. Sumber belajar
1. Buku Paket fisika
2. internet Materi Listrik dinamis

H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Ke....
ALOKASI
TAHAP
KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU
PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Pendahuluan

Pendahuluan 1. Membuka pelajaran dengan mengucapkan


(persiapan/orientasi) salam dan melakukan presensi terhadap
peserta didik.
2. Menyapa peserta didik dan meminta
siswamemimpin doa
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Menyampaikan indikator pencapaian
kompetensi
5. Menyampaikan garis besar cakupan materi
dan kegiatan yang akan dilakukan.
6. Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian
yang akan digunakan
Apersepsi Guru memberi stimulan untuk merangsang
anak mengulang kompetensi yang telah
dipelajari dan dikembangkan sebelumnya
terkait dengan kompetensi yang akan
dipelajari
 Motivasi  Menghubungkan materi dengan 
 kehidupan sehari hari, yaitu membawa
 setrika dimana bisa di atur panas dan
 tidaknya suhu setrika tersebut,
 sehingga anak termotivasi dalam
mempelajari materi tersebut
B. Kegiatan Inti

Sintak Model  Guru menampilkan gambar rangkaian


listrik arus searah dan menjelaskan
Stimulation
keterkaitan rangkaian listrik arus
(pemberian searah dengan kehidupan nyata.
stimulus)  Peserta didik mengamati gambar
rangkaian listrik arus searah dan diberi
kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan

Sintak Model  Guru mengajukan pertanyaan dan


identifikasi masalah arus listrik, hukum
Problem Statement ohm, rangkaian listrik, dan hambatan.
 Peserta didik diberi kesempatan untuk
(pertanyaan mendeskripsikan identifikasi masalah
identifikasi masalah) tersebut

Sintak Model
 Peserta didik mencatat fenomena dan
Data Collection gejala yang ditimbulkan dari hambatan
(mengumpulkan yang terdapat didalam rangkaian listrik
data) arus searah

Sintak Model  Peserta didik mendiskusikan informasi


yang diperoleh dan membuat
Data Processing
kesimpulan. Kemudian membandingkan
besar kuat arus listrik dari perbedaan
hambatan yang dipasang dalam
rangkaian arus searah
Sintak Model  Peserta didik membandingkan hasil
diskusi antar kelompok melalui sesi
Verification
presentasi kelompok dan proses
pembelajaran diarahkan kebentuk tanya
jawab tentang fenomena dan gejala yang
ditimbulkan dari rangkaian
Sintak Model  Peserta didik membuat kesimpulan
tentang pengaruh arus listrik, hukum
Generalization
ohm, dan hambatan kemudian
mengemukakannya

C. Kegiatan Penutup
a. Guru memfasilitasi dalam menemukan kesimpulan tentang kuat arus listrik,
hukum ohm, rangkaian tertutup, dan hambatan listrik.
b. Guru melakukan penilaian untuk mengetahui pencapaian kompetensi dari
setiap indikator..
c. Guru meminta beberapa peserta didik untuk mengungkapkan manfaat
mempelajari kuat arus listrik, hukum ohm, dan hambatan listrik
d. Guru memberikan tugas kepada peserta didik…..(Tugas Terlampir)
I. Penilaian

b. Teknik Penilaian

i. Sikap
Lembar Observasi sikap (lampiran 1)

ii. Keterampilan
Lembar Observasi ketrampilan (lampiran 2)

iii. Pengetahuan
Pilihan ganda dan essay

J. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


1. Rencana Kegiatan:
 Peserta didik yang belum mencapai kemampuan minimal yang ditetapkan
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
 Pemberian program pembelajaran remedial didasarkan atas latar belakang
bahwa pendidik perlu memperhatikan perbedaan individual peserta didik
2. Bentuk Pelaksanaan Remedial:
 Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.
 Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan.
 Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus.
 Pemanfaatan tutor sebaya.
 dan lain-lain, yang semuanya diakhiri dengan ulangan
3. Teknik Pembelajaran Remedial:
 Penugasan individu diakhiri dengan tes (lisan/tertulis) bila jumlah peserta
didik yang mengikuti remedial maksimal 20%
 Penugasan kelompok diakhiri dengan penilaian individual bila jumlah
peserta didik yang mengikuti remedi kurang dari 50%
 Pembelajaran ulang diakhiri dengan penilaian individual bila jumlah peserta
didik yang mengikuti remedi lebih dari 50 %
4. Nilai Remedial:
 Nilai remedi idealnya dapat lebih tinggi dari KKM. Apabila kebijakan ini
diberlakukan, maka setiap peserta didik (termasuk yang sudah mencapai
KKM) berhak mengikuti remedi untuk memperbaiki nilai sehingga mencapai
nilai maksimal (100)

K. Bahan Ajar
Lampiran bahan ajar

Hukum-hukum kelistrikan arus searah

Listrik Arus Searah (Direct Current atau DC) adalah aliran elektron dari suatu titik yang
energi potensialnya tinggi ke titik yang lebih rendah. Pada umumnya sumber arus listrik
searah adalah baterai seperti aki dan elemen volta dan juga panel surya. Selain dari aki
sumber arus searah didapat juga melalui arus bolak balik yang yang dirubah menjadi
arus searah yaitu dengan menggunakan penyearah (Rectifier).
Arus searah biasanya mengalir pada sebuah konduktor. Dahulunya arus listrik searah
dianggap sebagai arus positif yang mengalir dari ujung sumber positif ke ujung sumber
negatif. Pengamatan-pengamatan yang lebih baru menemukan bahwa sebenarnya arus
searah merupakan arus negatif (elektron) yang mengalir dari kutub negatif ke kutub
positif. Aliran elektron ini menyebabkan terjadinya lubang-lubang bermuatan positif,
yang “tampak” mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Arus listrik searah banyak
digunakan dalam peralatan rumah tangga, hal ini karena komponen elelktonika sebagian
besar adalah menggunakan arus searah.

Besaran – Besaran Listrik Arus Searah


Dalam tinjauan mikroskopik, sebuah benda dikatakan brmuatan listrik jika benda
tersebut kelebihan atau kekurangan elektron. Benda yang kelebihan elektron akan
bermuatan negatif, sedangkan benda yang kekurangan elektron akan bermuatan positif.

Ketika dua benda yang berbeda jumlah muatannya ( positif dan negative ) dihubungkan
dengan sebuah konduktor, sebagian muatan (positif dan negatif ) salah satu dari kedua
benda akan saling mengalir menuju benda lainnya melalui konduktorsehingga dicapai
keadaan seimbang yakni muatan listrik kedua benda menjadi sama. Terjadinya aliran
arus listrik karena perbedaan potensial listrik yang mendorong muatan positif mengalir
dari potensial tinggi ke potensial rendah. Aliran muatan listrik positif in disebut arus
listrik. Arus listrik mengalir secara spontan dari potensial tinggi ke potensial rendah
melalui konduktor, tetapi tidak dalam arah sebaliknya. Aliran muatan ini dapat
dianalogikan dengan aliran air dari tempat ( potensial gravitasi ) tinggi ke tempat (
potensial gravitasi) rendah.

Kuat Arus LIstrik


Kuat arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir pada suatu penghantar
tiap satuan waktu. Simbol kuat arus listrik adalah I.

Secara sistematis kuat arus listrik dituliskan dengan persamaan sebagai berikut.
Ket : I = kuat arus listrik (A)
q = muatan listrik (C)
t = waktu (s)

Banyaknya muatan yang mengalir pada konduktor besarnya sama dengan kelipatan
besar muatan sebuah electron – 1,6. C Jika pada konduktor mengalir n buah , maka total
muatan yang mengalir memenuhi persamaan sebagai berikut.

Rapat arus (J) adalah besar kuat arus listrik per satuan luas penampang. Satuan rapat
arus dalam system SI adalah ampere / atau A.
Potensial Listrik
Arus Listrik dapat mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah menggunakan
sumber energy, mislanya baterai. Potensial listrik ini yang akan menimbulkan perbedaan
tegangan antara kedua kutub positif dan negative pada suatu penghantar listrik.

Beda Potensial adalah besarnya energy yang diperlukan untuk memindahkan muatan
dari suatu titik berpotensial tinggi ke titik berpotensial rendah. Beda potensial listrik (
tegangan ) timbul karena dua benda yang memiliki potensial listrik berbeda dihuungkan
oleh suatu penghantar. Beda potensialini berfungsi untuk mengaliran muatan dari satu
titik ke titik lainnya dalam suatu penghantar listrik. Besarnya beda potensial dapat
dirumuskan sebagai berikut.
Ket : V = beda potensial ( volt )
W = usaha ( joule )
q = muatan listrik ( coulomb )

Hambatan Listrik
Hambatan listrik dapat berupa resistor tetap dan variable. Resistor tetap dibuat dari
karbo atau kawat nikrom tipis. Sedangkan resistor variable dapat dibedakan menjadi
resistor variable tipe berputar dan tipe bergeser. Hambatan listrik erat kaitannya dengan
hokum Ohm, yaitu hokum yang menyatakan hubungan antara tegangan, arus ,
danhambatan listrik pada sebuah penghantar listrik ( konduktor ).

Hukum Ohm
Arus Listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah. Dari hasil percobaan
George Simon Ohm ( 1787 – 1854 ) beliau menyimpulkan bahwa “Besarnya beda
potensial listrik ujung – ujung penghantar yang berhambatan tetap sebanding dengan
kuat arus listrik yang mengalir melalui penghantar tersebut selama suhu penghantar
tersebut dijaga tetap”. Karena beda potensial sebanding dengan kuat arus, maka
perbandingan tegangan dengan kuat arus adalah konstan.

Dari percobaan lebih lanjut dengan menggunakan penghantar yang berhambatan R,


ternyata diperoleh huungan sebagai berikut.

Ket : V = beda potensial ( volt )


I = kuat arus ( ampere )
R = hambatan kawat penghantar ( Ω )

Hambatan pada kawat penghantar


Kuat arus listrik akan kecil ketika melalui konduktor yang luas penampangnya kecil,
hambatan jenisnya besar,dan panjang. Sebaliknya, kuat arus listrik akan besar ketika
melewati konduktor yang luas penampangangnya kecil, hambatan jenisnya besar dan
sebaliknya, ketika kuat arusnya besar, berarti hambatan konduktornya kecil. Apabila
hambatan dapat berupa sebuah kawat penghantar yang lurus.

Penghantar ( , luas penampang kawat penghantar (A), dan penghantar jenis penghantar
( ). Besarnya hambatan sebanding dengan panjang kawat dan berbanding terbalik
dengan luas penampang kawat, sehingga dapat dituliskan dalam persamaan :

Ket : R = hambatan ( Ω )
= panjang kawat ( m )
= hambatan jenis kawat ( Ω.m )
A = luas penampang kawat ()

Hambatan jenis konduktor bergantung pada suhunya. Semakin tinggi suhunya, semakin
tinggi hambatan jenis konduktor dan semakin tinggi pula hambatan konduktor tersebut.
Pengaruh suhu terhadap hambatan konduktor dapat dituliskan dalam persamaan
berikut.

Ket : R = hambatan konduktor pada suhu C (


= hambatan konduktor pada suhu ( Ω )
α = koefisien suhu hambatan jenis (/)
= t – selisih suhu (

Rangkaian hambatan listrik


Secara umum rangkaian hambatan dikelompokkan menjadi rangkaian hambatan seri,
hambatan paralel, maupun gabungan keduanya. Untuk membuat rangkaian hambatan
seri maupun paralel minimal diperlukan dua hambatan. Adapun, untuk membuat
rangkaian hambatan kombinasi seri-paralel minimal diperlukan tiga hambatan. Jenis-
jenis rangkaian hambatan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Oleh karena itu, jenis rangkaian hambatan yang dipilih bergantung pada tujuannya.

Hambatan seri

Dua hambatan atau lebih yang disusun secara berurutan disebut hambatan seri.
Hambatan yang disusun seri akan membentuk rangkaian listrik tak bercabang. Kuat arus
yang mengalir di setiap titik besarnya sama. Tujuan rangkaian hambatan seri untuk
memperbesar nilai hambatan listrik dan membagi beda potensial dari sumber tegangan.
Rangkaian hambatan seri dapat diganti dengan sebuah hambatan yang disebut
hambatan pengganti seri (Rs).

Tiga buah lampu masing-masing hambatannya R1, R2, dan R3 disusun seri dihubungkan
dengan baterai yang tegangannya V menyebabkan arus listrik yang mengalir I. Tegangan
sebesar V dibagikan ke tiga hambatan masing-masing V1, V2, dan V3, sehingga berlaku:

V = V1 + V2 + V3

Berdasarkan Hukum I Kirchoff pada rangkaian seri (tak bercabang) berlaku:

I = I1 = I2 = I3

Hambatan Paralel

Dua hambatan atau lebih yang disusun secara berdampingan disebut hambatan paralel.
Hambatan yang disusun paralel akan membentuk rangkaian listrik bercabang dan
memiliki lebih dari satu jalur arus listrik. Susunan hambatan paralel dapat diganti
dengan sebuah hambatan yang disebut hambatan pengganti paralel (Rp).

Rangkaian hambatan paralel berfungsi untuk membagi arus listrik. Tiga buah lampu
masing masing hambatannya R1, R2, dan R3 disusun paralel dihubungkan dengan
baterai yang tegangannya V menyebabkan arus listrik yang mengalir I. Besar kuat arus
I1, I2, dan I3 yang mengalir pada masingmasing lampu yang hambatannya masing-
masing R1, R2, dan R3. sesuai Hukum Ohm dirumuskan:

I1 = V/R1 I2 = V/R2 I3 = V/R3

Ujung-ujung hambatan R1, R2, R3 dan baterai masing masing bertemu pada satu titik
percabangan. Besar beda potensial (tegangan) seluruhnya sama, sehingga berlaku:

V = V1 = V2 = V3

Besar kuat arus I dihitung dengan rumus:


I = V/Rp
rumus hambatan pengganti paralel:
1/Rp = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3

Hukum Kirchhoff
Rangkaian sederhana dapat terdiri dari lampu, sakelar, dan baterai yang satu sama lain
terhubung oleh kawat / kabel. Ketika sakelar masih terbuka, arus listrik b`elum mengalir
shingga lampu menjadi padam. Sebaliknya ketika sakelar dismbungkan, arus mengalir
dari kutub positif baterai ke kutub negative baterai melalui kabel dan lampu sehingga
lampu menyala. Sebelum sakelar dihubungkan, rangkaian listrik disebut rangkaian
listrik terbuka, sedangkan setelah dihubungkan dengan sakelar, disebut rangkaian listrik
tertutup. Rangkaianseperti ini secara umum disebut rangkaian listrik arus
searah.Rangkaian listrik arus searah yang terdiri dari sebuah baterai dan beban disebut
rangkaian listrik sederhana.

GGL, hambatan dalam dan tegangan jepit


Beda potensial dari sumber tegangan dapat diketahui jika dihubungkan dengan
hambatan, misalnya lampu dan alat elektronik lainnya.Baterai merupakan sumber
enegri arus searah.Selain baterai, sumber energi listrik lainnya adalah generator.Alat
yang dapat mengubah suatu bentuk energy lain menjadi energy listrik disebut sumber
gerak gaya listrik (GGL). GGL adalah beda potensial antarterminal sumber tegangan

( baterai atau generator ) ketika tidak ada arus yang mengalir pada rangkaian
luar.Simbol GGL adalah E.

Hukum I Kirchhoff
Kuat arus listrik dalam suatu rangkain tak bercabang, besarnya selalu sama. Lampu –
Lampu dirumah kita pada umumnya terpasang secara pararel.Rangkaian listrik biasanya
terdiri banyak hubugan sehingga akan terdapat banya cabang atau lebih. Hukum I
Kirchhoff menyatakan bahwa jumlah arus yang masuk pada titik percbangan sama
dengan jumlah arus yang keluar dari titik percabangan tersebut. Ilustrasi hokum I
Kirchhoff seperti pada gambar berikut ini.

Secara sistematis, hokum Kirchhoff dituliskan dengan persamaan sebagai berikut.

+=

Hukum II Kirchhoff
Menjelaskan tentang beda potensial mengitari suatu rangkaian tertutup. Hukum II
Kirhhoff menyatakan di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak
listrik ( E ) dengan penurunan tegangan ( I.R ) sama dengan 0.Secara sistematis, hokum
II Kirchhoff memenuhi persamaan :

Beberapa langkah untuk menganalisis rangkaian tertutup dengan loop tungal sesuai
hukum II kirchhoff menggunakan ketentuan – ketentuan sebagai berikut.

Pilih rmasing rangkaian untuk msing-masing lintasan tertutup dengan arah


tertentu.pemilihan loop bebas,talpi jika memungkinkan di usahakan searah dengan arah
arus listrik ,
Jika lpada suatu cabang,arah loop sama dengan arah arus,maka penurunan tegangan (IR)
betanda positif,sedangkan bila arah loop brlawanan arah dengan arah arus,maka
penurunan tegangan (I, R) bertanda negatif
Bila saat mengikuti arah loop, kutulp sumber tegangan yang lllebih dahulu di jumpai
adalah kutup positif ,maka gaya gerak listrik bertanda positif,sebalik nya bila kutup
negatif.maka penurunan tegangan (I , R) bertanda negatif,
Energi Listrik
Besarnya energy listrik adalah besar muatan ( dalam coulomb ) dikalikan bedapotensial
yang dialaminya. Satuan energy listrik dalam SI adalah joule ( J ). Energi listrik dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut.

Ket :

W = energy listrik (J)

V = beda potensial listrik (V)

q = muatan listrik (C)

I = arus listrik (A)

R = hambatan (Ω)

t = waktu arus mengalir (s)

Daya Listrik
Daya Listrik adalah energy yang dihasilkan atau diperlukan per satuan waktu. Daya
listrik dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

P = daya listrik (watt)

W = energy yang dibebaskan (joule)

t = selang waktu (sekon)

I = arus yang mengalir (A)

Perhitungan Energi dan Daya Listrik


Jika pada sebuah baterai bertuliskan 220 V, 60 W, maka berarti lampu tersebut bekerja
normal, menyerap daya 60 W ketika diberi teganggan 220 V. Nilai 220 V merupakan nilai
tegangan maksimum yang boleh diberikan pada lampu tersebut. Jika teganggan yang
diberikan lebih besar dari 220 V, maka lampu akan rusak. Sebaliknya, jika teganggan
yang diberikan lampu kurang dari 220 V, maka lampu akan menyala redup. Daya yang
diserap beban listrik ketika dihubungkan dengan teganggan sumber tertentu memenuhi
persamaan :

Keterangan :

Biaya sewa energi listrik dihitung berdasarkan jumlah energi listrik yang digunakan
dalam satuan kWh.Dihitung berdasarkan persamaan W = P.t, dengan P dalam satuan
watt dan t dalam satuan jam. Biaya sewa sama dengan jumlah energi listrik dalam kWh
dikalikan dengan tarif 1 kWh. Satuan dari energi listrik adalah kilowatt jam (kWh)
dimana 1 kWh adalah energi yang dihasilkan oleh daya satuan kilowatt yang bekerja
selama satu jam.
Lampiran 1

A. ISTRUMEN PENILAIAN SIKAP


a. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik
sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum.
Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian
sikap

Sikap
Sikap sosial Jumlah
spiritual
No Nama Siswa Skor
Mensyukuri Jujur Kerja sama Harga diri
1-4 1-4 1-4 1-4
1 Zulkifli
2 Sugih Handoyo
3 Nanang Haryono
4 Wiwid
5 Said

a. Sikap Spiritual

Indikator sikap spiritual “mensyukuri”:


• Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
• Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut
• Saling menghormati, toleransi
• Memelihara hubungan baik dengan sesama teman sekelas.

Rubrik pemberian skor:


• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

b. Sikap Sosial

1. Sikap jujur
Indikator sikap sosial “jujur”
• Tidak berbohong
• Mengembalikan kepada yang berhak bila menemukan sesuatu
• Tidak nyontek, tidak plagiarism
• Terus terang.

Rubrik pemberian skor


• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.
2. Sikap kerja sama
Indikator sikap sosial “kerja sama”
• Peduli kepada sesama
• Saling membantu dalam hal kebaikan
• Saling menghargai/ toleran
• Ramah dengan sesama.

Rubrik pemberian skor


• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

3. Sikap Harga diri


Indikator sikap sosial “harga diri”
• Tidak suka dengan dominasi asing
• Bersikap sopan untuk menegur bagi mereka yang mengejek
• Cinta produk negeri sendiri
• Menghargai dan menjaga karya-karya sekolah dan masyarakat sendiri.

Lampiran 2

a. Penilaian Keterampilan
Nama: .................................................................... Kelas : ....................
Tanggal: .........................................

Petunjuk:
Berilah tanda √ pada kolom 1, 2, atau 3.

Format Penilaian Keterampilan

Penilaian (skor)
No Elemen keterampilan yang dinilai
(bobot)

1 2 3

1 Rangkaian alat (20)

2 Prosedur melakukan eksperimen (20)

3 Data dan analisis data (20)

4 Rumusan simpulan (20)

5 Kerapian dan kebersihan pelaksanaan


eksperimen (10)

TABEL KRITERIA PENSKORAN


Skor dan deskriptor
No Elemen keterampilan
yang dinilai
(bobot)
1 2 3

Berfungsi Sesuai
1 Rangkaian alat (20) Tidak tetapi tidak petunjuk
berfungsi sesuai dan
petunjuk berfungsi
baik

2 Prosedur melakukan Tidak sesuai Ada yang Semua


eksperimen (20) prosedur tidak sesuai sesuai
prosedur prosedur

Data lengkap
3 Data dan analisis data (20) Tidak ada tetapi tidak Data
atau ada ada analisis lengkap dan
tetapi atau analisis dianalisis
kurang tidak tepat secara tepat

Keimpulan Kesimpulan Kesimpulan


4 Rumusan Kesimpulan tidak tepat tepat tetapi tepat dan
(20) belum lengkap
lengkap
Tidak bersih Bersih tetapi
5 Kerapian dan kebersihan dan tidak tidak rapi, Bersih dan
pelaksanaan eksperimen rapi atau rapi Rapi
(10) tetapi tidak
bersih

Jumlah (bobot x skor)


Nilai =
3
INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

KARTU SOAL NOMOR 1


(PILIHAN GANDA)

Mata Pelajaran : FISIKA


Kelas/Semester : KELAS X SEMESTER 2

3.13 Menerapkan listrik statis dan listrik dinamis


Kompetensi Dasar
LISTRIK DINAMSI
Materi

Menganalisis rangkaian seri dan paralel dengan sumber


Indikator Soal
tegangan melalui gambar rangkaian campuran resistor.
C4
Level Kognitif

Soal
Analisis gambar rangkaian resistor dibawah ini dan temukan nilai arus listrik yang
mengalir pada hambatan 4 Ω adalah….

A. 0,750 A
B. 1,125 A
C. 1,500 A
D. 1,875 A
E. 2,125 A

Kunci Pedoman Penskoran

NO
SKO
SOA KUNCI/KRITERIA JAWABAN
R
L
1
R-5. PENGEMBANGAN RPP

Rubrik ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil pengembangan RPP

Langkah-langkah penilaian hasil kajian:


1. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta Pembekalan pada LK-5!
2. Berikan nilai pada hasil kajian berdasarkan penilaian Anda terhadap hasil kerja peserta
sesuai rubrik berikut!

A. Kegiatan Praktik
1. Menuliskan KD pengetahuan dan keterampilan dengan tepat.
2. Menuliskan Tujuan Pembelajaran dengan tepat.
3. Menuliskan materi, metode, media, bahan dan sumber pembelajaran dengan tepat.
4. Menuliskan langkah-langkah pembelajaran yang runut sesuai sintak model
pembelajaran.
5. Mengintegrasikan saintifik, dimensi pengetahuan, aspek HOTS dan kecakapan
abad 21 dalam kegiatan pembelajaran.
6. Menuliskan penilaian dengan tepat.
7. Menuliskan bahan dengan tepat.

Rubrik Penilaian:
Nilai Rubrik
90  nilai  100 Tujuh aspek sesuai dengan kriteria

80  nilai  90 Enam aspek sesuai dengan kriteria, satu aspek kurang sesuai
70  nilai  80 Lima aspek sesuai dengan kriteria, dua aspek kurang sesuai
60  nilai  70 Empat aspek sesuai dengan kriteria,tiga aspek kurang sesuai
<60 Dua aspek sesuai dengan kriteria, empat aspek kurang sesuai

Anda mungkin juga menyukai