Tujuan Kegiatan:
Langkah Kegiatan:
1. Pengembangan Pembelajaran
a Peserta mengkaji sistematika penyusunan RPP berorientasi HOTS (LK-5)
b RPP disusun secara individu sesuai dengan jenjangnya berdasarkan pada
LK-3 yang telah dikerjakan pada kegiatan IN-2
c Melengkapi RPP dengan penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan.
d Penilaian pengetahuan memasukkan soal-soal HOTS yang telah disusun
pada LK-4 di kegiatan IN-2.
e Menyusun Bahan Ajar dan dilampirkan pada RPP.
2. Desain Pembelajaran Unit ke-2
a. Mendesain pembelajaran pada Lembar Kerja (LK-3) dengan ketentuan
(110’):
1. Unit pembelajaran ke-2 didesain untuk digunakan pada ON
2. Guru kelas (tematik terpadu):
mendesain pembelajaran dengan memadukan minimal dua
mata pelajaran yang akan dilaksanakan pada On-3.
Jika pada On-3 muatan mata pelajaran yang akan diajarkan
tidak ada unit pembelajarannya maka guru harus
mengembangkan sendiri muatan mata pelajaran tersebut dan
dipadukan dengan muatan mata pelajaran yang ada unit
pembelajarannya.
3. Desain Penilaian Pembelajaran
a Mengembangkan penilaian pembelajaran berdasarkan KD pada unit
pembelajaran yang terpilih pada LK-4.
b Menyusun soal HOTS dengan menggunakan LK-4 dengan langkah
kegiatan sebagai berikut:
1. Menyusun kisi-kisi soal pada LK-4.a
2. Menyusun soal pilihan ganda pada LK-4.b
3. Menyusun soal uraian pada LK-4.c
LK-5 PENGEMBANGAN RPP
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat Menganalisis Arus listrik dan pengukurannya.
2. Siswa dapat Memecahkan hitungan sederhana menggunakan Hukum Ohm
3. Mengukur Kuat Arus listrik dalam rangkaian tertutup
4. Mengukur Hambatan sepotong kawat penghantar
5. Mengaitkan Rangkaian hambatan dengan hukum ohm
6. Menganalisis Gabungan sumber tegangan listrik
7. Menganalisis Hukum II Kirchoff
8. Mengukur Energi dan daya listrik
9. Siswa dapat Menganalisis Arus listrik dan pengukurannya.
10. Siswa dapat Memecahkan hitungan sederhana menggunakan Hukum Ohm
11. Menganalisis Arus listrik dan pengukurannya.
12. Memecahkan hitungan sederhana menggunakan Hukum Ohm
13. Mengukur Kuat Arus listrik dalam rangkaian tertutup
14. Mengukur Hambatan sepotong kawat penghantar
15. Mengaitkan Rangkaian hambatan dengan hukum ohm
16. Menganalisis Gabungan sumber tegangan listrik
17. Menganalisis Hukum II Kirchoff
18. Mengukur Energi dan daya listrik
D. Materi Pembelajaran
1. Kuat Arus listrik dan Pengukurannya
2. Hukum Ohm
3. Arus listrik dalam rangkaian tertutup
4. Hambatan sepotong kawat penghantar
5. Rangkaian hambatan
6. Gabungan sumber tegangan listrik
7. Hukum II Kirchoff
8. Energi dan daya listrik
E. Metode Pembelajaran
1. Ceramah, Diskusi, dan Tanya Jawab.
2. Penugasan
3. Praktikum
4. Presentasi
F. Media Pembelajaran
1. Lembar Kerja
2. LCD Projektor
3. Seperangkat alat/bahan praktikum
4. Papan tulis
G. Sumber belajar
1. Buku Paket fisika
2. internet Materi Listrik dinamis
Pertemuan Ke....
ALOKASI
TAHAP
KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU
PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Pendahuluan
Sintak Model
Peserta didik mencatat fenomena dan
Data Collection gejala yang ditimbulkan dari hambatan
(mengumpulkan yang terdapat didalam rangkaian listrik
data) arus searah
C. Kegiatan Penutup
a. Guru memfasilitasi dalam menemukan kesimpulan tentang kuat arus listrik,
hukum ohm, rangkaian tertutup, dan hambatan listrik.
b. Guru melakukan penilaian untuk mengetahui pencapaian kompetensi dari
setiap indikator..
c. Guru meminta beberapa peserta didik untuk mengungkapkan manfaat
mempelajari kuat arus listrik, hukum ohm, dan hambatan listrik
d. Guru memberikan tugas kepada peserta didik…..(Tugas Terlampir)
I. Penilaian
b. Teknik Penilaian
i. Sikap
Lembar Observasi sikap (lampiran 1)
ii. Keterampilan
Lembar Observasi ketrampilan (lampiran 2)
iii. Pengetahuan
Pilihan ganda dan essay
K. Bahan Ajar
Lampiran bahan ajar
Listrik Arus Searah (Direct Current atau DC) adalah aliran elektron dari suatu titik yang
energi potensialnya tinggi ke titik yang lebih rendah. Pada umumnya sumber arus listrik
searah adalah baterai seperti aki dan elemen volta dan juga panel surya. Selain dari aki
sumber arus searah didapat juga melalui arus bolak balik yang yang dirubah menjadi
arus searah yaitu dengan menggunakan penyearah (Rectifier).
Arus searah biasanya mengalir pada sebuah konduktor. Dahulunya arus listrik searah
dianggap sebagai arus positif yang mengalir dari ujung sumber positif ke ujung sumber
negatif. Pengamatan-pengamatan yang lebih baru menemukan bahwa sebenarnya arus
searah merupakan arus negatif (elektron) yang mengalir dari kutub negatif ke kutub
positif. Aliran elektron ini menyebabkan terjadinya lubang-lubang bermuatan positif,
yang “tampak” mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Arus listrik searah banyak
digunakan dalam peralatan rumah tangga, hal ini karena komponen elelktonika sebagian
besar adalah menggunakan arus searah.
Ketika dua benda yang berbeda jumlah muatannya ( positif dan negative ) dihubungkan
dengan sebuah konduktor, sebagian muatan (positif dan negatif ) salah satu dari kedua
benda akan saling mengalir menuju benda lainnya melalui konduktorsehingga dicapai
keadaan seimbang yakni muatan listrik kedua benda menjadi sama. Terjadinya aliran
arus listrik karena perbedaan potensial listrik yang mendorong muatan positif mengalir
dari potensial tinggi ke potensial rendah. Aliran muatan listrik positif in disebut arus
listrik. Arus listrik mengalir secara spontan dari potensial tinggi ke potensial rendah
melalui konduktor, tetapi tidak dalam arah sebaliknya. Aliran muatan ini dapat
dianalogikan dengan aliran air dari tempat ( potensial gravitasi ) tinggi ke tempat (
potensial gravitasi) rendah.
Secara sistematis kuat arus listrik dituliskan dengan persamaan sebagai berikut.
Ket : I = kuat arus listrik (A)
q = muatan listrik (C)
t = waktu (s)
Banyaknya muatan yang mengalir pada konduktor besarnya sama dengan kelipatan
besar muatan sebuah electron – 1,6. C Jika pada konduktor mengalir n buah , maka total
muatan yang mengalir memenuhi persamaan sebagai berikut.
Rapat arus (J) adalah besar kuat arus listrik per satuan luas penampang. Satuan rapat
arus dalam system SI adalah ampere / atau A.
Potensial Listrik
Arus Listrik dapat mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah menggunakan
sumber energy, mislanya baterai. Potensial listrik ini yang akan menimbulkan perbedaan
tegangan antara kedua kutub positif dan negative pada suatu penghantar listrik.
Beda Potensial adalah besarnya energy yang diperlukan untuk memindahkan muatan
dari suatu titik berpotensial tinggi ke titik berpotensial rendah. Beda potensial listrik (
tegangan ) timbul karena dua benda yang memiliki potensial listrik berbeda dihuungkan
oleh suatu penghantar. Beda potensialini berfungsi untuk mengaliran muatan dari satu
titik ke titik lainnya dalam suatu penghantar listrik. Besarnya beda potensial dapat
dirumuskan sebagai berikut.
Ket : V = beda potensial ( volt )
W = usaha ( joule )
q = muatan listrik ( coulomb )
Hambatan Listrik
Hambatan listrik dapat berupa resistor tetap dan variable. Resistor tetap dibuat dari
karbo atau kawat nikrom tipis. Sedangkan resistor variable dapat dibedakan menjadi
resistor variable tipe berputar dan tipe bergeser. Hambatan listrik erat kaitannya dengan
hokum Ohm, yaitu hokum yang menyatakan hubungan antara tegangan, arus ,
danhambatan listrik pada sebuah penghantar listrik ( konduktor ).
Hukum Ohm
Arus Listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah. Dari hasil percobaan
George Simon Ohm ( 1787 – 1854 ) beliau menyimpulkan bahwa “Besarnya beda
potensial listrik ujung – ujung penghantar yang berhambatan tetap sebanding dengan
kuat arus listrik yang mengalir melalui penghantar tersebut selama suhu penghantar
tersebut dijaga tetap”. Karena beda potensial sebanding dengan kuat arus, maka
perbandingan tegangan dengan kuat arus adalah konstan.
Penghantar ( , luas penampang kawat penghantar (A), dan penghantar jenis penghantar
( ). Besarnya hambatan sebanding dengan panjang kawat dan berbanding terbalik
dengan luas penampang kawat, sehingga dapat dituliskan dalam persamaan :
Ket : R = hambatan ( Ω )
= panjang kawat ( m )
= hambatan jenis kawat ( Ω.m )
A = luas penampang kawat ()
Hambatan jenis konduktor bergantung pada suhunya. Semakin tinggi suhunya, semakin
tinggi hambatan jenis konduktor dan semakin tinggi pula hambatan konduktor tersebut.
Pengaruh suhu terhadap hambatan konduktor dapat dituliskan dalam persamaan
berikut.
Hambatan seri
Dua hambatan atau lebih yang disusun secara berurutan disebut hambatan seri.
Hambatan yang disusun seri akan membentuk rangkaian listrik tak bercabang. Kuat arus
yang mengalir di setiap titik besarnya sama. Tujuan rangkaian hambatan seri untuk
memperbesar nilai hambatan listrik dan membagi beda potensial dari sumber tegangan.
Rangkaian hambatan seri dapat diganti dengan sebuah hambatan yang disebut
hambatan pengganti seri (Rs).
Tiga buah lampu masing-masing hambatannya R1, R2, dan R3 disusun seri dihubungkan
dengan baterai yang tegangannya V menyebabkan arus listrik yang mengalir I. Tegangan
sebesar V dibagikan ke tiga hambatan masing-masing V1, V2, dan V3, sehingga berlaku:
V = V1 + V2 + V3
I = I1 = I2 = I3
Hambatan Paralel
Dua hambatan atau lebih yang disusun secara berdampingan disebut hambatan paralel.
Hambatan yang disusun paralel akan membentuk rangkaian listrik bercabang dan
memiliki lebih dari satu jalur arus listrik. Susunan hambatan paralel dapat diganti
dengan sebuah hambatan yang disebut hambatan pengganti paralel (Rp).
Rangkaian hambatan paralel berfungsi untuk membagi arus listrik. Tiga buah lampu
masing masing hambatannya R1, R2, dan R3 disusun paralel dihubungkan dengan
baterai yang tegangannya V menyebabkan arus listrik yang mengalir I. Besar kuat arus
I1, I2, dan I3 yang mengalir pada masingmasing lampu yang hambatannya masing-
masing R1, R2, dan R3. sesuai Hukum Ohm dirumuskan:
Ujung-ujung hambatan R1, R2, R3 dan baterai masing masing bertemu pada satu titik
percabangan. Besar beda potensial (tegangan) seluruhnya sama, sehingga berlaku:
V = V1 = V2 = V3
Hukum Kirchhoff
Rangkaian sederhana dapat terdiri dari lampu, sakelar, dan baterai yang satu sama lain
terhubung oleh kawat / kabel. Ketika sakelar masih terbuka, arus listrik b`elum mengalir
shingga lampu menjadi padam. Sebaliknya ketika sakelar dismbungkan, arus mengalir
dari kutub positif baterai ke kutub negative baterai melalui kabel dan lampu sehingga
lampu menyala. Sebelum sakelar dihubungkan, rangkaian listrik disebut rangkaian
listrik terbuka, sedangkan setelah dihubungkan dengan sakelar, disebut rangkaian listrik
tertutup. Rangkaianseperti ini secara umum disebut rangkaian listrik arus
searah.Rangkaian listrik arus searah yang terdiri dari sebuah baterai dan beban disebut
rangkaian listrik sederhana.
( baterai atau generator ) ketika tidak ada arus yang mengalir pada rangkaian
luar.Simbol GGL adalah E.
Hukum I Kirchhoff
Kuat arus listrik dalam suatu rangkain tak bercabang, besarnya selalu sama. Lampu –
Lampu dirumah kita pada umumnya terpasang secara pararel.Rangkaian listrik biasanya
terdiri banyak hubugan sehingga akan terdapat banya cabang atau lebih. Hukum I
Kirchhoff menyatakan bahwa jumlah arus yang masuk pada titik percbangan sama
dengan jumlah arus yang keluar dari titik percabangan tersebut. Ilustrasi hokum I
Kirchhoff seperti pada gambar berikut ini.
+=
Hukum II Kirchhoff
Menjelaskan tentang beda potensial mengitari suatu rangkaian tertutup. Hukum II
Kirhhoff menyatakan di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak
listrik ( E ) dengan penurunan tegangan ( I.R ) sama dengan 0.Secara sistematis, hokum
II Kirchhoff memenuhi persamaan :
Beberapa langkah untuk menganalisis rangkaian tertutup dengan loop tungal sesuai
hukum II kirchhoff menggunakan ketentuan – ketentuan sebagai berikut.
Ket :
R = hambatan (Ω)
Daya Listrik
Daya Listrik adalah energy yang dihasilkan atau diperlukan per satuan waktu. Daya
listrik dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
Keterangan :
Biaya sewa energi listrik dihitung berdasarkan jumlah energi listrik yang digunakan
dalam satuan kWh.Dihitung berdasarkan persamaan W = P.t, dengan P dalam satuan
watt dan t dalam satuan jam. Biaya sewa sama dengan jumlah energi listrik dalam kWh
dikalikan dengan tarif 1 kWh. Satuan dari energi listrik adalah kilowatt jam (kWh)
dimana 1 kWh adalah energi yang dihasilkan oleh daya satuan kilowatt yang bekerja
selama satu jam.
Lampiran 1
Sikap
Sikap sosial Jumlah
spiritual
No Nama Siswa Skor
Mensyukuri Jujur Kerja sama Harga diri
1-4 1-4 1-4 1-4
1 Zulkifli
2 Sugih Handoyo
3 Nanang Haryono
4 Wiwid
5 Said
a. Sikap Spiritual
b. Sikap Sosial
1. Sikap jujur
Indikator sikap sosial “jujur”
• Tidak berbohong
• Mengembalikan kepada yang berhak bila menemukan sesuatu
• Tidak nyontek, tidak plagiarism
• Terus terang.
Lampiran 2
a. Penilaian Keterampilan
Nama: .................................................................... Kelas : ....................
Tanggal: .........................................
Petunjuk:
Berilah tanda √ pada kolom 1, 2, atau 3.
Penilaian (skor)
No Elemen keterampilan yang dinilai
(bobot)
1 2 3
Berfungsi Sesuai
1 Rangkaian alat (20) Tidak tetapi tidak petunjuk
berfungsi sesuai dan
petunjuk berfungsi
baik
Data lengkap
3 Data dan analisis data (20) Tidak ada tetapi tidak Data
atau ada ada analisis lengkap dan
tetapi atau analisis dianalisis
kurang tidak tepat secara tepat
Soal
Analisis gambar rangkaian resistor dibawah ini dan temukan nilai arus listrik yang
mengalir pada hambatan 4 Ω adalah….
A. 0,750 A
B. 1,125 A
C. 1,500 A
D. 1,875 A
E. 2,125 A
NO
SKO
SOA KUNCI/KRITERIA JAWABAN
R
L
1
R-5. PENGEMBANGAN RPP
A. Kegiatan Praktik
1. Menuliskan KD pengetahuan dan keterampilan dengan tepat.
2. Menuliskan Tujuan Pembelajaran dengan tepat.
3. Menuliskan materi, metode, media, bahan dan sumber pembelajaran dengan tepat.
4. Menuliskan langkah-langkah pembelajaran yang runut sesuai sintak model
pembelajaran.
5. Mengintegrasikan saintifik, dimensi pengetahuan, aspek HOTS dan kecakapan
abad 21 dalam kegiatan pembelajaran.
6. Menuliskan penilaian dengan tepat.
7. Menuliskan bahan dengan tepat.
Rubrik Penilaian:
Nilai Rubrik
90 nilai 100 Tujuh aspek sesuai dengan kriteria
80 nilai 90 Enam aspek sesuai dengan kriteria, satu aspek kurang sesuai
70 nilai 80 Lima aspek sesuai dengan kriteria, dua aspek kurang sesuai
60 nilai 70 Empat aspek sesuai dengan kriteria,tiga aspek kurang sesuai
<60 Dua aspek sesuai dengan kriteria, empat aspek kurang sesuai