Teori GBJ PDF
Teori GBJ PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Barry Barber dan David Johnson pada tahun 1973 berhasil menciptakan suatu
metode yang digambarkan dalam sebuah grafik yang secara visual dapat menyajikan
dengan jelas tingkat efisiensi pelayanan rawat inap rumah sakit. Konsep Barber
angka hunian penderita rawat inap (Bed Occupancy Rate = BOR), lama rata-rata
tempat tidur rata-rata/tahun oleh berbagai penderita (Bed Turn Over = BTO), maupun
rata-rata lama sebuah tempat tidur berada dalam keadaan kosong (Turn Over Interval
suatu standar grafik dengan daerah penilaian efisiensi yang sudah ditetapkan oleh dua
indikator (TOI dan LOS) secara korelatif menurut tingkat BOR dan BTO.
keputusan mengenai :
rumah sakit dari tahun ke tahun yang dapat dilihat dari grafik dan bidang
efisiensi.
Perbandingan kegiatan antar bagian yang sama di beberapa rumah sakit atau
antar bagian di suatu rumah sakit dapat digambarkan pada satu grafik. Dengan
jelas dan mudah diambil kesimpulan, rumah sakit mana atau bagian mana yang
pengelolaannya efisien.
Grafik dapat digunakan untuk meneliti suatu kebijakan realokasi tempat tidur
Interval, Bed Occupancy Rate, dan Bed Turn Over pada satu grafik. Laporan
dikatakan benar apabila empat parameter tersebut tepat pada posisi grafik
tersebut (Soejadi,1996).
efisiensi BOR 75%-85%, apabila BOR > 85% berarti tempat tidur yang dipakai
Yaitu rata-rata jumlah hari pasien rawat inap yang tinggal di rumah sakit, tidak
termasuk bayi lahir, karena tempat tidur yang digunakan si bayi adalah nama
ibunya. Standar efisiensi LOS 3-12 hari dan LOS dianjurkan serendah mungkin
O×t
LOS =
D
Digunakan untuk menentukan lamanya rata-rata tempat tidur kosong atau rata-
rata tempat tidur tersedia pada periode tertentu yang tidak terisi antara pasien
keluar atau mati dengan pasien masuk. Standar efisiensi TOI adalah 1-3 hari.
Jika TOI lebih dari 3 hari perlu diperhatikan kualitas pelayanan perawatan.
( A − O) × t
TOI =
D
Adalah beberapa kali satu tempat tidur dipakai oleh pasien dalam periode
tertentu. Efisiensi BTO adalah 30 kali. Jika BTO terlalu rendah perlu
D
BTO =
A
adalah Turn Over Interval (TOI) dan Y-ordinat adalah Length of Stay (LOS) (Soejadi,
1996).
Gambar 2.1 Gambar Sumbu X-absis (TOI) dan Sunbu Y-ordinat (LOS)
a. Gambar garis BOR = 50% dengan menghubungkan titik (0,0) dan titik (1,1).
Penjelasan :
L = O x 365/D
= ½ A x 365/D
T = ( A- O ) x 365/D
= 1/2A 365/D
b. Gambar garis BOR – 70%, dengan rumus yang sama akan menghasilkan 3L =
c. Gambar garis BOR = 80%, menghasilkan L = 4T dengan titik (0,0) dan titik
(1,4).
d. Gambar garis BOR = 90%, menghasilkan L = 9T dengan titik (0,0) dan titik
(1,9).
a. Gambar garis BTO = 30 pasien yaitu membentuk garis dengan titik (12 1/6,
12 1/6).
Penjelasan :
L = O x 365/D dan
T = (A – O ) x 365/D
T = (a X 365/D ) – O x 365/D
T = 365 A/D
L = O x 365/D
L = 1 x365/30
T = 365 A/D
T = 12 1/6
Maka T = 12 1/6 dan L = 12 1/6, sehingga didapat garis dengan titik (12
1/6,12 1/6).
b. Gambar garis BTO = 20 pasien dengan cara yang sama membentuk garis
c. Gambar garis BTO = 15 pasien membentuk garis dengan titik (24 1/3, 24 1/3).
d. Gambar garis BTO = 12,5 pasien membentuk garis dengan titik (29 1/5,29
1/5).
a. TOI = 1
b. LOS = 3
c. BOR ≥75 %
Menurut Barber Johnson grafik yang berbeda di luar daerah ini menunjukkan
bahwa sistem yang sedang berjalan kurang efisien. Pada satu grafik hasilnya adalah
Untuk menentukan suatu titik efisiensi pada grafik Barber Jonson dengan
menghubungkan nelai LOS, TOI, BOR. Dan BTO berdasarkan data dari suatu rumah
sakit. Misalnya suatu rumah sakit nilai LOS nya 12 hari, TOI = 3 hari, BOR = 80%,
dan BTO = 25 pasien maka hasilnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini (Soejadi,
1996).
a. Makin dekat grafik BOR dengan Y ordinat, maka BOR makin tinggi.
b. Makin dekat grafik BTO dengan titik sumbu, maka BTO makin tinggi
jumlahnya.
c. Menurut Benjamin (1961), jika rata-rata Turn Over interval tetap, tetapi
organisasi yang kurang baik, kurang permintaan (demand) akan tempat tidur
lembar kerja dan faktur baik yang sederhana maupun yang rumit. Excel dirancang
untuk membantu menghitung hasil perhitungan dari sebuah rumus dan membantu
numeric dan menampilkan data tersebut dalam bebagai jenis bagan, bahkan dapat
ditambahkan grafik dan objek lainnya pada lembar kerja untuk membuat hasil
digunakan untuk melakukan pengolahan data pada sebuah kertas kerja elektronik
(electronic spreadsheet). Hal ini berarti Excel berguna pada pengolahan data
numerical (berhubungan dengan angka) yang kompleks dan bisa diterapkan dalam
Indonesia. Program ini merupakan salah satu program aplikasi yang berada di dalam
Microsot Office, saat ini cukup banyak pengguna Microsoft Excel yang hanya
laporan yang dibuat dalam bentuk format kolom dan baris. Salah satu fasilitas yang
disediakan oleh Microsoft Excel adalah Fungsi (Tim Divisi dan Pengembangan
MADCOMS, 2004).
Fungsi adalah formula yang siap pakai yang melakukan serangkaian operasi
pada range nilai tertentu. Misalnya, untuk memperoleh total dari serangkaian angka
pada sel A1 sampa H1 dapat memasukkan fungsi =SUM (A1:H1). Fungsi Excel dapat
2. Nama fungsi, seperti SUM, yang menunjukkan operasi yang akan dilakukan
3. Daftar alamat sel, seperti (A1:H1), merupakan data yang akan dikerjakan oleh
fungsi tersebut.
1. BAR
a. Tittle Bar, berada pada bagian atas jendela utama yang menampilkan nama
b. Menu Bar, berisi perintah-perintah pada excel, terdiri dari sembilan menu
mengolah data, menyajikan hasil pengolahan, mengatur meu itu sendiri dan
sebagainya.
d. Status Bar, berada pada paling bawah dari tampilan excel yang berfungsi
untuk menunjukkan status dari sebuah sel, apakah ready (siap untuk di input
suatu data), edit (sedang ada pemasukan suatu formula) dan lain sebagainya.
2. WORKSHEET
Worksheet terdiri dari 256 kolom dan 65.536 baris (Habraken, 2002).
sebagian besar tempat di layar. Worksheet berfungsi sebagai tempat input data dan
c. Cel, adalah hasil interaksi (pertemuan antara baris dan kolom). Sebuah sel
3. WORKBOOK
workbook dapat mengandung beberapa worksheet (lembar kerja), lembar kerja grafik.
selanjutnya setiap membuka workbook baru Microsoft Excel akan memberi nama
Book2, book3, dan seterusnya. Setiap workbook terdiri dari beberapa worksheet,
dalam sebuah workbook boleh mempunyai 1 sampai 225 worksheet (Tim Divisi dan
Kegiatan ini bisa mencakup pengembangan perangkat lunak mulai dari awal,
walaupun kenyataannya makin sering terjadi bahwa perangkat lunak yang baru
perangkat lunak. Setiap model proses mempresentasikan suatu proses dari sudut
tersebut.
diambil dari proses rekayasa lain. Berkat penurunan dari satu fase ke fase lainnya,
model ini dikenal sebagai ”Model Air Terjun” atau siklus hidup perangkat lunak.
Model ini mengambil kegiatan proses dasar spesifikasi, pengembangan, validasi, dan
pemeliharaan
Pada prinsipnya, hasil dari setiap fase merupakan satu atau lebih dokumen
yang disetujui. Fase berikutnya tidak boleh dimulai sebelumfase sebelumnya dimulai.
menjadi tahap-tahap yag tidak fleksibel. Komitmen harus dilakukan pada tahap awal
proses dan akan sulit bagi perekayasa untuk menanggapi perubahan persyaratan
pelanggan. Dengan demikian, model air terjun harus digunakan hanya ketika
terpenuhi.
Untuk sistem kecil atau sistem berukuran menengah dengan waktu hidup yang
baik. Akan tetapi untuk sistem yang besar dan memiliki waktu hidup yang lama
yang besar.
perangkat lunak yang memiliki kesamaan dengan model air tejun, akan tetapi proses
Pada sebagian besar proyek perangkat lunak terjadi pemakaian ulang. Hal
ini biasanya terjadi secara informal ketika orang yang bekerja di proyek tersebut
mengtahui adanya rancangan atau kode yang mirip yang dibutuhkan, memodifikasi
yang cepat.
perangkat lunak dengan cepat. Akan tetapi, kompromi persyaratan sangatlah penting
dan bisa menghasilkan sistem yang tidak memenuhi kebutuhan sebenarnya dari user.
Lebih jauh lagi, kontrol terhadap evolusi sistem akan hilang sementara versi baru
pengembangan dan telah secara eksplisit dirancang untuk mendukung iterasi proses
antara lain:
garis besar layanan yang akan disediakan oleh sistem. Mereka mengidentifikasi
layanan mana yang penting dan layanan mana yang tidak penting. Layanan dengan
menunggu sampai seluruh sistem dikirim untuk ambil keuntungan dari sistem
(bagian) harus relatif kecil dan setiap inkremen harus menyediakan sebagian dari
fungsionalitas sistem, dengan kata lain pengembang dapat mengalami kesulitan untuk
menjadi sejumlah aktifitas kerangka kerja, yang disebut juga dengan wilayah tugas,
Pada model spiral tidak ada fase-fase tetap seperti spesifikasi atau
perancangan. Model spiral mencakup model proses yang lain. Pembuatan prototipe
dapat digunakan pada satu spiral untuk menyelesaikan ketidakpastian persyaratan dan