Anda di halaman 1dari 6

Cara menggunakan benang gigi adalah sebagai berikut :

1. Mulailah dengan mengambil benang secukupnya hingga dapat dipegang

dengan baik; sekitar 12 hingga 18 inci. Mungkin saja dapat dipegang di

kedua jari, atau ujungnya dapat diikat menjadi satu loop.

2. Regangkan benang dengan erat di antara ibu jari dan jari telunjuk (Gambar

48.8) atau di antara kedua jari telunjuk, dan masukkan dengan lembut

melalui setiap area kontak dengan gerakan maju-mundur yang cukup kuat.

Jangan menekan benang melewati area kontak, karena ini dapat melukai

gingiva interdental. Faktanya, tekanan dari benang ketika ditekan melalui

area kontak dapat menciptakan lekukan proksimal di gingiva.

Gambar 48.8 Benang gigi dipegang dengan baik pada jari atau dapat diikat menjadi satu
loop.

3. Setelah benang berada di area kontak antara gigi, jalankan benang

sepanjang permukaan proksimal satu gigi dan selipkan benang di bawah

gingiva margin. Gerakkan benang dengan cukup kuat di sepanjang

permukaan proksimal gigi ke area kontak dan perlahan turun lagi hingga ke

sulkus, ulangi gerakan naik-turun ini dua atau tiga kali (Gambar 48.9).

Kemudian pindahkan benang melewati gingiva interdental, dan ulangi

prosedur yang sama pada permukaan proksimal gigi yang bersebelahan.


Gambar 48.9 Cara menggunakan benang gigi. Benang dimasukkan diantara titik kontak
gigi (pada gambar, gigi #7 dan #8) lalu dijalankan sepanjang permukaan proksimal gigi,
dan menghilangkan plak menggunakan gerakan ke atas dan ke bawah. Prosedur ini harus
dilakukan juga pada permukaan distal gigi #8.

4. Lanjutkan prosedur sebelumnya ke seluruh gigi, termasuk permukaan distal

dari gigi terakhir di setiap kuadran. Ketika bagian permukaan benang yang

digunakan rusak atau terkontaminasi, pindahkan dan gunakan bagian

permukaan benang yang baru.

Flossing dapat difasilitasi dengan menggunakan floss holder

(Gambar. 48.10A). Floss holder sangat membantu bagi pasien yang kurang mahir

secara manual dan bagi perawat yang membantu pasien dalam membersihkan gigi.

Floss holder harus cukup kaku untuk menjaga agar benang tetap kencang saat

melalui bidang kontak yang ketat, dan harus mudah digunakan untuk memasang

benang ke holder. Kerugian dari floss holder ini adalah cenderung cukup memakan

waktu karena benang harus dipasang kembali ketika benang rusak.

Floss holder sekali pakai yang sudah memiliki benang sediaan kini sudah

tersedia. Penelitian klinis jangka pendek menunjukkan bahwa pengurangan bioilm

plak dan peningkatan skor gingivitis pada pasien yang menggunakan floss holder

sekali pakai sama dengan pasien yang memegang benang dengan jari mereka.

(Gambar 48.10B).
Gambar 48.10 Floss holder dapat menyederhanakan manipulasi benang gigi. (A) Alat
benang yang dapat digunakan kembali membutuhkan tali benang di sekitar serangkaian
kait dan alur untuk menggunakannya. (B) Floss holder sekali pakai memiliki benang
sediaan dan mudah digunakan, tetapi benang ini dapat rusak dan putus, membutuhkan
beberapa alat untuk menyelesaikan proses flossing gigi.

Perangkat flossing yang bertenaga juga tersedia (Gambar 48.11). Alat-alat

ini telah terbukti aman dan efektif, tetapi tidak lebih baik dalam menghilangkan

biofilm plak daripada memegang benang dengan jari.

Gambar 48.11 Perangkat flossing yang bertenaga dapat lebih mudah digunakan oleh
beberapa pasien dibandingkan dengan alat genggaman. Ujung alat dimasukkan ke dalam
ruang proksimal, dan bulu atau benang yang keluar dari ujung bergerak dalam gerakan
melingkar ketika perangkat dihidupkan (kiri). Secara bergantian, perangkat memindahkan
benang yang sudah dipotong dalam gerakan singkat untuk memberikan pembersihan
interproksimal (kanan).
Menetapkan kebiasaan untuk membersihkan gigi dengan teknik flossing

sulit dilakukan untuk pasien dan dokter gigi, terlepas dari apakah seseorang

menggunakan alat atau dengan jari. Bahkan, diperkirakan bahwa penggunaan

sehari-hari benang gigi oleh pasien tidak konsisten. Penelitian melaporkan bahwa

hanya sekitar 8% remaja di Inggris yang menggunakan benang gigi setiap hari,

dengan persentase yang sama dilaporkan di negara lain. Telah disarankan bahwa

motivasi dan teknik pengajaran sangat membantu dalam mendorong kebiasaan ini.

Tidak ada informasi yang tersedia mengenai kebiasaan jangka panjang yang

membandingkan flossing menggunakan berbagai instrumen dengan flossing

menggunakan jari. Namun, instrumen ini mungkin berguna untuk membantu

individu atau memungkinkan pasien yang memiliki kemampuan yang terbatas

untuk memulai kebiasaan flossing.

FAKTA MENARIK

Manfaat bagi kesehatan gingiva dari pembersihan daerah interproksimal

tidak perlu dipersoalkan lagi.

 Benang gigi adalah alat sederhana dan tersedia untuk membersihkan daerah

yang tidak dapat dijangkau oleh sikat gigi. Penghapusan menyeluruh

biofilm plak dari permukaan interdental gigi adalah langkah kebersihan

yang paling penting dalam menangani penyakit periodontal.

 Alat-alat benang gigi dapat berfungsi dengan baik seperti menggunakan

benang gigi dengan jari.

 Kebiasaan flossing sulit ditanamkan pada seseorang dan membutuhkan

penguatan selama setiap kunjungan.


SIKAT GIGI INTERDENTAL

Mungkin metode pengurangan bioilm plak yang paling efektif untuk area

interdental, di mana papilla tidak sepenuhnya mengisi ruang, adalah penggunaan

sikat gigi interdental. Seperti yang ditunjukkan sebelumnya, permukaan akar yang

cekung, seperti aspek mesial dari premolar pertama dan pada daerah furkasi,

biasanya tidak dapat dibersihkan secara efisien dengan benang gigi. Sebuah studi

perbandingan benang gigi dan sikat gigi interdental yang digunakan oleh pasien

dengan penyakit periodontal tingkat sedang hingga tingkat parah menunjukkan

bahwa sikat gigi interproksimal mampu menghilangkan sejumlah besar biofilm

plak di interproksimal gigi dan subjek menemukan lebih mudah menggunakan sikat

interdental ini daripada benang gigi. Namun, tidak ada perbedaan yang ditemukan

pada pengurangan kedalaman probe atau indeks perdarahan. Oleh karena itu, alat

pembersih interproksimal seperti benang gigi dan sikat interdental sangat baik

untuk membersihkan bagian proksimal gigi ketika ruang interdental

memungkinkan aksesnya.

Ukuran ruang embrasure sangat bervariasi dalam ukuran dan bentuk.

Gambar 48.12 menyediakan representasi ukuran dan anatomi dari tiga jenis ukuran

celah dan instrumen pembersihan interdental yang paling sering direkomendasikan

untuk masing-masing celah. Sebagai aturan umum, semakin besar ruang, semakin

besar instrumen yang dibutuhkan untuk membersihkannya dengan benar.


Gambar 48.12 Ruang interproksimal sangat bervariasi pada pasien dengan penyakit
periodontal. (A) Secara umum, celah tanpa resesi gingiva dibersihkan dengan baik
menggunakan benang gigi. (B) Ruang yang lebih besar dengan permukaan akar terbuka
membutuhkan penggunaan sikat gigi interproksimal. (C) Single-tufted brushes
membersihkan secara efisien di ruang interproksimal tanpa papila.

Cara Menggunakan

Sikat gigi interdental dimasukkan melalui ruang interproksimal dan

bergerak maju mundur antara gigi dengan sapuan yang singkat. Diameter sikat

harus sedikit lebih besar dari lubang gingiva yang akan dibersihkan. Ukuran ini

memungkinkan bulu sikat untuk memberikan tekanan pada kedua permukaan

proksimal gigi dengan cara masuk ke dalam cekungan pada akar. Bulu sikat juga

harus mencapai margin gingiva interdental.

Single-tufted brushes menyediakan akses hingga ke area furkasi, atau area

resesi yang terisolasi, dan efektif pada permukaan lingual molar dan premolar

mandibula. Area-area ini sering terlewatkan ketika menggunakan sikat gigi dan

benang.

Anda mungkin juga menyukai