Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Post partum merupakan suatu periode dalam minggu-minggu pertama setelah kelahiran.
Lamanya “periode” ini tidak pasti, sebagian besar mengganggapnya antara 4 sampai 6
minggu. Walaupun merupakan masa yang relatif tidak komplek dibandingkan dengan
kehamilan, nifas ditandai oleh banyaknya perubahan fisiologi. Beberapa dari perubahan
tersebut mungkin hanya sedikit mengganggu ibu baru, walaupun komplikasi serius juga
sering terjadi. (Cunningham, F,et al, 2013).
Menurut Depkes RI tahun 2011 menjelaskan sekitar 30% kejadian mortalitas pada bayi
preterm dengan ibu yang mengalami ketuban pecah dini adalah akibat infeksi, biasanya
infeksi saluran pernafasan (asfiksia). Selain 3 itu, akan terjadi prematuritas. Sedangkan,
prolaps tali pusat dan malpresentrasi akan lebih memperburuk kondisi bayi preterm dan
Prematuritas.
Berdasarkan data yang diperoleh di Ruang Delima RSUD DR.Hi Abdul Moeloek Bandar
Lampung kasus post partum, telah dirawat beberapa pasien dengan diagnosa P 1A0 dan
beberapa diantaranya meninggal dunia akibat perdarahan yang berlebih. Berdasarkan uraian
diatas maka penulis tertarik dan termotivasi untuk menyusun laporan Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Ny. D P1A0 hari pertama di Ruang Delima
RSUD.Dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung”.

1
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran nyata tentang asuhan keperawatan pada Ny. D P1A0
post partum spontan hari pertama di Ruang Delima .
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan Ny. D P1A0 post partum spontan hari
pertama di Ruang Delima.
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan Ny. D P1A0 post partum spontan hari
pertama di Ruang Delima.
c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan Ny. D P1A0 post partum spontan
hari pertama di Ruang Delima.
d. Mampu melakukan rencana tindakan keperawatan Ny. D P1A0 post partum
spontan hari pertama di Ruang Delima.
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan Ny. D P1A0 post partum spontan hari
pertama di Ruang Delima.
f. Mampu Mendokumentasikan asuhan keperawatan Ny. D P1A0 post partum
spontan hari pertama di Ruang Delima.

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. DEFINISI
Masa nifas atau post partum merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran
yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan
tidak hamil atau normal. (Marmi, 2011).
Post partum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari
rahim sampai 6 minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang
berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain
sebagainya. (Suherni, 2009).
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium) yaitu
masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk memulihkannya kembali alat kandungan
yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak lahir sampai organ-organ
reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil. (Bob. K, 2010).

B. KLASIFIKASI
Tahap yang terjadi pada masa nifas menurut Saleha 2009 adalah sebagai berikut:
a. Periode Immediate Post Partum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai 24 jam. Pada masa ini sering terdapat
masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu tenaga kesehatan
(bidan) harus teratur melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lochea,
tekanan darah, dan suhu.
b. Periode Early Post Partum (Antara 24 jam-1 minggu)
Pada fase ini dapat memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada
perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makan
dan cairan, serta dapat menyusui dengan baik.
c. Periode Late Post Partum (Antara 1 minggu-5 minggu)
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta
konseling KB (Keluarga Berencan).

3
C. ADAPTASI FISIOLOGI DAN PSIKOLOGI
FISIOLOGI
1. Fisiologi :
a) Involusi Rahim
Terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih kecil yang disebabkan karena
adanya proses proses autolysis, dimana zat protein dinding rahim dipecah &
direabsorbsi dan kemudian dibuang melalui urin.
b) Involusi tempat plasenta
setelah persalinan tempat plasenta merupakan tempat permukaan kasar tidak rata
kira-kira sebesar telapak tangan dengan cepat luka ini akan mengecil pada akhir
menggi kedua hanya sebesar 3-4 cm & pada akhir nifas 1-2 cm.
c) Perubahan pada servik dan vagina
pada servik terbentuk sel-sel otot baru karena adanya kontraksi dan retraksi.
Vagina tegang pada waktu persalinan namun lambat laun akan mencapai ukuran
yang normal.
d) Perubahan pembuluh darah rahim
Dalam kehamilan uterus mempunyai pembuluh-pembuluh darah yang besar tetapi
karena setelah persalinan tidak diperlukan bagi peredaran darah maka arteri
tersebut harus mengecil agi setlah nifas.
e) Dinding perut dan peritoneum
Setelah persalinan dinding perut menjadi longgar karena teregang begitu lama,
tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.
f) Saluran kencing
Dinding kandung kemih terlihat edema sehingga menimbulkan obstruksi dan
menyebabkan retensi urin dilatasi ureter dan pyelum kembali normal dalam 2
minggu.
g) Laktasi
Keadaan buah dada pda 2 hari pertama nifas sama dengan keadaan dalam
kehamilan pada waktu ini buah dada belum mengandung susu melainkan
colostrums. Colostrum adaah cairan kuning yang mengandung banyak protein dan
garam.

4
2. Psikologi
a) Periode Talking-In
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan. Dalam masa ini terjadi interaksi
dan kontak yang lama antara ayah, ibu, dan bayi. Hal ini dapat dilakukan sebagai
psikis honey moon yang tidak memerlukan hal-hal romantic, masing-masing
saling memerhatikan bayinya dan menciptakan hubungan yang baru.
b) Periode Talking Hold
Berlangsung pada hari ke-3 sampai ke-4 post partum. Ibu berusaha bertanggung
jawab terhadap bayinya untuk menguasai keterampilan perawatan bayi. Pada
periode ini ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, misalnya buang
air kecil atau BAB.
c) Periode Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil tanggung
jawab terhadap bayi (Persis Mary H, 1995). Sedangkan stress emosional pada ibu
nifas kadang-kadang dikarenakan kekecewaan yang berkaitan dengan mudah
tersinggung dan terluka sehingga nafsu makan dan pola tidur terganggu.
Manifestasi ini disebut dengan post partum blues dimana terjadi pada hari ke 3-5
post partum.

5
D. MANIFESTASI KLINIS
Pada masa puerperium atau nifas tampak perubahan dari alat-alat/organ reproduksi yaitu:
A Sistem Reproduksi
1) Uterus : secara berangsur-angsur, kondisi uterus akan membaik dengan pengecilan
ukuran (involusi) dari uterus itu sendiri. Adapun tinggi uterus (TFU) post partum
menurut masa involusi
Involusi TFU Berat Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Plasenta lahir ± 2cm di bawah umbilicus +1000 gram
dengan bagian fundus
bersandar pada
promontorium sakralis
1 minggu Pertengahan antara 500 gram
umbilicus dan simfisis
pubis
2 minggu Tidak teraba di atas 350 gram
simfisis pubis
6 minggu Bertambah kecil 50-60 gram

Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir
selama 1-2 jam pertama pasca partum. Intensitas kontraksi uterus bisa berkurang
dan menjadi tidak teratur. Karena penting sekali untuk mempertahankan kontraksi
uterus selama masa ini. Biasanya suntikan oksitosin IV atau IM diberikan segera
setelah plasenta lahir.
2) Vagina dan perineum
Pada post partum terdapat lochea yaitu cairan/secret yang berasal dari kavum uteri
vagina.
Macam-macam lochea :
a) Lochea rubra : Berisi cairan segar dan sisa-sisa selaput ketuban, terjadi selama
2 hari pasca persalinan
b) Lochea sanguinolenta : Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, terjadi
hari ke 3-7 pasca persalinan.

6
c) Lochea serosa : Keluar cairan tidak berisi darah, warna kuning, terjadi hari ke
7-14 pasca persalinan
d) Lochea alba : Cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan.

Pada awalnya, introitus mengalami eritematosa dan edematosa terutama pada


daerah episiotomy atau jahitan laserasi. Proses penyembuhan luka episiotomy
sama dengan luka operasi lainnya.

3) Payudara/laktasi
Pada masa nifas akan timbul masa laktasi akibat pengaruh hormone laktoyen
(prolaktin) terhadap kelenjar payudara. Kolostrum diproduksi mulai di akhir masa
kehamilan sampai hari ke 3-5 post partum dimana kolostrum mengandung lebih
banyak protein dan mineral tetapi gula dan lemak sedikit. Produksi asi akan
meningkat saat bayi menyusu pada ibunya.
Perubahan yang akan terjadi pada payudara meliputi :
a) Poliferasi jaringan kelenjar mamma dan lemak.
b) Pengeluaran kolustrum yang berwarna kuning , mengandung banyak protein
albumin dan globulin.
c) Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam mamae.
B Sistem pencernaan
Setelah ibu melahirkan mungkin menjadi lapar dan siap makan kembali dalam 1-2
jam konstipasi dapat terjadi pada masa nifas awal dikarenakan kekurangan bahan
makanan selama persalinan dan pengendalian pada fase defekasi.
C Sistem system perkemihan
Pembentukan air urin oleh ginjal meningkat namun ibu sering mengalami kesukaran
dalam buang air kecil karena
a) Perasaan untuk ingin BAK ibu kurang meskipun bledder penuh.
b) Uretra tersumbat karena perlukaan/udema pada dindingnya akibat kepala bayi.
c) Ibu tidak bisa BAK dengan berbaring.
D Perubahan sistem endokrin
Kadar hormon plasenta laktogen (HPL) dan chrionia gonadotropin (HCG) turun
dengan cepat dalam 2 hari HPL sudah tidak terdeteksi lagi . kadar estrogen dan
progesterone dalam serum turun dengan cepat dalam waktu 3 hari pertama masa nifas.

7
E Perubahan sistem kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler pulih kembali ke kedadaan tidak hamil dalam tempo 2 minggu
pertama masa nifas. Dalam 10 hari pertama setelah melahirkan peningkatan factor
pembekuan yang terjadi selama kehamilan masih menetap namaun diimbangi oleh
peningkatan aktifitas fibrinolitik.
F Perubahan psikologis post partum
Banyak wnaita dalam minggu pertama setelah melahirkan menunjukan gejala-gejala
depresi ringan sampai berat.
E. TANDA-TANDA BAHAYA POST PARTUM
1. Perdarahan vagina yang hebat tiba-tiba bertambah banyak.
2. Pengeluaran vagina yang baunya menusuk.
3. Rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung.
4. Sakit kepala terus-menerus ,myeri ulu hati , atau masalah penglihatan.
5. Pembengkakan diwajah /tangan
6. Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK, merasa tidak enak badan.
7. Merasa sangat letih / nafas terengah-engah.

F. PATOFISIOLOGI
Dalam masa post partum atau masa nifas, organ-organ genitalia interna maupun eksterna
akan berangsur-angsur pulih kembali seperti sebelum hamil. Perubahan organ-organ
genitalia ini disebut involusi. Disamping involusi, terjadi perubahan-perubahan penting
lain yakni memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang terakhir karena pengaruh hormon
laktogen dari kelenjar hipofisis terhadap kelenja-kelenjar mamae.

8
G. PATHWAY
Proses keluarnya hasil konsepsi menuju jalan lahir
Kala IV

Adaptasi fisiologis Adaptasi psikologis

Perubahan episiotomi komplikasi senstifitas taking in talking


Hormon otot hold
(Esterogen dan terputusnya perdarahan kelahiran
Progesteron) kontinuitas mobilitas anak ke 1 letting go
Jaringan volume dan tonus
Menstimulasi cairan otot perubahan belum
Hipofisis jalan masuk menurun proses pengalaman
Kuman konstipasi keluarga
Anterior resiko kurang informasi
dan posterior resiko kekurangan perubahan
infeksi volume pola kurang pengetahuan
cairan eliminasi tentang perawatan
sekresi sekresi BAK diri pasca partum
prolaktin oksitosin dan BBL dan
perawatan payudara

laktasi

pengeluaran
tidak lancar

pembengkakan
payudara

nyeri

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan post partum menurut siswosudarmo 2008:
1. Pemeriksaan umum : Tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan, keluhan
2. Keadaan umum
3. Payudara : air susu, putting, kesimetrisan
4. Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum
5. Cairan yang keluar (lochea)
6. Keadaan organ reproduksi

9
I. KOMPLIKASI
1. Pembengkakan pada payudara
2. Mastitis (peradangan pada endometrium)
3. Post partum blues
4. Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri, kemerahan pada
jaringan terinfeksi atau pengeluaran cairan berbau dari jalan lahir selama persalinan
atau sesudah persalinan

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL


1. Nyeri akut b.d agen cidera fisik (peregangan perineum, luka episiotomy, involusi
uteri, hemoroid, pembengkakan payudara)
2. Resiko kekurangan volume cairan b.d pengeluaran yang berlebihan, pendarahan.
3. Resiko infeksi b.d trauma jalan lahir
4. Kurang pengetahuan tentang perawatan post partum b.d kurangnya informasi
5. Perubahan pola eliminasi b.d sensitifitas otot, trauma mekanis

K. INTERVENSI
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan 1. Kaji skala nyeri 1. Untuk
cedera fisik tindakan secara mengetahui
keperawatan selama komprehensif skala nyeri dan
3x24 jam masalah 2. Motivasi untuk pemberian
nyeri teratasi dengan mobilisasi sesuai tindakan
kriteria hasil : indikasi selanjutnya
1. Nyeri 3. Anjurkan teknik 2. Memperlancar
berkurang/hilang relaksasi pengeluaran
4. Kolaborasikan lochea
pemberian 3. Mengatur rasa
analgetik nyeri
4. Menghilangkan
nyeri

10
Resiko kekurangan Setelah dilakukan 1. Ajarkan ibu 1. Memberi
volume cairan b.d tindakan massage fundus rangsangan
pengeluaran keperawatan selama uteri secara pada uterus
berlebih 3x24 jam masalah mandiri. agar
(perdarahan) nyeri teratasi dengan 2. Pertahankan berkontraksi
kriteria hasil : cairan per oral kuat dan
Hb dalam batas 1,5-2 liter/hari mengontrol
normal 3. Observasi TTV perdarahan
(suhu, nadi, 2. Mencegah
tekanan darah) terjadinya
dehidrasi
4. Kolaborasikan 3. Peningkatan
dengan suhu dapat
laboratorium memperparah
pemeriksaan dehidrasi
Hb/Ht) 4. Hb harus
berada dalam
batas normal
Perubahan pola Setelah dilakukan 1. Kaji dan catat 1. Untuk
eliminasi b.d tindakan cairan masuk dan mengetahui
sensitifitas otot dan keperawatan selama keluar tiap 24 balance cairan
trauma mekanis 3x24 jam masalah jam
nyeri teratasi dengan 2. Anjurkan 2. Melatih otot-
kriteria hasil : berkemih 6-8 jam otot
1. Klien dapat post partum perkemihan
berkemih sendiri 3. Berikan teknik
dalam 6-8 jam merangsang 3. Agar retensi
post partum. berkemih seperti urin teratasi
2. Tidak merasa rendam duduk,
sakit saat alirkan air keran 4. Mengurangi
berkemih 4. Kolaborasikan distensi
pemasangan kandung kemih
kateter

11
L. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
2. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri
3. Hari ke 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada msa nifas, pemberian
informasi tentang senam nifas
4. Hari ke 2 : mulai latihan duduk
5. Hari ke 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan.

12
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

Nama :Arini Nukhasanah Tanggal pengkajian : 07 Oktober 2019

Npm :1911515014 Ruangan : Delima

Diagnosa Medis : P1A0 post partum spontan hari kedua

A. IDENTITAS KLIEN

Nama : Ny.R

Jenis Kelamin : Perempuan

TTL (Usia) : 23 Tahun

Agama : Islam

Suku bangsa : Jawa

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Alamat : Dusun Sinar Jaya Kec.Way Sulan Lampung Selatan

Sumber Informasi : klien

B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB

Nama : Tn.A

Jenis kelamin : Laki-laki

Status : Suami

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Petani

Alamat : Dusun Sinar Jaya Kec.Way Sulan Lampung Selatan

13
C. RIWAYAT
1) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
No Tahun Jenis Penolong Jenis Keadaan Masalah
persalinan kelamin bayi kehamilan
1 2019 Normal Bidan Perempuan Normal Tidak ada
(tidak ada
cacat).
2) Pengalaman Menyusui
Ny.D Mengatakan belum pernah menyusui karena ini adalah persalinan pertama.
3) Riwayat Kehamilan Saat Ini
a) HPHT :
TP :
Usia Kehamilan :
ANC : 8 x ke bidan
b) Keluhan/ Kelainan selama hamil
Trimester I : Mual dan Muntah.
Trimester II : Pusing.
Trimester III : Sering BAK dan BAB.
c) Diagnosa Medis kehamilan
G1P0A0 Hamil 35 minggu 3 hari Inpartus kala 1 fase laten dengan PPI+KPD>24 jam
preskep.
4) Riwayat Kesehatan
a) Jenis persalinan : Spontan.
b) Jenis kelamin bayi : Perempuan
BB bayi : 3600 gram.
PB bayi : 48 cm.
A/S : .6/7
c) Perdarahan
Kala I : 50 cc.
Kala II : 50 cc.
Kala III : 150 cc.
Kala IV : 50 cc.
d) Masalah dalam persalinan : tidak ada masalah pada saat persalinan.

14
5) Riwayat Ginekologi
a) Klien mengatakan tidak punya penyakit ginekologi.
b) Riwayat KB : klien pernah KB suntik hormon (3 bulan) sebelum hamil.
D. DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI
a) Status Obsetrik
P1A0 Hari kedua , bayi dirawat gabung dengan ibu.
Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmetis.
BB : 65 Kg TB : 150 Kg
IMT : Normal TD :120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit RR :18 x/menit
Suhu :36,3 0C
b) Pemeriksaan head to toe
1) Kepala : Tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan.
2) Mata : Penglihatan normal, konjungtiva ananemis, sklera anikterik, pupil
isokor.
3) Hidung : Bentuk simetris, tidak ada sekret dan pendarahan.
4) Mulut : Mukosa lembab, tidak terdapat pembengkakan gusi.
5) Telinga : Bentuk normal, pendengaran normal.
6) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar Tyroid.
7) Dada : Bentuk simetris , Tidak ada benjolan , Tidak ada nyeri
tekan.
8) Jantung : Tidak ada suara tambahan.
9) Paru : Paru dalam batas normal , tidak terdengar suara nafas
tambahan.
10) Payudara : Payudara tampak membesar,bentuk simetris, puting susu
menonjol, aerola melebar warna coklat kehitaman, colostrum belum
keluar, kebersihan puting tampak bersih.
11) Abdomen
Involusi uterus : 2 jari dibawah pusat.
Kontraksi : Kontraksi uterus baik.
Posisi : Retrofleksi
Kandung kemih : Kandung kemih ibu tidak penuh
Fungsi pencernaan : Baik.
Diastasis rektus abdomen : 5 cm.

15
12) Perineum
Klien mengatakan nyeri pada area kemaluan, terdapat luka perineum dengan heating
dalam jelujur dan heating luar 2 buah keadaan ruptur tingkat II, & ada tanda-tanda
reeda yaitu:
R : Tidak ada kemerahan pada perineum.
E : Tidak ada bengkak.
E : Tidak ada biru
D : Masih mengeluarkan darah tetapi tidak ada pus.
A : Kerapatan jahitan baik.
13) Kebersihan genetalia
Klien mengatakan 3x sehari ganti softek , jenis dan warna lochea rubra (kemerahan),
konsistensi encer dan bau khas darah.
14) Ekstremitas
Ektremitas bawah tidak ada edema , tidak ada varises, dan tanda homan’s negatif.
c) Eliminasi
Selama hamil pasien BAK 7-8 x/ hari warna kuning jernih dan BAB 1x/hari saat dikaji
pasien BAK 4 x/ hari warna kuning jernih dan belum BAB.
d) Istirahat dan kenyamanan
Selama hamil klien istirahat / tidur selama 8-10 jam/ hari
Saat dikaji klien istirahat/tidur selama 4-5 jam/hari.
e) Mobilisasi
Tingkat mobilisasi miring kanan kiri , duduk dan berjalan.
f) Nutrisi dan cairan
Selama hamil pasien makan 3x sehari (nasi, sayur, lauk) minum 6-9 gelas / hari.
Saat dikaji pasien makan sesuai diit, pasien menghabiskan 2/3 porsi yang diberikan dan
minum sebanyak 4-6 gelas / hari.
g) Keadaan mental
Klien merasa cemas dan klien merasa bahagia karena ini adalah anak yang dinanti
nantikan dan sangat diharapkan.
h) Kemampuan menyusui
Klien mengatakan belum terbiasa dan masih tampak agak tegang pada saat menyusui
bayinya.

16
E. RANGKUMAN PENGKAJIAN

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Terapi obat : sefadoxil : 500 x 3 (tab)
Paracetamol : 500 x 2 (tab)
b.complex : 500 x 2 (tab)
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan


Hematologi
Hemoglobin 12,7 L : 14,0 – 18,0 g/dl
P : 12,0 – 16,0
Leukosit 10,700 4.800 – 10.800 µl
Eritrosit 4,2 L : 4,7 – 6,1 juta / µl
P : 4,2 – 5,4
Hematokrit 3,7 L : 4,2 – 5,2
P : 3,7 – 4,7
Trombosit 280.000 150.000 – 450.000 µl
MuC 88 79 – 99 pc
McH 30 27 – 13 pg
McHc 34 30 – 35 g / dl
Hitung Jenis
- Posinol 0 2–4
- Segmen 75 50 – 70
- Limfosit 17 25 – 40
- Monosit 8 2–8
+ Monosit 0 3–5
CT 9 9 – 15 Menit
BT 2 1–3 Menit
LED 40 0 – 15 Mm / jam

17
H. ANALISA DATA

No. Data fokus Masalah Etiologi


1. Ds: klien mengatakan sakit pada Nyeri akut Adanya luka
area kemaluan karena luka episiotomy
jahitan
Do:
 klien tampak meringis
 Klien tampak tidak nyaman
 Tampak luka episiotomy
pada perineum
 Tanda REEDA
R: terdapat kemerahan
pada perineum
E: terdapat bengkak
E: tidak ada kebiruan
D: masih mengeluarkan
darah tapi tidak ada pus
A: kerapatan jahitan baik
 Skala nyeri : 6
 Heating dalam jlujur
 Heating luar 2 buah
2. Ds: klien mengatakan dari sejak Defisit perawatan Ketidaknyamanan
melahirkan belum pernah mandi. diri
Do: (mandi/kebersihan
 klien tampak tidak rapih diri)
 klien tampak takut bergerak
karena luka heating pada
perineum.
 Badanya bau karena belum
mandi sejak melahirkan

18
3 Ds : Ibu mengatakan khawatir Cemas Perubahan dalam
karena ASI nya tidak keluar, status biologis
khawatir terhadap keadaan
anaknya yang menangis karena
tidak mendapatkan ASI &
khawatir apabila anaknya harus
mengkonsumsi susu formula.
Do :
 Ibu tampak gelisah
 Payudara ibu membesar dan
bengkak
 Ibu terlihat Cemas,
bingung,dan khawatir.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan adanya luka episiotomy.
2. Defisit perawatan diri(mandi/kebersihan diri) berhubungan dengan ketidaknyamanan.
3. Cemas berhubungan dengan Perubahan dalam status biologis.
J. RENCANA KEPERAWATAN

No Tujuan Intervensi Rasional


dx
1 Setelah dilakukan askep 1. Kaji skala nyeri 1. Untuk megetahui
selama 3x24 jam 2. Observasi TTV tingkat nyeri.
masalah nyeri teratasi 3. Anjurkan klien untuk 2. Untuk mengetahui
dengan kriteria hasil melakukan mobilisasi perkembangan klien
1. Nyeri burkurang bertahap. 3. Untuk memperlancar
2. Nyeri hilang 4. Melakukan perawatan pengeluaran lochea.
3. Skala nyeri 0-1 luka perineum 4. klien dapat merawat
(dalam rentang 0-4) 5. Kolaborasi obat luka perineum agar
analgetik dengan dokter . nyeri berkurang.
5. Analgetik dapat
mengurangi nyeri.

19
2 Setelah dilakukan askep 1. kaji tingkat 1. Agar klien dapat
selama 3x24 jam kemampuan pasien melakukan personal
masalah personal untuk melakukan hygiene dengan
higiene teratasi dengan personal hygine mandiri
kriteria hasil : 2. bantu pasien untuk 2. Mencegah agar klien
1. Tubuh pasien bersih. personal hygiene dan tidak bergantung
2. Bau badan wangi libatkan keluarga dengan perawat
3. Klien tampak rapih 3. beri penjelasan 3. Untuk memberi
pentingnya perawatan pengetahuan kepada
diri dan jelaskan akibat klien dan keluarga
jika tidak di rawat. tentang personal
hygiene
3 Setelah dilakukan askep 1. Kaji tingkat kecemasan 1. Untuk mengetahui
selama 3x24 jam klien. tingkat kecemasan
masalah cemas teratasi 2. Menjelaskan tentang pasien
dengan kriteria hasil kondisi bayinya 2. Mencegah tingkat
1. Cemas berkurang sekarang. kecemasan yang
2. Cemas hilang 3. Beri penjelasan tentang berlebihan pasien
perawatan payudara 3. Agar klien dapat
dan merawat payudara melakukan perawatan
ibu. payudara dengan
4. Beri penjelasan tentang mandiri
perawatan bayi dan 4. Untuk memberi
cara pemberian asi. pengetahuan kepada
klien tentang perawatan
bayi dan cara
pemberian ASI.

20
K. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No. Tanggal dan Implementasi Evaluasi Paraf


dx Jam
1. 16 mei 2018 1. Mengkaji skala nyeri S:
17.00 2. Mengobservasi TTV klien mengatakan yeri
3. Menganjurkan klien pada area kemaluan.
untuk melakukan O :
mobilisasi bertahap. klien tampak tidak
4. Melakukan perawatan nyaman.
luka perineum - TD: 120/60
5. Berkolaborasi obat - N: 91x/menit
analgetik dengan dokter - RR: 20x/menit
- S: 36,7oC
- Skala nyeri 5
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi:
1,2,3,4,5
2. 18.30 1. Mengkaji tingkat S:
kemampuan pasien klien mengatakan belum
untuk melakukan mandi sejak melahirkan
personal hygine O:
2. Membantu pasien untuk - klien tampak tidak
personal hygiene dan rapih
libatkan keluarga - klien tampak takut
3. Memberi penjelasan bergerak karena luka
pentingnya perawatan heating pada
diri dan jelaskan akibat perineum.
jika tidak di rawat. - Badanya bau karena
belum mandi sejak
melahirkan

21
A:
masalah teratasi sebagian

P:
Lanjutkan intervensi
1,2,3,
3. 19.30 1. Kaji tingkat kecemasan S:
klien. pasien mengatakan
2. Menjelaskan tentang menjadi lebih paham
kondisi bayinya bagaimana merawat
sekarang. payudara yang benar
3. Beri penjelasan tentang agar bersih dan ASInya
perawatan payudara dan keluar lancar dan tau
merawat payudara ibu. bagaimana cara merawat
4. Beri penjelasan tentang serta tau cara pemberian
perawatan bayi dan cara asi.
pemberian asi. O : Keadaan baik
Ekpresi wajar tidak
tampak seperti cemas
lagi.
A : Masalah teratasi.
P : Hentikan intervensi.

22
1. 17 mei 1. Mengkaji skala nyeri S:
2018 2. Mengobservasi TTV klien mengatakan nyeri
3. Menganjurkan klien berkurang pada area
untuk melakukan kemaluan.
mobilisasi bertahap. O:
4. Mengajarkan klien klien tampak tidak
untuk membersihkan nyaman.
perawatan luka - TD: 120/80
perineum - N: 94x/menit
5. Berkolaborasi obat - RR: 19x/menit
analgetik dengan - S: 36,7oC
dokter - Skala nyeri 4
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi:
1,2,3,4,5
2. 1. Mengkaji tingkat S:
kemampuan pasien klien mengatakan sudah
untuk melakukan mandi dan mampu
personal hygine membersihkan diri.
2. Membantu pasien O:
untuk personal - klien tampak rapih
hygiene dan libatkan - klien sudah tidak
keluarga takut bergerak karena
3. Memberi penjelasan luka heating pada
pentingnya perineum.
perawatan diri dan - Klien mampu mendi
jelaskan akibat jika sndiri.
tidak di rawat. A:
masalah teratasi

23
P:
Hentikan intervensi

24
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini kami akan membahas kesenjangan antara tinjauan teoritis post partum
dengan kasus yang kami dapatkan pada Ny. D selama dinas di RSUD Abdul Moeloek.
Hasil pengkjian pada Ny. D dengan diagnosa medis P1A0 post partum spontan hari
pertama didapatkan bahwa pada sistem reproduksi klien sebagai berikut :

1. Bentuk payudara : Payudara tampak membesar,bentuk simetris, putting susu


menonjol, aerola melebar warna coklat kehitaman,colostrum belum keluar,
kebersihan puting tampak bersih.
2. Genitalia : terdapat luka perineum dengan heating dalam jelujur dan heating luar
2 buah keadaan ruptur tingkat II, & ada tanda-tanda reeda yaitu:
R : Terdapat kemerahan pada perineum.
E : Terdapat bengkak.
E : Tidak ada biru
D : Masih mengeluarkan darah tetapi tidak ada pus.
A : Kerapatan jahitan baik.
3. Abdomen :
Involusi uterus : 2 jari dibawah pusat.
Kontraksi : Kontraksi uterus baik.
Posisi : Retrofleksi.
Kandung kemih : Kandung kemih ibu tidak penuh
Fungsi pencernaan : Baik.
Diastasis rektus abdomen : 5 cm.

Masa nifas atau post partum merupakan masa selama persalinan dan segera setelah
kelahiran atau masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk memulihkannya kembali alat
kandungan yang lamanya 6 minggu yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu
saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil atau normal. (Marmi, 2011., Suherni
2009., Bob K 2010).

25
Menurut Doengoes (2001); NANDA NOC-NIC (2015) secara umum diagnosa yang
timbul pada kasus Post Partum yang ditemukan adalah :
1) Nyeri akut berhubungan dengan Agen injuri fisik, Kontraksi uterus
2) Defisit perawatan diri: Mandi/kebersihan diri, Toileting berhubungan dengan
Kelelahan.
3) Anxietas berhubungan dengan Perubahan dalam status biologis
Sedangkan diagnosa yang muncul pada Ny. D adalah:
1) Nyeri akut berhubungan dengan adanya luka episiotomy
2) Defisit perawatan diri (mandi/kebersihan diri) berhubungan dengan kelemahan fisik
3) Cemas berhubungan dengan perubahan dalam status biologis

Pada perencanaan tindakan keperawatan pada Ny. D menggunakan prioritas masalah


dengan mempertimbangkan dasar-dasar kebutuhan manusia untuk menyelesaikan 3 diagnosa
yang ditegakan. Perencanaan yang dibuat disesuaikan dengan kondisi pasien. Intervensi yang
diberikan pada Ny. D selama perawatan antara lain sebagai berikut:
1. Lakukan perawatan luka
2. Kaji TTV
3. Kaji skala nyeri
4. Anjurkan klien untuk melakukan mobilisasi bertahap
5. Beri pengetahuan pada klien tentang perawatan bayi dan pemberian ASI

Menurut Doengoes (2001); NANDA NOC-NIC (2015), intervensi diagnosa nyeri akut
bertujuan untuk mengatasi nyeri. Dengan kriteria hasil nyeri subjektif melaporkan nyeri
berkurang atau dapat diadaptasi. Skala nyeri 0-1 (0-4). Intervensi diagnosa defisit perawatan
diri bertujuan untuk mengatasi masalah personal hygiene. Dengan kriteria hasil klien mampu
melakukan perawatan diri secara mandiri. Intervensi diagnosa cemas bertujuan agar klien
tidak khawatir terhadap diri dan bayinya. Dengan kriteria hasil cemas berkurang/hilang.
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pasien Post Partum
mengalami masalah keperawatan: nyeri akut, defisit perawatan diri, cemas

26
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasil asuhan keperawatan pada Ny. D dengan diagnosa medis P1A0 post partum spontan
hari pertama , maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Melakukan pengkajian pada Ny. D terkait diagnosa medis P1A0 post partum hari
pertama. Dalam melakukan pengkajian dengan Ny. D pengkajian yang dilakukan
menggunakan pendekatan sistemik dengan sumber data didapat dari pasien, pasien
kooperatif dengan perawat sehingga dapat terjalin kepercayaan dan kerja sama yang
baik sehingga di dapatkan data-data yang akurat.
2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. D: Nyeri akut berhubungan dengan
adanya luka episiotomi, Defisit perawatan diri (mandi/kebersihan diri) berhubungan
dengan kelemahan fisik, Cemas berhubungan dengan perubahan dalam status biologis
3. Melakukan perencanaan keperawatan pada Ny. D
Perencanaan yang dibuat disesuaikan dengan kondisi klien. Sehingga intervensi yang
dilakukan dapat terlaksana dengan baik berkat dukungan dan kerjasama dari Ny. D
dalam mengatasi masalah yang dialaminya. Saat kami melakukan kontrak waktu
untuk pemberian asuhan keperawatan yang akan dilakukan selanjutnya, pasien
berkenan dan juga kooperatif, berikut intervensinya :
1. Lakukan perawatan luka
2. Kaji TTV
3. Kaji skala nyeri
4. Anjurkan klien untuk melakukan mobilisasi bertahap.
5. Beri pengetahuan pada klien tentang perawatan bayi dan pemberian ASI
4. Melakukan tindakan keperawatan pada Ny. D terkait post partum antara lain :
1. Melakukan perawatan luka
2. Mengkaji TTV
3. Mengkaji skala nyeri
4. Anjurkan klien untuk melakukan mobilisasi bertahap
5. Member pengetahuan pada klien tentang perawatan bayi dan pemberian ASI

27
B. SARAN
1. Rumah Sakit
Hasil asuhan keperawatan dijadikan tambahan literature khususnya asuhan
keperawatan pada pasien Post Partum.
2. Institusi Pendidikan
Hasil asuhan keperawatan dapat dijadikan tambahan literature dan dapat dijadikan
bahan pembelajaran sesuai evidence based.
3. Mahasiswa mendapatkan pengalaman, pengetahuan, dan meningkatkan skill.

28
DAFTAR PUSTAKA
Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. 2015.

Panduan penyusunan Asuhan Keperawatan Profesional.

Doengoes .M.E(2001) Rencana asuhan keperawatan edisi 3. Jakarta :EGC

Tim Penyusun. 2000. Kapita Selekta Kedokteran 2. Jakarta: Media Aesculapius.

Sarwono , prawiroharjo,2005,ilmu kandungan cetakan ke 4 jakarta :PT.Gramedia

29

Anda mungkin juga menyukai