Anda di halaman 1dari 8

Nama : Muhamad Yunus Yaskurun

NPM : 1625010129

Gol : C2

PRAKTIKUM AGROINFORMATIKA
MATERI 9 & 10

1. Pola Tanam Pada Hasil panen

Gambar diatas merupakan data yang menunjukkan hasil panen 2 jenis


tanaman yang ditanam pada lahan A di Saroka, Sumenep. Tanaman tersebut
adalah jagung varietas Pioneer 3 dan kacang varietas Cianjur #5 TAM. Pada
data diatas, dapat dilihat bahwa hasil panen jagung yang diperoleh sebesar
690,6 kg/ha lebih tinggi daripada hasil panen kacang sebesar 234,9 kg/ha.

Jagung merupakan tanaman yang membutuhkan unsur nitrogen dalam


jumlah banyak bagi pertumbuhannya. Unsur N tersebut digunakan tanaman
jagung untuk membentuk daun-daun agar proses fotosintesis dapat terus
berlangsung. Sedangkan tanaman kacang merupakan jenis tanaman
leguminosae yang dapat memfiksasi nitrogen bebas dari udara, sehingga
dengan penanaman jagung dan kacang secara bersamaan dapat menambah
unsure nitrogen yang sangat dibutuhkan bagi tanaman jagung selain masukan
unsure N dari pemupukan. Adanya tumpangsari jagung dengan kacang-
kacangan mampu memperoleh nitrogen karena adanya bintil akar yang dapat
memberikan suplai N untuk tanaman jagung

2. Rotasi Tanaman Pada Hasil Panen

Hasil dari data tersebut budidaya polikultur yang dilihat dari seri waktu
yang berbeda selama 5 menunjukkan pada tahun 2018 hari ke 110 jagung yang
dihasilkan rata-rata sebesar 563,8 kg/ha, pada tahun 2018 hari ke 192 kacang tanah
yang dihasilkan rata-rata 251,2 kg/ha, pada tahun 2019 hari ke 213 jagung yang
dihasilkan rata-rata sebesar 831,7 kg/ha, pada tahun 2020 hari ke 194 kacang tanah
yang dihasilkan rata-rata 216,7 kg/ha, pada tahun 2021 hari ke 214 jagung yang
dihasilkan rata-rata sebesar 676,4 kg/ha, dan pada tahun 2022 kacang tanah yang
dihasilkan rata-rata 236,9 kg/ha.
Dari hasil tersebut diketahui produksi jagung meningkat dari tahun 2018
sampai 2019, namun mengalami penurunan hasil pada tahun 2021, hal ini dapat
terjadi karena lahan sudah tidak mampu lagi untuk digunakan budidaya jagung,
karena input yang dimasukkan kedalam tanah hanya pupuk kimia. Tanpa bahan
organik atau pupuk organik, dimana fungsi dari pupuk organik ini yaitu untuk
melestarikan kualitas tanah agar tetap berkelanjutan untuk budidaya pertanian.
Siklus serapan dan input hara tersebut dapat sebagai penstabil ekosistem mikro.
Terdapat keunggulan rotasi tanaman yang lain adalah mampu mengurangi
intensitas serangan hama atau penyakit, meningkatkan kesuburan tanah, serta
dalam dunia agribisnis pada beberapa jenis komoditas mampu memenuhi
permintaan pasar yang diinginkan.
BAB 10

1. DLFM (DAILY LEAF MASS CONSUMED

Hasil yang didapat dari simulasi tersebut yaitu serangan hama dalam hal
berat daun per hari yang konsumsi hama menunjukkan bahwa pada perlakukan
pest damage (kerusakan akibat hama), terjadi serangan hama. Pada perlakuan no
damage (tanpa kerusakan) dan application pest (aplikasi hama) dengan
pengandalian pestisida tidak menunjukkan serangan dari hama. Karena pada
perlakuan no damage hama diabaikan atau bebas dari serangan sehingga tidak ada
kerusakan pada daun jagung oleh hama.
Pada perlakuan application pest, hama tidak diabaikan tetapi tidak terjadi
serangan hama karena adanya pengaplikasian pestisida yaitu Furadan. Kelebihan
dari Furadan adalah dapat diserap oleh akar dan didstribusikan keseluruh jaringan
tanaman, sehingga efektif untuk mengendalikan hama yang ada didalam tanaman
seperti nematoda, penggorok daun (Leaf minner) dan penggerek batang. Namun
kelemahan dari furadan adalah dapat mengakibatkan kerusakan pada tanah jika
sering diaplikasikan dalam jangka waktu yang lama
Pada perlakuan pest damage terjadi serangan hama karena hama tidak
diabaikan dalam perlakuan tersebut dan tidak adanya pengaplikasian pestisida,
sehingga tanaman mengalami kerusakan akibat hama. Serangan hama tersebut
dimulai pada tanaman umur 12-23 HST namun serangan tersebut sangat sedikit
tidak mencapai angka 10 kg/ha daun. Dan serangan mulai hebat pada 41 HST dan
terus meningkat tajam sampai umur 49 HST dengan serangan hama mencapai 270
kg/ha daun. Setelah itu serangan mulai menurun sampai umur 54 HST dan setelah
itu tanaman tidak mengalami kerusakan oleh hama.
2. DSTM (Daily Steam Mass Consumed)

Hasil diatas merupakan grafik tentang daily stem mass atau berat harian
batang. Grafik diatas memiliki 3 (tiga) garik warna yang digunakan yaitu warna
merah (no damage), warna pink (pest damage) dan warna hijau (aplication pest).
Grafik diatas hanya menunjukkan garis berwarna pink, itu berarti massa harian
batang terpengaruh atas simulasi yang dilakukan. Simulasi serangan hama dapat
mempengaruhi massa harian batang. Pada tanaman usia 25 hst sampai usia 53 hst.
Hal menunjukkan bahwa saat dilakukan simulasi pest damage dapat
mempengaruhi daily stem mass dari tanaman itu sendiri. . Hama utama yang
menyerang batang tanaman jagung adalah penggerek batang jagung (Ostrinia
furnacalis). Hama tersebut dapat muncul karena teknik budidaya yang kurang
tepat, seperti pemupukan yang berlebihan dapat menyebabkan tanaman mudah
terserang hama. Meningkatnya populasi hama juga berhubungan dengan
pertanaman jagung yang diberi unsur nitrogen berlebih, hal ini disebabkan hama
lebih menyukai tanaman yang subur dengan jaringan pertanaman yang lunak.

3. CLAI (CUMULATIVE LEAF AREA CONSUMED)

Hasil diatas merupakan grafik yang menunjukkan luas daun tanaman jagung
varietas Pioneer 3 yang terserang hama yang ditanam pada lahan A di Saroka,
Sumenep. Comulative leaf area merupakan besarnya gejala yang terlihat di daun
tanaman. Simulasi yang dilakukan yaitu no damage atau tidak adanya serangan
yang ditandai dengan garis merah, pest damage atau adanya serangan yang
ditandai pada grafik yaitu dengan garis pink, dan simulais terakhir yaitu aplication
pest atau pengaplikasian hama yang ditandai dengan garis hijau pada grafik, saat
tanaman berumur 41 HST terdapat serangan hama yang terus meningkat hingga
tanaman berumur 55 HST. Peningkatan serangan hama tersebut berpengaruh
terhadap meningkatnya luas daun yang terserang. Pada umur tanaman 55 HST
didapat nilai luas daun tertinggi yang terserang hama yakni sebesar 3,9. Kemudian
setelah 56 HST hingga akhir masa hidup tanaman, luas daun tanaman yang
terserang cenderung tetap atau stagnan.

4. CLFM (CUMULATIVE LEAF MASS CONSUMED)

Hasil diatas merupakan grafik yang menunjukkan massa daun tanaman jagung
varietas Pioneer 3 yang terserang hama yang ditanam pada lahan A di Saroka,
Sumenep. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa pada saat tanaman jagung
berumur 15 HST hingga 40 HST terdapat hama yang menyerang daun tanaman
jagung namun intensitas penyerangannya masih sedikit sehingga kerusakan yang
ditimbulkan pada daun tanaman jagung juga kecil. Penurunan intensitas serangan
tersebut berpengaruh terhadap massa daun yang diserang oleh tanaman, dimana
semakin rendah intensitas serangan hama yang terjadi maka massa daun tanaman
menjadi tetap, karena tidak terjadi proses memakan daun yang dilakukan oleh
hama.

5. CSTM ( CUMULATIVE STEMM MASS CONSUMED)


Hasil diatas merupakan grafik tentang comulative steam mass atau total berat
batang. Grafik diatas memiliki 3 (tiga) garik warna yang digunakan yaitu warna
merah (no damage), warna pink (pest damage) dan warna hijau (aplication pest).
Hasil diatas hanya menunjukkan garis berwarna pink, itu berarti total massa batang
terpengaruh atas simulasi yang dilakukan. Simulasi serangan hama dapat
mempengaruhi massa harian batang. Hal ini dapat dikarenakan juga air dan nutrisi
yang terkandung dalam tanaman tua juga telah menurun. Penurunan intensitas
serangan tersebut berpengaruh terhadap massa batang yang diserang oleh tanaman,
dimana semakin rendah intensitas serangan hama yang terjadi maka massa batang
tanaman menjadi tetap atau tidak bertambah, karena tidak terjadi proses memakan
daun yang dilakukan oleh hama.

Anda mungkin juga menyukai