Memahami Etika Akuntan Profesional
Memahami Etika Akuntan Profesional
TUGAS PAPER
MATA KULIAH
JUDUL PAPER :
OLEH :
ALIF FARUQI FEBRI YANTO 19062020007
HIMMATUL KHOIRO 19062020007
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. yang maha esa karena rahmat dan hidayah-nya, saya dapat
menyelesaikan paper “Memahami Etika Akuntan Profesional” ini dengan baik. Paper ini
disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang apa yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan bekal ilmu dan
membimbing kami dalam mata kuliah Etika Akuntan dan Profesi .
Penulis menyadari bahwa penulisan paper ini jauh dari sempurna dan mungkin
beberapa pandangan penulis sedikitnya belum teruji kebenarannya. Namun, harapan penulis
semoga karya yang sederhana ini ada setitik manfaatnya, terutama untuk penulis pribadi
dan para pembaca. Untuk kesempurnaan makalah ini kami mohon kritik dan saran agar
lebih baik kedepannya. Sekian dan terimakasih.
(Penulis)
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar....................................................................................….………... . i
Daftar Isi...................................................................................................………..... ii
1. Pembahasan........................................................................................................ 1
1.1 IFAC CODE OF ETHIC...................................................................................... 1
1.2 Kerangka dasar Kode etik IFAC.......................................................................... 1
1.3 Prinsip-prinsip Fundamental Etika IFAC..............................….......................... 2
1.4 Kode Etik IFAC ................................................................................ ………….. 3
1.5 Ancaman Terhadap Independensi....................................................................... 4
1.6 Ancaman Independensi Akuntan Publik............................................................. 4
1.7 Pengamanan terhadap Ancaman.......................................................................... 6
2. Kasus.................................................................................................................... 7
2.1 Kasus Mulyana W Kusuma.................................................................................. 7
2.2 Analisis Kasus...................................................................................................... 7
3. Penutup.............................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 9
Daftar Pustaka
ii
Memahami Etika Akuntan Profesional
Tugas Paper Mata Kuliah Etika Akuntan dan Profesi.
1. Pembahasan
Kode etik yang disusun oleh SPAP adalah kode etik International Federations of Accountants
(IFAC) yang diterjemahkan, jadi kode etik ini bukan merupakan hal yang baru kemudian disesuaikan
dengan IFAC, tetapi mengadopsi dari sumber IFAC. Jadi tidak ada perbedaaan yang signifikan
antara kode etik SAP dan IFAC.
Misi IFAC adalah melakukan harmonisasi standar di antara negara-negara anggota IFAC.
Indonesia sendiri melalui organisasi profesi IAI telah mencanangkan tekadnya untuk mengadopsi
standar teknis dan kode etik yang ditetapkan IFAC selambat-lambatnya tahun 2012.
1.2 Kerangka dasar Kode etik IFAC dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Ciri yang membedakan profesi akunta (atasan), yaitu kesadaran bahwa kewajiban akuntan
yaitu untuk melayani kepentingan publik.
2. Harus dipahami bahwa tanggung jawab akuntan tidak secara ekslusif hanya melayani klien
(dari sudut pandang akuntan publik), atau hanya melayani atasan (dari sudut pandang akuntan
bisnis), melainkan melayani kepentingan publik dalam arti luas. Pengertian “publik” bagi
akuntan terdiri dari atas klien, manajemen (atasan), kreditur, investor, pemerintah, karyawan,
masyarakat bisnis, dan keuangan, media masa, para pemerhati bisnis dan ekonomi, para
aktivis, dan sebagainya.
3. Tujuan (objective) dari profesi akuntan adalah memenuhi harapan profesionalisme, kinerja,
dan kepentingan publik.
4. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan empat kebutuhan dasar, yaitu kredibilitas,
profesionalisme, kualitas jasa tertinggi, dan kerahasiaan.
5. Keseluruhan hal tersebut hanya dapat dicapai bila profesi akuntan dilandasi oleh prinsip-
prinsip parilaku fundamental, yang terdiri atas: integritas, objektivitas, kompetensi
profesional dan kehati-hatian, kerahasiaan, perilaku profesional, dan standar teknis.
6. Namun, prinsip-prinsip fundamental pada butir (5) hanya dapat diterapkan jika akuntan
mempunyai sikap independen, baik independen dalam pikiran (independence in mind)
maupun independen dalam penampilan (independence in appearance).
1
Memahami Etika Akuntan Profesional
Tugas Paper Mata Kuliah Etika Akuntan dan Profesi.
Integritas.
Seorang akuntan profesiona harus bertindak tegas dan jujur dalamsemua hubungan bisnis dan
profesionalnya.
Objektivitas.
Seorag akuntan profesional seharusnya tidak boleh membiarkanterjadinya bias, konflik kepentingan,
atau dibawah penguruh orang lain sehinggamengesampingkan pertimbangan bisnis dan profesional.
Kerahasiaan.
Perilaku Profesional.
Seorang akuntan profesional harus patuh pada hukum dan perundang-undangan yang relevan dan
harus menghindari tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
Independensi
Ada dua jenis independensi yamg dikenal, yaitu independensi dalam fakta (independence in fact) dan
independensi dalam penampilan (independence in appearance). Untuk independensi dalam fakta,
IFAC menggunakan istilah lain, yaitu independensi dalam pikiran (independece in
mind). Independensi dalam pikiran adalah suatu keadaan pikiran yang memungkinkan pengungkapan
suatu kesimpulan tanpa terkena pengaruh yang dapat mengompromosikan penilaian profesional,
memungkinkan seorang individu bertindak berdasarkan integritas, serta menerapkan objektivitas dan
skeptisme profesional. Independensi dalam penampilan adalah penghidaran fakta dan kondisi yang
sedemikian segnifikan sehingga pihak ketiga yang paham dan berfikir rasional-dengan memiliki
2
pengetahuan akan semua informasi yang relevan, termasuk pencegahan yang diterapkan-akan tetap
dapat menarik kesimpulan bahwa skeptisme profesional, objektivitas, dan integritas anggota firma,
atu tim penjaminan (assurance team) telah dikompromikan. Prinsip-prinsip fundamental etika tidak
dapat dinegosiasikan atau dikompromikan bila seorang akuntan ingin menjaga citra frofesinya yang
luhur.
Seorang anggota dari IFAC atau KAP mungkin menerapkan standar-standar ini kurang ketat
sebagaimana yang dimaksudkan dalam kode etik ini. Jika akuntan atau KAP dilarang untuk
mematuhi beberapa bagian dari kode etik ini oleh hukum atau peraturan, maka untuk bagian selain
yang dilarang harus dipatuhi secara keseluruhan. Beberapa wilayah hukum mungkin mempunyai
persyaratan-persyaratan dan tuntunan yang berbeda-beda terhadap kode etik ini. Profesi akuntan
harus memperhatikan perbedaan-perbedaan ini dan mematuhi secara ketat persyaratan-persyaratan
kode etik ini, kecuali yang dilarang oleh undang-undang atau hukum yang berlaku di masing-masing
wilayah
Yang membedakan profesi akuntan dari profesi lainnya adalah penerimaan dari
tanggungjawab untuk bertindak bagi kepentingan publik. Karena itu, tanggungjawab profesi akuntan
tidak secara khusus untuk memenuhi kebutuhan setiap klien atau majikan. Dalam bertindak untuk
kepentingan publik, profesi akuntan harus memperhatikan dan mematuhi persyaratan kode etik ini
Kode Etik dalam IFAC ini meliputi dalam tiga bagian.
a. Bagian A adalah bagian yang menetapkan prinsip-prinsip dasar etika untuk akuntan dan
menyediakan kerangka kerja konseptual untuk menerapkan prinsip-prinsip tersebut.
Kerangka kerja konseptual menyediakan petunjuk dasar tentang etika. Akuntan diminta untuk
menerapkan kerangka kerja konseptual guna mengidentifikasi ancaman terhadap kepatuhan
prinsip-prinsip dasar etika, untuk mengevaluasi pengaruh signifikan dari ancaman-ancaman
c) Advokasi (advocacy)
d) Kekerabatan (familiarity)
e) Intimidasi (intimidation)
Kepentingan Diri adalah wujud sifat yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi atau keluarga
dibandingkan dengan kepentingan publik yang lebih luas.
Contoh langsung Ancaman Kepentingan Diri untuk akuntan publik, antara lain:
Kepentingan keuangan dalam perusaahan klien, atau kepentingan keuangan bersama pada
suatu perusaah klien.
Contoh langsung Ancaman Kepentingan Diri untuk akuntan bisnis, antara lain:
Pelaporan operasi sistem keuangan setelah terlibat dalam perancangan dan implementasi
sistem tersebut.
Salah contoh Ancaman Review Diri untuk akuntan bisnis, yaitu keputusan bisnis atau data yang
sedang ditinjau oleh akuntan frofesional yang sama yang membuat keputusan bisnis atau penyiapan
data tersebut.
c) Advokasi (advocacy)
Ancaman Advokasi dapat timbul bila akuntan profesional endukung suatu posisi atau pendapat
sampai titik dimana objektivitas dapat dikompromikan.
Mempromosikan saham perusahaan publik dari klien, dimana perusahaan tersebut merupakan
klien audit.
Bertindak sebagai pengacara (penasihat hukum) untuk klien penjaminan dalam suatu litigasi
atau perkara perselisihan dengan pihak ketiga.
d) Kekerabatan (familiarity)
Ancaman kekerabatan timbul dari kedekatan hubungan sehingga akuntan profesional menjadi terlalu
bersimpati terhadap kepentingan orang lain yang mempunyai hubungan dekat dengan akuntan
tersebut. Contoh langsung Ancaman Kekerabatan untuk akuntan publik, antara lain:
Anggota tim mempunyai hubungan keluarga dekat dengan seorang direktur atau pejabat
perusahaan klien.
Anggota tim mempunyai hubungan keluarga dekat dengan seorang karyawan klien yang
memiliki jabatan yang berpengaruh langsung dan segnifikan terhadap pokok dari penugasan.
Hubungan yang lama dengan rekan bisnis yang mempunyai pengaruh pada keputusan bisnis.
e) Intimidasi (intimidation)
Ancaman Intimidasi dapat timbul jika akuntan profesional dihalang untuk bertindak objektif, baik
secara nyata maupun dipersepsikan. Contoh Ancaman Intimidasi untuk Akuntan Publik, antara lain:
Ditekan secara tidak wajar untuk mengurangi ruang lingkup pekerjaan dengan maksud untuk
mengurangi fee.
Ancaman pemecatan akuntan profesional dalam bisnis atau anggota keluarga dekat atas
ketidaksetujuan penerapan prinsip akuntansi atau cara penerapannya.
Berikut ini merupakan hal-hal yang termasuk hal tersebut antara lain:
Review eksternal oleh pihak ketiga yang berwenang atas laporan, pemberitahuan,
komunikasi, dan informasi yang dihasilkan oleh akuntan profesional.
Hal tersebut bisa sangat bervariasi dan luas, bergantung pada keadaan di tempat kerja. Beberapa
contoh pengamanan akuntan publik antara lain:
Mempublikasikan berbagai kebijakan dan prosedur untuk mendorong komunikasi antar staf
dengan staf senior tentang isu-isu yang berkaitan dengan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip
etika
Melibatkan tambahan seorang akuntan profesional untuk meninjau pekerjaan yang dilakukan
atau memberi nasihat yang diperlukan.
Konsultasi dengan pihak ketiga yang independen, seperti komite direktur independen, badan
pengatur, atau akuntan profesional lain.
Klien memiliki tata kelola korperasi yang dapat memberikan pengawasan dan komunikasi
yang memadai terkait dengan jasa-jasa firma.
Komunikasi tepat waktu tentang berbagai kebijakan dan prosedur termasuk perubahannya ke
seluruh karyawan disertai pelatihan dan pendidikan yang memadai tentang kebijakan
prosedur yang ada.
2. Kasus
2.1 Kasus Mulyana W Kusuma
Kasus ini terjadi sekitar tahun 2004. Mulyana W Kusuma sebagai seorang anggota
KPU diduga menyuap anggota BPK yang saat itu akan melakukan audit keuangan berkaitan
dengan pengadaan logistic pemilu. Logistic untuk pemilu yang dimaksud yaitu kotak suara,
surat suara, amplop suara, tinta, dan teknologi informasi. Setelah dilakukan pemeriksaan,
badan dan BPK meminta dilakukan penyempurnaan laporan. Setelah dilakukan
penyempurnaan laporan, BPK sepakat bahwa laporan tersebut lebih baik daripada
sebelumnya, kecuali untuk teknologi informasi. Untuk itu, maka disepakati bahwa laporan
akan diperiksa kembali satu bulan setelahnya.
Setelah lewat satu bulan, ternyata laporan tersebut belum selesai dan disepakati pemberian
waktu tambahan. Di saat inilah terdengar kabar penangkapan Mulyana W Kusuma. Mulyana
ditangkap karena dituduh hendak melakukan penyuapan kepada anggota tim auditor BPK,
yakni Salman Khairiansyah. Dalam penangkapan tersebut, tim intelijen KPK bekerja sama
dengan auditor BPK. Menurut versi Khairiansyah ia bekerja sama dengan KPK
memerangkap upaya penyuapan oleh saudara Mulyana dengan menggunakan alat perekam
gambar pada dua kali pertemuan mereka.
Penangkapan ini menimbulkan pro dan kontra. Salah satu pihak berpendapat auditor yang
bersangkutan, yakni Salman telah berjasa mengungkap kasus ini, sedangkan pihak lain
berpendapat bahwa Salman tidak seharusnya melakukan perbuatan tersebut karena hal
tersebut telah melanggar kode etik akuntan.
2.2 Analisis :
Dalam konteks kasus Mulyana W Kusuma, dapat dinyatakan adalah bahwa tindakan kedua
belah pihak, pihak ketiga (auditor), maupun pihak penerima kerja, yaitu KPU, sama-sama
tidak etis. Tidak etis seorang auditor melakukan komunikasi kepada pihak yang diperiksa
atau pihak penerima kerja dengan mendasarkan pada imbalan sejumlah uang sebagaimana
terjadi pada kasus Mulyana W Kusuma, walaupun dengan tujuan ‘mulia’, yaitu untuk
mengungkapkan indikasi terjadinya korupsi di tubuh KPU. Dari sudut pandang etika profesi,
auditor tampak tidak bertanggungjawab, yaitu dengan menggunakan jebakan imbalan uang
untuk menjalankan profesinya. Auditor juga tidak punya integritas ketika dalam benaknya
sudah ada pemihakan pada salah satu pihak, yaitu pemberi kerja dengan berkesimpulan
7
3 Penutup
3.1 Kesimpulan
Kebutuhan untuk etika akuntan professional bukan hanya baik bagi bisnis, kini
diwajibkan oleh hukum. Perubahan terbaru dalam tata peraturan sedang mengubah harapan
secara signifikan. Dalam era keterbukaan yang mengikat, di mana perilaku professional
akuntan dapat mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan secara mendalam adalah untuk
kepentingan para pemegang saham, direktur, dan eksekutif bahwa sistem tata perusahaan
mereka menyediakan pedoman yang memadai dan berakuntabilitas.
Akuntan professional harus menerapkan etika dalam standar IFAC dalam pengelolaan
bisnis perusahaan dan risiko etika. Mereka harus memastikan bahwa budaya etis yang efektif
berlaku di perusahaan mereka. Hal ini memerlukan pengembangan kode etik, dan sarana
penting untuk menciptakan kesadaran tentang perilaku yang tepat, perilaku yang memperkuat,
dan memastikan bahwa nilai-nilai yang mendasari tertanam dalam strategi perusahaan dan
operasi. Posisi perusahaan pada konflik kepentingan, pelecehan seksual, dan topic serupa
harus terlibat dari awal, dengan waspada memutakhirkan informasi untuk mengikuti harapan
budaya perusahaan saat ini.
Jika para direktur mampu mengenali dan mempersiapkan perusahaan mereka untuk era
baru akuntabilitas pemangku kepentingan melalui sistem, tata kelola etika etika akuntan
professional yang efektif, mereka tidak hanya akan mengurangi risiko, tetapi akan
menghasilkan keunggulan kompettitif di antara pelanggan, karyawan, mitra, lingkungan dan
pemangku kepentingan lainnya yang pasti akan menarik bagi pemegang saham.
DAFTAR PUSTAKA
Coso Cobit Sarbox Basel II. http://www.scribd.com/doc/22910449/3/C-SARBANES-
OXLEY-ACT . diakses pada tanggal 7 april 2014
9
https://news.detik.com/berita/d-346216/kronologi-kasus-mulyana-versi-bpk
IFAC – Kode Etik untuk Akuntan Profesional Indonesia. Undang-Undang Nomor 36 tahun
2008 tentang Perubahan ke IV tentang Pajak Penghasilan. LN No. 133 tahun 2008.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2008. Kode Etik Profesi Akuntan Publik.
IFAC. Jakarta.