Laporan PKL Di PT Isam
Laporan PKL Di PT Isam
OLEH
AJENG YURIANDANI
240210120040
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
JATINANGOR
2015
LEMBAR PENGESAHAN
(ISAM) BANDUNG
NAMA : AJENG YURIANDANI
NPM : 240210120040
JURUSAN : TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
Untuk diajukan sebagai laporan mata kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada
Jurusan Teknologi Industri Pangan
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas kasih
sayang dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
sekaligus menyelesaikan laporan ini. Adapun judul dari Laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) ini adalah Kajian Proses Termal Pada Pengolahan Produk
Praktik Kerja Lapangan (PKL), atas bimbingan dan dukungan yang diberikan
Industri Pangan.
ISAM.
pelaksanaan PKL.
PKL ini.
PKL di PT ISAM.
dan keceriaan.
Hilmi, Rizki, Bina, Rafael, Aisyah (Tim PKL Unpad), Abu, Nunik, Sakinah
(Tim PKL UIN Sunan Gunung Djati), Dian, Ishma, Firda (Tim PKL IPB) serta
Dede, Ryan dan Elis (Tim PKL Unbraw) yang telah memberi keceriaan dan
11. Semua pihak yang ikut membantu penulis dalam penyelesaian Laporan
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Namun, penulis
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkannya.
DAFTAR ISI
LEMBAR
PENGESAHAN.........................................................................
...
KATA
PENGANTAR..........................................................................
............
DAFTAR
ISI................................................................................
....................
DAFTAR
TABEL..............................................................................
..............
DAFTAR
GAMBAR.............................................................................
..........
DAFTAR
LAMPIRAN...........................................................................
........
I.
PENDAHULUAN........................................................................
........
1.1 Latar
Belakang...........................................................................
............
1.2 Tujuan
Pelaksanaan........................................................................
.......
1.3 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan.............................................................
2.5Produk..........................................................................
..........................
2.6Sumber Daya Sarana
Produksi..............................................................
2.6.1 Sumber Daya
Air.......................................................................
2.6.2 Sumber Daya Listrik dan Energi Penunjang Lainnya...............
2.7 Penanganan
Limbah.............................................................................
.
III. PROSES PRODUKSI ACIDIFIED MILK DRINK
.....................................................................
..................................
.....................................................................
..................................
3.1 Bahan
Baku...............................................................................
............
3.2 Bahan
Tambahan...........................................................................
........
3.3 Bahan
Pengemas...........................................................................
........
3.4 Pengolahan Acidified Milk
Drink..........................................................
ALAM MURNI
FRUITY....................................................................
IV.1 Proses Pasteurisasi Fresh
Milk..............................................................
IV.2 Proses Sterilisasi Alam Murni
Fruity....................................................
IV.3 Proses Pasteurisasi Alam Murni
Fruity.................................................
IV.4 Analisis Sifat Fisik Produk Setelah Proses
Pasteurisasi.......................
IV.5 Evaluasi Kecukupan Proses Termal Produk Alam Murni Fruity..........
V.
KESIMPULAN.........................................................................
..........
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................
..........
LAMPIRAN...........................................................................
.........................
DAFTAR TABEL
N Judul
Halama
o.
n
1. Jadwal Kerja Karyawan
Sistem
Shift................................................
2. Sifat Organoleptik Produk Alam Murni Fruity Setelah
Proses
Termal.........................................................................
......................
3. Sifat Fisik Produk Alam Murni Fruity Setelah Proses
Termal.........
4. Kondisi Standar Proses Sterilisasi
dan
Pasteurisasi..........................
5. Evaluasi Kecukupan Proses
Sterilisasi.............................................
6. Evaluasi Kecukupan Proses Pasteurisasi (Mikroba
Target
C.
botulinum)..................................................................
.......................
7. Evaluasi Kecukupan Proses Pasteurisasi (Mikroba
Target
B.
subtilis).......................................................................
..................
DAFTAR GAMBAR
N Judul
Halama
o.
n
1. PT Industri Susu Alam Murni
(ISAM).............................................
2. Produk-produk di PT ISAM; Milkuat Pouch (Kiri),
(Kanan).........................................
3. Penanganan Limbah Cair di PT
ISAM.............................................
4. A) Bak Oil / Fat, B) Bak Equalisasi, C) Bak Aerasi D)
Bak
Sedimentasi................................................................
.......................
5. Diagram Alir Proses Produksi Susu
Asam.......................................
6. Kurva Kematian Mikroba karena
Pemanasan..................................
7. Pengaruh Perubahan Suhu Pemanasan terhadap
Nilai D.................
DAFTAR LAMPIRAN
N Judul Halama
o. n
1. Peta Lokasi PT Industri Susu Alam
Murni.......................................
2. Tata Letak PT Industri Susu Alam
Murni........................................
3. Struktur Organisasi dan Uraian Jabatan di PT
ISAM.......................
4. Agenda Kegiatan Praktik Kerja Lapangan di PT
ISAM..................
I. PENDAHULUAN
protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral), sehingga baik untuk memenuhi
kebutuhan gizi manusia. Susu merupakan media yang baik untuk perkembangan
Mikroorganisme yang terdapat pada susu dapat berasal dari hewan ataupun dari
menimbulkan penyakit pada manusia) dan ada yang bersifat non patogen
(Chusniati, 1992).
baik makanan atau minuman, salah satu jenisnya yaitu minuman susu asam.
Minuman susu asam adalah produk susu yang diperoleh dari susu segar atau susu
pasteurisasi atau susu rekonstitusi atau susu rekombinasi yang diasamkan, dengan
atau tanpa penambahan mikroba, vitamin dan bahan lainnya (BPOM RI, 2009).
Salah satu perusahaan yang bergerak di industri pengolahan susu yaitu PT
Industri Susu Alam Murni (ISAM) yang terletak di Kota Bandung. Salah satu
produk yang diproduksi di perusahaan ini yaitu minuman susu asam. Salah satu
minuman susu asam yang diproduksi memiliki nama produk Alam Murni Fruity
proses, salah satunya adalah unit proses termal. Proses termal dalam suatu
dengan membunuh mikroba pembusuk dan mikroba patogen. Proses termal yang
tidak tepat dapat merusak komponen gizi dan menurunkan mutu sensori produk,
sehingga proses termal sangat penting terhadap kualitas akhir produk. Oleh karena
itu, penulis tertarik untuk mempelajari proses termal pada pengolahan produk
I.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini antara lain:
pengolahan pangan.
Mempelajari proses termal pada pengolahan produk Alam Murni Fruity di
dimulai pada tanggal 30 Juni 2015 hingga 11 Agustus 2015. Pelaksanaan praktik
kerja lapangan bertempat di PT ISAM yang beralamat di Jalan Rumah Sakit No.
bergerak dalam bidang industri minuman yang memproduksi susu olahan siap
minum, dengan bahan baku susu segar. Status kepemilikan saham perusahaan ini
adalah dimiliki oleh Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI), dimana GKSI
baik antar anggota maupun dengan pihak lain seperti pihak swasta, BUMN dan
pemerintah. GKSI berdiri pada tanggal 21 april 1983, kemudian pada tanggal 1
November 2002 GKSI ini berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) dengan
pula pada manajemen dan tujuannya, dimana perusahaan ini akan menghasikan
produk yang kualitasnya lebih baik dan kuantitas produksi yang dihasilkan
semakin banyak.
Pabrik ini pada awalnya didirikan hanya untuk menampung susu segar dari
Frisian Flag Indonesia, PT Indomilk dan PT Ultra Jaya. Namun, seiring dengan
modern untuk proses pengemasan, pendirian bagunan dan fasilitas lain dari
pabrik, sehingga pabrik ini mengalami peningkatan kualitas baik sarana maupun
prasarana sampai akhirnya mampu memproduksi produk susu lebih banyak. Jenis
produk yang pernah dibuat oleh PT ISAM adalah susu ultra high temperature
(UHT) dalam kemasan tetrapack dengan berbagai ukuran dan bentuk, susu
dengan sari buah, yoghurt dan berbagai produk lain yang bersifat cair dengan
Dengan kata lain, PT ISAM dalam masa perkembangannya telah banyak menjalin
kerjasama dengan pihak lain, baik dalam pembuatan produk untuk pihak lain
dengan produk susu cokelat dalam kemasan UHT Brik atau kotak.
Pemerintah Daerah Tk. I Jawa Timur dalam pengadaan susu penunjang
New Zealand Milk, dalam produksi minuman beraroma sari buah merek
WAM! Dengan berbagai rasa buah, diantaranya stroberi, apel, jeruk dan
dengan merek dagang ANLENE dalam rasa plain, cokelat dan putih manis.
PT Ajinomoto Beverage Indonesia dalam memproduksi susu fermentasi
kemasan UHT tetra brik/ kotak dalam rasa cokelat dan putih manis.
PT Danone Diary Indonesia, dalam memproduksi susu Milkuat kemasan
tertentu dengan kriteria yang telah ditetapkan dari perusahaan pemaklon. Saat ini
Sakit No. 114 Ujungberung Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Aksesibilitas PT
ISAM cukup baik karena terletak di kawasan sentra industri di wilayah Bandung
Timur. Lokasi PT ISAM cukup strategis karena berjarak kurang lebih 800 m dari
ISAM relatif dekat juga dengan daerah penghasil susu segar yang potensial yang
Luas area PT ISAM adalah 12496 m2 dari luas tersebut didirikan bangunan
dengan luas bangunan 8961 m2. Bangunan pabrik ini terdiri dari dua lantai,
dimana lantai pertama digunakan untuk ruang penerimaan, ruang proses produksi,
gudang, ruang mekanik, ruang pengolahan limbah dan pos jaga terpisah dari
bangunan utama, sedangkan lantai kedua digunakan untuk ruang meeting, ruang
kantor GKSI (Gabungan Koperasi Susu Indonesia) dan juga masjid. Bangunan
yaitu:
Kantor direksi
Bangunan ini terdiri atas lobi, ruang office dan pada lantai dua terdapat
director.
Bagian produksi
Bagian produksi terdiri atas ruang ganti karyawan, unit penerimaan susu,
unit pengemasan serta unit penyimpanan produk dan bahan baku (gudang).
Pada lantai dua terdapat mushola, ruang training dan ruang meeting.
Bagian penunjang
Bangunan penunjang terdiri atas ruang instalasi pembuatan air dingin,
System, Quality Control, Engineering, Project & Utility Manager, Supply Chain
Manger, Cell Pouch dan Cell LAB. Marketing and Commersial Director
Supervisor.
Plant Manager membawahi Cell Pouch & Cell LAB Manager, QA dan
Chain Manager. Cell Pouch & Cell LAB Manager bertugas mengoordinasikan,
serta mengawasi dan bertanggung jawab atas kelancaran proses produksi sehingga
bertugas untuk menjaga, memperbaiki dan peningkatan mutu produk mulai dari
pemberian pelatihan bagi karyawan, serta bertugas dalam mangatur untuk masalah
mencapai sekitar 305 karyawan yang dibagi ke dalam beberapa divisi, yaitu
Quality Assurance (QA), Quality Control (QC), produksi, dan staf administrasi.
Karyawan di PT ISAM ini terbagi atas 2 bagian jam kerja yaitu shift dan non-shift.
dan lamaran kerja yang kemudian akan dipanggil untuk wawancara dan tes
tertulis. Setelah itu, akan diadakan training kepada karyawan baru, lalu bekerja
mendapatkan waktu libur 1 hari. Sistem pangaturan jam kerja diberlakukan shift
Bagi karyawan kantor diberlakukan piket setiap 2 hari per minggu yaitu hari
Sabtu atau Minggu, dimana yang mendapatkan piket harus masuk kerja dengan
ketentuan diatas. Bagi karyawan dengan sistem shift waktu libur diberikan sehari
dalam seminggu dengan cara bergiliran. Bagi karyawan yang bekerja melebihi
jam kerja maka dihitung sebagai jam lembur, dan karyawan yang bersangkutan
akan mendapatkan tambahan gaji yang akan di akumulasikan saat pemberian gaji.
masa kerja. Hal tersebut telah diatur oleh pihak perusahaan berdasarkan pada
pedoman UMK. Cara pemberian upah tidak langsung melainkan dikirim melalui
2.5 Produk
PT Industri Susu Alam Murni (ISAM) saat ini menghasilkan dua produk
untuk PT Indokuat Sukses Makmur, yaitu produk dengan kemasan botol dan
kemasan pouch. Volume dari produk dengan kemasan botol adalah 130 ml,
sedangkan volume dari produk dengan kemasan botol adalah 60 ml. Produk
Milkuat ini ditujukan untuk kalangan anak-anak. Selain itu, PT ISAM juga
memproduksi minuman susu asam dengan nama dagang Alam Murni Fruity.
Berikut ini merupakan produk-produk yang diproduki oleh PT ISAM pada
Gambar 2.
Gambar 2. Milkuat Pouch (Kiri), Milkuat LAB (Tengah) dan Susu Alam Murni
(Kanan)
Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)
Khusus bagi produk Alam Murni Fruity, susu yang digunakan dalam
pengolahan produk ini berasal dari KPBSU yang berasal dari daerah Lembang.
Susu yang digunakan harus sudah melewati serangkaian uji yang dilakukan oleh
produksi meliputi sumberdaya bahan baku, air, listrik serta energi penunjang
lainnya.
Sumber air yang didapat di PT ISAM berasal dari 3 buah sumur yang
dimiliki PT ISAM. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan air per harinya yang
mencapai rata-rata 200 m3/hari, kekurangan air di-supply dari PT Banyu Mulya
Mustika berupa air pegunungan dari gunung Manglayang. Air sumur yang akan
sebelum di salurkan ke seluruh bagian PT ISAM meliputi ruang dan alat produksi
serta office. pH yang digunakan yaitu sebesar 6,8. Jika pH tersebut tidak
terpenuhi, air yang telah difiltrasi akan dilalui terlebih dahulu pada pH balance.
PERMENKES No.492/MENKES/PER/IV/2010.
produksi membutuhkan listrik, panas, air dingin dan udara bertekanan yang
didapat dari bagian utility. Bagian utility men-supply kebutuhan energi tersebut
pada bagian produksi. Listrik yang digunakan di PT ISAM diperoleh dari PLN
yang kemudian ditampung di gardu listrik yang terdapat di utility sebelum dibagi-
bagi ke seluruh bagian di PT ISAM. Panas yang dibutuhkan diperoleh dari steam
boiler yang bekerja dengan bahan bakar CNG (Compress Natural Gas). PT ISAM
memiliki mesin boiler sebanyak tiga buah. Air dingin yang dibutuhkan, yaitu
misalnya pada proses cooling setelah pasteurisasi produk LAB, diperoleh dari
chiller yang bekerja dengan energi listrik. PT ISAM hanya memiliki satu set
mesin chiller. Sistem kerja mesin chiller di PT ISAM ini yaitu dengan cara
mengalirkan air yang dingin pada suatu media yang menghasilkan panas,
sehingga melalui air ini panas bisa di redam sesuai dengan kemampuan mesin dan
temperatur yang diharapkan. Air dingin dari mesin chiller ini di pompa menuju
bagian alat yang didinginkan, setelah melewati media yang dikehendaki, air
energi listrik. Air compressor yang dimiliki PT ISAM berjumlah 6 buah. Seluruh
energi yang dihasilkan oleh bagian utility disalurkan ke bagian produksi melalui
terdapat di depan, seperti area mixing, proses dan filling LAB. Sedangkan
Murni (ISAM) berupa limbah padat, limbah cair dan limbah gas. Limbah tersebut
berasal dari ruang penerimaan bahan baku, laboratorium dan ruang produksi.
Limbah padat paling banyak berasal dari sisa bahan kemasan, seperti botol yang
penyok, sampah plastik, label, karton packing dan kertas. Penanganan limbah
padat dilakukan dengan cara pengumpulan pada suatu tempat khusus dan setelah
terkumpul limbah tersebut dijual pada pengumpul, sedangkan untuk limbah padat
organik akan dibakar dan disimpan dalam bak sampah yang nantinya akan dibawa
oleh petugas dari Dinas Kebersihan. Berikut ini merupakan diagram alir
Limbah cair
Bak control
Bak screen
Bak equalisasi
Bak aerasi
Bak sedimentasi
Bak thickener
Air bersih
Limbah cair yang dihasilkan dari berbagai sumber selama proses produksi
ditampung dalam bak control, lalu masuk ke dalam bak screen yang berguna
untuk menyaring sampah padat yang kasar. Kemudian limbah cair masuk ke
dalam bak air flotation untuk memisahkan kandungan minyak dan lemak dengan
bantuan udara blower. Lemak dan minyak hasil penyaringan masuk ke dalam bak
oil atau fat. Limbah yang sudah bebas lemak dan minyak masuk ke dalam bak
Limbah cair selanjutnya masuk ke dalam bak sedimentasi secara gravitasi untuk
memisahkan padatan lumpur dengan air bersih. Lumpur yang dihasilkan dari
Limbah cair yang sudah bersih masuk ke dalam bak treated water untuk
menampung air bersih sebelum dibuang ke selokan atau sungai, sehingga limbah
B
A
C D
Gambar 4. A) Bak Oil / Fat, B) Bak Equalisasi, C) Bak Aerasi D) Bak Sedimentasi
Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)
III. PRODUKSI ACIDIFIED MILK DRINK
Susu diasamkan adalah produk susu yang diperoleh dari susu segar atau
susu pasteurisasi atau susu rekonstitusi atau susu rekombinasi yang diasamkan,
dengan atau tanpa penambahan mikroba, vitamin dan bahan lainnya. Jenis asam
yang dapat digunakan adalah asam asetat, asam adipat, asam sitrat, asam fumarat,
asam glukono delta lakton, asam hidroklorat, asam laktat, asam malat, asam
fosfat, asam suksinat, dan asam tartarat (BPOM RI, 2009). Pembuatan produk
susu asam di PT ISAM ini melibatkan berbagai bahan, yaitu bahan baku utama,
Bahan baku utama yang digunakan pada pembuatan produk susu asam
Alam Murni Fruity di PT ISAM yaitu susu segar dan air. Susu segar yang
digunakan sebagai bahan baku utama dalam proses produksi di PT ISAM berasal
dari koperasi-koperasi susu yang merupakan anggota dari GKSI. Pengiriman susu
menggunakan mobil truk tanki berpendingin yang memiliki suhu kurang dari 8°C
yang berfungsi untuk menjaga kesegaran susu dan dapat mempertahankan masa
departemen Quality Control (QC) yang dilakukan untuk mengetahui kualitas susu
yang harus sesuai dengan standar mutu dari perusahaan yang mengacu pada SNI
pengambilan sampel yang berasal dari tanki mobil, penguji juga melakukan
pemeriksaan terhadap segel yang ada pada mobil tersebut. Selanjutnya, sampel
organoleptik, uji alkohol, uji pH, uji berat jenis, uji pemalsuan, uji residu
antibiotik, uji lemak, uji keasaman, uji resazurine, uji total solid dan uji
mikrobiologi.
Susu yang telah melewati proses pemeriksaan oleh departemen QC dan
telah memenuhi persyaratan mutu yang ditentukan akan diberi status release dan
langsung dimasukkan ke dalam silo tank dengan kapasitas 25 ton untuk dilakukan
proses pengolahan selanjutnya, suhu susu di dalam silo tank harus terus dijaga
agar tetap dalam kondisi dingin, tetapi jika hasil pengujian tidak memenuhi
ISAM berasal dari dua sumber yang berbeda yakni air pegunungan yang berasal
dari gunung Manglayang dan air sumur. Air dari pegunungan Manglayang
digunakan untuk proses produksi, terutama sebagai pelarut semua bahan yang
didapatkan air yang sesuai dengan standar yang digunakan, air sumur ini juga
digunakan untuk menghasilkan uap dari boiler yang selanjutnya digunakan dalam
Kedua sumber air ini harus memenuhi standar air minum dari
mutu yang diperlukan untuk minum (Buckle et al., 1987). Sebelum digunakan
dalam proses produksi, kedua sumber air ini dilakukan pengujian oleh departemen
QC seperti pada pH, kenampakan fisik (kejernihan dan kebersihan air), uji
kesadahan, dan uji klorin. Bahan baku tersebut tidak terlepas dari potensi bahaya
milk drink ini adalah gula pasir, penstabil, pengatur keasaman, perisa identik
alami
dan puree strawberry. Semua bahan tambahan ini diperoleh dari supplier yang
yang bekerja sama dengan PT ISAM. Bahan tambahan harus memiliki kualitas
yang baik agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik pula.
Gula yang digunakan oleh PT ISAM dalam proses produksi acidified milk
drink ini adalah gula kristal rafinasi dengan kulaitas terbaik khusus untuk
industri.
Gula ini dihasilkan dari proses rafinasi. Rafinasi adalah hasil olahan lebih lanjut
dari gula kristal mentah atau raw sugar melalui proses defikasi yang tidak dapat
1993). Gula kristal putih yang digunakan dalam proses produksi Alam Murni
Fungsi utama penambahan gula dalam proses pembuatan produk ini adalah
sebagai bahan pemanis, tetapi selain itu gula juga bisa dijadikan sebagai bahan
pengawet pada bahan pangan. Menurut Buckle et al. (1987), pemberian gula yang
berkadar tinggi, bersamaan dengan kadar asam yang tinggi (pH rendah),
kemasan primer dan karung plastik sebagai kemasan sekunder. Setiap plastik
memiliki berat sebesar 50 kg. Gula ini memiliki umur simpan sekitar 2 tahun dan
dikirim dengan mobil bak tertutup. Berdasarkan SNI 7552-2009 tentang minuman
asam berperisa, jumlah penggunaan gula pada susu asam harus berkisar 25-55
(%b/b).
merupakan salah satu dari bahan pangan yang sengaja ditambahkan dengan tujuan
sebagai penambah rasa asam, menutupi after taste yang tidak disukai. Sifat asam
senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan mikroba dan dapat bertindak sebagai
pengawet. Asam laktat, asam sitrat dan natrium dihidrogen sitrat, sebelum
dicampurkan bahan ini dilarutkan terlebih dahulu dalam tangki acid. Berdasarkan
disesuaikan untuk berbagai macam makanan baik yang digunakan secara tunggal
atau bersamaan dengan pengatur keasaman lainnya, asam sitrat tidak memiliki
g/kg atau secukupnya sesuai dengan yang disesuaikan untuk berbagai macam
makanan.
Penstabil yang digunakan dalam produksi susu asam adalah natrium
karboksimetil selulosa yang merupakan turunan selulosa dan dikenal dengan nama
CMC. Penstabil ini sering dipakai untuk mendapatkan tekstur yang baik.
Viskositas CMC dipengaruhi oleh suhu dan pH. Mudah terdispersi dalam air
sampai membentuk larutan koloid, selain sebagai pengental fungsi CMC juga
untuk mengurangi rasa asam dari asam sitrat maupun rasa manis sukrosa.
Menurut SNI 01-0222-1995 penggunaan CMC tidak boleh lebih dari 0,15
(%/b/b).
Flavor yang digunakan untuk produk Alam Murni Fruity yang telah
launching adalah rasa strawberry yang berasal dari puree. Selanjutnya PT ISAM
akan launching produk Alam Murni Fruity dengan rasa orange. Tujuan pemberian
memberikan tiruan aroma dan rasa yang khas dari suatu jenis bahan,
menstandarisasi flavor produk akhir dan menguatkan flavor awal yang lemah.
langsung berhubungan dengan bahan pangan dan wadah yang tidak langsung
berhubungan dengan bahan pangan. Wadah utama harus bersifat non toxic (tidak
beracun) dan inert (tidak bereaksi dengan makanan) sehingga tidak terjadi reaksi
kimia yang dapat menyebabkan perubahan warna, flavor dan perubahan lainnya
(Winarno, 1993). Bahan pengemas yang digunakan merupakan botol plastik yang
dikemas dengan menggunakan plastik jenis High Density Poly Ethylene (HDPE),
berbentuk botol dengan kapasitas 70 ml. Kemasan jenis ini dipilih karena sifatnya
yang kaku dan keras, kurang tembus cahaya, mempunyai daya tahan yang baik
terhadap lemak, permeabilitas uap air dan gas rendah, tahan panas (titik lunaknya
diatas 121oC).
Botol plastik yang digunakan diperoleh PT Cosmo. Botol plastik ini tidak
langsung diterima tetapi melewati pengujian terlebih dahulu oleh departemen QC,
dalam mesin pengemas tetapi bila tidak sesuai maka botol akan diberi kode reject
dan barang tersebut akan dikembalikan kepada supplier. Kemasan LAB (line
acidified bottle) dilengkapi dengan label plastik yang berisi beberapa informasi
yang bertujuan untuk menarik serta memudahkan konsumen dalam mengenali dan
pembuatan produk susu asam Alam Murni Fruity di PT ISAM yang dilakukan
tanpa proses fermentasi. Berikut ini merupakan diagram alir proses produksi Alam
Murni Fruity.
Susu Segar
Pasteurisasi I
Larutan Asam
Mixing II
Homogenisasi
Sterilisasi UHT
Filling
Pasteurisasi II
Produk Minuman
Susu Asam
Proses produksi berawal dari susu segar yang diperoleh dari GKSI
alcohol test dan antibiotic test sebelum diterima dan dilakukan proses selanjutnya.
Susu segar yang telah dinyatakan release oleh QC, selanjutnya akan dialirkan ke
dalam Plate Heat Exchanger (PHE) untuk dilakukan proses pasteurisasi. PHE
yang akan digunakan, harus dilakukan pemanasan hingga suhu air mencapai 70-
90°C, kemudian dialirkan ke dalam pipa. Susu segar yang dilewatkan dalam PHE
akan mengalami 3 tahapan proses, yaitu preheating, pasteurisasi dan pendinginan.
Kecepatan aliran susu dalam PHE adalah 4500-4800 liter/jam. Susu segar yang
dan akan dialirkan ke dalam silo tank yang dilengkapi pendingin hingga dilakukan
proses selanjunya. Silo tank merupakan tangki yang memiliki fungsi sebagai
penampung larutan susu dan digunakan untuk mempertahankan suhu susu pada
4°C. Tangki ini dilengkapi oleh cooling jacket untuk mempertahankan suhu susu
dalam tangki. Alat ini terdiri dari 4 lapisan, yaitu lapisan luar, lapisan
styrofoam
yang berfungsi mencegah penyerapan panas dari luar tangki, pipa-pipa berisi
glycol dan yang terakhir adalah lapisan dalam yang terbuat dari stainless steel.
Proses selanjutnya adalah proses mixing. Proses mixing susu LAB terdiri
dari 2 tahap. Pada tahap pertama proses mixing dilakukan untuk mencampurkan
semua bahan dengan alat turbo mixer hingga campuran homogen. Turbo mixer
dengan kecepatan 2.500 rpm yang berfungsi sebagai pengaduk dan membantu
mencampurkan campuran pada mixing tahap 1 dengan larutan asam dan diaduk
homogen.
Sterilisasi terhadap produk kemudian dilakukan secara UHT (Ultra Hight
berlangsung dalam Tubular Heat Exchanger (THE) pada suhu 135oC selama 25
detik dengan kecepatan alir 5000 liter/jam. Prinsip kerja dari alat ini adalah
berdasarkan perpindahan panas secara konduksi antara uap panas yang ada di
sekeliling pipa produk dan bahan yang ada di dalam pipa dengan menggunakan
(UCT). Produk kemudian diisikan kedalam botol plastik jenis High Density Poly
mesin rotary filler. Sebelum proses pengisian, botol dibersihkan terlebih dahulu
dengan memberikan perlakuan getaran agar partikel yang menempel pada botol
Produk yang telah dikemas kemudian dipasteurisasi pada suhu 90oC dalam
alat pasteurizer, dan suhu minimal produk adalah 86oC. Proses ini bertujuan untuk
membunuh mikroba yang terdapat dalam kemasan dan proses ini berlangsung
pada bak pasteurisasi. Produk susu asam dalam kemasan yang telah dipasteurisasi
suhu produk mencapai 50oC dalam waktu ±5 menit. Produk yang telah siap
bertujuan hanya untuk membunuh bakteri patogen atau mikroba yang merugikan
sehingga standar proses termalnya adalah dengan penggunaan suhu 63oC selama
30 menit yang setara dengan mengurangi populasi bakteri patogen 99,99% (5D).
sehingga standar sterilisasi adalah dengan penggunaan suhu 121oC selama 4 menit
faktor penting dalam menjamin keamanan dan kualitas produk akhir. Semakin
tinggi suhu, maka akan semakin pendek waktu yang dibutuhkan. Dalam
jumlah mikroorganisme yang akan mati tapi juga nilai gizi dan nutrisinya. Dengan
kombinasi suhu dan waktu selama pemanasan agar dapat memenuhi kriteria mutu
dan keamanan pangan. Proses termal pada pengolahan produk Alam Murni Fruity
terdiri atas proses pasteurisasi susu segar, proses sterilisasi produk dan proses
pasteurisasi produk.
IV.1 Proses Pasteurisasi Susu Segar
digunakan biasanya dibawah 100°C yaitu 72-75°C selama 15-20 detik (Taibong,
2013). Pasteurisasi pada susu segar perlu dilakukan untuk mencegah penularan
citarasa susu segar. Susu segar yang ditampung di dalam silo tank kemudian akan
pasteurisasi.
Plate Heat Exchanger (PHE) merupakan alat pindah panas yang memiliki
regeneratif II dan chiller. Ada empat bagian dalam alat ini dimana dalam
keempat bagian tersebut memiliki tingkatan suhu yang berbeda. Bagian pertama
adalah PHE regeneratif I dengan kisaran suhu 60-70oC, bagian kedua adalah
pasteurizer dengan suhu 82oC, bagian ketiga adalah PHE regeneratif II dengan
suhu 21oC, dan bagian keempat adalah chiller dengan suhu 4oC. Alat ini berfungsi
sebagai mesin untuk pasteurisasi larutan susu, dengan prinsip kerja berdasarkan
pada pertukaran panas secara konduksi dan konveksi antara produk dengan air
panas atau steam. Plate Heat Exchanger (PHE) yang di PT ISAM terdapat dua
melewatkan susu ke dalam PHE melalui balance tank yang berfungsi untuk
mengatur keseimbangan aliran susu yang masuk. Plate Heat Exchanger (PHE)
yang akan digunakan, harus dilakukan pemanasan hingga suhu air mencapai 70-
90°C, kemudian susu dialirkan kedalam pipa. Susu segar yang dilewatkan ke
dalam PHE akan mengalami 3 tahapan proses, yaitu preheating, pasteurisasi dan
cooling. Suhu susu pada saat preheating akan naik menjadi 70°C dan setelah itu
akan dipasteurisasi dengan suhu 70-82°C selama 15 detik. Susu segar yang telah
hingga suhunya mencapai 4°C. Susu yang telah didinginkan kemudian akan
dialirkan ke dalam Storage Tank (ST 01/ST 04) yang dilengkapi dengan pendingin
metode HTST biasanya digunakan suhu 71,7°C dan 75°C selama 15-16 detik
exchanger), suatu sistem dimana penggunaan suhu harus dijaga sebaik mungkin.
suhu sekitar 160°F (71,7°C). Berdasarkan literatur di atas, penggunaan suhu pada
pasteurisasi susu segar di PT ISAM terlalu tinggi yaitu sekitar 70-82°C, sehingga
suhu pasteurisasi masih bisa diturunkan menjadi 71,7-75°C dan dapat dilakukan
phosphatase. Aktifnya enzim fosfatase dianggap sebagai uji yang dapat dipercaya
untuk membuktikan apakah susu telah cukup dimasak dengan panas, karena
enzim ini terdapat dalam susu segar mentah dan diinaktifkan baik oleh prosedur
beserta spora-sporanya. Spora bakteri bersifat tahan panas, maka dari itu proses
sterilisasi perlu dilakukan dengan suhu yang cukup tinggi yaitu di atas 121 oC
dengan waktu yang singkat sehingga dapat mematikan spora bakteri. Penggunaan
waktu yang singkat dengan suhu yang tinggi ini untuk mencegah terjadinya
perubahan kualitas pada produk yang tidak diinginkan, karena pada umumnya
produk. Mengingat perambatan panas melalui bahan kemasan dan bahan pangan
Proses sterilisasi pada produk Alam Murni Fruity ini dilakukan dengan
menggunakan metode Ultra High Temperature (UHT) yaitu pada suhu 135oC ± 2
selama 25 detik. Mesin yang digunakan untuk proses sterilisasi susu Alam Murni
Fruity adalah UHT Nanhua. Proses sterilisasi pada produk susu asam (Line
Prosesnya terdiri atas pre-heating, main heating (sterilisasi), dan cooling. Pre-
heating akan menaikan suhu produk hingga 70oC selama 20 detik. Medium
pemanas yang digunakan adalah steam, sehingga terjadi pertukaran panas antara
produk dengan plat yang telah dipanaskan oleh steam. Kemudian pada tahap main
heating, sterilisasi berlangsung dalam Tubular Heat Exchanger (THE) pada suhu
135oC ± 2 selama 25 detik dengan kecepatan alir 5000 liter/jam. Tubular Heat
inch. Prinsip kerja alat ini yaitu berdasarkan pada pertukaran panas secara tubular
yang disebut pipa penukar panas. Susu yang telah melewati pemanasan akan
melewati FDV (Flow Diversion Valve) untuk mengetahui kecukupan suhu yang
ditetapkan pada produk. Apabila suhu terlalu rendah dibanding suhu yang
dipanaskan kembali. Apabila suhu cukup, produk akan dialirkan menuju proses
selanjutnya. Pada proses cooling, produk didinginkan hingga mencapai suhu 30oC
Proses sterilisasi pada UHT Nanhua ini merupakan salah satu Critical
Control Point (CCP) atau titik kritis pada proses produksi Alam Murni Fruity.
Proses ini menjadi titik kritis karena merupakan proses sterilisasi yang dilakukan
sebelum produk memasuki tahapan proses filling. Batas operasional pada proses
sterilisasi ini, yaitu suhu sterilisasi sebesar 135 ± 2oC, holding time sebesar 25
detik, dan aliran produk sebesar 5 m3/jam. Monitoring terhadap titik kritis ini
berupa pengecekan setiap 30 menit sekali yang dilakukan oleh Operator UHT
Nanhua. Batas kritis pada proses sterilisasi ini, yaitu suhu sterilisasi kurang
dari
133oC, holding time kurang dari 25 detik, dan aliran produk lebih besar dari 5
produk yang telah melalui UHT Nanhua dan Clean in Place (CIP) mesin UHT
Nanhua.
IV.3 Proses Pasteurisasi Produk Alam Murni Fruity
Produk susu yang telah melalui proses filling dan telah dikemas dalam
yang tahan terhadap suhu tinggi yang mungkin masih hidup akibat terjadinya
kontaminasi ketika proses filling ke dalam botol. Selain itu, kotaminasi juga
mungkin terjadi karena keadaan botol yang tidak disterilisasi terlebih dahulu.
Medium panas yang digunakan adalah air yang dipanaskan oleh uap panas yang
dihasilkan oleh boiler. Air yang dipanaskan tersebut suhunya dapat diatur dengan
cara memutar alat pengatur suhu. Proses pasteurisasi ini dilakukan dengan metode
batch pada suhu 92-94oC selama 18-22 menit. Zone coldest point produk berada
terdiri atas beberapa zona. Setiap zona memiliki suhu yang berbeda. Zona 1 dan
Zona 2 merupakan zona preheating dengan suhu masing-masing 70oC dan 85oC.
Zona 3 merupakan zona heating dengan suhu 92oC. Zona 4 dan Zona 5
merupakan zona pasteurisasi dengan suhu yang sama, yaitu 92oC. Zona 6 dan
Zona 7 merupakan zona cooling dengan suhu masing-masing 75oC dan 50oC.
Setiap zona juga memiliki nozzle-nozzle yang berfungsi menyemprotkan air dan
udara bertekanan. Air yang dikeluarkan dapat berupa air panas (pasteurisasi) dan
Selain terjadi proses pasteurisasi, pada alat ini terjadi pula proses
panas dengan cara menukar air panas dengan air dingin hingga suhu yang
diinginkan tercapai. Proses ini merupakan proses pindah panas secara konduksi
antara produk dan air panas/air dingin. Panas akan dipindahkan ke medium air
yang saling bersentuhan. Produk Line Acidified Bottle (LAB) dalam kemasan
yang telah dipasteurisasi di Zona 4 dan Zona 5 kemudian melalui proses cooling
Control Point (CCP) atau titik kritis pada proses produksi Alam Murni Fruity.
Proses ini menjadi titik kritis karena merupakan proses pemanasan (pasteurisasi)
yang dilakukan setelah produk memasuki tahapan proses filling. Batas operasional
pada proses pasteurisasi ini, yaitu suhu produk pada Zona Pasteurisasi sebesar 86-
88oC, waktu pasteurisasi sebesar 18-22 menit, suhu Omron Zona Pasteurisasi
sebesar 92-94oC dan spray nozzle yang tidak mampat. Monitoring terhadap titik
kritis ini berupa pengecekan setiap 1 jam sekali yang dilakukan oleh Operator
Pasto Line.
Batas kritis pada proses pasteurisasi ini, yaitu suhu produk pada Zona
Pasteurisasi kurang dari 86oC, waktu pasteurisasi kurang dari 18-22 menit, suhu
Omron Zona Pasteurisasi kurang dari 92oC dan spray nozzle didapati mampat.
penghentian mesin filling dan pengecekan suhu produk di Zone Coldest Point.
Jika suhu produk kurang dari 86oC, maka dilakukan pasteurisasi ulang pada
produk. Jika suhu produk lebih dari 86 oC, maka dilakukan pengujian sifat
IV.4 Analisis Sifat Fisik Produk Alam Murni Fruity Setelah Proses Termal
Sifat fisik bahan pangan didefinisikan sebagai sifat atau karakteristik yang
perlu diketahui dan dipelajari karena peranannya yang penting dalam penentuan
kualitas bahan baku dan produk jadi, pengolahan, distribusi dan penerimaan oleh
konsumen (Nurhadi dan Nurhasanah, 2010). Analisis sifat fisik produk Alam
Murni Fruity setelah proses termal dilakukan untuk mengetahui kualitas akhir
produk secara fisik. Analisis dilakukan terhadap 8 sampel produk dengan nomor
batch dan tanggal produksi yang berbeda. Sifat fisik produk yang diamati meliputi
suhu, pH, sedimentasi, densitas dan sifat organoleptik. Pengujian suhu dilakukan
organoleptik diamati secara langsung meliputi rasa, warna dan aroma. Hasil
analisis sifat organoleptik dan sifat fisik produk Alam Murni Fruity setelah proses
Tabel 2. Sifat Organoleptik Produk Alam Murni Fruity Setelah Proses Termal
No. Expire Date Batch Rasa Warna Aroma
1 26/12/2015 FA01A21:53 5 Putih Strawberry
2 27/12/2015 FA01A18:06 5 Putih Strawberry
3 28/12/2015 FA01A17:29 5 Putih Strawberry
4 30/12/2015 FA01A09:00 5 Putih Strawberry
5 31/12/2015 FA01A03:00 5 Putih Strawberry
6 26/12/2015 FA02A12:06 5 Putih Strawberry
7 27/12/2015 FA02A09:03 5 Putih Strawberry
8 31/12/2015 FA02A14:29 5 Putih Strawberry
Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)
Produk akhir Alam Murni Fruity memiliki rasa khas strawberry yang
manis dan sedikit agak asam. Untuk mengetahui tingkat kesukaan terhadap rasa
produk dilakukan pengujian berupa cicip dengan 5 skala kesukaan, yaitu suka = 5,
agak suka = 4, netral = 3, tidak suka = 2 dan sangat tidak suka = 1. Semua sampel
produk yang diamati memiliki nilai 5 untuk uji kesukaan terhadap rasa produk,
penentuan mutu makanan dan terkadang bisa dijadikan ukuran untuk menentukan
cita rasa, tekstur, nilai gizi dan sifat mikrobiologis (Nurhadi dan Nurhasanah,
2010). Semua sampel produk yang diamati memiliki warna dan aroma yang
seragam, yaitu berwarna putih dan beraroma strawberry. Warna putih berasal dari
warna susu yang merupakan bahan utama dalam pembuatan produk Alam Murni
bahan lain yang ditambahkan, sehingga warna yang dimiliki produk adalah putih
yang berasal dari warna susu. Aroma strawberry berasal dari flavor sintetis
flavor dapat memberikan tiruan aroma dan rasa yang khas dari suatu jenis bahan.
Tabel 3. Sifat Fisik Produk Alam Murni Fruity Setelah Proses Termal
No Expire Suhu Sedimentasi
Batch pH ρ (g/ml)
. Date (oC) (ml)
1 26/12/2015 FA01A21:53 28 4,20 0,2 1,0486
2 27/12/2015 FA01A18:06 28 4,18 0,1 1,0490
3 28/12/2015 FA01A17:29 28 4,19 0,1 1,0499
4 30/12/2015 FA01A09:00 28 4,20 0,2 1,0519
5 31/12/2015 FA01A03:00 28 4,15 0,1 1,0531
6 26/12/2015 FA02A12:06 28 4,21 0,1 1,0498
7 27/12/2015 FA02A09:03 28 4,19 0,1 1,0489
8 31/12/2015 FA02A14:29 28 4,15 0,1 1,0494
Rata-rata 28 4,18 0,125 1,0501
Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas atau dinginnya suatu
benda atau ruangan. Suhu akhir rata-rata produk Alam Murni Fruity yaitu 28oC.
Setelah mengalami proses termal, produk akhir Alam Murni Fruity memiliki nilai
menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia
pH tertinggi terdapat pada sampel produk dengan nomor batch FA02A12:06, yaitu
sebesar 4,21. Sedangkan nilai pH terendah terdapat pada sampel produk dengan
nomor batch FA01A03:00 dan FA02A14:29, yaitu sebesar 4,15. Selisih nilai pH
sebesar 0,125 ml. Nilai sedimentasi tertinggi terdapat pada sampel produk dengan
nomor batch FA01A21:53 dan FA01A09:00, yaitu sebesar 0,2 ml. Sedangkan
nilai sedimentasi terendah terdapat pada 6 sampel produk lainnya, yaitu sebesar
0,1 ml. Selisih nilai sedimentasi pada sampel produk yang diuji yaitu rata-rata
sebesar 0,1 ml. Densitas adalah perbandingan massa bahan dengan volumenya
dengan satuan kg/m3 (1 kg/m3 = 10-3 g/cm3 = 10-3 g/ml) (Nurhadi dan Nurhasanah,
2010). Produk akhir Alam Murni Fruity memiliki nilai densitas rata-rata sebesar
1,0501 g/ml. Nilai densitas tertinggi terdapat pada sampel produk dengan nomor
batch FA01A03:00, yaitu sebesar 1,0531 g/ml. Sedangkan nilai densitas terendah
terdapat pada sampel produk dengan nomor batch FA01A21:53, yaitu sebesar
1,0486 g/ml. Selisih nilai densitas pada sampel produk yang diuji yaitu sekitar
0,0002-0,0045 g/ml. Sifat fisik sampel produk untuk setiap batch stabil dan tidak
ada perbedaan yang signifikan pada sifat organoleptik, suhu, pH, sedimentasi dan
densitas. Hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh proses produksi, termasuk
fisik produk sudah stabil. Tidak ada perbedaan yang signifikan dari setiap batch
sampel produk, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh proses produksi pada
termal, telah seragam dan tidak menyebabkan perbedaan pada warna, rasa, aroma,
Evaluasi kecukupan proses termal pada suatu produk merupakan hal yang
penting untuk menentukan apakah suatu disain proses termal sudah cukup untuk
memastikan inaktivasi bakteri atau spora yang tidak diinginkan. Evaluasi dapat
ditentukan berdasarkan hasil perhitungan nilai sterilitas (Fo) dari proses termal
yang dilakukan. Apabila nilai Fo proses yang diperoleh dari hasil pengukuran
penetrasi panas lebih besar dari nilai F o standar, maka proses termal yang
panas terdiri atas menghitung Fo standar, menghitung nilai letal rate (LR),
merupakan kondisi standar yang digunakan dalam proses sterilisasi dan proses
pasteurisasi di PT ISAM:
Tabel 4. Kondisi Standar Proses Sterilisasi dan Pasteurisasi
Proses Fo Mikroorganisme
Tref D Z Siklus
Termal standar Target
0,25
Sterilisasi 250oF 18oF 12 3 menit C. botulinum
menit
0,25
250oF 50oF 5 1,5 menit C. botulinum
menit
Pasteurisasi
1,1
248oF 68oF 5 5,5 menit B. subtilis
menit
Sumber: PT ISAM (2015)
Tref atau suhu referensi merupakan suhu standar yang digunakan pada
proses termal. Suhu standar yang digunakan untuk proses termal bergantung pada
jenis mikroorganisme target yang ingin dibunuh. Suhu standar yang digunakan
dibunuh hingga level yang aman terjadi pada suhu konstan 250oF (121,1oC) pada
Setiap mikroba mempunyai sifat ketahanan panas pada suhu tertentu yang
Z. Nilai D adalah waktu pemanasan pada suhu konstan tertentu yang akan
siklus logaritma.
semakin tinggi suhu pemanasan, maka nilai D akan semakin kecil dan menurun
dengan menaikkan suhu sebesar 10oC maka nilai D bakteri itu akan berkurang
Laju penurunan jumlah mikroba oleh panas hingga level yang aman
jumlah mikroba atau siklus logaritma penurunan mikroba (S) dinyatakan dengan
persamaan berikut:
No
S=log
Nt
dimana Nt adalah jumlah populasi mikroba setelah proses termal t menit dan N o
adalah jumlah populasi mikroba sebelum proses termal (Kusnandar et al., 2006).
siklus logaritmik (S) untuk proses sterilisasi dan proses pasteurisasi secara
berurutan adalah 12 dan 5. Hal ini berarti bahwa telah terjadi pengurangan
sebanyak 12 desimal atau sebesar 12 siklus logaritma pada proses sterilisasi dan
siklus logaritma) diperlukan waktu sebesar D (untuk suhu tertentu), maka proses
untuk menghasilkan log (No/Nt) = 12 dan log (No/Nt) = 5 tersebut sama dengan
Clostridium botulinum. Arti 12D di sini adalah bahwa proses termal yang
harus ekuivalen dengan pemanasan pada 121,1oC selama 3 menit. Apabila produk
pangan mengandung 103 cfu/ml mikroba awal, maka setelah melewati proses 12D
tersebut, maka peluang mikroba yang tersisa adalah 10 -9 cfu/ml. 12D juga dapat
diartikan bahwa dari sebanyak 1012 produk, hanya 1 produk yang berpeluang
terjamin, jumlah bakteri dalam produk pangan setelah sterilisasi harus mencapai
10-9 cfu/ml (artinya, peluang kebusukan adalah 1 per 1 milyar kaleng). Dengan
demikian, konsep 12D dapat diterapkan dalam proses sterilisasi apabila jumlah
karena target mikroba yang dibunuh lebih rendah dibanding pada produk yang
mencapai 99,999%. Dengan kata lain pemanasan pada suhu dan waktu tertentu
kondisi standar, digunakan mikroba target untuk pasteurisasi yang memiliki nilai
D250=1,5 menit dan D248=5,5 menit, maka nilai Fo dengan menerapkan konsep 5D
harus ekuivalen dengan pemanasan pada suhu 250oF (121,1oC) selama 2,5 menit
terhadap 3 sampel produk dengan nomor batch dan tanggal produksi yang
berbeda. Evaluasi kecukupan proses termal sampel produk Alam Murni Fruity
Proses
30/06/2015 FA01A 271,4 250 18 15,4486 25 6,437
sterilisasi
mencukupi
Proses
03/07/2015 FA01A 271,4 250 18 15,4486 25 6,437
sterilisasi
mencukupi
Proses
04/07/2015 FA01A 273,2 250 18 19,4486 25 8,104
sterilisasi
mencukupi
Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)
Nilai LR adalah efek letalitas pada suhu tertentu dibandingkan dengan
Nilai letal rate pada suhu standar (misal 250 oF untuk proses sterilisasi)
adalah 1. Pada suhu > suhu standar, maka nilai LR>1, sedangkan bila suhu < suhu
Nilai LR sterilisasi sampel produk dengan nomor batch FA01A dan tanggal
Nilai LR sterilisasi sampel produk dengan nomor batch FA01A dan tanggal
Nilai LR sterilisasi sampel produk dengan nomor batch FA01A dan tanggal
Untuk menghitung waktu proses atau nilai Fo proses pada suhu lain, maka
Fo proses=LR∗Holding Time
Nilai Fo proses sterilisasi sampel produk dengan nomor batch FA01A dan tanggal
15,4486∗25
Fo proses= =6,437 menit
60
Nilai Fo proses sterilisasi sampel produk dengan nomor batch FA01A dan tanggal
15,4486∗25
Fo proses= =6,437 menit
60
Nilai Fo proses sterilisasi sampel produk dengan nomor batch FA01A dan tanggal
19,4486∗25
Fo proses= =8,104 menit
60
proses ketiga sampel produk Alam Murni Fruity terlalu besar dari Fo standar. Hal
produk dengan nomor batch FA01A dan tanggal produksi 30 Juni 2015 adalah :
T −T ref 197,6−250
Z 50
LR=10 =10 =0,08954
dengan nomor batch FA01A dan tanggal produksi 03 Juli 2015 adalah :
T −T ref 200,601−250
Z 50
LR=10 =10 =0,10 28
dengan nomor batch FA01A dan tanggal produksi 04 Juli 2015 adalah :
T −T ref 200,601−250
Z 50
LR=10 =10 =0,1028
produk dengan nomor batch FA01A dan tanggal produksi 30 Juni 2015 adalah :
Fo proses=0,08954∗18,32=1 , 640menit
produk dengan nomor batch FA01A dan tanggal produksi 03 Juli 2015 adalah :
produk dengan nomor batch FA01A dan tanggal produksi 04 Juli 2015 adalah :
proses ketiga sampel produk Alam Murni Fruity lebih besar dari Fo standar. Hal
Proses tidak
30/06/2015 FA01A 197,6 248 68 0,18148 18,32 3,325
pasteurisasi
mencukupi
Proses tidak
03/07/2015 FA01A 200,601 248 68 0,20089 18,18 3,652
pasteurisasi
mencukupi
Proses tidak
04/07/2015 FA01A 200,601 248 68 0,20089 18,33 3,682
pasteurisasi
mencukupi
Sumber: Dokumentasi pribadi (2015)
produk dengan nomor batch FA01A dan tanggal produksi 30 Juni 2015 adalah :
T −T ref 197,6−2 48
Z 68
LR=10 =10 =0,18148
dengan nomor batch FA01A dan tanggal produksi 03 Juli 2015 adalah :
T −T ref 200,601−2 48
Z 68
LR=10 =10 =0 , 20089
Nilai LR pasteurisasi dengan mikroba target B. subtilis untuk sampel produk
dengan nomor batch FA01A dan tanggal produksi 04 Juli 2015 adalah :
T −T ref 200,601−248
Z 68
LR=10 =10 =0,20089
Nilai Fo proses pasteurisasi dengan mikroba target B. subtilis untuk sampel produk
dengan nomor batch FA01A dan tanggal produksi 30 Juni 2015 adalah :
Fo proses=0,18148∗18,32=3,325 menit
Nilai Fo proses pasteurisasi dengan mikroba target B. subtilis untuk sampel produk
dengan nomor batch FA01A dan tanggal produksi 03 Juli 2015 adalah :
Fo proses=0,20089∗18,18=3,652 menit
Nilai Fo proses pasteurisasi dengan mikroba target B. subtilis untuk sampel produk
dengan nomor batch FA01A dan tanggal produksi 04 Juli 2015 adalah :
Fo proses=0,20089∗18,33=3,682 menit
proses ketiga sampel produk Alam Murni Fruity lebih kecil dari Fo standar. Hal
tersebut tidak mencukupi (under process). Namun, hal tersebut dapat dibantah
5,3-6,4, sedangkan pH produk Alam Murni Fruity adalah sekitar 4,15-4,21. Maka,
dapat dipastikan bahwa B. subtilis tidak dapat tumbuh pada kondisi pH tersebut.
V. KESIMPULAN
Pasteurisasi susu segar menggunakan metode HTST dan terjadi pada Plate
prinsip pindah panas konduksi dan konveksi antara produk dan air
panas/steam.
Sterilisasi produk menggunakan metode UHT dan terjadi pada UHT
DAFTAR PUSTAKA
Winarno, F.G. 1993. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.