Owplus X7mtONg PDF
Owplus X7mtONg PDF
ABSTRAK
Restorative materials is one of materials that always be used in dentistry. Restorative materials can improve
and restore damaging tooth structure. Restorative materials can be devided in two groups. Those were plastic and
rigid restorative. All of restorative materials have special properties, so they have different advantage and
disadvantage. Aim of this study is to inform about rigid restorative post endodontic treatment. Rigid restorative can
be made in out oral cavity and cemented.
Korespondensi (Correspondence): Dwi Warna Aju F. Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Jl.
Kalimantan 37 Jember. 68121. Indonesia
Umumnya, setelah perawatan saluran akar, menggunakan restorasi plastis. Karena untuk
dokter gigi kadang-kadang menghadapi masing-masing restorasi diperlukan dukungan
kendala menentukan restorasi yang tepat dari gigi. Bila dukungan dari gigi terbatas atau
untuk gigi tersebut.1 Beberapa bahkan tidak ada, restorasi tuang merupakan
penelitimengatakan bahwa kegagalan pada restorasi pilihan.4Restorasi ini juga dikenal
perawatan endodontik mungkin masih bisa sebagai restorasirigid yaitu restorasi yang
diperbaiki dengan perawatan ulang tanpa dibuat di luar mulut dari bahan yang rigid
harus melakukan pencabutan, namun bila atau kaku dan di semen pada preparasi
kegagalan terjadi pada restorasi pasca kavitas gigi dengan bahan perantara
perawatan endodontia/saluran akar dapat golongan semen.
menimbulkan banyak masalah, bahkan Tujuan penulisan telaah pustaka ini
dapat menyebabkan gigi terpaksa harus untuk berbagi informasi tentang macam-
dicabut.2 macam restorasi rigid pada gigi pasca
Gigi pasca perawatan saluran akar perawaan saluran akar.Diharapkan penulisan
menjadi lebih lemah karena adanya ini dapat menjadi acuan dalam pemilihan
pembuangan jaringan dentin di mahkota dan jenis restorasi rigid pasca perawatan saluran
saluran akar, yang menyebabkan perubahan akar gigi, sehingga baik gigi maupun restorasi
komposisi struktur gigi. Hilangnya struktur gigi rigidnya dapat bertahan selama mungkin di
akibat prosedur perawatan akan mengurangi dalam rongga mulut.
kekerasan gigi sebanyak 5%, sementara
hilangnya jaringan mahkota menyebabkan TELAAH PUSTAKA
kelenturan berkurang sampai dengan 60%. Restorasi rigid yaitu restorasi yang
Kekuatan pada gigi pasca perawatan saluran dibuat di luar mulut dari bahan yang rigid
akar, tidakdipengaruhi pada prosedur atau kaku dan di semen pada preparasi
perawatan saluran akar, akan tetapi kavitas gigi dengan bahan perantara
preparasi yang luas dapat menyebabkan golongan semen. Restorasi rigid dapat dibagi
berkurangnya kekuatan gigi.3 menjadi restorasi ektrakoronal, intrakoronal
Restorasi akhir gigi pasca perawatan dan interadikuler 4
saluran akar merupakan bagian integral kunci I. Restorasi Ekstrakoronal
keberhasilan.Berdasarkan kenyataan bahwa Salah satu contoh restorasi
kegagalan lebih sering disebabkan restorasi ekstrakoronal yaitu mahkota penuh atau
yang tidak adekuat dibanding hasil complete crown. Complete crown
perawatan saluran akarnya sendiri.Restorasi merupakan restorasi yang menutupi seluruh
yang ideal harus dapat melindungi permukaan mahkota klinis dari suatu gigi asli.6
permukaan oklusal dan menggantikan tonjol- Terdapat berbagai jenis complete crown,
tonjol yang hilang agar dapat secara optimal diantaranya:
melindungi struktur mahkota gigi dan A. All metal crown
menambah ketahanan.3Jenis restorasi yang Mahkota ini sering disebut dengan mahkota
diindikasikan bisa restorasi plastis maupun tuang penuh atau full cast crown. Merupakan
rigid. Namun pada gigi yang pasca suatu restorasi yang menyelubungi
perawatan saluran akar lebih banyak permukaan gigi dari logam campur yang
memakai restorasi rigid.Oleh karena banyak dituang.Indikasinya yaitu untuk gigi molar dan
masalah-masalah restorasi yang memerlukan premolar rahang atas dan bawah, penderita
pemecahan dan batasan-batasan tertentu dengan oklusi dan artikulasi yang berat,
yang tidak dapat diselesaikan dengan tekanan kunyah besar, tidak memerlukan
96
Macam –macam restorasi rigid…(Dwi WAF)
estetik, gigi dengan karies cervikal, feldspar potas (K2O.Al2O3.6SiO2) atau feldspar
dekalsifikasi, dan enamel soda (Na2O.Al2O3.6SiO2) atau keduanya.
hipoplasi.Kontraindikasinya yaitusisa mahkota Pigmen, bahan opak dan kaca ditambahkan
gigi tidak cukup terutama pada gigi dengan untuk mengontrol temperatur
pulpa vital, memerlukan estetik pasien penggabungan, temperatur sintering,
dengan OH buruk sehingga restorasi mudah koefisien ekspansi thermal, dan kelarutan.
tarnish, gusi sensitif terhadap logam. Feldspar yang digunakan untuk porselen gigi
relatif murni dan tidak berwarna. Jadi harus
B. All ceramic crown (mahkota porselen) ditambahkan pigmen untuk mendapatkan
Teknologi porselen gigi merupakan corak dari gigi-gigi asli atau warna dari bahan
bidang ilmu paling cepat perkembangannya restorasi sewarna gigi yang sesuai dengan
dalam bahan kedokteran gigi. Porselen gigi gigi-gigi tetangganya.7Mahkota porselen
umumnya digunakan untuk memulihkan gigi mempunyai nilai estetik tinggi, tidak
yang rusak ataupun patah dikarenakan faktor mengalami korosi, tingkat kepuasan pasien
estetiknya yang sangat baik, resistensi tinggi, namun biayanyamahal dan kekuatan
pemakaian, perubahan kimiawi yang lambat, rendah dibandingkan dengan mahkota
dan konduktifitas panas yang rendah. Terlebih metal-porselen. Indikasinya membutuhkan
lagi, porselen mempunyai kecocokan yang estetik tinggi, Tooth discoloration,malposisi,
cukup baik dengan karakteristik struktur gigi.6 gigi yang telah dirawat endodonsi dengan
Komposisi porselen gigi konvensional pasak dan inti.Kontraindikasinya yaituindeks
adalah keramik vitreus (seperti kaca) yang karies tinggi, distribusi beban di oklusal tidak
berbasis pada anyaman silica (SiO2) dan baik, dan bruxism.
Stomatognatic (J.K.G Unej) Vol. 8 No. 2 2011: 96-102
Macam –macam restorasi rigid…(Dwi WAF)
Gambar 9. Gambaran oklusal preoperative dari komposit yang rusak dengan karies sekunder pada
molar satu kiri atas (a), Preparasi selesai (b), Iinlay resin komposit dengan fiber yang telah selesai
dibuat (c)
100
Macam –macam restorasi rigid…(Dwi WAF)
Stomatognatic (J.K.G Unej) Vol. 8 No. 2 2011: 96-102
1. Restorasi rigid yaitu restorasi yang dibuat 6. Sumono, A. Degradasi dan Efek Samping
di luar mulut dari bahan yang rigid atau dari Keramik Gigi (Tinjauan Pustaka). 2007.
kaku dan di semen pada kavitas gigi Stomatognatic (j.K.G Unej) Vol. 4 No.
dengan perantara semenyang sangat 3:134-138.
membantu pada rencana restorasi
lanjutan pada gigi pasca perawatan 7. Anusavice, K.J. Philips: Buku Ajar Ilmu
endodontie. Bahan Kedokteran Gigi. Ed.10. 2003.
2. Restorasi rigid pasca perawatan Jakarta: EGC.
endodontie tersebut dapat berupa
restorasi ektrakoronal (complete crown), 8. Puspawidjaja, E.Y., Hadriyanto, W., dan
intrakoronal (inlay, onlay, mahkota ¾) Wahid, A.I. REstorasi Estetik Gigi anterior
dan intradikuler (mahkota pasak dan Maksila Malposisi Pasca Perawatan
Mahkota pasak fiber reinforced Saluran Akar dengan Mahkota Porselen
composite). Meliputi juga indikasi dan Fusi Metal Inti-Pasak Tuang dan Vinir
kontraindikasi, sertatehnik preparasi dari Porselen. Jurnal Kedokteran Gigi.
masing-masing jenis restorasi rigid, 2009.1:35-42.
sehingga permasalahan rencana
restorasi pada gigi pasca perawatan 9. Hayashi, M., Tsuchitani, Y., Kawamura, Y.,
saluran akar dapat dipembuatan Miura, M., Takeshige, F., dan Ebisu, S..
Eight-Year Clinical Evaluation of Fired
Ceramics Inlay. Operative Dentistry. 2000.
DAFTAR PUSTAKA 25:473-481.
1. Wulansari, R., Siswadi, Y.L.S., dan 10. Kidd, E.A.M. Manual Konservasi Restoratif
Soedharmadi, S.D. Penggunaan Pasak Menurut Pickard. Ed.6. 2000. Jakarta:
Fiber pada Gigi Molar Pertama Kiri Widya Medika
Mandibula Pasca Perawatan Saluran
Akar. Majalah Kedokteran Gigi, 2007. 11. Iskandar, M.B.O. Indikasi dan Teknik
14(2):199-202. Aplikasi Inlay Posterior. Majalah Ilmiah
Kedokteran Gigi FKG USAKTI Edisi Khusus
2. Walton, R.E. dan Torabinejad, M.,. Prinsip FORIL VI. 1999. 133-138.
dan Praktik Ilmu Endodonsia. Ed 3. 2008,
Jakarta: EGC. 12. Terry, D.A., Leinfelder, K.F., dan Maragos,
C. Developing an Intracoronal Restoration
3. Muhariri, A.F. dan Suprastiwi, E. Tumpatan With Indirect Composite Resin Part
Resin Komposit Direk pada Gigi Molar Dua 1.www.dentistry today.com. 2004. [26
Mandibula Pasca Perawatan Saluran Maret 2010].
Akar. Majalah Kedokteran Gigi.
2007.14(2):103-108. 13. Ganap, I.M., Retnowati, E., Junita A.G.
2007. Pemilihan Restorasi Gigi Insisivus
4. Baum, Llyod. Buku Ajar Ilmu Konservasi Sentralis Maksila Pasca Perawatan Saluran
Gigi. 1997. Jakarta: EGC. Akar. Majalah Kedokteran Gigi 14(2): 127-
132.