Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu ekonomi masuk dalam ruang lingkup sosial studis atau ilmu pengetahuan sosial.
Ilmu ekonomi merupakan ilmu yang berbicara masalah kelangkaan sumber-sumber untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Sebagai ilmu, ekonomi tidak hanya mengajarkan hitung
menghitung, mencari keuntungan melainkan juga nilai-nilai yang terkandung dalam ilmu ini,
agar nantinya tidak terjadi penyimpangan yang dapat merugikan. Untuk itu pembelajaran di
sekolah tidak hanya berbasis akademik atau kognitif saja tapi harus juga berbasis afektif
(sikap), sehingga peserta didik di harapkan bersikap bijaksana nantinya terhadap sumber daya
ekonomi. Strategi pembelajaran dibidang ilmu apapun termasuk ekonomi haruslah berbasis
tentang pendidikan nilai. Seorang guru haruslah memikirkan strategi pembelajaran yang tepat
bagi siswa sehingga apa yang menjadi tujuan dari ilmu ekonomi dapat dibelajarkan kepada
siswa secara efektif.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Hakikat Ilmu Ekonomi Terhadap Pendidikan IPS?
2. Kedudukan Ilmu Ekonomi Dalam Ilmu Sosial?
3. Bagaimana Pengorganisasian Materi Ajar Ilmu Ekonomi ?
4. Bagaimana Kaitan Antara Ilmu Ekonomi dengan Sistem Ekonomi ?
5. Apa Sajakah Manfaat Ilmu Ekonomi?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Hakikat ilmu Ekonomi Terhadap Pendidikan IPS,
2. Untuk Mengetahui Kedudukan Ilmu Ekonomi Dalam Ilmu Sosial,
3. Untuk Mengetahui Pengorganisasian Materi Ajar Ilmu Ekonomi,
4. Untuk Mengetahui Kaitan Antara Ilmu Ekonomi Dengan Sistem Ekonomi,
5. Untuk Mengetahui Manfaat Ilmu Ekonomi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Ilmu Ekononomi Dalam Pembelajaran IPS

Ilmu ekonomi termasuk bagian dari IPS (Sosial studies). Ilmu ekonomi merupakan
studi tentang atau membicarakan langkanya sumber-sumber yang di gunakan untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhan manusia. Dalam IPS mengandung unsur nilai-nilai yang
terkandung, termasuk disini ilmu ekonomi berkontribusi dalam menanamkan nilai-nilai yang
baik guna untuk mengalokasikan sumber daya untuk manusia. Peran ilmu ekonomi lebih luas
adalah membantu menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi pada masyarakat,
negara maupun dunia internasional. Tanpa membeda-bedakan skope permasalahannya,
kelangkaan dirasakan oleh semua pihak yang ada di dunia ini.

Terkait dengan hakikatya untuk pembelajaran IPS, ilmu ekonomi menanamkan nilai-
nilai yang baik secara moral sehingga mereka atau siswa nantinya di harapkan dapat
mengolah sumber-sumber ekonomi secara baik dan tidak sampai merusak. Selain itu ilmu
ekonomi juga memberi siswa bagaimana agar menjadi wirausaha yang baik, karena tidak
dapat di pungkiri bahwa siswa banyak yang akan tidak bisa melanjutkan kejenjang yang lebih
tinggi. Ilmu ekonomi bisa memberikan mereka pengetahuan agar tetap bisa hidup mencari
nafkah, tentunya dengan kewirausahaan, serta bagaimana menerapkan metode pembelajaran
berbasis ke hal tersebut. Dalam kehidupan masyarakat ataupun di sekolah ilmu ekonomi
membantu menguraikan, menggambarkan, dan meramalkan berbagai perilaku ekonomi.
Mengapa terjadi kemacetan, kelaparan, dan kemiskinan? Apa dampak kemacetan terhadap
produktivitas? Mengapa harga barang-barang pokok cenderung meningkat? Dengan
menggunakan ilmu ekonomi maka pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat terjawab, dan dapat
dicarikan suatu solusi.
B. Kedudukan Ilmu Ekonomi Dalam Ilmu Sosial

Ilmu ekonomi adalah bagian dari ilmu sosial. Ilmu sosial adalah suatu ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan manusia. Baik tentang tingkah laku, proses kehidupan,
hubungan manusia, baik hubungan manusia dengan masyarakat sekitrarnya ataupun dengan
lingkungan.
Karena ilmu ekonomi berasal dari rumpun ekonomi sosial maka pembahasan persoalan
mengenai segala hal yang menyangkut dengan manusia tidak dapat diselesaikan, jika hanya
dilihat dari satu pendekatan saja. Masalah harus diselesaikan dengan aspek-aspek lain yang
menyangkut tingkah laku manusia, misalnya permasalahan ekonomi tidak akan terpecahkan
jika hanya dilihat dari bagaimana memenuhi kebutuhan, atau harus ditinjau juga dari aspek
politik, kultural dan sosiologis.
Pentingnya pembangunan ekonomi dapat dilihat dari pembangunan nasional
Indonesia yang menitikberatkan pada pembangunan ekonomi. Untuk perncanaan
pembangunan dibutuhkan penguasaan ilmu ekonomi. Dan dalam perencanaan pembangunan
ilmu ekonomi merupakan titik sentral, ilmu-ilmu yang lain sebagai pendukung. Sehingga
seorang ahli ekonomi juga harus mempelajari ilmu hukum, ilmu sejarah dan ilmu sosial
lainnya.

C. Pengorganisasian Materi Ajar Ilmu Ekonomi

Salah satu misi KBK adalah untuk memadukan penguasaan berbagai materi pelajaran
sehingga siswa memiliki kompetensi lintas kurikulum, kompetensi umum, dan kompetensi
dasar mata pelajaran. Indikator masing-masing kompetensi tersebut sudah dirumuskan
Depdiknas dengan baik, normatif, dan komprehensif. Masalah muncul ketika harus
mewujudkan kegiatan belajar-mengajar seperti apa yang dapat mendukung maksud-maksud
di atas. Meskipun ada pembaruan capaian, metode, dan pendekatan, tokh kurikulum yang ada
sekarang belum benar-benar mencerminkan perpaduan materi, sehingga metode pengajaran
ilmu ekonomi masih bersifat monodisiplin, parsial, dan terkotak-kotak. Materi yang diajarkan
masih sama, hanya terkesan “diotak-atik” tanpa pemikiran utuh yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Materi ilmu ekonomi masih konvensional, demikian
pula dengan materi PPKn, Geografi, Sejarah, dan Sosiologi, belum terlihat hasil yang
menunjukkan keseriusan perancang kurikulum dalam memadukan berbagai materi ajar
tersebut sehingga menjadi kesatuan pembelajaran yang padat-terpadu.
Susunan Garis-Garis Besar Program Pengajaran Dan Penilaian Pada Sistem Semester
(Ditjen Dikdasmen, 2003) menunjukkan masih kuatnya sekat-sekat antar mata pelajaran yang
sebenarnya berkaitan erat. Materi pelajaran ekonomi yang komplek dan “berat-berat” disusun
hanya dalam 3 halaman, sementara materi PPKn yang berupa nilai-nilai (value) disusun
dalam 17 halaman. Mengapa tidak justru nilai-nilai (ideologi) ini yang dipadukan dalam
materi-materi ilmu sosial, khususnya materi ekonomi? Dalam materi-ajar PPKn dikupas
tuntas masalah-masalah keadilan sosial, asas kekeluargaan, sistem ekonomi Indonesia, trilogi
pembangunan, nasionalisme (rasa kebangsaan) di era globalisasi, demokrasi ekonomi, dan
bahkan juga Sistem Ekonomi Pancasila. Bukankah ini esensi kontekstualisasi ilmu ekonomi
sesuai kondisi riil bangsa Indonesia? Mengapa materi-ajar ini justru sama sekali “asing’
dalam kurikulum materi-ajar ilmu ekonomi?
Di sisi lain, materi ekonomi dalam kurikulum “KBK” tersebut diberikan tanpa visi
moral dan kontekstual yang jelas, “dogmatis”, dan bersifat “padat materi” ketimbang “padat
nilai”. Dogmatis karena sejak pertama kali menerima pelajaran ekonomi siswa sudah dipaksa
menerima kebenaran “dalil-dalil” ekonomi bahwa manusia adalah homo economicus, yang
kebutuhannya tidak terbatas (keserakahan alam benda), dan sumber-sumber pemenuhannya
terbatas. Dalam Pedoman Khusus Pengembangan Silabi dan Penilaian Mata Pelajaran
Ekonomi (Dikmenum, 2003) sudah ditegaskan bahwa dalil itu merupakan kenyataan yang
menjadi karakteristik mata pelajaran ekonomi. Ilmu ekonomi yang diarahkan pada analisis
kelangkaan mendapat pembenaran dengan pernyataan bahwa “apabila sumber ekonomi
keberadaanya melimpah (tidak langka) maka ilmu ekonomi tidak diperlukan lagi bagi
kehidupan manusia”. Inilah alasan tidak ditonjolkaanya bahasan mengenai “keadilan
ekonomi” yang didasari kenyataan terdapatnya masalah kemiskinan dan ketimpangan dalam
distribusi kekayaan dan pendapatan.
Pengajaran PPKn tanpa dipadu ilmu (materi) ekonomi kongkrit tidak akan memiliki
kekuatan apapun. Begitu pula sebaliknya, pengajaran ekonomi tanpa dipadu nilai-nilai,
moral, dan etika dalam pelajaran PPKn akan kehilangan arah (visi). Hal ini berlaku pula bagi
perpaduan materi ekonomi dengan materi ilmu-ilmu sosial yang diajarkan seperti sejarah,
geografi, sosiologi, dan antropologi. KBK menuntut pengembangan metode mengajar
induktif-empirik melalui kajian langsung di lapangan. Guru-guru ekonomi harus mampu
bekerjasama dengan guru-guru ilmu sosial yang materinya berkaitan erat untuk mendisain
kajian lapangan secara multidisipliner. Dengan cara demikian siswa tidak mendapat
pemahaman ilmu ekonomi secara sepotong-potong, terpisah, bahkan terkadang saling
bertolakbelakang.
Perpaduan ini tidak berhenti pada penyelenggaraan kajian lapangan secara bersama
sama. Analisis kajian lapangan harus merupakan kesatuan yang utuh yang menggambarkan
keterkaitan antara disiplin ilmu ekonomi dengan disiplin ilmu sosial lain dalam memecahkan
dan mengamati suatu masalah tertentu. Mengorganisasikan materi yang bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi guru dan siswa dapat dilakukan dengan tiga cara sekaligus.
Pertama, guru ekonomi harus mempelajari materi-materi ilmu lain yang berkaitan erat dengan
materi yang diajarkannya (sejarah, sosiologi, dan geografi). Kedua, guru ekonomi harus
sering bertukar pikiran dengan guru-guru ilmu terkait untuk mengembangkan metode
mengajar dengan pendekatan multidisipliner. Ketiga, guru ekonomi mengajar melalui diskusi
kelas (satu kelas-satu topik) bersama-sama dengan guru ilmu-ilmu terkait.

Pendekatan multidisipliner tidak banyak membantu jika pengorganisasian materi


pelajaran ekonomi tidak dilakukan secara tepat. Dalam buku Kurikulum dan Hasil Belajar –
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ekonomi SMA dan MA (Puskur, Balitbang Depdiknas,
2002) dijelaskan bahwa pengorganisasian materi pelajaran ekonomi di SMA/MA dimulai dari
“masalah-masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan kehidupan yang terdekat hingga pada
lingkungan yang terjauh”. Sepintas lalu pengorganisasian seperti ini mencerminkan
pembelajaran berdasar lokalitas-kontekstual masalah riil yang dihadapi siswa. Namun,
bukankah masalah antarindividu, keluarga, masyarakat dan daerah tidak seragam? Bukankah
tingkat kepentingan (urgensi) masalah tersebut juga bisa berbeda-beda. Pengorganisasian
materi yang demikian cenderung berorientasi pada masalah-masalah yang bersifat
individualistik berkisar pada kepentingan pribadi (self interest). Maka dapat dimengerti
bahwa materi pertama yang diajarkan adalah pilihan dan biaya peluang, diikuti maksimisasi
keuntungan, perilaku produsen/konsumen dan seterusnya, bukannya masalah-masalah
mendesak yang dihadapi masyarakat-bangsa Indonesia seperti kemiskinan, produktivitas
rendah, dll.
Mengapa materi tidak diorganisasikan berdasar tingkat kedalaman masalah ekonomi
yang dihadapi? Pengorganisasian materi ajar seharusnya dimulai dari pemecahan masalah
ekonomi terberat yang dihadapi rakyat, baik yang ada di sekitar siswa maupun yang terjauh
sekalipun. Pengorganisasian seperti ini mensyaratkan perhatian pada masalah ekonomi yang
dihadapi rakyat, yang dapat dirujuk pada cita-cita konstitusi.

Oleh karena itu, materi ajar yang sebaiknya dipelajari terlebih dulu adalah sejarah
ekonomi, cita-cita kehidupan ekonomi dalam konstitusi (pasal 27 dan pasal 33 UUD 1945,
termasuk koperasi), dan sistem ekonomi. Dalam pokok-pokok bahasan tersebut secara
implisit terkandung masalah-masalah ekonomi ysng dihadapi rakyat yaitu masalah
kemiskinan dan ketimpangan (ketidakadilan ekonomi). Barulah kemudian analisis mendalam
diperlukan untuk mempelajari teori-teori ekonomi, kegiatan ekonomi lokal, nasional, dan
global, pasar, peran/kebijakan pemerintah, yang diajarkan dengan visi memecahkan masalah-
masalah ekonomi sesuai amanat konstitusi yang telah dipelajari di awal pelajaran. Pembagian
materi ekonomi di kelas 1, 2, dan 3 SMU dapat mengikuti pola ini dengan peluang untuk me-
review pelajaran-pelajaran sebelumnya.

Beberapa guru ekonomi mengeluh mengapa di awal pelajaran mereka sudah diminta
mengajar konsep biaya peluang yang mereka sendiri masih kurang paham. Setelah mereka
mendapat “ceramah” tentang materi tersebut, mereka merasa bukannya makin “kompeten”
tetapi justru makin tidak paham. Bagaimana halnya dengan siswa yang baru masuk ke
SMU? Apakah guru dan siswa paham bahwa itulah masalah ekonomi terdekat yang
dihadapinya? Jika ya, pastilah mereka tidak sulit menemukenali dan memecahkannya.
Kenyataan ini makin menunjukkan bahwa pengorganisasian materi ekonomi dalam KBK
tidak didasarkan pada argumentasi yang jelas dan tepat. Dalam era otonomi pendidikan, guru-
guru ilmu ekonomi seyogyanya tidak lagi dipaksa menerima begitu saja kebenaran materi
ekonomi dan pilihan pengorganisasiannya tanpa didasari pertimbangan ilmiah.
D. Ilmu Ekonomi dan Sistem Ekonomi

Mengapa kepada siswa diajarkan materi tentang sistem ekonomi? Pertanyaan ini
terkait dengan idealisasi yang harus dipahami dan dimiliki oleh penyusun kurikulum dan guru
ekonomi. Pengajaran suatu materi ekonomi harus didasarkan pada idealisasi atau visi tertentu
baik yang bersifat normatif maupun yang bernilai sejarah. Ini mengikuti pandangan bahwa
ilmu (materi) yang diajarkan tidaklah bebas nilai (value-free) melainkan justru sarat nilai.
Oleh karena itu paham positivisme ilmu harus ditolak. Setiap kenyataan (das sollen) harus
dikaitkan dengan idealitanya (das sein) begitupun sebaliknya. Pandangan ini menjawab
keluhan guru-guru ilmu ekonomi yang merasa menghadapi kesulitan dalam menyelaraskan
kenyataam dengan materi sistem ekonomi nasional yang akan diajarkan. Guru ekonomi harus
mempunyai visi dan idealisme mengapa sistem ekonomi nasional begitu penting untuk
diajarkan kepada siswa. Mengajarkan sistem ekonomi patut dipahami sebagai upaya
mengembangkan sistem ekonomi nasional yang sesuai dengan tujuan nasional yaitu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kepada siswa perlu disampaikan pemahaman bahwa
sistem tidak lain dari aturan main. Jadi sistem ekonomi adalah aturan main yang menjadi
pedoman umum tindakan-tindakan setiap pelaku ekonomi.

Tujuan mengajarkan materi sistem ekonomi harus dikuasai sebaik penguasaan guru
atas materi itu sendiri. Tanpa itu pendidikan ekonomi hanya bermakna sebagai ajang transfer
materi sistem ekonomi yang cenderung pragmatis, formalistik, dan ritualistik. Pragmatisme
ini mengakibatkan merosotnya kualitas pendidikan ilmu ekonomi dengan hasil tidak
dikuasainya pemahaman nilai dan materi sistem ekonomi oleh siswa. Tujuan untuk
memahamkan siswa terhadap sistem ekonomi nasional yang ideal dan yang riil pun sulit
terwujud. Pengajaran sistem ekonomi sebagai upaya mengembangkan dan memperbarui
sistem ekonomi yang khas Indonesia justru berubah menjadi tempat mengukuhkan dominasi
sistem dan paham ekonomi konvensional. Gagasan-gagasan sistem ekonomi nasional dari
para pemikir-pemikir ekonomi bangsa sendiri tidak mendapat perhatian yang memadai. Ini
melanggengkan kondisi status quo di mana pendidikan ilmu ekonomi merupakan produk
sistem ekonomi yang berkembang, bukannya sistem ekonomi yang merupakan hasil dari
proses pendidikan ekonomi di setiap tingkatan.
Materi apa tentang sistem ekonomi yang seharusnya diajarkan? Pertanyaan ini mengarahkan
pilihan pada materi-materi ajar yang relevan dan bermanfaat bagi siswa, khususnya dalam
kontek pengajaran sistem ekonomi. Relevan berarti materi sistem ekonomi harus bersifat
kontekstual, mengajarkan idealita sekaligus realita sistem ekonomi yang dikaitkan dengan
sistem nilai sosial-budaya bangsa Indonesia. Untuk itu materi Sistem Ekonomi Pancasila
menjadi alternatif yang lebih masuk akal untuk diajarkan dan dikembangkan bersama mulai
tingkat sekolah lanjutan. Ini memang memerlukan perbandingan dengan materi sistem
ekonomi lain yang berkembang di dunia (Kapitalisme-Sosialisme-Komunisme) sehingga
pemahaman siswa lebih komprehensif. Siswa diharapkan memahami ciri-ciri dan
kekuatan/kelemahan setiap sistem ekonomi, mampu menentukan pilihan sistem yang sesuai
dan terbaik bagi bangsa Indonesia, dan siswa kemudian bersemangat untuk menggali
(memperdalam pemahaman) sistem ekonomi yang khas Indonesia.

Kadang-kadang pertimbangan pragmatis lebih menentukan dalam menyusun materi-


ajar (silabi) dibanding pertimbangan ideologis (esensial). Mungkin karena dinilai tingkat
kesulitan materinya rendah, tidak begitu mendesak diajarkan, dan tidak sering dijadikan
bahan ujian (perguruan tinggi), materi sistem ekonomi dalam KBK ditempatkan di kelas 3,
sebagai pelajaran terakhir. Tentu saja pengajarannya tidak mungkin efektif karena siswa
sudah mulai berkonsentrasi pada ujian akhir dan tes untuk masuk perguruan tinggi. Di kelas 1
materi sistem ekonomi ini hanya sedikit sekali disinggung dengan penekanan lebih pada
analisis masalah ekonomi produksi, distribusi, dan konsumsi. Sistem ekonomi terkait erat
dengan sejarah ekonomi yang perlu dipahami sejak awal oleh siswa sebagai dasar analisis
ekonomi lebih lanjut. Sistem ekonomi memuat ideologi, perangkat nilai, moral, dan aturan-
aturan ekonomi yang dapat dijabarkan dalam bahasan-bahasan konsep dan teori ekonomi.
Materi sistem ekonomi sangat strategis, komplek, dan tidak semudah anggapannya sebagai
materi yang hanya sekedar dihapalkan.

Bagaimana cara mengajarkannya? Pertanyaan ini mencakup pilihan metode-metode


pengajaran yang harus mendekatkan pada pencapaian idealisasi dan tujuan pembelajaran.
Patut disadari bahwa guru ilmu ekonomi harus memahami pentingnya pengajaran sistem
ekonomi sehingga ia selalu berupaya mengembangkan pemahaman materinya. Guru yang
menguasai materi akan mudah menerapkan inovasi metode mengajar yang memudahkan
siswa dalam menguasai materi. Guru ekonomi akan menyadari perlunya kajian langsung di
lapangan untuk membantu siswa mengamati praktek-praktek ekonomi yang menjadi satu
kesatuan sistem ekonomi. Demikian pula halnya, siswa akan menemukan masalah-masalah
baik dalam upaya-upaya pengembangan sistem ekonomi nasional maupun masalah-masalah
yang dihadapi masyarakat sebagai akibat kelirunya sistem ekonomi yang diterapkan seperti
masalah kemiskinan dan ketimpangan ekonomi. Mereka harus memikirkan cara-cara
memecahkan masalah tersebut sekaligus upaya-upaya mengembangkan sistem ekonomi yang
bermoral, demokratis, dan berkeadilan sosial.

Kelas harus dihidupkan dengan diskusi-diskusi sistem ekonomi yang merujuk pada
materi-materi dari buku-buku bacaan (reading), pendapat pakar-pakar, khususnya pakar-
pakar ekonomi Indonesia, dan buku-buku teks ekonomi. Dalam kesempatan tertentu dapat
dihadirkan tokoh/pemikir ekonomi yang peduli dengan masalah pengembangan sistem
ekonomi di Indonesia. Pembahasan materi sistem ekonomi perlu dikaitkan dengan topik-
topik sosial-ekonomi aktual sehingga lebih menarik bagi siswa. Pada akhirnya siswa akan
merasakan banyak manfaat dari belajar mengenai ulmu ekonomi dan sistem ekonomi.

E. Manfaat Ilmu Ekonomi

Membicarakan manfaat ilmu ekonomi, maka dapatlah disimpulkan bahwa ilmu


ekonomi itu bermanfaat, baik bagi seorang individu, bagi business, maupun bagi bangsa dan
negara. Secara keseluruhan, dapatlah dikatakan bahwa pengetahuan akan ilmu ekonomi ini
akan membantu orang bisnis, maupun pemerintah dalam mengambil keputusan berdasarkan
faktor-faktor ekonomis yang mempengaruhinya, serta untuk membuat ramalan.
Dewasa ini ilmu ekonomi telah berkembang jauh melebihi ilmu-ilmu sosial lainnya
yang terbagi-bagi dalam beberapa bidang kajian, seperti:

a. Ekonomi lingkungan
Bidang kajian ini baru muncul sebagai studi koheren pada tahun 1970-an, yakni
ketika revolusi lingkungan mulai terjadi di bebagai negara.
b. Ekonomi Evolusioner
Ekonomi evolusioner merupakan bidang kajian ekonomi yang menjelaskan naik
turunya pertumbuhan ekonomi.
c. Ekonomi Kesehatan
Bidang kajian ini berusaha melakukan analisis terhadap input perawatan kesehatan,
seperti pembelanjaan dan tenaga kerja, memperkirakan pada hasil akhir yang diinginkan,
yakni kesehatan masyarakat. Tujuan kajian ini adalah menggeneralisasikan aneka informasi
mengenai biaya dan keuntungan dari cara-cara alternative mencapai kesehatan.
d. Ekonomi Institusional
Merupakan studi tentang system sosial yang membatasi penggunaan dan pertukaran
sumber daya langkah.
e. Ekonomi SDA
Bidang kajian ini merupakan bidang ekonomi yang mencakup kajian deskriptif dan
normative terhadap alokasi sebagai sumber daya alam, yaitu sumber daya yang tidak
diciptakan melalui kegiatan manusia, melainkan disediakan oleh alam. Ilmu ekonomi sangat
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Kita tidak akan lepas dari kegiatan ekonomi, Karena
kita akan hidup dan mencari nafkah. Ada beberapa manfaat dari ilmu ekonomi yaitu:
1. Membantu meramalkan, menggambarkan berbagai permasalahan ekonomi baik yang
menyangkut pribadi ataupun masalah ekonomi nasional
2. Melalui ilmu ekonomi kita dapat mencari pemecahan serta solusi tentang masalah
ekonomi tersebut
3. Melalui ilmu ekonomi dapat menjadi cara bagi pemerintah untuk menyelesaikan
masalah ekonomi di suatu negara dan dapat menjadi cara untuk mensejahterakan
masyarakat.
4. Ilmu Ekonomi dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk belajar menjadi irausahawan
5. Ilmu ekonomi dapat membentuk siswa unbtuk menjadi wirausahawan yang baik.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hakikat ilmu ekonomi sangat besar dimana dalam pendidikan IPS ilmu ekonomi
mengajarkan siswa bagaimana menjadi wirausaha yang baik dan memiliki sikap-sikap yang
baik secara moral.

Setelah 10 tahun kurikulum 1994 diberlakukan, pakar-pakar pendidikan dalam


koordinasi Depdiknas bersepakat untuk melaksanakan kurikulum baru yang disebut KBK
(Kurikulum Berbasis Kompetensi). Kurikulum baru ini dianggap merupakan “kemajuan
besar” dibanding kurikulum 1994 karena diharapkan mampu menghasilkan siswa yang tidak
saja berpengetahuan, tetapi sekaligus mampu berbuat, bertindak atau mengerjaka, artinya
disamping pendidikan menghasilkan pengetahuan (kognitif) juga afektif (perilaku) dan
psikomotorik (bertindak).
Manfaat Ilmu ekonomi yaitu Membantu meramalkan, menggambarkan berbagai
permasalahan ekonomi baik yang menyangkut pribadi ataupun masalah ekonomi nasional,
Melalui ilmu ekonomi kita dapat mencari pemecahan serta solusi tentang masalah ekonomi
tersebut, Melalui ilmu ekonomi dapat menjadi cara bagi pemerintah untuk menyelesaikan
masalah ekonomi di suatu negara dan dapat menjadi cara untuk mensejahterakan masyarakat,
Ilmu Ekonomi dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk belajar menjadi wirausahawan, Ilmu
ekonomi dapat membentuk siswa unbtuk menjadi wirausahawan yang baik.

B. Saran
Penulis mengharapkan kepada pembaca untuk memahami bahwa ilmu ekonomi
bukanlah hal yang hanya membahas mengenai masalah-masalah yang terjadi disekitar kita.
Dapat diketahui bahwa mempelajari ilmu ekonomi sangatlah penting, dan hal yang pokok
bagi setiap individu masyarakat khususnya dalam ruang lingkup keluarga, dengan tujuan agar
dapat mengatur skala prioritas kebutuhan dari keperluan yang terpenting/ mendesak terlebih
dahulu. Maka disarankan sejak dini mempelajari ilmu ekonomi dengan cermat sehingga kita
dapat meningkatkan taraf hidup kita dan melatih diri agar mandiri dalam berwirausaha dan
mengelola kebutuhannya. Makalah ini merupakan resume dari berbagai sumber, untuk lebih
mendalami isi makalah dapat dibaca pada buku rujukan yang tercantum di daftar pustaka.
DAFTAR PUSTAKA

Etin, Solihatin., Hj, Raharjo. 2007. Cooperative learning (analisis model pembelajaran ips).

Jakarta: Bumi Aksara.

Lasmawan, Wayan. 2010. Menelisik pendidikan ips dalam perspektif kontekstual-empiris.

Singaraja: Mediakom Indonesia Press Bali.

Sapriya. 2009. Pendidikan IPS (Konsep dan Pembelajaran). Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Prasetya, Exia. 2011. Hakekat strategi pembelajaran.

http://artikelterbaru.com/ekonomi/manfaat-ilmu-ekonomi-20111375.

Diakses pada tanggal 28 mei 2011, Pukul 20.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai