Oleh:
dr. Rahmahayani
Pendamping :
dr. Tunisa Raudah
MINI PROJECT
Mini Project ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan
Program Internship Dokter Indonesia
Oleh:
dr. Rahmahayani
NIP:197708152010012010 NIP:197708152010012010
NIP :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehinga penulis dapat menyelesaikan
mini project ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Program
Dokter Internship Indonesia.
Mini project ini berjudul Gambaran Status Gizi Balita Di Desa Sidua-
dua Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun
2015. Dalam penyelesaian penulisan mini project ini, penulis telah banyak
menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampai
ucapan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tinginya kepada:
1. Bapak Burhanuddin Harahap Mkes, selaku Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Labuhan Batu Utara.
2. Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub. Bidang, dan Kepala Seksi Dinas
Kesehatan Kabupaten Labuhan Batu Utara
3. Ibu dr. Tunisa Raudah selaku Kepala Puskesmas Gunting Saga dan
Dokter Pendamping Peserta Program Dokter Internship Indonesia
Puskesmas Gunting Saga.
4. Seluruh Staff Puskesmas Rawat Inap Gunting Saga Kecamatan Kualuh
Selatan Kabupaten Labuhan Batu Utara.
5. Teman-teman seperjuangan Program Dokter Internship Indonesia Tahun
2015.
6. Seluruh pihak yang tidak saya sebutkan satu persatu yang telah membantu
hingga selesainya Mini Project ini.
Untuk seluruh bantuan baik moril maupun materil yang diberikan kepada
penulis selama ini, penulis menyampaikan terima kasih dan semoga Tuhan dapat
membalas dengan pahala yang sebesar-besarnya.
Akhir kata, penulis sadar bahwa mini project ini masih jauh dari sempurna
disebabkan berbagaiketerbatasan yang penulis miliki. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menjadi
perbaikan di masa yang akan datang. Semoga mini project ini dapat berguna bagi
kita semua.
dr. Rahmahayani
DAFTAR ISI
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Selama ini telah dilakukan upaya perbaikan gizi mencakup promosi gizi
seimbang termasuk penyuluhan gizi di posyandu, fortifikasi pangan,
pemberian makanan tambahan termasuk MP-ASI, pemberian suplemen gizi
(kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah TTD), pemantauan dan
penanggulangan gizi buruk. Kenyataannya masih banyak keluarga yang
belum berperilaku gizi baik sehingga penurunan masalah gizi berjalan
lambat(Depkes RI, 2007). Penimbangan rutin merupakan salah satu upaya
penilaian status gizi secara langsung. Berat badan seorang balita dapat
mencerminkan jumlah protein, lemak, air dan massa mineral tulang.
2. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting
untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas
perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan
ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel
(superficial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan
mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan
tubuh seperti kelenjar tiroid (Supariasa, 2001 dalam Fadliana
2010).
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei secara
cepat. Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara tepat tanda-
tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi
(Supariasa, 2001 dalam Fadliana 2010).
3. Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan
spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada
berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan
antara lain : darah, urin, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh
seperti hati dan otot (Supariasa, 2001 dalam Fadliana 2010).
4. Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan
status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya
jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Umumnya
dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja
epidemik (Supariasa, 2001 dalam Fadliana 2010).
2.2.1. Definisi
2.2.2. Tujuan
Sesuai dengan Program Pembangunan Nasional tentang Program
Perbaikan Gizi Masyarakat, tujuan umum program ini adalah
meningkatkan intelektualitas dan produktifitas sumber daya manusia,
sedangkan tujuan khusus adalah :
a. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam upaya perbaikan status
gizi,
b. Meningkatkan pelayanan gizi untuk mencapai keadaan gizi yang baik
untuk menurunkan prevalensi gizi kurang dan gizi lebih, dan
c. Meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan bermutu untuk
memantapkan ketahan pangan tingkat rumah tangga.
2.2.3. Sasaran
Sasaran dari KADARZI adalah:
1. Seluruh anggota keluarga.
2. Masyarakat yang terdiri dari : penentu kebijakan, pemerintah daerah,
tokoh masyarakat, organisasi masyarakat, swasta/dunia usaha.
3. Petugas teknis dari lintas sektor terkait di berbagai tingkat
administrasi.
Keluarga menjadi sasaran KADARZI dikarenakan oleh(Depkes RI,
2004).
1. Pengambilan keputusan dalam bidang pangan, gizi dan kesehatan
dilaksanakan terutama di tingkat keluarga.
2. Sumber daya dimiliki dan dimanfaatkan di tingkat keluarga.
3. Masalah gizi yang terjadi di tingkat keluarga, erat kaitannya dengan
perilaku keluarga, tidak semata-mata disebabkan oleh kemiskinan dan
ketidaktersediaan pangan.
4. Kebersamaan antar keluarga dapat memobilisasi masyarakat untuk
memperbaiki keadaan gizi dan kesehatan.
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
b. Cara Pengukuran
Pengukuran dilakukan melalui metode pengukuran langsung dengan
mengukur berat badan (BB) dan mengetahui umur balita.
c. Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan berupa timbangan, pita pengukur dan program
WHO-NHCS.
d. Hasil Pengukuran
Hasil pengukuran berupa data numerik yaitu BB (dalam kg) dan umur
(tahun) yang akan dijadikan sebagai data pengukuran antropometri
dengan merujuk pada indeks status gizi sesuai WHO-NHCS.
e. Skala Pengukuran
Skala pengukuran status gizi balita adalah skala ordinal.
BAB 4
METODE PENELITIAN
September Oktober
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan Judul
Survei Awal
Penelusuran Pustaka
Konsultasi Pembimbing
Proposal
Pengumpulan Data
Penyuluhan
Posyandu
Pengambilan data
setelah intervensi
Pengolahan Data
Seminar Hasil
4.3 Populasi dan Sampel
1. Populasi target
Seluruh balita dalam wilayah kerja Puskesmas Gunting Saga
2. Populasi terjangkau
Balita di Desa Sidua-dua
Dari populasi yang ada, akan diambil sampel yang memenuhi kriteria inklusi
penelitian dengan metoda total sampling sejumlah 174 orang.
Tabel 5.1.
Distribusi Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
September Oktober
Kategori Usia
f p (%) f p (%)
0-12 bulan 44 25.3 43 25.2
13-24 bulan 30 17.2 27 15.8
25-36 bulan 31 17.8 32 18.7
37-48 bulan 40 23 43 25.1
49-59 bulan 29 16.7 26 15.2
Total 174 100 171 100
Dari Tabel 5.1. dapat dilihat subjek penelitian terbanyak yaitu subjek
dengan usia 0-12 bulan (25.3% pada bulan September, 25.2% pada bulan
Oktober). Subjek penelitian yang paling sedikit dijumpai pada bulan September
adalah subjek dengan usia 49-59 bulan (16.7%). Subjek yang paling sedikit
dijumpai pada bulan Oktober adalah subjek dengan usia 49-59 bulan (15.2%).
Penggenapan usia dilakukan dengan menggunakan program SPSS.
Pada penelitian ini, tidak dibatasi jumlah subjek penelitian berdasarkan
jenis kelamin karena peneliti hanya ingin mencari nilai status gizi balita.
Tabel 5.2.
Distribusi Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
September Oktober
Jenis Kelamin
F p (%) f p (%)
Laki-laki 89 51.1 86 50.3
Perempuan 85 48.9 85 49.7
Total 174 100 171 100
Dari Tabel 5.2. dapat dilihat bahwa pada bulan September dan Oktober,
subjek penelitian terbanyak yaitu subjek dengan jenis kelamin laki-laki (51.1%
dan 50.3%).
5.1.3. Hasil Analisa Data
5.1.3.1 Status Gizi Subjek Penelitian
Pada penelitian ini, status gizi balita dinilai dengan menggunakan data
berat badan dan usia subjek penelitian. Kehadiran subjek penelitian semasa
pengambilan data dapat menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat akan
pentingnya pemantauan status gizi. Data lengkap distribusi frekuensi kehadiran
subjek penelitian pada masa penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.3. berikut ini.
Tabel 5.3.
Distribusi Frekuensi Kehadiran Subjek Penelitian Semasa Penimbangan
Februari Maret
Kehadiran
f p (%) f p (%)
Hadir 118 67.8 129 75.4
Tidak Hadir 56 32.2 42 24.6
Total 174 100 171 100
Pada Tabel 5.3. tersebut dapat dilihat bahwa angka kehadiran subjek
penelitian pada masing-masing bulan Februari, Maret adalah 67.8% dan 75.4%.
Angka kehadiran ini masih berada jauh dibawah target standar pelayanan
minimal untuk cakupan kunjungan maupun pelayanan anak balita senilai 90%.
Data berat badan sebagai data primer dalam penelitian ini diperlukan
dalam penilaian status gizi balita. Data lengkap distribusi frekuensi hasil
penimbangan subjek penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.4. berikut ini.
Tabel 5.4.
Distribusi Frekuensi Berat Badan Subjek Penelitian
Februari Maret
Berat Badan
F p (%) f p (%)
3.5 – 5.5 kg 3 2.5 6 4.6
5.6 – 7.6 kg 25 21.2 17 13.2
7.7 – 9.7 kg 22 18.6 31 24
9.8 – 11.8 kg 29 24.6 27 20.9
11.9 – 13.9 kg 34 28.8 41 31.8
14 – 16 kg 3 2.5 5 3.9
16.1 – 18.1 kg 1 0.9 1 0.8
18.2 – 20.2 kg 1 0.9 1 0.8
Total 118 100 129 100
Data berat badan, sesuai dengan Tabel 5.4, akan dianalisa lebih lanjut
menggunakan kurva pertumbuhan anak yang dikembangkan oleh National
Center for Health Statisticsdengan National Center for Chronic Disease
Prevention and Health Promotion dan dikategorikan menjadi Gizi Lebih (Berat
Badan > 2.0 SD), Gizi Baik (-2.0 SD < Berat Badan < 2.0 SD), Gizi Kurang
(Berat Badan < -2.0 SD), dan Gizi Buruk (Berat Badan < -3.0 SD). Data lengkap
distribusi frekuensi nilai status gizi subjek penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.5.
berikut ini.
Tabel 5.5.
Distribusi Frekuensi Status Gizi Periode September-Oktober 2015
September Oktober
Status Gizi
f p (%) f p (%)
Tidak Menimbang 56 32.2 40 23.4
Gizi Lebih 1 0.6 1 0.6
Gizi Baik 40 23 46 26.9
Gizi Kurang 12 6.9 25 14.6
Gizi Buruk 65 37.3 59 34.5
Total 174 100 171 100
Dari Tabel 5.5. tersebut dapat dilihat bahwa status gizi yang paling sering
ditemukan pada penimbangan bulan September adalah Gizi Buruk (37.3%). Pada
bulan Oktober, mayoritas subjek penelitian juga memiliki status gizi berupa Gizi
Buruk (34.5%).
Tabel 5.6.
Distribusi Status Gizi Balita Pada Bulan September 2015 Berdasarkan
Kelompok Usia Subjek Penelitian
Dari Tabel 5.6. dapat dilihat bahwa mayoritas subjek penelitian pada
kategori usia 0-12 bulan memiliki status gizi baik (43.2%). Pada kategori usia 13-
24 bulan, mayoritas subjek penelitian memiliki status gizi buruk (66.6%), diikuti
dengan status gizi baik (13.4%). Pada kategori usia 25-36 bulan, mayoritas
subjek penelitian tidak hadir pada saat penimbangan (41.9%), diikuti dengan
status gizi buruk (25.8%). Pada kategori usia 37-48, mayoritas subjek penelitian
memiliki status gizi buruk (40%), diikuti dengan ketidakhadiran saat
penimbangan (35%). Pada kategori uia 49-59 bulan, mayoritas subjek penelitian
memiliki status gizi buruk (51.7%), diikuti dengan ketidakhadiran saat
penimbangan (38%).
Tabel 5.7.
Distribusi Status Gizi Balita Pada Bulan Oktober 2015 Berdasarkan
Kelompok Usia Subjek Penelitian
Dari Tabel 5.7. dapat dilihat bahwa mayoritas subjek penelitian pada
kategori usia 0-12 bulan memiliki status gizi baik (53.5%). Pada kategori usia 13-
24 bulan, mayoritas subjek penelitian memiliki status gizi buruk (59.2%), diikuti
dengan status gizi kurang (22.2%). Pada kategori usia 25-36 bulan, mayoritas
subjek penelitian tidak hadir pada saat penimbangan (31.2%), diikuti dengan
status gizi baik (28.1%). Pada kategori usia 37-48, mayoritas subjek penelitian
memiliki status gizi buruk (39.6%), diikuti dengan status gizi baik (20.9%) dan
gizi kurang (20.9%). Pada kategori uia 49-59 bulan, mayoritas subjek penelitian
memiliki status gizi buruk (46.1%), diikuti dengan ketidakhadiran saat
penimbangan (38.5%).
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin bukan merupakan suatu faktor yang mempengaruhi status nutrisi.
Tabel 5.9.
Distribusi Status Gizi Balita Pada Bulan September 2015 Berdasarkan Jenis
Kelamin Subjek Penelitian
Dari Tabel 5.9. dapat dilihat bahwa jenis kelamin mayoritas subjek
penelitian yang tidak menimbang adalah laki-laki (60.7%). Pada kategori gizi
lebih, jenis kelamin mayoritas subjek penelitian adalah perempuan (100%). Pada
kategori gizi baik, jenis kelamin mayoritas subjek penelitian adalah perempuan
(55%). Pada kategori gizi kurang, jenis kelamin mayoritas subjek penelitian
adalah laki-laki (83.3%). Pada kategori gizi buruk, jenis kelamin mayoritas
subjek penelitian adalah perempuan (58.5%).
Tabel 5.10.
Distribusi Status Gizi Balita Pada Bulan Oktober 2015 Berdasarkan Jenis
Kelamin Subjek Penelitian
Dari Tabel 5.10. dapat dilihat bahwa jenis kelamin mayoritas subjek
penelitian yang tidak menimbang adalah laki-laki (62.5%). Pada kategori gizi
lebih, jenis kelamin mayoritas subjek penelitian adalah perempuan (100%). Pada
kategori gizi baik, jenis kelamin mayoritas subjek penelitian adalah perempuan
(56.5%). Pada kategori gizi kurang, jenis kelamin mayoritas subjek penelitian
adalah laki-laki (72%). Pada kategori gizi buruk, jenis kelamin mayoritas subjek
penelitian adalah perempuan (61%).
5.2 Pembahasan
5.2.1 Status Gizi Subjek Penelitian
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makann dan
penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan antara lain gizi buruk, gizi kurang, gizi
baik, dan gizi lebih. Status gizi dalam penelitian ini dinilai dengan menggunakan
indeks antropometri berat badan menurut umur (BB/U). Indeks ini lebih
meggambarkan status gizi seseorang pada saat ini.
Pada penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa dari 174 subjek
penelitian yang memenuhi kriteria penelitian pada bulan September 2014, hanya
118 (67.8%) subjek yang hadir pada saat penimbangan berlangsung. Hal yang
serupa juga dijumpai pada penimbangan di bulan Oktober (hanya 129 (75.4%)
subjek yang mengikuti penimbangan). Rendahnya angka penimbangan tersebut
mencerminkan rendahnya kepedulian masyarakat terhadap pentingnya
penimbangan secara rutin terhadap anak balita. Target standar pelayanan minimal
senilai 90% merupakan target yang perlu dicapai secara bersama oleh berbagai
pihak diantaranya pihak masyarakat, bidan desa, kader, serta pihak Puskesmas
setempat dan Dinas Kesehatan terkait.
Dari hasil analisa data primer dan sekunder, didapatkan status gizi yang
paling sering dijumpai pada bulan Februari dan Maret adalah Gizi Buruk (BB < -
2.0 SD). Status gizi demikian, disertai dengan rendahnya tingkat partisipasi
masyarakat dalam penimbangan rutin merupakan suatu permasalahan yang besar.
Status gizi yang selalu dijadikan parameter penilaian kecukupan gizi dan
kesehatan balita pada umumnya tidak diketahui masyarakat setempat. Adanya
anggapan bahwa ketiadaan penyakit merupakan suatu kondisi yang “sehat”
merupakan penghalang utama dalam upaya meningkatkan status nutrisi. Pada
umumnya, masyarakat Desa Sidua-dua hanya akan memeriksakan anak balita
yang telah jatuh sakit sehingga penimbangan hanya dilakukan bila orang tua dari
anak balita yang sakit tersebut memeriksakan anaknya yang sakit.
5.2.2 Intervensi
Didalam penelitian ini, dilakukan pula intervensi berupa penyuluhan
masyarakat mengenai pentingnya penimbangan rutin untuk menilai status gizi
anak. Selain itu, peneliti juga memberikan penyuluhan kepada pihak kesehatan
yang berperan langsung dalam pemantauan status gizi masyarakat seperti bidan
desa dan kader kesehatan terkait. Intervensi awal dilakukan pada bulan
September 2015 dan hasil intervensi tersebut dipantau melalui data penimbangan
bulan Oktober 2015. Pada bulan September, angka kehadiran subjek penelitian
pada Posyandu adalah senilai 118 subjek (67.8%) sedangkan angka kehadiran
subjek penelitian pada Posyandu bulan Oktober 2015 adalah senilai 129 subjek
(75.4%). Adanya peningkatan bertahap ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk
pelaksanaan kegiatan penyuluhan secara rutin di wilayah dimana masih terdapat
angka penimbangan yang rendah. Kesadaran masyarakat untuk memeriksakan
anak balita secara rutin merupakan tahap awal untuk evaluasi status gizi balita.
Apabila setiap orang tua dari balita yang telah diketahui memiliki status gizi
buruk diedukasi secara berkala maka perbaikan status gizi di wilayah Desa Sidua-
duaakan dapat tercapai. Perubahan persentase kehadiran anak balita pada
penimbangan juga disertai dengan perubahan persentasi hasil penilaian status gizi
setiap bulannya yaitu 37.3% pada bulan September 2015, 34.5% dan pada bulan
Oktober 2015. Adanya perbaikan status gizi ini juga dapat digunakan sebagai
indikator keberhasilan penyuluhan maupun intervensi lainnya yang telah
diberikan.
Intervensi lainnya yang telah dilakukan oleh peneliti adalah penyuluhan
kepada pihak kesehatan terkait. Rendahnya pengetahuan pihak kesehatan yang
berperan langsung dalam pemantauan status gizi balita dalam menjadi kendala
besar dalam mencapai status gizi yang lebih baik. Peningkatan pengetahuan pihak
kesehatan sepatutnya dilakukan secara kolektif sehingga status gizi buruk tidak
lagi menjadi kasus yang tidak terdeteksi secara dini seperti yang telah terjadi di
Desa Sidua-dua, tempat penelitian berlangsung.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa:
a. Status gizi balita di Desa Sidua-dua Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten
Labuhan Batu Utara adalah Gizi Buruk.
b. Angka kunjungan balita setiap bulannya (dalam masa penelitian) masih
berada dibawah standar pelayanan minimal.
c. Terdapat peningkatan angka penimbangan balita setelah dilakukan
intervensi berupa penyuluhan kepada masyarakat dan pihak kesehatan
terkait (75.4% pada bulan Oktober 2015 dibandingkan dengan 67.8% pada
bulan September 2015).
d. Terjadi penurunan persentasi jumlah anak balita dengan status gizi buruk
setelah dilakukan intervensi (34.5% pada bulan Oktober 2015 dibandingkan
dengan 37.3% pada bulan September 2015)
6.2 Saran
Dari hasil penelitian yang didapat, maka peneliti ingin memberikan beberapa
saran, yaitu:
a. Masukan kepada bidan desa, agar dapat menggunakan pengetahuan terkait
status gizi balita dan mengaplikasikannya dalam pemantauan status gizi
balita sehingga tidak terjadi kasus gizi buruk di wilayah kerjanya.
Kurangnya perhatian yang diberikan terhadap pemantauan berat badan
balita menggunakan kurva pertumbuhan menjadi suatu masalah utama
dalam deteksi dini kondisi gizi kurang atau gizi buruk.
b. Masukan kepada Pemegang Program Gizi, agar dapat mengolah laporan
dan data yang diterima secara cermat sehingga status gizi dalam wilayah
kerjanya dapat mencapai status gizi baik. Sosialisasi ataupun penyuluhan
mengenai gizi buruk perlu dikoordinasi dan dilaksanakan secara berkala
agar dapat dicapai angka penimbangan dan status gizi baik yang lebih
tinggi.
c. Masukan kepada masyarakat, agar dapat memberikan perhatian lebih
kepada anak balita karena pengaruh status gizi buruk terhadap kesehatan
anak bersifat permanen. Deteksi dini gizi buruk dapat dilakukan hanya
apabila masyarakat turut berpartisipasi dalam mengevaluasi anak-anaknya
melalui penimbangan rutin.
d. Masukan kepada peneliti lain di masa yang akan datang, agar dapat
mengumpulkan data-data lain terkait status gizi seperti tingkat pengetahuan
orang tua, tingkat pendapatan orang tua, maupun tingkat pengetahuan pihak
kesehatan terkait sehingga dapat dijadikan bahan analisa penyebab
tingginya status gizi buruk di wilayah Desa Sidua-dua.
e. Masukan kepada Institusi Kesehatan (Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhan
Batu Utara), agar dapat diupayakan adanya penyuluhan secara rutin kepada
seluruh pihak kesehatan dan masyarakat terkait agar status gizi baik dapat
segera tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Husin, Cut Ruhana, 2008.Hubungan Pola Asuh Anak dengan Status Gizi
Balita Umur 24-59 Bulan di Wilayah Terkena Tsunami Kabupaten Pidie Propinsi
Nangroe Aceh Darussalam Tahun 2008.Medan : Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara. Available from
:http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/6808 [Accessed 5 Maret 2014].
Kategori BB Februari
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid 63 34.8 34.8 34.8
11.9 - 13.9 kg 34 18.8 18.8 53.6
14 - 16 kg 3 1.7 1.7 55.2
16.1 - 18.1 kg 1 .6 .6 55.8
18.2 - 20.2 kg 1 .6 .6 56.4
3.5 - 5.5 kg 3 1.7 1.7 58.0
5.6 - 7.6 kg 25 13.8 13.8 71.8
7.7 - 9.7 kg 22 12.2 12.2 84.0
9.8 - 11.8 kg 29 16.0 16.0 100.0
Total 181 100.0 100.0
Kategori BB Maret
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid 52 28.7 28.7 28.7
11.9 - 13.9 kg 41 22.7 22.7 51.4
14 - 16 kg 5 2.8 2.8 54.1
16.1 - 18.1 kg 1 .6 .6 54.7
18.2 - 20.2 kg 1 .6 .6 55.2
3.5 - 5.5 kg 6 3.3 3.3 58.6
5.6 - 7.6 kg 17 9.4 9.4 68.0
7.7 - 9.7 kg 31 17.1 17.1 85.1
9.8 - 11.8 kg 27 14.9 14.9 100.0
Total 181 100.0 100.0
Kategori BB April
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid 47 26.0 26.0 26.0
11.9 - 13.9 kg 51 28.2 28.2 54.1
14 - 16 kg 17 9.4 9.4 63.5
16.1 - 18.1 kg 1 .6 .6 64.1
18.2 - 20.2 kg 1 .6 .6 64.6
3.5 - 5.5 kg 3 1.7 1.7 66.3
5.6 - 7.6 kg 8 4.4 4.4 70.7
7.7 - 9.7 kg 33 18.2 18.2 89.0
9.8 - 11.8 kg 20 11.0 11.0 100.0
Total 181 100.0 100.0