Makalah Ini Disusun Sebagai Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Internal Audit
Disusun Oleh :
JURUSAN AKUNTANSI
ITB AHAMAD DAHLAN
JAKARTA
2019
BAB 10
Berbicara HR Audit tentu terkait dengan departemen teknis yang bertanggung jawab
tterhadap bidang ini ( HR Department ) serta para karyawan itu sendiri. Karena itu, secara
komprehensif penulis membagi lingkung HR Audit kedalam 3 kelompol misi utama ( main duty )
HR Departemen serta 1 lingkup yang bterkait aspek perilaku karyawan itu sendiri ( employee
code of conduct ), seperti terlihat pada Gambar 10.1
Pengelompokan tersebut bermakna bahwa efektifitas dukungan SDM Sangat bertumpu pada
keberhasilan Departement Teknis terkait (HRD) dalam membangun dan menjalankan
strateginya, bukan melulu berpulang pada pribadi setiap karyawan. Makna lainnya adalah bahwa
pendekatan HR Audit lebih diprioritaskan pada Risk based Audit ( banyak yang berfokus pada
analisis data secara on desk ) sementara Compliance Audit ( terjun langsung mengamati atau
inpeksi di lapangan ) lebih sebagai penunjang bagi entry point masuk pada analisis data yang
lebih subtantif.
Perencanaan dan pengelompokan kebutuhan SDM berbicara mngenai jumlah SDM serta sumber
daya lainnya yang secara langsung digunakan oleh SDM, yaitu biaya operasi SDM (Overhead
Cost) dan waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian kerja (mandays/manpower).Aspek ini
sangat kursial bagi korporasi mengingat dukungan SDM yang tidak sepadan (baik dari segi
kapabilitas, jumlah maupun profil) sudah pasti sanggat mengganggu kelincahan korporasi dalam
menjalankan seluruh aktivitas bisnis sesuai target.
Gambar 10.2 menyajikan hubungan strategis disekita perencanaan dan pengelolaan SDM
Ada 4 aktivitas “ kunci yang bisa menjaadi semepling object bagi auditor untuk
menggambarkan tingkat kememadaian HR Planning & Manajement yaiitu :
Berhasil atau tidaknya keempat aktivitas tersebut sangat terkait dengan bagaimana
korporasi mengembangkan 4 aspek strategi HRD berikut ini :
1. Sejernih apa HR Vision & Strategy korporasi dalam menjadikan SDM sebagai Capital
Asset Utama ?
2. Setepat apa korporasi melakukan HR Market Benchmarking terhadap tingat daya
saing korporasi dalam mengumpulkan sekelompok tenaga kerja yang qualified?
3. Sejauh mana transparansi (objektivitas) korporasi dalam menjalankan HR Assesment
System terhadap seluruh karyawan yang ada ?
4. Pada akhirnya, sebesar apa HR Information System (HRIS) dikembangkan untuk
mendukung pengelolaan SDM yang semakin baik dari waktu ke waktu ?
Ketika berbicara tentang Perencanaan SDM ( Manpower planning) kerap dijumpai bahwa
hal itu hanya terjemahan sebatas rencana “belanja SDM”. Demikian pula, dalam pengelolaan
SDM ( HR Management ), hal itu hanya sekedar menyajikan perangkat peraturan, kebijakan, dan
system informasi, smentara penentuan implementasinya (rekrutmen, pemberdayaan/pemanfaatan,
dan retensi ) cenderung diserahkan sepenuhnya pada unit kerja masing-masing.
Audit bidang HRD ditantang memberikan gambaran yang independen untuk mendorong
efetifitas dan sinegi semua aktivitas kunci secara holistic, keseimbangan proprosi peran HRD
dengan unit kerja user, serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
A. Audit Terkait Anilsis Data SDM ( Audit on HR Data Anilysis ) Memaparkan peta
SDM Apa Adanya
Analis data SDM lazimnya hanya sebatas pada data internal yang rutin dikumpulkan oleh
HRD dari seluruh SDM dari unit kerja korporasi, yaitu terkait dengan :
1. Data Karyawan ( personal profile ) : usia, status perkawinan, pendidikan formal, riwayat
kerja ( pengalaman, pelatihan, keterampilan, prestasi kerja ), dan sebagainya.
2. Penilaian kepribadian ( personnel assessment ) : karakter, perilaku, kebiasaan, falsafah
hidup, minat, IQ, EQ, dan sebagainya.
3. Penilaian kinerja ( performance appraisal ) : pencapaian kompetensi ( dasar, level,
jabatan,), pencapaian key performance indicator (KPI) atau target kerja, dan sebagainya.
Ada banyak konsep dan metode untuk mengukur pencapaian kontribusi SDM, seperti
Balance Scor Card, Perfomance Management System, Knowladge Management, penilaian
360 derajat, dan sebagainya. Namun, untuk kepentingan analisis audit ( Audit Anilysis ),
penulis merekomendasikan cukup beranjak dari 3 prosfektif sederhana, yaitu :
Produktivitas SDM = Banyaknya hasil yang dapat diberikan per SDM
Efektifitas SDM = Jumlah personel atau hari kerja (mandays) yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh target/pencapaian kerja
Efesiansi SDM = Besarnya biaya yang dibutuhkan untuk penyelesaian
seluruh target / pencapaian kerja
Dari definisi tersebut, terlilhat 3 variabel data subtantif per SDM yang bisa
dikombinasikan dan dikembangakn dalam berbagai pengukuran SDM, Yaitu deliverables,
manpower/mandays, dan overhead cost, sebagaimana kriteria diantara ketiganya yang
tercantum pada Gambar 10.3
Target/Standar kerja
& pencapaian Hasil
(DELIVERABLES)
Pemahaman lebih jauh tentang business process inti dari HRD (Rekrutment,
penempatan, dan retensi karyawan)tidak lepas dari gambaran HR Data Analysis yang
diperoleh terkait dengan maisng-masing unit kerja. Bila hasil analis menunjukan
kesimpulan yang “kurangmengembirakan” pasti ada masalah dengan motivasi kerja
karyawan atau kemampuan terhadap leadership pimpinan atau kapabilitas HR
Management disuatu perushaan/unit kerja. Dari perspekrif system, umumnya dijumpai
masalah dalam proses “hulu” ( rekrutmen ), proses “tengah” ( penempatan ), atau upaya di
proses “hilir” ( retensi ), penanganan SDM.
Namun untuk masuk ke fakta ada pada proses tersebut perlu lobbying yang kuat ke
unit kerja HRD, atau langsung melalui Board of Commissioner/Director, karena tim audit
harus menyentuh berbagai “catatan rahasia” HRD terkadang agak sulit diaskes, seperti:
Apakah ada “orang kuat” dibelakang seorang (calon) karyawan atau yang
bersangkutan memang cukup kompeten untuk direkrut ( terkait personal profile )?
Bagaiamana hsil penilaian prestasi kerja karyawan selama ini sehingga harus
dipromosikan, diretensi, atau dimutasi (terkait performance appraisal)?
Apa yang menjadi motivasi kuat karyawan sehingga mau bertahan atau keluar dari
perusahaan (terkait personnel assessment )?
Ada banyak aktivitas yang biasanya menjadi program kerja HRD, sebagaimana terlihat
pada gambar 10.5, yang setidaknya meliputi 4 aktivitas penting , yaitu :
Penetapan secara berkala Standar Kompetensi SDM (HR Competency), mulai dari
kompetensi Dasar /Umum (Basic Kompetency), Kompetensi Level/Kepangkatan (Level
Competency), hingga aspek yang paling khusus, yaitu Kompetensi Pekerjaan /Jabatan
(Job Competency).
Pengembangan efektivitas pelatihan keterampilan individu dalam pengelolaan
kompetensi (HR Coaching) dan konsultasi permasalahan SDM terkait kompetensi (HR
Conselling).
Pengembangan program dan implementasi pelatihan SDM (HR Training), baik Internal
Training Program maupun kebutuhan External Training Program.
Pemberian penghargaan berdasarkan pencapaian prestasi maupun sanksi terkait tindakan
indispliner/pelanggaran (HR Reward and Punishment).
HR
HR HR - KPI
Mapping
HR
REWARD & COMPETENCY COACHING &
PUNISHMENT DEVELOPMEN CONSELLING
HR HR TRAINING HR - PA
Profile
Efektif tidaknya keempat aktivitas tersebut sangat ditentukan oleh adanya supporting
media atau outcome yang dihasilkan dari aktivitas-aktivitas tersebut ,yaitu :
Sejernih apa perkembangan peta SDM (HR Mapping) yang tergamar dari waktu ke
waktu dikaitkat dengan pemenuhan HR vission dan strategy korporasi dan menjadikan
SDM sebagai Capital Assets utama ?
Setepat apa korporasi menetapkan indikator kunci pencapaian (Key Performance
Indicator = KPI ) pada Main Duty setiap unit kerja agar terjadi sinergi antar unit serta
mampu diterjemahkan hingga tingkat KPI individual SDM ?
Sejauh mana efektivitas pengukuran evaluasi kinerja (Performance Appraisall = PA)
dikaitkan dengan pencapaian KPI setiap unit kerja hingga ke tingkat individual SDM ?
Pada akhirnya, sejauh mana korporasi dapat memelihara record/database profile
kompetensi setiap SDM (HR Profile) pada HR information System (HRIS) sesuai
perubahan aspek-aspek pendidikan formal, pelatihan yang diikuti, pengalaman, hingga
prestasi khusus dari setiap individu SDM .
Tidak sedikit HRD mengartikan pengembangan kompetensi SDM lebih berfokus pada
pelatihan SDM saja. Hal itu biasanya diakibatkan oleh kurang efektinya respon SDM terhadap
tawaran tawran fasilitas coaching dan conselling yang disediakan (mungkin karena karyawan
segan berhubungan dengan HRD ). Di lain pihak, jarang dijumpai analisis rutin terkait profil
setiap individu hingga penyajian peta SDM, karena aktivitas pemanfaatan HRIS cenderung lebih
tersita pada urusan entry data personalia (payroll dan benefits) serta udate rutin data karyawan
seperti absensi karyawan, perekrutan baru atau keluarnya karyawan, dan sebagainya.
Audit bidang HRD ditantang memberikan independen untuk menjamin adanya “link and
match” di antara aktivitas pengembangan kompetansi terhadap kebetuhan actual, serta dalam
lagi,mengenai sinergi antaraktivitas agar benar-benar terwujud tingkat kompetensi sesuai
tuntutan bisnis korporsi.
D. Audit terhadap Penggajian dan Tunjangan SDM (Audit or HR Payrol and Benefits)
Menjamin Hak Karyawan
Dari ruang lingkupnya yang bersifat administrative dan berbagai alas an lain (verifikasi gaji
pastidilakukan oleh setiap karyawan dan penggajian termasuk data yang aksesnya pantang diberi
kepihak internal di luar HRD), urusan payroll dan Benefits kerap dianggap tidak penting di,ata
sebagian auditor. Namun, karena aktivitasnya berkaitan langasung dengan hajat hidup orang
banyak atau hak seluruh karyawan (sesuai peraturan perusahaan atau perjanjian kerja sama),
dimana ada resiko terhadap suasana kerja yang kondusif, maka sudah sewajarnya untuk
mendorong Internal Audit agar memasuki kawasan sensitive ini.
Lantas apa saja yang harus menjadi concern Internal Audit di lingkup ini ? kita
setidaknya harus berpijak pada dua isu:
Transparency atau keterbukaan informasi terkait persyaratan, hak, dan pemotongan hak
terkait Payroll dan Benefits.
Accuracy atau ketetapan perhitungan hak dan pemotongan hak tarkait Payroll dan
Benefits.
HR HR PERSONNEL
Track ADMINISTRATIO HR
Reward N Target
PAYROLL
HR BENEFITS DAN HR
BENEFITS PERFORMANCE
MANAGEME
NT
HR
HR HR PAYROLL Score
Budget Card