Anda di halaman 1dari 33

Asuhan keperawatan keluarga dengan masalah “DIARE”

Di daerah gowa

OLEH ;
Fransin k uktolseya
Triska ayu fitriani
Sarlintang
Nengsi
Aldrian karel rahaklan

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWTAN


STIK FFAMIKA MAKASAT
2019
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan Keluarga adalah
suatu system sosial yang berisi dua atau lebih orang yang hidup bersama
yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau adopsi, tingga
bersama dan saling menguntungkan, mempunyai tujuan bersama,
mempunyai generasi peneus, saling pengertian dan saling menyayangi.
(Murray & Zentner, 1997) dikutip dari (Achjar, 2010)
perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari individu-
individu yang ada didalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling
ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama. (Friedman, 1998)
Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
Keluarga adalah unit terkecil dari mastarakat yang terdiri dari dua orang
atau lebih dengan ikatan perkawinan, kelahiran atau adopsi yang tinggal di
satu tempat/ rumah, saling berinteraksi satu sama lain, mempunyai peran
masing-masing dan mempertahankan suatu kebudayaan.

2. Ciri-ciri Keluarga
Menurut Robert Iver dan Charles Horton yang di kutip dari (Setiadi, 2008)
1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan
2. Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang senganja dibentuk atau dipelihara.
3. Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur)
termasuk perhitungan garis keturunan.
4. Keluarga mempunyai fumgsi ekonomi yang dibentuk oleh nggota-
anggotany berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan
dan membesarkan anak.
5. Keluarga merupakan tempat tingggal bersama, ruamh atau rumah
tangga.

3. Tipe Keluarga
Dalam (Murwani, 2007) di sebutkan beberapa tipe keluarga yaitu :
a. Tipe Keluarga Tradisional
1. Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak-anak.
2. Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di
tambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan,
saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
3. Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami
dan istri tanpa anak.
4. “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu
orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini
dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
5. “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri
seorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian
tinggal kost untuk bekerja atau kuliah)

b. Tipe Keluarga Non Tradisional


1. The Unmarriedteenege mather Keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
2. The Stepparent Family, Keluarga dengan orang tua tiri.
3. Commune Family Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya)
yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu
rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama :
sosialisasi anak dengan melelui aktivitas kelompok atau
membesarkan anak bersama.
4. The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family Keluarga yang
hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa melelui
pernikahan.
5. Gay And Lesbian Family Seseorang yang mempunyai persamaan
sex hidup bersama sebagaimana suami – istri (marital partners).
6. Cohibiting Couple Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena beberapa alas an tertentu.
7. Group-Marriage Family Beberapa orang dewasa menggunakan alat
– alat rumah tangga bersama yang saling merasa sudah menikah,
berbagi sesuatu termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
8. Group Network Family Keluarga inti yang dibatasi aturan atau
nilai – nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan
saling menggunakan barang – barang rumah tangga bersama,
pelayanan dan tanggung jawab membesarkan anaknya.
9. Foster Family Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga atau saudara didalam waktu sementara, pada saat orang
tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan
kembali keluarga yang aslinya.
10. Homeless Family Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanent karena krisis personal yang
dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
kesehatan mental.
11. Gang. Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang
muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang
mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan
criminal dalam kehidupannya.
4. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (1986) mengidentifikasi lima fungsi keluarga, sebagai
berikut:
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal
keluarga, yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif
berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan
melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga
saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dapat
dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam
keluarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan
fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat mengembangkan
konsep diri positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga
dalam melaksanakan fungsi afektif adalah :
1. Saling mengasuh : cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang dan
dukungan dari anggota yang lain. Maka kemampuannya untuk
memberikan kasih sayang akan meningkat, yang pada akhirnya
tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubbungan
intim didalam keluarga merupakan modal dasar dalam
memeberikan hubungan dengan orang lain diluar keluarga/
masyarakat.
2. Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi afektif akan
tercapai.
3. Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan
sepakat memulai hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga
dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada
berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus
mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anakanak
dapat meniru tingkah laku yang positif dari kedua orang tuanya.
Fungsi afektif merupakan “sumber energi” yang menentukan
kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau
masalah keluarga, timbul karena fungsi afektif di dalam keluarga
tidak dapat terpenuhi.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang
dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar
berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak manusia
lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah,
ibu, dan orang-orang yang ada di sekitarnya Kemudian beranjak balita
dia mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitar meskipun
demikian keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi.
Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui
interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan
dalam sosialisasi.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan
menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu
perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada
pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan
keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan
makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita
lihat dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri,
hal ini menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraia
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan
praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan
kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan
keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status
kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan
pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga
yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakana tugas
kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.

5. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan


Menurut Freedman (1981) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang
kesehatan yang harus dilakukan, yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya Perubahan sekecil
apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi
perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari
adanya perubahan perlu segera dicatat kapan erjadinya, perubahan apa
yang terjadi dan beberapa besar perubahannya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk
mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,
dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai
kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka
segera melakukan tindakan tepat agar masalah kesehatan dapat
dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan
seyogyanya meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar
keluarga.
c. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu
muda. Perawatan ini dapat dilakukan tindakan dirumah apabila
keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk
pertolongan pertama atau kepelayanan kesehatan untuk memperoleh
tindakan lanjjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.
Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
d. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan
lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada)

6. Tahap Perkembangan Keluarga


Menurut Duval (1985) dalam Setiadi (2008), membagi
keluarga dalam 8 tahap perkembangan, yaitu:
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1. Membina hubungan intim yang memuaskan.
2. Menetapkan tujuan bersama.
3. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok
social.
4. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
5. Persiapan menjadi orang tua.
6. Memehami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan
menjadi orang tua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing).
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan
menimbulkan krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46
orang tua dinyatakan 17 % tidak bermasalah selebihnya bermasalah
dalam hal :
1. Suami merasa diabaikan.
2. Peningkatan perselisihan dan argument.
3. Interupsi dalam jadwal kontinu.
4. Kehidupan seksusl dan social terganggu dan menurun.

B. Diare

1. Pengertian

Diare adalah buang air besar tidak normal atau bentuk tinja yang encer
dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya (Hasan, 2005 : 283). Diare akut
merupakan peningkatan defekasi dan kandungan air pada tinja yang
berlangsung selama 5-7 hari (Schwartz, 2004 : 256). Dari beberapa pengertian
di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa diare

adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih

dari 3 kali pada anak konsistensi feses encer dapat berwarna hijau dan
dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja dan berlangsung antara
5-7 hari.

2. Etiologi

Penyebab Gastroenteritis dapat dibagi menjadi beberapa faktor:

1. Faktor Infeksi
Faktor infeksi dapat dibagi menjadi 2: Infeksi Internal yang merupakan
infeksi saluran pencernaan yang menjadi penyebab utama diare pada
anak, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. Colli, Salmonela, Shigella),
infeksi virus (Enterrovirus, Rota virus, Andenovirus, Astrivirus) dan
infeksi parasit (cacing yaitu Ascaris, Ticturis, Oxyiuris, Stangloides,
Protozoameliputi Glarida lambliatrichomonashominis dan jamur yaitu
kandida, albicans. Infeksi Parental infeksi di luar alat pencernaan (OMA,
Faringitis, Brochopneumonia, Ensepalitis).
2. Keracunan makanan
Disebabkan oleh toksin bakteri dan toksin yang dikeluarkan oleh
makanan itu sendiri.
3. Faktor malabsorbsi
Yaitu intoleransi disacarida (laktosa, maltosa, sukrosa), monosakarida
(intoleransi glukosa dan galaktosa) malabsorbsi lemak, protein pada bayi
dan anak yang terserang dalam intoleransi laktosa.
4. Faktor imunologik
Difinisi IgA akan menyebabkan tubuh tidak mampu mengatasi infeksi
dan parasit dalam usus (Suharyono, 1999).

3. Patofisiologi

Sejumlah besar virus, bakteri/organisme protosoa dapat menyebabkan


gastroenteritis. Pada diare bayi yang paling sering patogen adalah virus dan
entero patogenik, Ecoli. Pada orang dewasa terdapat perbedaan yang berkaitan
dengan umur, apakah infeksi di daerah tropik dan faktor presipitasi seperti
pengorbanan antibiotik yang terdahulu atau imun. Enterokolitis menyebabkan
kram dan diare. Sedangkan gastro entero kolitis menimbulkan mual, muntah
dan kram. Dua cara

utama dimana organisme patogen menyebabkan diare : Invasi bakteri


pada mukosa kolon menyebabkan peradangan ulserasi. Hal ini 3menyebabkan
diare berdarah dengan pasasi mucus dan nanah (sering disebut disentri).
Sekresi entero toksin bakterial menyebabkan sekresi air dan elektrolit dengan
diare berair yang banyak. Enterotoksin dapat dihasilkan sesudah kolonisasi
bakteri (tanpa invasi) pada usus halus (masa inkubasi 6-24 jam). Enterotoksin
ini mungkin masuk ke dalam karena makanan yang terkontaminasi kurang
dimasak terutama oleh pencemaran makanan stafilokoki (Carpenito, 2000:
188).

4. Manifestasi Klinik
Menurut staf pengajar IKA FKUI (2000: 285), manifestasi klinik diare
adalah sebagai berikut:
1. Anak cengeng dan gelisah
2. Suhu tubuh meningkat Tinja cair, warna kehijau-hijauan, disertai lendir
atau darah
3. Anus dan daerah sekitarnya lecet
4. Muntah
5. Berat badan menurun
6. Dehidrasi
a. Dehidrasi ringan: kehilangan cairan 2-5% dan BB, turgor masih baik,
penderita belum jatuh dalam keadaan pre syok, haus. Dehidrasi sedang
: kehilangan cairan 5-8% dari BB, turgor kulit menurun, UUB cekung,
mata cowong, nadi cepat, nafas cepat dan dalam (kusmoul), penderita
jatuh pada pre syok/syok.
b. Dehidrasi berat: kehilangan cairan 8-10 % dari BB, turgor jelek,
kesadaran turun (apatis sampai koma), otot kaku, sianosis, nadi cepat,
nafas cepat dan dalam, penderita jatuh pada pre syok/syok.
c. Dehidrasi berat: kehilangan cairan 8-10 % dari BB, turgor jelek,
kesadaran turun (apatis sampai koma), otot kaku, sianosis, nadi cepat,
nafas cepat dan dalam, penderita jatuh pada pre syok/syok.
5. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Rusepno (2005: 286), pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan pada pasien diare adalah:
1. Pemeriksaan tinja
2. Makroskopis dan mikroskopis
3. PH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet cilinictest
bila terdapat toleransi glukosa.
4. Bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi
5. Pemeriksaan keseimbangan asam basa dalam darah dengan menentukan
PH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan analisa
gas darah menurut ASTRUP (bila memungkinkan)

6. Penatalaksanaan

Menurut Ovedoff (2002: 1999) dasar pemberian diare adalah:

1. Perbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan dehidrasi


2. Pengobatan spesifik bila terdapat penyakit yang mendasarinya
3. Obat “hidrophilis bulking”
4. Bismuth subsalicylate dosis tinggi mungkin dapat untuk mencegah dan
mengobati traveleris diare
5. Diare hebat mungkin menyebapakan banyak kehilangan cairan, asidosis
metabolic dan hipokalemia
6. Banyak penyebap seperti obat-obatan dan jenis makanan yang dapat di
hilangkan sehingga menimbulakna diare
7. Glukosa dan cairan peeroral serta peningkatan elektrolit dapat
menyelamatkan penderita kolera
Asuhan keperawatan keluarga dengan masalah “DIARE”
Di daerah gowa sungguminasa

A. Data umum
1. Nama kepala keluarga : Tn, M
2. Alamat dan telepon : Jl. Kenanga No 2
3. Pekerjaan kepela keluarga : PNS
4. Pendidikan kepala keluarga : D3
5. Komposisi keluarga

No Nama J Hub umur pen status imunisasi KET


K Dng BCN POLIO DPT HEPATITIS
Kk
1 Ny.U P Istri 45 SMA ikut ikut ikut ikut
2 An. P P Anak 23 ikut ikut ikut ikut
3 An. S P Anak 21 ikut ikut ikut ikut
Genogram

63 65 66 68

45 47

23 21

Keterangan :

: laki laki

: perempuan
: klien
: meninggal
: serumah
6. Tipe keluarga :
KeluargaTn. P merupakan tipe keluarga inti ( nuclear family ) yang terdiri
dari ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam satu rumah jenis perkawinan
adalah monogami
7. Suku bangasa :
Tn.P dan Ny.U berasala dari gowa sungguminasa, bahasa yang di gunakan
adalah bahasa makasar
8. Seluruh anggota Tn.M menganut agama islam dan mereka slalu taat
beribadah dan menjalankan kepada tuhan yang maha esa
9. Status sosial ekonomi keluarga :
Pendapat keluarga perbulan Rp 3.000.000 dan istri Tn.M adalah seorang
ibu ruamah tangga dan kedua anaknya masih kuliah
10. Aktivitas rekreasi :
Tn.M selalu menyediakan waktu khusus untuk melakukan rekreasi
dengan keluarga

B. Riwayat tahap perkembangan keluarga


11. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga Tn.M memiliki 2 orang anak anak perempuan dan anak yang
anak pertama berumur 25 tahun dan anak kedua berumur 21 tahun. Saat
ini berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia dewasa
12. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tn.M belum bisa memenuhi tugas perkembangan keluarga ya itu
memeperluas keluarga inti karna kedua anak Tn.M masih berada pada
bangku perkuliahan.
13. Riwayat keluarga inti
Dalam keluarga Tn.M tidak ada riwayat penyakit keturunan. Riwayat
kesehatan masing – masing anggota keluarga adalah sebagai berikut :
- Kepala keluarga : tidak ada riwayat sakit yang harus diharuskan masuk
rumah sakit.
- istri Tn.M : tidak ada riwayat sakit untuk mengharuskan klien berobat
di rumah sakit dan data yang dapatkan juga bahwa istri Tn.M belum
pernah masuk rumah sakit
- klien anak pertama : saat ini klien sedang meenderita sakit diare yang
suda 1 hari
- anak kedua : tidak ada riwayat sakit yang diharuskan klien untuk
masuk rumah sakit
14. riwayat keluarga sebelumnya :
dari keluarga Tn.M yaitu ibu dan ayah Tn.M tidak memilikim penyakit
serius. Dari kelurga Ny.U tidak pernah memeiliki riwayat penyakit yang
serius

C. pengkajia lingkungan
15. Karakteristik rumah
Tipe rumah : permanen dengan jumlah ruang 3 kamar tidur 1 ruang tamu
sekaligus keluarga 1, 1 dapur, 1 kamar mandi sekaligus wc, jumlah
jendelah 8, setiap ruang di manfaatkan sebagaimana fungsinya secara
optimal. Tn.M saat ini tinggal dengan keluarga penerangan menggunakan
listrik lantai dari keramik serrta kebersihan rumah baik

Denah rumah :

1 5

3
7
2
1 4
6
Keterangan :

1. Pintu
2. Ruang tamu atau keluarga
3. Kamar tidur
4. Kamar tidur
5. WC/kamar mandi
6. Kamar tidur
7. Dapur

16. Karakterristik tetangga dan komonitas RW :


Hubungan Tn.M dengan tetangga baik. Warga memiliki kebiasaan gotong
royong satu bulan sekali dan keluarga Tn.M dan keluarga selalu
berpartisipasi.
17. Mobilitas geografis keluarga :
Sejak Tn.M menikah dengan Ny.U. keluarga TnP tinggal di gowa dan
tidak pernah pindah
18. Kumpulan keluaraga dan interaksi dengan masyarakat :
Setiap malam Tn.M dan istri Tn.M selalu berkumpul dan hubungan
interaksi dengan masyarakat baik.
19. Sistem pendukung keluarga ;
Secara umum Tn.M beserta anak kedua dan isti Tn.M sehat, tetapi anak
pertama Tn.M dan Ny.U saat ini sedang mengalamin diare dan anak dari
Tn M dan Ny.U sering mengeluh buang air besar, mual muntah, sakit
perut, kram pada perut, tidak ada nafsu makan. Klien terlihaat pucat dan
lemas

D. Struktur keluarga
20. Pola komonikasi keluarga :
Bahasa komonikasi yang di gunakan dalam keluarga dan dengan
masyarakata adalah bahasa makasar. Dan komonikasi antara keluarga
lebih sering pada malam hari setelah Tn.M selesaia pulang kerja..
21. Struktur kekuatan keluarga :
Klien memberi nasehat kepada anak – anaknya bagaiman cara berperilaku
yang sopan santun, tata krama, cara berkomonikasi ddengan orang lain
untuk kekuatan keluarga masih ada Tn.M karena Tn.M masih menjadi
kepala keluarga
22. Struktur peran ( formal dan informal )
Tn.M sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam memenuhi
kebutuhan dalam keluaraganya, istri berperan sebagai ibu rumah tangga
yang mengurus anak – anaknya.
23. Nilai dan norma keluarga :
Nilai dan norma yag berlaku dalam keluarga tersebut sesuai dengan nilai
agama yang di anutnya dan norma yang berlaku dilingkungannya.
Keluarga menpercayai pengobatan medis dan non medis.

E. Fungsi keluarga
24. Fungsi efektif :
Keluarga Tn.M yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota
keluarga yang sakiT. Karena adanya partisipasi dari anggota keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang sakit
25. Fungsi sosial ;
Tn.M selalu mengajarkan dan menekankan pada keluarganya bagaimana
berperilaku sesuai ajaran agama yang di anutnya dalam kehidupan sehari –
harinya di rumah dan lingkunagan tempat tinggalnya
26. Fungsi perawatan kesehatan
- Kemampuan keluarga dalam Mengenal masalah kesehatan :
Tn.M dan keluarga dalam hal kesehatan mampu mengenal masalah –
masalah kesehatan, terbukti dengan keluarga Tn.M telah mengetahui
tentang apa yang menyebapkan klien menderit diare.
- Mengambil keputusan yang tepat :
Keluarga Tn.M mampu mengambil keputusan mengenai tindakan
yang tepat, terlihat dar Tn.M mengatar klien ke puskesmas untuk
mengecek kesehatan klien dan mendapatkan obat untuk meengatsi
sering BAB, mual muntah dan vitamin.
- Merawat anggota kleuarga yang sakit :
Keluarga Tn.M sangat memperhatikan anggota keluaganya yang sakit
jika Tn.M dan istri Tn.M dan anak kedua Tn.M sakit maka segera ke
puskesmas atau RS terdekat
- Memelihara lingkungan rumah yang sehat:
Tn.M dan keluarga mampu memelihara lingkungan rumah yang sehat
dan rapih. Hal ini terbukti dengan lingkungan rumah yang bersih.
- Menggunakan pelayanan kesehatan yang ada, ini bisa di lihat dari Tn.
Mampu mengantar klien untuk mengetahui kondisi anaknya yang
sedang sakit.
27. Fungsi reproduksi
Tn.M memiliki 2 orang anak, 1 istri. Anak pertama perempuan yang
berusia 23 tahun dan anak kedua dari Tn.M dan Ny. U adalah perempuan
juga yang berusia 21 tahun. Dan masih duduk di bangku perkuliahan.
28. Fungsi ekonomi
Penghasilan dari keluarga Tn.P masuk dalam kategori sangat cukup.

F. Stres dan koping keluarga


29. Stresor jangka pendek dan jangka panjang :
Jangka pendek yaitu : Tn.M percaya kalau anaknya meminum obat yang
diberikn dokter maka anaknya akan ceepat sembuh
Stresor jangka panjang yaitu: Tn.M takut terhadap kondisi anaknya
tetapi Tn.M percaya anaknya akan sembu
30. Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor:
Keluarga tua Tn.M selalu berupaya untuk mengatasi masalah yang terjadi
dalam keluarganya. Tn.M bersyukur karna masih ada kartu BPJS klien
untuk membantu mengurangi biaya pengobatan selama klien berada di RS
31. Strategi koping yang di gunakan
Keluarga khusunya Tn.M senantiasa menerima keadaan atau masalah
yang terjadi dalam keluarganya.
32. Strategi adaptasi disfungsiaonal
Dalam menghadapi masalah, keluarga khususnya Tn.M tidak pernah putus
asah dan tidak melampiaskan ke hal – hal yang merugikan diri sendiri dan
keluarga

G. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik hanya di lakukan pada anak kedua Tn.P saja. karena anak
kedua Tn.P sedang menderita diare. Saat ini klien sedang mengkonsumsi obat
.
a. Tn.M : kepala keluarga
TT : TD : 120/80 mmhg
N : 80 klli/m
R : 20 kali/m
S : 37,5 0c
1. Kepala
- rambut : kulit kepala bersih, rambut lurus, bersih dan tidak rontok
- mata : inspeksi kedua mata simetris
- hidung : inspeksi : simetris, tidak ada sekret
palpasi : tidak ada nyeri tekan
- mulut dan faring : inspeksi ; tidak ada karies gigi,ttidak ada gigi palsu,
tidak ada faringitis dan lida bersi
- telinga : inspeksi : kedua telinga simetris
paalpasi : tidak ada nyeri tekan
2. leher
inspeksi : tidak ada sikatrik, tidak ada nodul.
Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroit
3. dada
inspeksi : bentuk nomorchest dan tidak ada palpasi : tidak ada nyeri tekan
perkusi : normal
auskultasi tidak ada suara tambahan
4. bdomen
inspeksi : tidak ada pembesaran organ
5. ekstermitas
inspeksi : tidak aada pembengkakan, tidakk ada fraktur dan anggota gerak
lengkap tida ada kekurangan.

b. Ny.U : istri Tn.M


TTV : TD : 120/80

N : 80 klli/m

R : 20 kali/m
S : 37 0c

6. Kepala
- rambut : kulit kepala bersih, rambut lurus panjang, bersih dan
tidak rontok
- mata : inspeksi kedua mata simetris
- hidung : inspeksi : simetris, tidak ada sekret
palpasi : tidak ada nyeri tekan
- mulut dan faring : inspeksi ; tidak ada karies gigi, tidak ada gigi palsu,
tidak ada faringitis dan lida bersi, mukosa bibir kering
- telinga : inspeksi : kedua telinga simetris
palpasi : tidak ada nyeri tekan
7. leher
inspeksi : tidak ada sikatrik, tidak ada nodul.
Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroit
8. dada
inspeksi : bentuk nomorchest dan tidak ada nodul
palpasi : tidak ada nyeri tekan
perkusi : normal
auskultasi tidak ada suara tambahan
9. bdomen
inspeksi : tidak ada pembesaran organ.
10. ekstermitas
inspeksi : tidak aada pembengkakan, tidakk ada fraktur dan anggota gerak
lengkap tida ada kekurangan.

c. An.P : anak pertama Tn.I


TTV : TD : 120/80 mmhg
N : 80 klli/m
R : 20 kali/m
S : 37,6 0c

1. Kepala
- rambut : kulit kepala bersih, rambut lurus panjang, bersih dan
tidak rontok
- mata : inspeksi kedua mata simetris
- hidung : inspeksi : simetris, tidak ada sekret
palpasi : tidak ada nyeri tekan
- mulut dan faring : inspeksi ; tidak ada karies gigi,ttidak ada gigi palsu,
tidak ada faringitis dan lida bers, mukosa bibir kering
- telinga : inspeksi : kedua telinga simetris
paalpasi : tidak ada nyeri tekan
2. leher
inspeksi : tidak ada sikatrik, tidak ada nodul.
Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroit
3. dada
inspeksi : bentuk nomorchest dan tidak ada nodul
palpasi : tidak ada nyeri tekan
perkusi : normal
auskultasi tidak ada suara tambahan.
4. adomen
inspeksi : tidak ada pembesaran organ, nyeri tekan dan kram abdomen.
Palpasi nyeri tekan
5. ekstermitas
inspeksi : tidak ada pembengkakan, tidak ada fraktur dan anggota gerak
lengkap dan tida ada kekurangan.

d. An. L : anak kedua Tn.P


TTV : TD : 110/70
N : 60 kali/m
R : 20 kali/m
S : 37,5 0c
1. Kepala
- rambut : kulit kepala bersih, rambut lurus panjang, bersih dan
tidak rontok
- mata : inspeksi kedua mata simetris
- hidung : inspeksi : simetris, tidak ada sekret
palpasi : tidak ada nyeri tekan
- mulut dan faring : inspeksi ; tidak ada karies gigi,ttidak ada gigi palsu,
tidak ada faringitis dan lida bersi
- telinga : inspeksi : kedua telinga simetris
paalpasi : tidak ada nyeri tekan
2. leher
inspeksi : tidak ada sikatrik, tidak ada nodul.
Palpasi : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroit
3. dada
inspeksi : bentuk nomorchest dan tidak ada nodul.
palpasi : nyeri tekan terasa sampai di tulang belakang
perkusi : normal
auskultasi tidak ada suara tambahan
4. paayudara
inspeksi : ada benjolan pada payudara, kemerahan pada payudara,
palpasi : nyeri tekan, ariola mengeras
5. bdomen
inspeksi : tidak ada pembesaran organ
6. ekstermitas
inspeksi : tidak aada pembengkakan, tidakk ada fraktur dan anggota gerak
lengkap tida ada kekurangan.
H. Harapan terhadap petugas kesehatan
Keluarga berharap agar petugas kesehatan dapat berfunsi dengan baik, mampu
memberika pelayanan yang baik kepada anak mereka dan mampu memberika
pelayanan yang baik terhadap siapa saja yang membutukan tidak hanya pasien
di rumah sakit tetapi juga warga masyarakat yang memebutuhkan pelayanan
kesehatan.
ANALISA DATA

Nama klien : An. I

Masalah : diare

No Kelompok data Etiologi diagnosa


1 Ds Ketidak mampuan keluarga menjaga Kekurangan folume cairan b.d
- Klien mengatakan mual kesehatan keluarga Ketidak Ketidak mampuan
muntah keluarga menjaga kesehatan
- Klien mengatakan keluarga untuk meningkatkan
sering buang air besar kesehatan anggota keluarga
Do
- Klien tampak mual
muntah
- Klien tampak sering
masuk keluar kamar
mandi
- Klien tampak pucat
dan tampak lemas

2 Do Ketidak mampuan keluarga dalam Keseimbangan Nutrisi kurang


- Klien mengatakan tidak mengenal masalah kesehatan dari kebutuhan tubuh b.d
ada nafsu makan Ketidak mampuan keeluarga
Ds dalam mengenal masalah
- Klien tampak tidak kesehatan
menghabiskan
makananya
- Mukosa bibir kering
K. skoring

1. Kekurangan folume cairan b.d Ketidak Ketidak mampuan keluarga menjaga


kesehatan keluarga

NO Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


1 Sifat masalah 3/3 x 1 = 3/3 1 Masalah sudah terjadi
Skala :
Aktual
2 Kemungkinan masalah ½x2=1 1 Karna klien dapat
Dapat di ubah : meminum obat untuk
Sedang mengatsi BAB dan
mual muntah
3 Potensial masalah yang 2/3 x 1= 0,6 0,6 Sumber dan tindakan
dapat di cegah : yang mencegah dapat
Skala di jangkau oleh klien
Cukup terlihat dari keluarga
membawa klien untuk
mengecek kesehatan
dan berobat ke
puskesmas
4 Menonjolnya masalah 2/2 x 1 = 1 1 Karnah sering BAB dan
Skala : mual muntah kalau
Masalah di rasakan dan tidak di tangani dapat
harus segera di tangani menyebapkan dehidrasi
3,6
2. Keseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Ketidak mampuan
keluarga dalam mengenal masalah kesehatan

NO Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


1 Sifat masalah 3/3x1 = 3/3 1 Masalah sudah terjadi
Skala :
Aktual

2 Kemungkinan masalah ½x2=1 1 Karnah klien meminu


Dapat di ubah : vitamin untuk
Sebagian menambah nafsu
makan yang di berikan
oleh doker
3 Potensial masalah yang 3/3 x 1= 3/3 1 Sumber sumber
dapat di cegah : kekambuhan klien
Skala dapat sangat di jangkau
Tinggi oleh klien
4 Menonjolnya masalah ½ x 1= 0,5 0,5 Karna masalah yang di
Skala : almi klien kurang
Ada masalah tetapi tidak mengancam nyawa
perlu di tangani
3,5

I. Perioritas masalah
1. Kekurangan folume cairan b.d Ketidak Ketidak mampuan keluarga menjaga
kesehatan keluarga untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
2. Ketidak mampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
Perencnaan asuhan keperawatan keluarga T.n.P

NO Diagnosa Rencana Tindakan keperawatan


1 Diagnosa NOC NOC
Kekurangan folume cairan  Electrolit and acid base - Monitor masukan
Defenisi : balance makanan / cairan dan
Penurunan cairan  Fluid balance hitung intake kalori
intravaskular, interstial, dan/  Hydration - Monitor vital sign
atau intraseluler. Ini Kekurangan folume cairan - Monnitor status cairan
mengacu pada dehidrasi, teratassi dalam jangka wajktu 3 x termasuk intake dan
kehilangan cairan saa tanpa 24 jam output cairan
perubahan pada natrium - Klien mengatakan tidak - Monitor tanda tanda vital
Batasan karakteristik : mual muntah - Dorong keluarga agar
 Kelemahan - Klien mengatakan tidak pasien makan
 haus sering buang air besar - Kolaborasi pemberian
Faktor yang berhubungan - Klien tampak tidak mual cairan IV
 Kehilangan cairan muntah
aktif - Klien tampak tidak sering
masuk keluar kamar mandi
- Klien tampak tidak pucat
Dan lemas

Diagnosa : NOC NIC


Ketidak seimbangan nutrisi  Nutritional status : - Kaji kemampuan pasien
kurang dari kebutuhan  Nutritional status : foot untuk mendapatkan
tubuh and fluid intake nutrisi yang di butuhkan
Defenisi :  Nutritional stats : nutrien - monitor turgor kulit
Asupan nutrisi tidak cukup intake - anjurkan pasien untuk
untuk memenuhi kebutuhan Ketidak seimbangan nutrisi meningkatkan intake fe
metabolik kurang dari kebutuhan tubuh - kolaborasi dengan ahli
Batasan karakteristik : teratasi dalam jangka waktu 3 x gizi untuk menentukan
 Kurang minat pada 24 jam jumlah kalori dan nutrisi
makanan - Klien mengatakan ada - yng di butuhkan pasien
 Membran mukosa nafsu makan
2 pucat - Klien tampak tidak
Faktor yang berhubungan menyisakan makannya
 Fktor biologis - Mukosa bibir normal /
tudak kering
Implementasi dan evaluasi tindakan keperawatan
NO Tanggal/jam Diagnosa Implementasi Evaluasi
1 12:00 Kekurangan - memonitor masukan S:
25/06/2019 volume cairan makanan / cairan dan - Klien mengatakan
hitung intake kalori mulai berkurang
- memonitor vital sign mual muntah
- memonitor status - Klien mengatakan
cairan termasuk mulai berkurang
intake dan output buang air besar
cairan O:
- memonitor tanda - Klien tampak
tanda vital mulai berkurang
- mendorong keluarga mual muntah
agar pasien makan - Klien tampak
- telah mengkolaborasi mulai berkurang
pemberian cairan IV masuk keluar
kamar mandi
- Klien tampak
mulsi berkurang
pucat dan lemas
A : masalah mulai
Teratasi
P : pertahankan
Intervensi
- Monitor masukan
makanan / cairan
dan hitung intake
kalori
- Monitor vital sign
- Monnitor status
cairan termasuk
intake dan output
cairan
- Monitor tanda
tanda vital
- Dorong keluarga
agar pasien
makan
- Kolaborasi
pemberian cairan
IV

2 14:00 Ketidak - mengkaji kemampuan S :


25/06/2019 seimbangan nutrisi pasien untuk - Klien mengatakan
kurang dari mendapatkan nutrisi ada nafsu makan
kebutuhan tubuh yang di butuhkan Ds
- memonitor turgor - Klien tampak
kulit menghabiskan
- telah menganjurkan makananya
pasien untuk - Mukosa bibir
meningkatkan intake normal / tidak
fe kering
- telah mengkolaborasi A : masalah teratasi
dengan ahli gizi P : hentikan intervensi
untuk menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi
yng di butuhkan
pasien

Anda mungkin juga menyukai