Anda di halaman 1dari 7

Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 9 (3) 2016. Hal.

287-293
PGSD FKIP Universitas Bengkulu

PERKEMBANGAN SENI TARI: PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT


Dwi Anggraini
dwianggraini@unib.ac.id
Universitas Bengkulu

Hasnawati
Universitas Bengkulu

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskusikan tentang perkembangan seni tari baik
dari sudut pandang pendidikan dan perkembangannya di masyarakat. Mengingat begitu
banyak nilai-nilai luhur yang dapat diambil dari seni tradisi, khususnya seni tari, maka
perlu dipertahankan eksistensi seni tari tradisi tersebut melalui berbagai cara agar dapat
sampai kepada penikmat seni, termasuk siswa sebagai pewaris seni tradisi itu sendiri.
Adapun isu-isu yang dibahas dalam artikel ini adalah tentang perkembangan seni dari
beberapa dekade, seni tradisional Bengkulu dan perkembangan seni itu sendiri di dalam
dunia pendidikan.

Kata kunci: Perkembangan, Seni Tari, Pendidikan, Masyarakat.

PENDAHULUAN Analogi yang sederhana tersebut


sebenarnya belum mampu mewakili tantangan
Berbicara tentang perkembangan, tentunya kompleks yang harus dihadapi seni tradisi.
kita berbicara tentang tradisi. Keberadaan seni Apalagi ketika dihadapkan oleh era globalisasi
tradisi, seperti yang dianalogikan oleh I Made yang menghadirkan kenyataan tentang perubahan
Bandem (2004) bahwa seni diibaratkan sebagai di segala sektor, cepat ataupun lambat. Sebuah
benda kuno, antik, dan semakin lama semakin era yang menuntut kesiapan manusia
sulit ditemukan. Kadang benda-benda itu lupa multidimensional: fisik, mental, intelektual,
untuk dilihat, jauh dari perhatian, apalagi untuk spriritual, kultural, politik, ekonomi dan
dihargai. Benda itu tetap pada tempatnya, tak sebagainya. Kondisi ini tidak datang dengan tiba-
tersentuh hingga akhirnya berdebu atau mungkin tiba, kita bisa menyikapi kondisi
berlumut, dan parahnya tergusur eksistensinya multidimensional ini dengan berbagai persiapan,
dan hancur tak berbekas. Namun jika benda seni melalui masyarakat dan juga dunia pendidikan.
ini bertemu dengan orang yang benar-benar cinta
akan keantikan, maka benda ini akan dipungut, SENI TARI DALAM MASYARAKAT
dibersihkan, digosok hingga mengkilap dan
menjadi benda mahal. Di lain hal, pencinta benda Perjalanan seni tradisi khususnya seni tari,
antik ini biasanya akan mencari tahu asal muasal mengalami berbagai tahapan perubahan dari
benda tersebut. Benda-benda antik biasanya masa ke masa. Setiap perubahan yang terjadi
menyimpan berbagai informasi tentang proses memiliki ciri tersendiri terkait langsung dengan
penciptaan maupun fungsinya. Sejarah, nama, periode yang dilaluinya. Periodesasi
kegunaan hingga keunikan apa yang dimilikinya perkembangan seni tari di indonesia dibagi
hingga menjadikannya sangat menarik.Begitulah menjadi tiga tahap, yaitu dekade sekitar tahun
seni tradisi. 20.000 SM hingga 400 M ( Primitif ), dekade
sekitar tahun 400 M hingga 1945 M (Feodal),

Hak Cipta@ 2016 Oleh PGSD FKIP Universitas Bengkulu 287


ISSN 1693 8577
Dwi Anggraini

dan Dekade sekitar tahun 1945 sampai sekarang kehendak tertentu sehungga ungkapan ekspresi
(Modern). Periodisasi yang pertama yatu dekade yang dilakukan berhubungan dengan permintaan
sekitar tahun 20.000 SM hingga 400 M (Primitif). yang diinginkan. ciri–ciri tari primitif antara lain:
Pada zaman masyarakat primitif ada 2 zaman (1) Gerak dan iringan sangat sederhana berupa
yaitu zaman batu dan zaman logam. Pada zaman hentakan kaki, tepukan tangan/simbol
batu tari–tarian hanya diiringi dengan sorak–sorai suara/gerak–gerak saja yang dilakukan; (2)
serta tepukan tangan. Sedangkan pada zaman Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu
logam sudah terdapat pening galan instrumen misalnya menirukan gerak binatang karena
musik yang ada sangkut pautnya dengan tari berburu, proses inisiasi, kelahiran, perkawinan,
yaitu nekara (Nekara adalah suatu alat semacam panen; (3) Instrumen sangat sederhana terdiri dari
tambur besar yang berbentuk seperti dandang tifa, kendang, intrumen yang hanya dipukul
terbalik atau ditelungkupkan Nekara banyak secara tetap bahkan tanpa memperhatikan
ditemukan di daerah Sumatra, Jawa, Bali, Pulau dinamika; (4) tata rias sederhana bahkan bisa
Sumbawa, Pulau Roti, Pulau Leti, pulau Slear, berakulturasi dengan alam sekitar; (5) tari
Kepulauan Kei,dan Papua) atau kendang yang bersifat sakral karena untuk upacara keagamaan;
dibuat perunggu. Diantara lukisan–lukisan yang (6) tarian primitif tumbuh dan berkembang pada
menghias nekara itu ada lukisan yang masyarakat sejak zaman prasejarah yaitu zaman
menggambarkan penari yang pada kepalanya sebelum munculnya kerajaan sehingga belum
dihias bulu–bulu burung dan daun–daunan. Seni mempunyai pemimpin secara formal. Kehidupan
muncul dari ungkapan perasaan ekspresi manusia masyarakat masih bergerombol, berpindah–
atas suatu suasana tertentu. Lonjakan pindah dan bercocok tanam; (7) tarian primitif
kegembiraan seseorang saat memperoleh dasar geraknya adalah maksud dan kehendak hati
kesenangan akan membentuk gerakan ekspresif, dan pernyataan kolektif; (8) atribut pakaian
lompatan manusia purba ketika berburu binatang menggunakan bulu–buluan dan daun–daunan; (9)
juga terjadi secara spontan. Gerakan-gerakan formasi pada tarian primitif biasanya berbentuk
inilah yang kemudian mengkristal dan disusun lingkaran karena menggambar kekuatan; (10)
dalam bentuk tarian. Dari berbagai peristiwa tarian ini berkembang pada masyarakat yang
sehari-hari kemudian terlahir bentuk-bentuk menganutpola tradisi primitif/purba di mana
rangkaian gerak yang diwujudkan dalam bentuk berhubungan dengan pemujaan nenek moyang
upacara ritual masyarakat purba. Dengan diiringi dan penyembahan leluhur. Contoh tari primitif
pukulan-pukulan genderang dan sejenisnya, tari bailita dan tari dayang modan.
kelompok masyarakat purba bergerak-gerak Periodisasi selanjutnya yaitu dekade
mengelilingi api unggun yang menyala sambil sekitar tahun 400 M hingga 1945 M ( Feodal ).
melantunkan mantra-mantra dan nyanyian- Jenis Tari zaman feodal ini ditandai dengan
nyanyian persembahan bagi nenek moyang bermunculan para pakar tari yang memberikan
mereka. inilah cikal bakal tumbuhnya tari. macam–macam definisi. Tokoh–tokoh tersebut
Tari primitif merupakan tari yang antara lain Curt Sach, Soedarsono, Corry
berkembang di daerah yang menganut Hamstrong, La Mery dan lain sebagainya. Pada
kepercayaan animisme, dan dinamisme. Tari ini zaman ini tari memiliki berbagai fungsi antara
lebih menekankan tari yang memuja roh para lain tari upacara, tari hiburan, tari pertunjukan.
leluhur dan estetika seni. Tari primitif biasanya Tari yang berfungsi sebagai upacara ritual dan
merupakan wujud kehendak berupa pernyataan yang berfungsi sebagai hiburan pribadi sebagian
maksud dilaksanakan dan permohonan tarian tidak tercakup karena tari ritual pada umumnya
tersebut dilaksanakan. Ciri tari pada zaman lebih mementingkan tujuan dari pada bentuk
primitif adalah kesederhanaan kostum, gerak dan penyajiannya, sedangkan tari hiburan lebih
iringan menjadi lebih dominan bertujuan untuk mementingkan keikutsertaan penari dalam tari itu

288 Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 9 (3) 2016.
Hal. 287-293
Perkembangan Seni Tari: Pendidikan Dan Masyarakat

dari pada kenikmatan untuk menontonnya. Pada dibayar dengan tarif tertentu. Ronggeng sebagai
zaman feodal ini tari di Indonesia banyak tarian hiburan sering mengikutsertakan para
dipengaruhi oleh kebudayaan yang datang dari penontonnya untuk terlibat menari bersama,
luar khususnya India. Selanjutnya muncul Islam sekarang lebih dikenal dengan tari tayub. Tari
melalui kerajaan–kerajaan di Indonesia saat itu, ronggeng/tayub meskipun merupakan tarian
serta pengaruh perluasan wilayah bangsa barat hiburan tetapi juga mendapat perhatian dari
yang kemudian membawa situasi tari di lingkungan kerajaan.
Indonesia lebih modern. Perkembangan tari Zaman feodal juga banyak dipengaruhi
zaman feodal dianggap baik karena pengaruh oleh pengaruh agama Islam. Pengaruh agama
agama hindu, seni tari merupakan bagian yang Islam yang membawa seni tari lebih berkembang
penting dalam upacara keagamaan yang salah karena digunakan sebagai media penyebaran
satu buktinya yaitu terdapat gambar atau relief agama Islam terutama di kerajaan Mataram,
candi yang menggambarkan para penari sedang Kesultanan Cirebon dan Kerajaan Demak. Pada
menari diiringi beberapa instrumen musik. zaman ini juga muncul beberapa topeng antara
Dalam agama hindu tari sering digunakan lain panji kasatriyan, candra kirana, handoyo,
sebagai sarana pemujaan kepada dewa, terutama raton, klano, denowo, tembem, pentul dan lain
pada dewa Wisnu dan dewa Siwa, dan yang sebagainya. Zaman Indonesia islam ditandai oleh
paling erat hubungannya dengan tari adalah dewa datangnya para pedagang dari india barat melalui
Siwa, terbukti dewa Siwa sering disebut dengan Gujarat. Mereka selain berdagang juga
Siwa Nataraja (Siwa raja dari penari), Nahanata menyebarkan agamanya, yakini agama islam.
(penari besar), dan natapriva. Dalam kitab Namun demikian agama islam yang mereka bawa
Regeveda (salah satu kitab suci Hindu) disebut sudah kena pengaruh hindu, atau dengan kata lain
dewa Indra, dewa Marut dan dewa Acvni sebagai telah berbau kehinduan. Islam masuk ke
dewa tari. Dalam kitab Veda juga di sebutkan Indonesia pada abad XIII yaitu ditandai dengan
bahwa dewa Bayu (angin), dewa Agni (api) dan munculnya kerajaan islam di Sumatra Utara, di
dewa Surya (matahari) sebagai dewa penggerak Jawa mulai pada saat berdirinya kerajaan demak
dunia. menggantikan Majapahit sekitar abad XV. Di
Menurut kepercayaan Hindu, para penari Jawa Barat terdapat dua gaya tari yaitu gaya
yang menari untuk kepentingan agama Sunda dan gaya Cirebon. Di Jawa Tengah
merupakan kekasih dewa (devadasi). Pengaruh perkembangan tari ditandai dengan lahirnya
predikat kekasih dewa sampai sekarang masih karya sastra-sastra yang berupa babad di
membekas di bali, tempat berkembangnya agama dalamnya memuat tentang informasi-informasi
hindu dharma.Pada relief candi Borobudur, tentang tari.
prambanan dan dieng terdapat relief yang Setelah zaman invasi (perluasan wilayah)
menggambarkan penari wanita sedang menghibur bangsa Barat, seni tari lebih berkembang hal ini
raja dan keluarganya (bangsa istana). Thomas terbukti dengan banyaknya tari yang diciptakan
Stamfort Raffles dalam bukunya History of Java oleh penata tari dan bangsawan antara lain tari
mengatakan, bahwa ronggeng merupakan tarian Bedhaya, Srimpi, beksan, wireng, dan drama tari
wanita yang khusus untuk hiburan kaum laki- (sendratari). Pada zaman feodal / penjajahan juga
laki. Tari rongeng tidak selalu itarikan oleh banyak muncul tari yang bertemakan
penari wanita, melainkan juga oleh penari peria kepahlawanan/heroik antara lain tari pejuang,
berbusana wanita (iravesti). Di Surakarta pada bandayuda, prawiroguna, keprajuritan dan lain-
awal abad XX ronggeng dipakai untuk lain.
menyebutkan penari wanita bayaran. Dalam serat Peroidisasi yang ketiga yaitu dekade
centbini dan cabolang disebutkan bahwa sekitar tahun 1945 sampai sekarang (Modern).
ronggeng atau teledak sebagai penghibur harus Jenis tari zaman modern ini ditandai dengan

Hak Cipta@ 2016 Oleh PGSD FKIP Universitas Bengkulu 289


ISSN 1693 8577
Dwi Anggraini

munculnya koreografer–koreografer individu Seiring dengan waktu dan masuknya


yang menciptakan karya–karya baru, lebih ajaran Islam, maka unsur magis itu sedikit demi
sebagai ekspresi diri dari pada ekspresi komunal. sedikit dihilangkan. Seni tari yang awalnya
Gagasan koreografer individual sebagai sebuah berfungsi sebagai seni ritual berubah menjadi
aspek penting dari dampak kebudayaan barat. seni tontonan. Tari sebagai tontonan disajikan
Tokoh–tokoh tari modern antara lain Isadora khusus untuk dinikmati untuk kemasan
Duncan, Martha Graham, Doris Humphrey, Mary pariwisata, utuk penyambutan tamu-tamu
Wigman dan lain sebagainya. Tokoh tari modern penting, dan untuk festival seni. Penggarapannya
dari Indonesia salah satunya adalah Sardono W. sudah dikemas dan dipersiapkan menjadi sebuah
Kusumo dan Sal Murgiyanto. Karya tari yang tarian bentuk yang tekah melewati proses
muncul pada zaman modern ini antara lain penataan, baik gerak tarinya maupun musik
Dongeng dari Dirah, Meta Ekologi, Hutan yang iringannya sesuai dengan kaidah-kaidah
Merintih. Di Indonesia pada masa setelah artistiknya.
merdeka juga muncul tari yang bernuansa Selain tari Tabot, dalam kesenian
tradisional garapan baru yaitu tari Karno Bedendang juga terdapat tarian-tarian yang
Tanding, Tari Retno Ngayuda, Tari Retno menjadi ide dalam membuat tari kreasi baru.
Tinanding, Tari Menak Koncar, dan sebagainya Misalnya saja tari Sapu Tangan, Piring,
Selendang Panjang dan sebagainya. Berdasarkan
Perkembangan Tari Tradisional Bengkulu penelitian Anggraini (2012) bahwa untuk data
mempelajari kesenian tradisi Bedendang
Berbicara tentang perkembangan, ada tiga (termasuk tari) harus melalui proses Belimau.
hal yang menjadi sorotan, yaitu Ritual ini dimaksudkan untuk menghindari bala
perkembangannya dilihat dari segi bentuk yang dapat menimpa penari yang akan belajar tari
pertunjukkan berkaitan dengan perubahan fungsi, tersebut. Namun semakin banyaknya seniman
perkembangan dari segi pewarisan, dan Bengkulu yang kreatif, maka tarian yang dulunya
perkembangan dari segi penggarapan. membutuhkan ritual untuk dapat menarikannya
memiliki kemungkinan yang besar untuk
Perkembangan bentuk pertunjukkan berkaitan ditarikan secara bebas tanpa meninggalkan nilai-
dengan perubahan fungsi nilai tradisinya.
Seperti yang kita ketahui, bahwa
perkembangan seni pertunjukkan khususnya tari Perkembangan dari Segi Pewarisan
di kota Bengkulu yang paling menjadi sorotan Pewarisan merupakan upaya untuk
adalah kesenian Tabot, yang di dalamnya juga mempertahankan eksistensi seni tradisi di
terdapat tarian yang ide garapannya berangkat masyarakat. Seni tradisi yang merupakan jati diri
dari ritual pembuatan tabot, atau pecahan dari masyarakat dalam suatu komunitas (daerah).
kegiatan-kegiatan yang ada dalam ritual Tabot. Untuk dapat mempertahankan jati diri tersebut,
Tari tabot ini dahulunya masuk kepada tentu seni tradisi itu harus diwariskan kepada
kategorisasi tari ritual, yakni penari berhubungan anak cucu, generasi muda secara turun temurun.
langsung dengan Sang Pencipta untuk tujuan- Dalam kehidupan bermasyarakat, Bengkulu
tujuan tertentu. Pada proses penggarapannya, tari sudah mencoba untuk mempertahankan jati diri
ritual ini melibatkan unsur magis yang sangat tersebut melalui sanggar-sanggar seni. Misalnya
kuat. Menurut kepercayaan bahwa dengan sanggar Mayang Sari yang sekarang berubah
memanggil roh-roh nenek moyang maka nama menjadi Arastra, Puspa Kencana, Gentar
pertunjukkan atau ritual yang dilakukan akan Alam, Essy Studio, Artistika dan lain sebagainya.
berjalan lancar. Sebaliknya jika tidak maka akan Sanggar-sanggar ini eksis membawa seni tradisi
menjadi malapetaka. Bengkulu ke berbagai pertunjukan, tidak hanya di

290 Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 9 (3) 2016.
Hal. 287-293
Perkembangan Seni Tari: Pendidikan Dan Masyarakat

dalam kota saja, tetapi juga keluar kota atau suku Enggano dan lain-lain. Kegiatan ini
bahkan ke luar negeri. Ini menandakan bahwa berlangsung setiap tahunnya dan tidak hanya seni
usaha untuk mewariskan kebudayaan nenek tari saja, tetapi juga seni musik yang
moyang kepada anak cucu masih bias mengutamakan penggarapan lagu daerah sebagai
dipertahankan. Dapat dilihat bahwa anggota dari basis penciptaannya.
sanggar tersebut tidak hanya remaja-remaja saja,
tetapi juga dimulai dari anak-anak kecil usia SD Perkembangan dari Segi Penggarapan
atau un lebih kecil lagi. Ide muncul karena ada stimulus atau
Selain sanggar-sanggar, komunitas rangsangan. Adapun jenis stimulus yaitu visual
seniman tradisi juga memprogramntuk (muncul dari sesuatu yang terihat), audio (muncul
melatihkan seni tradisi yang mereka miliki dari sesuatu yang didengar), peraba (muncul dari
kepada generasi muda. Seperti misalnya sesuatu yang dirasakan oleh kulit), kinestetik
komunitas kesenian Bedendang Kelurahan (muncul dari gerak-gerak indah yang sudah ada
Berkas masih tetap hidup dan eksis dalam sebelumnya), dan ideasional (timbul dari
masyarakat. Setiap malam minggu atau sering aktivitas manusia, cerita, dongeng, puisi dan lain-
juga berganti hari, diadakan latihan rutin di mana lain). Stimulus dalam membuat tarian tidak
tidak hanya orang-orang tua saja yang belajar hanya berasal dari tarian yang sudah ada dan juga
gendang, silat ataupun tari. Anak-anak kecil juga dari cerita rakyat, tetapi juga bisa menggarap tari
antusias dengan kegiatan ini dan ikut andil dalam yang distimulus melalui metode mimesis
latihan. Tidak hanya yang ikut menari saja yang (peniruan), baik itu peniruan terhadap tingkah
hadir, tetapi masyarakat sekitar berbondong- laku manusia maupun alam sehingga tari yang
bondong melihat dan menyaksikan proses latihan dikembangkan akan lebih beragam.
tersebut sebagai tanda mereka juga peduli dan Pengembangan tari dari segi bentuk penggarapan
ingin terus menjadi penikmat seni tradisi. ini (komposisi/koreaografi) dilakukan dengan
Pewarisan tidak hanya terjadi di dalam berbagai pertimbangan artistik tanpa
kehidupan masyarakat saja (informal), tetapi meninggalkan nilai-nilai tradisi yang sudah ada.
pewarisan juga bias dilakukan melalui Artinya jika setiap ide penggarapan tari kreasi
pendidikan formal. Sebagai contoh, di PGSD baru yang didasari pada tradisi, maka pakem atau
FKIP Universitas Bengkulu pada mata kuliah aturan dan gerak dasar dari tari sebelumnya harus
Pendidikan Seni Tari dan Drama, mahasiswa tetap terlihat.
dituntut untuk menggarap tari baru (kreasi), dan Seperti misalnya dalam mengembangkan
yang diutamakan adalah yang sumber idenya gerak tari Tabot, tentu ada gerak dasar tari Tabot
berangkat dari seni tradisi daerah setempat dan yang harus tetap digunakan dan dapat
juga tari pendidikan. Pada tahun 2010, hasil dikembangkan. Sehingga setiap tarian Tabot
karya mahasiswa ditampilkan di Taman Budaya yang diciptakan menjadi beragam namun
Kota Bengkulu. Mereka menggarap dramatari memiliki benang merah karena berasal dari
yang berjudul Serindang Bulan dengan dua Versi sumber yang sama. Tidak hanya tari Tabot,
yang berbeda. Satu kelompok mengutamakan seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa
alur cerita dengan penokohan yang kuat, dalam seni Bedendang juga terdapat tari-tarian
sedangkan kelompok lainnya memberikan yang dapat dikembangkan menjadi karya tari
sentuhan berbeda yaitu memberikan sentuhan kreasi baru yang menarik tanpa meninggalkan
humoris. Kedua pertunjukkan ini sangat menarik kaidah gerak yang terdapat di dalam gerak tari
dan mereka tidak meninggalkan unsur-unsur tersebut. Langkah tiga seluk yang menjadi ciri
penting yang tidak boleh ditinggalkan. Masih gerak dalam tari saputangan dapat diambil
banyak lagi karya mahasiswa yang beranjak dari sebagai gerak dasar yang menciri namun dapat
tradisi, dimulai dari segi perkebunannya, nelayan, dikembangkan menjadi langkah tiga seluk yang

Hak Cipta@ 2016 Oleh PGSD FKIP Universitas Bengkulu 291


ISSN 1693 8577
Dwi Anggraini

baru untuk tari yang baru pula. Tentunya dari sini mengambil keputusan sendiri untuk kepentingan
akan muncul tari saputangan yang baru dan kelompok.
bervariasi, tanpa meninggalkan pakem yang Dalam pembelajaran tari, yang menjadi
sudah ada. penilaian adalah bukan bagus atau tidaknya tari
yang dihasilkan, melainkan adalah proses kreatif
PERKEMBANGAN SENI TARI DALAM yang mereka lalui hingga sikap positif yang
DUNIA PENDIDIKAN terbentuk melalui pembelajaran tari. Misalnya
percaya diri, mampu bekerjasama, berani
Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya
mengambil keputusan, mampu bersosialisasi,
bahwa pewarisan seni tradisi tidak hanya dapat
mampu mengungkapkan pendapat dan lain
dilakukan melalui kegiatan yang dibangun di
sebagainya.
sanggar-sanggar seni (informal) saja. Pewarisan
Ide dalam membuat tari dalam pendidikan
juga sangat mungkin untuk dilakukan melalui
formal bisa saja berasal dari lingkungan dan
dunia pendidikan formal. Melalui pembelajaran
aktivitas manusia. Guru juga bisa mengarahkan
Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) seni tari
proses kreatif ini pada seni tradisi yang ada di
khususnya dapat ditularkan kepada generasi
daerah masing-masing. Dalam hal ini, guru tidak
muda. Tentunya dalam hal ini guru harus mampu
mengajarkan tarian bentuk, tetapi guru
menguasai bidang seni tari itu sendiri, setidaknya
menstimulus siswa untuk membuat tarian baru
dalam hal mencipta dan mengkomposisi tari
dari tari tradisi yang sudah ada. Tentunya
sesuai dengan tingkat perkembangan peserta
disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku.
didik.
Pembelajaran menjadi media bagi guru untuk
Dalam dunia pendidikan formal,
menanamkan rasa seni, sikap kreatif serta
pendidikan seni tari tidak menuntut siswa untuk
menumbuhkan motivasi untuk menghargai seni
menjadi seorang penari yang profesional. Artinya
kepada siswa. Dari sinilah akan muncul rasa
produk tari yang dihasilkan bukanlah untuk
memiliki terhadap seni tradisi, sehingga ketika
kebutuhan pentas, melainkan adalah proses
tari tradisi kita di klaim orang luar seperti Reog
kreatif siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Sal
Ponorogo, maka akan ada pembelaan dan usaha
Murgianto dalam Masunah (2003) bahwa nilai
untuk mempertahankan seni tradisi tersebut.
tari dalam dunia pendidikan tidak terletak pada
Dengan demikian perkembangan atau pewarisan
latihan kemahiran atau keterampilan gerak saja,
seni tradisi, khususnya di kota Bengkulu tidak
tetapi lebih kepada kemungkinan untuk membuat
terputus hanya pada sanggar-sanggar semata,
siswa mampu mengembangkan daya ekspresinya.
yang notabene anggotanya merupakan orang-
Pendidikan melalui tari atau dewasa ini lebih
orang tertentu saja, yang berminat maka masuk
dikenal dengan tari pendidikan merupakan . Jika
sanggar, yang tidak maka acuh tak acuh.
siswa sudah sampai ke taraf mengapreasiasi
maka seni tradisi tidak akan menjadi barang antik SIMPULAN
yang berdebu dan terlupakan.
Pembelajaran tari dapat dilakukan dengan Seperti pepatah mengatakan “banyak jalan
menggunakan metode kreatif. Dalam metode ini, menuju Roma”, tentunya banyak pula cara yang
tari yang diciptakan berasal dari siswa, oleh bias ditempuh untuk mempertahankan seni tari
siswa dan untuk siswa. Maksudnya adalah tema tradisi yang ada di kota Bengkulu. Pilihannya
dalam membuat tari boleh ditentukan oleh guru, bisa saja melalui pendidikan formal maupun
namun pemilihan gerak, pengolahan gerak dan informal. Melalui pendidikan manapun akan
bagaimana siswa mengkomposisikannya mampu menjadi cara untuk mewariskan seni
diserahkan sepenuhnya kepada siswa. Hal ini tradisi kepada generasi muda agar barang antik
dimaksudkan agar siswa mampu untuk (seni tradisi) tersebut tidak lagi menjadi

292 Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 9 (3) 2016.
Hal. 287-293
Perkembangan Seni Tari: Pendidikan Dan Masyarakat

seonggok barang rongsokan yang tidak


bermakna, berdebu, dan tidak mendapat
perhatian. Namun benda antik tersebut mampu
berada pada bargaining position yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Dwi. 2012. Pengembangan


Multimedia Interaktif dengan
Menggunakan Model ADDIE untuk
Pembelajaran Seni Tari pada Siswa
Sekolah Dasar (Tesis). Bandung: Sekolah
Pascasarjana UPI.

Bandem, I Made. 2004. Seni Tradisi Menantang


Perubahan: Seni Tradisi di Tengah Arus
Perubahan. Padang Panjang: Padang
Panjang Press.

Masunah, Juju. 2003. Seni dan Pendidikan Seni:


Tari Pendidikan Metodologi Pengajaran
Tari di Sekolah. Bandung: P4ST UPI
Bandung.

Narawati, Tati. 2003. Seni dan Pendidikan Seni:


Dampak Perkembangan Ekonomi
Terhadap Seni Pertunjukkan di Indonesia.
Bandung: P4ST UPI Bandung.

Sekarningsih, Frahma dan Heny Rohayani. 2006.


Kajian Lanjutan Pembelajaran Tari dan
Drama I. Bandung: UPI Press.

Sumber Lain:
http://sabihahmutia.blogspot.com
http://macam-macam-tarian-daerah.blogspot.com
http://kebudayaankesenianindonesia.blogspot.co
m

Hak Cipta@ 2016 Oleh PGSD FKIP Universitas Bengkulu 293


ISSN 1693 8577

Anda mungkin juga menyukai