Oleh:
Dwi Ratna Karim1,
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo
Abstrak
Persimmon tannin gel dapat digunakan sebagai adsorben untuk mengadsorpsi amoxicillin pada
sistem berair. Tujuan penelitian ini yaitu menentukan pengaruh waktu kontak, pH dan konsentrasi
amoxicillin terhadap adsorpsi amoxicillin menggunakan persimmon tannin gel, menentukan
kapasitas adsorpsi antibiotik amoxicillin menggunakan persimmon tannin gel dan menentukan
kinetika adsorpsi antibiotik amoxicillin menggunakan persimmon tannin gel. Berdasarkan
penelitian ini, yang diperoleh yaitu Waktu optimum pada proses adsorpsi yaitu pada menit 30 dan
nilai pH optimum untuk adsorpsi amoxicillin adalah pH 7. Proses adsorpsi meningkat seiring
dengan meningkatnya konsentrasi amoxicillin dalam larutan. Kapasitas adsorpsi maksimum
persimmon tannin gel yaitu 66,67 mg/g. Kinetika yang memenuhi untuk proses adsorpsi untuk
amoxicillin yaitu kinetika orde dua semu.
Kata kunci: Amoxicillin, Persimmon tannin gel, waktu kontak, pH dan konsentrasi amoxicillin
dan kapasitas adsorpsi
Pendahuluan
Kemajuan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan mendorong industri farmasi untuk
memproduksi berbagai jenis obat-obatan. Salah satunya adalah jenis antibiotik. Ratusan antibiotik
telah berhasil diidentifikasi dan dikembangkan sehingga dapat dimanfaatkan dalam terapi penyakit
infeksi (Gilman dan Goodman, 2007). Salah satu antibiotik yang banyak diresepkan di Indonesia
adalah amoxicillin. Bahkan orang awam sering kali dijumpai membeli obat ini secara bebas tanpa
resep dokter (Saptarini dan Rusniyanti, 2012).
Amoxicillin merupakan antibiotik yang banyak digunakan untuk berbagai infeksi.
Keberadaan limbah antibiotik amoxicillin di lingkungan perairan akan memberikan dampak
negatif. Maichin et al. (2013) melaporkan bahwa adanya antibiotik β-laktam seperti amoxicillin
dalam lingkungan perairan yang terus meningkat akan menyebabkan menurunnya kualitas air,
menurunnya kesehatan ekosistem dan akan berdampak negatif pada sumber air minum. Oleh
karena itu, perlu dilakukan penanganan khusus guna mengurangi kadar antibiotik amoxicillin
dalam limbah cair. Maichin et al. (2013) melaporkan bahwa adanya antibiotik β-laktam seperti
amoxicillin dalam lingkungan perairan yang terus meningkat akan menyebabkan menurunnya
kualitas air, menurunnya kesehatan ekosistem dan akan berdampak negatif pada sumber air
minum. Oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan khusus guna mengurangi kadar antibiotik
amoxicillin dalam limbah cair.
Bahan alam yang berpotensi sebagai adsorben adalah tanin. Tanin merupakan senyawa
alami berupa polifenol yang terdapat dalam berbagai tanaman dan berfungsi sebagai alat
pertahanan diri dari predator. Tanin dapat membentuk kompleks dan mengendap dengan
makromolekul seperti protein, lemak dan polisakarida (Carn et al., 2012; Furlan et al., 2014; Nnaji
et al., 2014). Akan tetapi dikarenakan sifatnya yang dapat larut dalam air, aplikasi tanin sebagai
adsorben dalam sistem berair menjadi kurang efektif.
Salah satu metode yang biasa digunakan untuk mengatasi hal tersebut adalah membuatnya
menjadi gel, baik menggunakan agen pengikat-silang maupun imobilisasi dalam matriks yang
tidak larut dalam air (Gurung et al., 2011). Sebagian besar metode yang digunakan dalam
pembuatan gel tanin yaitu dengan menggunakan agen pengikat silang formaldehid atau aldehid
dalam media asam atau basa (Tondi dan Pizzi., 2009; Ho Kim dan Nakano, 2005; Nakano et al.,
2001) dan autoksidasi (Kunimoto, 2013). Ahmad et al. (2015) telah membuat persimmon tannin
gel menggunakan pengikat silang formaldehid. Persimmon tannin gel ini menunjukkan afinitas
yang tinggi terhadap zat warna metilen biru. Dalam penelitian ini akan digunakan persimmon
tannin gel sebagai adsorben untuk mengadsorpsi amoxicillin pada sistem berair. Uji adsorpsi dan
studi kinetika persimmon tannin gel terhadap amoxicillin akan dipelajari dan dianalisis melalui
pengaruh waktu kontak, pH dan konsentrasi amoxicillin.
Metode
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2017, bertempat di Laboratorium
Kimia Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari,
Sulawesi Tenggara.
Alat dan Bahan
Peralatan dan bahan yang digunakan meliputi, Spektrofotometer UV- Vis, pH meter, neraca
analitik, labu takar 100 mL dan 500 mL, gelas ukur 10 mL, 25 mL dan 50 mL, gelas kimia 50 mL
dan 500 mL, batang pengaduk, pipet tetes, corong, spatula, jar test, persimmon tannin gel, tablet
amoxicillin (PT. Mesifarma TM), akuades, asam klorida (HCl) 0,1 M, natrium hidroksida (NaOH)
0,1 M dan kertas saring whatman.
Prosedur Kerja
Uji adsorpsi dan studi kinetika persimmon tannin gel terhadap amoxicillin.
1. Pembuatan larutan Amoxicillin 1000 mg/L
Larutan amoxicillin 1000 mg/L dibuat dengan melarutkan satu tablet amoxicillin dengan
dosis generik 500 mg dalam 500 mL akuades.
2. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Amoxicillin
Larutan amoxicillin 1000 mg/L dipipet sebanyak 1, 2, 3, 4 dan 5 mL ke dalam labu takar
100 mL dan diencerkan dengan menggunakan akuades hingga tanda tera, sehingga diperoleh
sederet larutan standar 10, 20, 30, 40 dan 50 mg/L. Selanjutnya ditentukan panjang gelombang
maksimum amoxicillin dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang
200-380 nm.
3. Pengaruh Waktu Kontak (Sen dan Chi, 2013)
Larutan amoxicillin 40 mg/L dimasukan ke dalam gelas kimia dengan volume 100 mL.
Selanjutnya ditambahkan 0,1 gram persimmon tannin gel dan diaduk menggunakan jar test dengan
kecepatan 120 rpm. Waktu kontak divariasikan berturut-turut 10, 20, 30, 40, 50 dan 60 menit.
Setiap variasi waktu, larutan dipipet dan disaring menggunakan kertas saring Whatman untuk
memisahkan filtrat dan residu. Filtrat dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada
panjang gelombang maksimum untuk mengetahui konsentrasi amoxicillin yang tidak teradsorpsi
oleh adsorben.
4. Pengaruh pH Larutan (Indriana et al., 2014)
Larutan amoxicillin 40 mg/L dimasukan ke dalam 5 gelas kimia dengan volume masing-
masing sebanyak 100 mL. Larutan amoxicillin dalam gelas kimia divariasikan pHnya (variasi pH
3, 5, 7, 9 dan 11) dengan menambahkan HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M setetes demi setetes. Larutan
amoxicillin dengan pH berbeda, dikontakkan dengan 0,1 gram persimmon tannin gel. Selanjutnya
diaduk menggunakan jar test dengan kecepatan 120 rpm selama waktu kontak optimum. Setelah
waktu optimum, larutannya dipipet untuk masing-masing pH, kemudian dianalisis menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum untuk mengetahui amoxicillin yang
tidak teradsorpsi oleh adsorben.
5. Pengaruh Konsentrasi Adsorbat (Muslimin, 2010)
Larutan amoxicillin dengan konsentrasi 10, 20, 30, 40, 50, 60 dan 70 mg/L sebanyak 100
mL dicampur dengan 0,1 gram persimmon tannin gel pada pH optimum. Kemudian diaduk
menggunakan jar test dengan kecepatan 120 rpm selama waktu kontak optimum. Setelah
mencapai waktu optimum, masing-masing konsentrasi larutan amoxicillin dipipet dan dianalisis
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum untuk mengetahui
konsentrasi amoxicillin yang tidak teradsorpsi. Hasil yang diperoleh diplot ke persamaan 4
Langmuir dan persamaan 6 Freundlich untuk menentukan kapasitas dan energi adsorpsi
persimmon tannin gel.
Analisis Data
1. Pembuatan Kurva Standar Amoxicillin
Sederet larutan standar diukur absorbansnya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada
panjang gelombang maksimum. Kemudian dengan cara memplotkan absorbans terhadap
konsentrasi larutan standar maka diperoleh kurva standar sebagai berikut:
Konsentrasi amoxicillin yang teradsorpsi oleh persimmon tannin gel dapat dihitung
menggunakan persamaan-persamaan berikut :
Dimana :
C0 = [amoxicillin] awal (mg/L)
Ce = [amoxicillin] akhir (mg/L)
qe= Jumlah adsorbat yang terjerap per satuan massa adsorben (mg/g)
V = Volume larutan (L)
3. Penentuan Kapasitas Adsorpsi Amoxicillin
Kapasitas adsorpsi ditentukan melalui persamaan isotermal yaitu isotermal Langmuir atau
isotermal Freundlich.Untuk isotermal Langmuir dibuat grafik Ce versus Ce/qe (gambar 5). Nilai
slop merupakan 1/qm dan intersep merupakan 1/K.qm. Sedangkan untuk isotermal Freundlich
dibuat grafik log Ce versus log qe. Nilai slop merupakan 1/n dan intersep merupakan log qm.
4. Kajian Termodinamika (ΔG)
Kajian termodinamika pada sistem adsorpsi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
Van’t Hoff. Nilai ΔG yang diperoleh dapat menunjukan sifat alami dari proses adsorpsi. Proses
adsorpsi terjadi secara spontan jika pada temperatur yang tetap memberikan nilai ΔG yang bernilai
negatif. Sebaliknya, jika pada temperatur yang tetap memberikan nilai ΔG yang bernilai positif
maka proses adsorpsi terjadi secara tidak spontan.
5. Kajian Kinetika (orde reaksi dan nilai k)
Data yang diperoleh dilakukan analisis orde reaksinya dengan rumus orde pertama semu dan
orde kedua semu, untuk menentukan nilai k. Dengan menghubungkan log (qe-qt) terhadap t dan
t/qt terhadap t maka akan didapatkan persamaan garis. Slop pada persamaan 13 dapat digunakan
untuk menghitung nilai k1 dan intersep dari persamaan 15 dapat diperoleh nilai k2. Dimana k1 dan
k2 merupakan nilai tetapan orde kinetik (Malik, 2004).
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Adsorpsi Amoxicillin
Adsorpsi amoxicillin oleh persimmon tannin gel dilakukan dengan cara menginteraksikan
larutan amoxicillin sebagai adsorbat dengan persimmon tannin gel sebagai adsorban. Penentuan
kapasitas adsorpsi persimmon tannin gel terhadap amoxicillin dilakukan dengan mengamati
pengaruh waktu kontak, pengaruh pH dan pengaruh konsentrasi adsorbat.Kesesuaian adsorpsi
dengan isotermal Freundlich dan Langmuir serta kinetika orde satu semu dan orde dua semu
dianalisis.
1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Amoxicillin Menggunakan Spekrtofotometer
UV-Vis
Penentuan panjang gelombang maksimum amoxicillin dilakukan dengan mengukur
absorbansnya pada daerah UV.Dari spektrum absorpsi dapat diketahui panjang gelombang dengan
absorbans maksimum dari senyawa amoxicillin. Panjang gelombang dimana proses absorpsi
terjadi bergantung pada seberapa kuat elektron terikat dalam suatu molekul. Elektron yang terikat
kuat dalam suatu ikatan kovalen tunggal memerlukan energi yang tinggi dan panjang gelombang
pendek (Day dan Underwood, 2002).
Larutan amoxicillin diukur absorbansnya pada panjang gelombang 200-400 nm
menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Dari pengukuran yang dilakukan, diperoleh data
absorbans maksimum pada panjang gelombang 240 nm.Panjang gelombang tersebut digunakan
sebagai data standar dalam pengukuran menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
2. Pengaruh Waktu Kontak terhadap Adsorpsi Amoxicillin
Waktu kontak memiliki peranan penting dalam mencapai kesetimbangan adsorpsi.Waktu
optimum adsorpsi amoxicillin oleh persimmon tannin gel ditentukan dengan menghitung jumlah
amoxicillin yang teradsorpsi sebagai fungsi waktu.Pengamatan waktu kontak bertujuan untuk
mengetahui waktu kontak optimum antara persimmon tannin gel sebagai adsorben dan zat
amoxicillin sebagai adsorbat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah amoxicillin yang
teradsorpsi mengalami peningkatan dengan semakin lamanya waktu kontak antara adsorben dan
adsorbat hingga dicapai kesetimbangan sebagaimana ditunjukan Gambar 2.
Gambar 8. Pengaruh waktu kontak larutan amoxicillin terhadap daya adsorpsi persimmon
tannin gel (berat adsorben 0.1 g, konsentrasi larutan amoxicillin 40 mg/L dan volume 100 mL)
Larutan amoxicillin yang terjerap terus meningkat seiring dengan peningkatan waktu kontak
hingga mencapai waktu kontak optimum. Adsorpsi maksimum amoxicillin terjadi pada menit
ke 30. Hal ini menunjukkan bahwa situs aktif yang tersedia pada permukaan persimmon
tannin gel masih banyak sehingga permukaan adsorben masih aktif mengadsorpsi molekul-
molekul amoxicillin. Putra et al. (2009) menerangkan bahwa ketika proses adsorpsi
berlangsung terjadi interaksi antara situs aktif adsorben dengan gugus amina pada amoxicillin.
Setelah menit ke 30 jumlah amoxicillin yang teradsorpsi berkurang secara perlahan. Hal ini
disebabkan permukaan adsorben telah jenuh karena proses difusi dan penempelan molekul
amoxicillin telah mencapai kesetimbangan. Sehingga mengakibatkan persimmon tannin gel
tidak mampu lagi mengadsorpsi amoxicillin karena permukaannya telah jenuh. Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa jerapan terbesar terjadi pada waktu kontak 30 menit,
maka proses adsorpsi untuk variasi pH dan konsentrasi amoxicillin dengan persimmon tannin
gel dilakukan pada waktu kontak optimum 30 menit.
3. Pengaruh pH Adsorbat terhadap Adsorpsi Amoxicillin
Faktor penting lain dalam proses adsorpsi adalah pH larutan karena perubahan pH dapat
mempengaruhi kondisi situs aktif pada permukaan adsorben maupun pada molekul amoxicilin.
Penentuan pH optimum dalam proses adsorpsi bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum
terjadinya adsorpsi. Dengan demikian diharapkan dapat diketahui daya adsorpsi maksimum
amoxicillin oleh persimmon tannin gel pada kondisi asam, basa atau netral. Nilai pH optimum
adsorpsi amoxicillin oleh persimmon tanin gel ditentukan dengan menghitung jumlah
amoxicillin yang teradsorpsi sebagai fungsi pH. Hubungan antara pH dengan jumlah
amoxicillin yang teradsorpsi oleh persimmon tannin gel dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 10. Reaksi tolakan antara persimmon tannin gel dengan amoxicillin terdeprotonasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya adsorpsi maksimum terjadi pada pH 7, maka untuk
adsorpsi amoxicillin terhadap pengaruh konsentrasi larutan amoxicillin digunakan pH 7 dan
waktu kontak optimum 30 menit.
4. Pengaruh Konsentrasi Adsorbat terhadap Daya Adsorpsi Amoxicillin
Faktor lain yang mempengaruhi proses adsorpsi adalah konsentrasi adsorbat. Memperbesar
konsentrasi amoxicillin yang dikontakkan dengan persimon tannin gel yang jumlahnya tetap
akan menghasilkan jerapan amoxicillin yang meningkat secara linear dan akan konstan jika
telah tercapai kesetimbangan antara konsentrasi adsorbat yang diserap dengan konsentrasi
adsorben yang tersisa dalam larutan. Hal ini terjadi selama situs aktif adsorben tersebut belum
jenuh. Hubungan antara konsentrasi dengan jumlah amoxicillin yang teradsorpsi oleh
persimmon tannin gel dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Hubungan antara konsentrasi terhadap jumlah amoxicillin yang teradsorpsi (qe)
oleh persimmon tannin gel (waktu kontak 30 menit dan pH 7)
Jumlah amoxicillin yang teradsorpsi terus mengalami peningkatan seiring dengan
bertambahnya konsentrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa amoxicillin yang
teradsorpsi paling besar yaitu sebesar 40.73 mg/g pada konsentrasi 70 ppm. Hal ini
menunjukkan bahwa situs aktif pada permukaan persimmon tannin gel belum jenuh.
Jankowska et al. (1999) mengemukakan bahwa konsentrasi adsorbat dalam larutan
dapat mempengaruhi proses adsorpsi, dalam hal ini semakin tinggi konsentrasi
adsorbat dalam larutan maka semakin tinggi daya adsorpsi suatu adsorben.
B. Kapasitas Adsorpsi Maksimum
Jumlah amoxicillin yang teradsorpsi oleh persimmon tannin gel sebagai fungsi
konsentrasi ditentukan untuk menghitung kapasitas adsorpsi. Kapasitas adsorpsi
amoxicillin dapat ditentukan berdasarkan persamaan isotermal Freundlich dan
isotermal Langmuir. Model isotermal yang sesuai dengan adsorpsi ditentukan dengan
membandingkan nilai linearitas kedua persamaan tersebut. Data pada Gambar 11
dapat diolah untuk memperoleh grafik persamaan Langmuir
(Gambar 12) dan persamaan Freundlich (Gambar 13).
Gambar 12. Adsorpsi isotermal Langmuir amoxicillin oleh persimmon tannin gel
Gambar 13. Adsorpsi isotermal Freundlich amoxicillin oleh persimmon tannin gel
Gambar 12 dan 13 menunjukkan bahwa adsorpsi amoxicillin oleh persimmon tannin
gel cenderung mengikuti model isotermal Freunlich. Hal ini dapat diketahui dari nilai
koefisien korelasi (R2) untuk isotermal Freundlich (R2 = 0,996) lebih linear
dibandingkan isotermal Langmuir (R2 = 0,918). Dari persamaan isotermal Freundlich
diperoleh nilai kapasitas tetapan adsorpsi (KF) sebesar 4,0179 L/mg dan nilai
intensitas adsorpsi (n) sebesar 1,5290 mg/g. Rousseau (1987) menyatakan bahwa
semakin besar harga KF maka daya adsorpsi akan semakin baik. Sementara jika nilai
n di atas satu mengindikasikan bahwa proses adsorpsi berlangsung secara fisika
(Kumar et al., 2011).
Tetapan K dan qm dapat dipergunakan untuk meramalkan daya tarik di antara bahan
terjerap dan adsorben mempergunakan satu faktor pemisahan atau bentuk dimensi
isotermal menggunakan parameter keseimbangan RL, seperti Persamaan 6. Harga RL
untuk amoxicillin pada satu konsentrasi berbeda adalah 0,2706. Nilai RL yang
diperoleh (0 < RL < 1) menandakan bahwa adsorpsi berlangsung dengan baik.
Kapasitas adsorpsi persimmon tannin gel terhadap amoxicillin sebesar 66,67 mg/g.
Nilai ini masih lebih kecil dibandingkan dengan adsorpsi karbon aktif yaitu 186,93
mg/g dan lebih besar dibanding adsorpsi oleh bentonit yaitu 53,93 mg/g (Putra et al.,
2009) serta adsorben kitosan yaitu 8,71 mg/g (Adriano et al., 2005). Dengan
demikian, persimmon tannin gel mempunyai potensi yang sangat besar untuk
digunakan sebagai adsorben.
C. Kajian Termodinamika (ΔG)
Tingkat laju adsorpsi yang terjadi digambarkan melalui model kinetika reaksi. Laju
adsorpsi dapat diketahui dari konstanta laju adsorpsi (k) dan orde reaksi yang
dihasilkan dari suatu model kinetika adsorpsi. Data konsentrasi amoxicillin yang
teradsorpsi (qe) dapat diolah untuk menentukan persamaan kinetika reaksi. Tahap
pengujian laju adsorpsi amoxicillin dapat dilakukan dengan menduga orde reaksi,
baik orde satu semu atau orde dua semu.
Gambar 14. Model kinetika adsorpsi amoxicillin oleh persimmon tannin gel orde
Satu Semu
Gambar 15. Model kinetika adsorpsi amoxicillin oleh persimmon tannin gel orde dua
semu
Gambar 14 dan 15 menunjukkan model kinetika adsorpsi amoxicillin oleh persimmon
tannin gel berdasarkan persamaan orde satu semu dan orde dua semu. Nilai R 2 dan
tetapan laju adsorpsi untuk persamaan orde satu semu adalah masing-masing 0.970
dan 0.0668 g/mg.menit. Untuk model kinetika orde dua semu diperoleh nilai R2
sebesar 0,992 dengan nilai k2 sebesar 0,0046 g/mg.menit. Model adsorpsi yang sesuai
ditentukan dengan membandingkan nilai linearitas kurva, dimana linearitas terbesar
dipilih sebagai model yang sesuai (Atkins, 1999). Berdasarkan nilai R2 dari kedua
model tersebut yang mendekati 1 adalah persamaan orde dua semu. Dengan demikian
adsorpsi amoxicillin oleh persimmon tannin gel cenderung mengikuti model kinetika
orde dua semu. Artinya dengan penambahan konsentrasi adsorbat ataupun jumlah
adsorben akan mempengaruhi laju adsopsi dua kali lipat.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1. Waktu optimum pada proses adsorpsi yaitu pada menit 30 dan nilai pH optimum
untuk adsorpsi amoxicillin adalah pH 7. Proses adsorpsi meningkat seiring dengan
meningkatnya konsentrasi amoxicillin dalam larutan.
3. Kinetika yang memenuhi untuk proses adsorpsi untuk amoxicillin yaitu kinetika
orde dua semu.
B. Saran