Anda di halaman 1dari 13

Studi Kinetika Adsorbsi Persimmon Tanin Gel Terhadap Amoxicillin Melalui Pengaruh

Waktu Kontak, pH dan Konsentrasi Amoxicillin

Oleh:
Dwi Ratna Karim1,
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo

Abstrak

Persimmon tannin gel dapat digunakan sebagai adsorben untuk mengadsorpsi amoxicillin pada
sistem berair. Tujuan penelitian ini yaitu menentukan pengaruh waktu kontak, pH dan konsentrasi
amoxicillin terhadap adsorpsi amoxicillin menggunakan persimmon tannin gel, menentukan
kapasitas adsorpsi antibiotik amoxicillin menggunakan persimmon tannin gel dan menentukan
kinetika adsorpsi antibiotik amoxicillin menggunakan persimmon tannin gel. Berdasarkan
penelitian ini, yang diperoleh yaitu Waktu optimum pada proses adsorpsi yaitu pada menit 30 dan
nilai pH optimum untuk adsorpsi amoxicillin adalah pH 7. Proses adsorpsi meningkat seiring
dengan meningkatnya konsentrasi amoxicillin dalam larutan. Kapasitas adsorpsi maksimum
persimmon tannin gel yaitu 66,67 mg/g. Kinetika yang memenuhi untuk proses adsorpsi untuk
amoxicillin yaitu kinetika orde dua semu.

Kata kunci: Amoxicillin, Persimmon tannin gel, waktu kontak, pH dan konsentrasi amoxicillin
dan kapasitas adsorpsi

Pendahuluan
Kemajuan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan mendorong industri farmasi untuk
memproduksi berbagai jenis obat-obatan. Salah satunya adalah jenis antibiotik. Ratusan antibiotik
telah berhasil diidentifikasi dan dikembangkan sehingga dapat dimanfaatkan dalam terapi penyakit
infeksi (Gilman dan Goodman, 2007). Salah satu antibiotik yang banyak diresepkan di Indonesia
adalah amoxicillin. Bahkan orang awam sering kali dijumpai membeli obat ini secara bebas tanpa
resep dokter (Saptarini dan Rusniyanti, 2012).
Amoxicillin merupakan antibiotik yang banyak digunakan untuk berbagai infeksi.
Keberadaan limbah antibiotik amoxicillin di lingkungan perairan akan memberikan dampak
negatif. Maichin et al. (2013) melaporkan bahwa adanya antibiotik β-laktam seperti amoxicillin
dalam lingkungan perairan yang terus meningkat akan menyebabkan menurunnya kualitas air,
menurunnya kesehatan ekosistem dan akan berdampak negatif pada sumber air minum. Oleh
karena itu, perlu dilakukan penanganan khusus guna mengurangi kadar antibiotik amoxicillin
dalam limbah cair. Maichin et al. (2013) melaporkan bahwa adanya antibiotik β-laktam seperti
amoxicillin dalam lingkungan perairan yang terus meningkat akan menyebabkan menurunnya
kualitas air, menurunnya kesehatan ekosistem dan akan berdampak negatif pada sumber air
minum. Oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan khusus guna mengurangi kadar antibiotik
amoxicillin dalam limbah cair.
Bahan alam yang berpotensi sebagai adsorben adalah tanin. Tanin merupakan senyawa
alami berupa polifenol yang terdapat dalam berbagai tanaman dan berfungsi sebagai alat
pertahanan diri dari predator. Tanin dapat membentuk kompleks dan mengendap dengan
makromolekul seperti protein, lemak dan polisakarida (Carn et al., 2012; Furlan et al., 2014; Nnaji
et al., 2014). Akan tetapi dikarenakan sifatnya yang dapat larut dalam air, aplikasi tanin sebagai
adsorben dalam sistem berair menjadi kurang efektif.
Salah satu metode yang biasa digunakan untuk mengatasi hal tersebut adalah membuatnya
menjadi gel, baik menggunakan agen pengikat-silang maupun imobilisasi dalam matriks yang
tidak larut dalam air (Gurung et al., 2011). Sebagian besar metode yang digunakan dalam
pembuatan gel tanin yaitu dengan menggunakan agen pengikat silang formaldehid atau aldehid
dalam media asam atau basa (Tondi dan Pizzi., 2009; Ho Kim dan Nakano, 2005; Nakano et al.,
2001) dan autoksidasi (Kunimoto, 2013). Ahmad et al. (2015) telah membuat persimmon tannin
gel menggunakan pengikat silang formaldehid. Persimmon tannin gel ini menunjukkan afinitas
yang tinggi terhadap zat warna metilen biru. Dalam penelitian ini akan digunakan persimmon
tannin gel sebagai adsorben untuk mengadsorpsi amoxicillin pada sistem berair. Uji adsorpsi dan
studi kinetika persimmon tannin gel terhadap amoxicillin akan dipelajari dan dianalisis melalui
pengaruh waktu kontak, pH dan konsentrasi amoxicillin.
Metode
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2017, bertempat di Laboratorium
Kimia Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari,
Sulawesi Tenggara.
Alat dan Bahan
Peralatan dan bahan yang digunakan meliputi, Spektrofotometer UV- Vis, pH meter, neraca
analitik, labu takar 100 mL dan 500 mL, gelas ukur 10 mL, 25 mL dan 50 mL, gelas kimia 50 mL
dan 500 mL, batang pengaduk, pipet tetes, corong, spatula, jar test, persimmon tannin gel, tablet
amoxicillin (PT. Mesifarma TM), akuades, asam klorida (HCl) 0,1 M, natrium hidroksida (NaOH)
0,1 M dan kertas saring whatman.
Prosedur Kerja
Uji adsorpsi dan studi kinetika persimmon tannin gel terhadap amoxicillin.
1. Pembuatan larutan Amoxicillin 1000 mg/L
Larutan amoxicillin 1000 mg/L dibuat dengan melarutkan satu tablet amoxicillin dengan
dosis generik 500 mg dalam 500 mL akuades.
2. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Amoxicillin
Larutan amoxicillin 1000 mg/L dipipet sebanyak 1, 2, 3, 4 dan 5 mL ke dalam labu takar
100 mL dan diencerkan dengan menggunakan akuades hingga tanda tera, sehingga diperoleh
sederet larutan standar 10, 20, 30, 40 dan 50 mg/L. Selanjutnya ditentukan panjang gelombang
maksimum amoxicillin dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang
200-380 nm.
3. Pengaruh Waktu Kontak (Sen dan Chi, 2013)
Larutan amoxicillin 40 mg/L dimasukan ke dalam gelas kimia dengan volume 100 mL.
Selanjutnya ditambahkan 0,1 gram persimmon tannin gel dan diaduk menggunakan jar test dengan
kecepatan 120 rpm. Waktu kontak divariasikan berturut-turut 10, 20, 30, 40, 50 dan 60 menit.
Setiap variasi waktu, larutan dipipet dan disaring menggunakan kertas saring Whatman untuk
memisahkan filtrat dan residu. Filtrat dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada
panjang gelombang maksimum untuk mengetahui konsentrasi amoxicillin yang tidak teradsorpsi
oleh adsorben.
4. Pengaruh pH Larutan (Indriana et al., 2014)
Larutan amoxicillin 40 mg/L dimasukan ke dalam 5 gelas kimia dengan volume masing-
masing sebanyak 100 mL. Larutan amoxicillin dalam gelas kimia divariasikan pHnya (variasi pH
3, 5, 7, 9 dan 11) dengan menambahkan HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M setetes demi setetes. Larutan
amoxicillin dengan pH berbeda, dikontakkan dengan 0,1 gram persimmon tannin gel. Selanjutnya
diaduk menggunakan jar test dengan kecepatan 120 rpm selama waktu kontak optimum. Setelah
waktu optimum, larutannya dipipet untuk masing-masing pH, kemudian dianalisis menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum untuk mengetahui amoxicillin yang
tidak teradsorpsi oleh adsorben.
5. Pengaruh Konsentrasi Adsorbat (Muslimin, 2010)
Larutan amoxicillin dengan konsentrasi 10, 20, 30, 40, 50, 60 dan 70 mg/L sebanyak 100
mL dicampur dengan 0,1 gram persimmon tannin gel pada pH optimum. Kemudian diaduk
menggunakan jar test dengan kecepatan 120 rpm selama waktu kontak optimum. Setelah
mencapai waktu optimum, masing-masing konsentrasi larutan amoxicillin dipipet dan dianalisis
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum untuk mengetahui
konsentrasi amoxicillin yang tidak teradsorpsi. Hasil yang diperoleh diplot ke persamaan 4
Langmuir dan persamaan 6 Freundlich untuk menentukan kapasitas dan energi adsorpsi
persimmon tannin gel.
Analisis Data
1. Pembuatan Kurva Standar Amoxicillin
Sederet larutan standar diukur absorbansnya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada
panjang gelombang maksimum. Kemudian dengan cara memplotkan absorbans terhadap
konsentrasi larutan standar maka diperoleh kurva standar sebagai berikut:

Gambar 1.Grafik hubungan antara konsentrasi (C) dan absorbans (A)


Dari kurva standar di atas diperoleh persamaan garis regresi linear :
y = ax + b
Keterangan:
a = slop
b = intersep
x = konsentrasi
y = absorbans sampel
2. Penentuan Daya Adsorpsi
Dari persamaan garis regresi linear (persamaan 16) yang dihasilkan oleh kurva standar
maka, konsentrasi amoxicillin akhir dapat dihitung dengan persamaan berikut :

Konsentrasi amoxicillin yang teradsorpsi oleh persimmon tannin gel dapat dihitung
menggunakan persamaan-persamaan berikut :

Dimana :
C0 = [amoxicillin] awal (mg/L)
Ce = [amoxicillin] akhir (mg/L)
qe= Jumlah adsorbat yang terjerap per satuan massa adsorben (mg/g)
V = Volume larutan (L)
3. Penentuan Kapasitas Adsorpsi Amoxicillin
Kapasitas adsorpsi ditentukan melalui persamaan isotermal yaitu isotermal Langmuir atau
isotermal Freundlich.Untuk isotermal Langmuir dibuat grafik Ce versus Ce/qe (gambar 5). Nilai
slop merupakan 1/qm dan intersep merupakan 1/K.qm. Sedangkan untuk isotermal Freundlich
dibuat grafik log Ce versus log qe. Nilai slop merupakan 1/n dan intersep merupakan log qm.
4. Kajian Termodinamika (ΔG)
Kajian termodinamika pada sistem adsorpsi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
Van’t Hoff. Nilai ΔG yang diperoleh dapat menunjukan sifat alami dari proses adsorpsi. Proses
adsorpsi terjadi secara spontan jika pada temperatur yang tetap memberikan nilai ΔG yang bernilai
negatif. Sebaliknya, jika pada temperatur yang tetap memberikan nilai ΔG yang bernilai positif
maka proses adsorpsi terjadi secara tidak spontan.
5. Kajian Kinetika (orde reaksi dan nilai k)
Data yang diperoleh dilakukan analisis orde reaksinya dengan rumus orde pertama semu dan
orde kedua semu, untuk menentukan nilai k. Dengan menghubungkan log (qe-qt) terhadap t dan
t/qt terhadap t maka akan didapatkan persamaan garis. Slop pada persamaan 13 dapat digunakan
untuk menghitung nilai k1 dan intersep dari persamaan 15 dapat diperoleh nilai k2. Dimana k1 dan
k2 merupakan nilai tetapan orde kinetik (Malik, 2004).
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Adsorpsi Amoxicillin
Adsorpsi amoxicillin oleh persimmon tannin gel dilakukan dengan cara menginteraksikan
larutan amoxicillin sebagai adsorbat dengan persimmon tannin gel sebagai adsorban. Penentuan
kapasitas adsorpsi persimmon tannin gel terhadap amoxicillin dilakukan dengan mengamati
pengaruh waktu kontak, pengaruh pH dan pengaruh konsentrasi adsorbat.Kesesuaian adsorpsi
dengan isotermal Freundlich dan Langmuir serta kinetika orde satu semu dan orde dua semu
dianalisis.
1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Amoxicillin Menggunakan Spekrtofotometer
UV-Vis
Penentuan panjang gelombang maksimum amoxicillin dilakukan dengan mengukur
absorbansnya pada daerah UV.Dari spektrum absorpsi dapat diketahui panjang gelombang dengan
absorbans maksimum dari senyawa amoxicillin. Panjang gelombang dimana proses absorpsi
terjadi bergantung pada seberapa kuat elektron terikat dalam suatu molekul. Elektron yang terikat
kuat dalam suatu ikatan kovalen tunggal memerlukan energi yang tinggi dan panjang gelombang
pendek (Day dan Underwood, 2002).
Larutan amoxicillin diukur absorbansnya pada panjang gelombang 200-400 nm
menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Dari pengukuran yang dilakukan, diperoleh data
absorbans maksimum pada panjang gelombang 240 nm.Panjang gelombang tersebut digunakan
sebagai data standar dalam pengukuran menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
2. Pengaruh Waktu Kontak terhadap Adsorpsi Amoxicillin
Waktu kontak memiliki peranan penting dalam mencapai kesetimbangan adsorpsi.Waktu
optimum adsorpsi amoxicillin oleh persimmon tannin gel ditentukan dengan menghitung jumlah
amoxicillin yang teradsorpsi sebagai fungsi waktu.Pengamatan waktu kontak bertujuan untuk
mengetahui waktu kontak optimum antara persimmon tannin gel sebagai adsorben dan zat
amoxicillin sebagai adsorbat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah amoxicillin yang
teradsorpsi mengalami peningkatan dengan semakin lamanya waktu kontak antara adsorben dan
adsorbat hingga dicapai kesetimbangan sebagaimana ditunjukan Gambar 2.

Gambar 8. Pengaruh waktu kontak larutan amoxicillin terhadap daya adsorpsi persimmon
tannin gel (berat adsorben 0.1 g, konsentrasi larutan amoxicillin 40 mg/L dan volume 100 mL)
Larutan amoxicillin yang terjerap terus meningkat seiring dengan peningkatan waktu kontak
hingga mencapai waktu kontak optimum. Adsorpsi maksimum amoxicillin terjadi pada menit
ke 30. Hal ini menunjukkan bahwa situs aktif yang tersedia pada permukaan persimmon
tannin gel masih banyak sehingga permukaan adsorben masih aktif mengadsorpsi molekul-
molekul amoxicillin. Putra et al. (2009) menerangkan bahwa ketika proses adsorpsi
berlangsung terjadi interaksi antara situs aktif adsorben dengan gugus amina pada amoxicillin.
Setelah menit ke 30 jumlah amoxicillin yang teradsorpsi berkurang secara perlahan. Hal ini
disebabkan permukaan adsorben telah jenuh karena proses difusi dan penempelan molekul
amoxicillin telah mencapai kesetimbangan. Sehingga mengakibatkan persimmon tannin gel
tidak mampu lagi mengadsorpsi amoxicillin karena permukaannya telah jenuh. Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa jerapan terbesar terjadi pada waktu kontak 30 menit,
maka proses adsorpsi untuk variasi pH dan konsentrasi amoxicillin dengan persimmon tannin
gel dilakukan pada waktu kontak optimum 30 menit.
3. Pengaruh pH Adsorbat terhadap Adsorpsi Amoxicillin

Faktor penting lain dalam proses adsorpsi adalah pH larutan karena perubahan pH dapat
mempengaruhi kondisi situs aktif pada permukaan adsorben maupun pada molekul amoxicilin.
Penentuan pH optimum dalam proses adsorpsi bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum
terjadinya adsorpsi. Dengan demikian diharapkan dapat diketahui daya adsorpsi maksimum
amoxicillin oleh persimmon tannin gel pada kondisi asam, basa atau netral. Nilai pH optimum
adsorpsi amoxicillin oleh persimmon tanin gel ditentukan dengan menghitung jumlah
amoxicillin yang teradsorpsi sebagai fungsi pH. Hubungan antara pH dengan jumlah
amoxicillin yang teradsorpsi oleh persimmon tannin gel dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Hubungan antara pH amoxicillin terhadap jumlah amoxicillin yang teradsorpsi


(qe) oleh persimmon tannin gel (waktu kontak 30 menit)
Larutan amoxicillin yang terjerap terus meningkat seiring dengan peningkatan nilai pH hingga
mencapai pH optimum dan kemudian menurun. Kecenderungan ini diduga karena pada pH
asam terjadi kompetisi antara amoxicillin yang memiliki muatan positif dengan ion H+ dalam
larutan untuk berinteraksi dengan situs aktif persimmon tannin gel yang memiliki muatan
negatif. Akibatnya jumlah amoxicillin yang teradsorpsi pada pH asam hanya sedikit. Pada pH
3 jumlah amoxicillin yang terjerap hanya 15,55 mg/g dan terus meningkat secara signifikan
hingga mencapai pH 7. Pada pH 7 jumlah amoxicillin yang teradsorpsi mencapai 24.36 mg/g
dengan efisiensi adsorpsi sebesar 60,91 %.
Setelah mencapai pH optimum, terjadi penurunan jumlah amoxicillin yang terjerap.
Kecenderungan ini diduga karena pada kondisi basa terjadinya kompetisi antara ion OH - yang
terdapat di dalam larutan dan situs aktif persimmon tannin gel yang bermuatan negatif untuk
berinteraksi dengan amoxicillin yang memiliki muatan positif. Putra et al. (2009) menjelaskan
bahwa interaksi antara ion OH- dengan amoxicillin mengakibatkan gugus karboksil dan gugus
amina pada amoxicillin mengalami deprotonasi. Akibatnya terjadi tolakan antara persimmon
tannin gel dan amoxicillin terdeprotonasi yang menyebabkan jumlah amoxicillin yang terjerap
oleh persimmon tannin gel menjadi sangat sedikit.

Gambar 10. Reaksi tolakan antara persimmon tannin gel dengan amoxicillin terdeprotonasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya adsorpsi maksimum terjadi pada pH 7, maka untuk
adsorpsi amoxicillin terhadap pengaruh konsentrasi larutan amoxicillin digunakan pH 7 dan
waktu kontak optimum 30 menit.
4. Pengaruh Konsentrasi Adsorbat terhadap Daya Adsorpsi Amoxicillin

Faktor lain yang mempengaruhi proses adsorpsi adalah konsentrasi adsorbat. Memperbesar
konsentrasi amoxicillin yang dikontakkan dengan persimon tannin gel yang jumlahnya tetap
akan menghasilkan jerapan amoxicillin yang meningkat secara linear dan akan konstan jika
telah tercapai kesetimbangan antara konsentrasi adsorbat yang diserap dengan konsentrasi
adsorben yang tersisa dalam larutan. Hal ini terjadi selama situs aktif adsorben tersebut belum
jenuh. Hubungan antara konsentrasi dengan jumlah amoxicillin yang teradsorpsi oleh
persimmon tannin gel dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Hubungan antara konsentrasi terhadap jumlah amoxicillin yang teradsorpsi (qe)
oleh persimmon tannin gel (waktu kontak 30 menit dan pH 7)
Jumlah amoxicillin yang teradsorpsi terus mengalami peningkatan seiring dengan
bertambahnya konsentrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa amoxicillin yang
teradsorpsi paling besar yaitu sebesar 40.73 mg/g pada konsentrasi 70 ppm. Hal ini
menunjukkan bahwa situs aktif pada permukaan persimmon tannin gel belum jenuh.
Jankowska et al. (1999) mengemukakan bahwa konsentrasi adsorbat dalam larutan
dapat mempengaruhi proses adsorpsi, dalam hal ini semakin tinggi konsentrasi
adsorbat dalam larutan maka semakin tinggi daya adsorpsi suatu adsorben.
B. Kapasitas Adsorpsi Maksimum

Jumlah amoxicillin yang teradsorpsi oleh persimmon tannin gel sebagai fungsi
konsentrasi ditentukan untuk menghitung kapasitas adsorpsi. Kapasitas adsorpsi
amoxicillin dapat ditentukan berdasarkan persamaan isotermal Freundlich dan
isotermal Langmuir. Model isotermal yang sesuai dengan adsorpsi ditentukan dengan
membandingkan nilai linearitas kedua persamaan tersebut. Data pada Gambar 11
dapat diolah untuk memperoleh grafik persamaan Langmuir
(Gambar 12) dan persamaan Freundlich (Gambar 13).

Gambar 12. Adsorpsi isotermal Langmuir amoxicillin oleh persimmon tannin gel

Gambar 13. Adsorpsi isotermal Freundlich amoxicillin oleh persimmon tannin gel
Gambar 12 dan 13 menunjukkan bahwa adsorpsi amoxicillin oleh persimmon tannin
gel cenderung mengikuti model isotermal Freunlich. Hal ini dapat diketahui dari nilai
koefisien korelasi (R2) untuk isotermal Freundlich (R2 = 0,996) lebih linear
dibandingkan isotermal Langmuir (R2 = 0,918). Dari persamaan isotermal Freundlich
diperoleh nilai kapasitas tetapan adsorpsi (KF) sebesar 4,0179 L/mg dan nilai
intensitas adsorpsi (n) sebesar 1,5290 mg/g. Rousseau (1987) menyatakan bahwa
semakin besar harga KF maka daya adsorpsi akan semakin baik. Sementara jika nilai
n di atas satu mengindikasikan bahwa proses adsorpsi berlangsung secara fisika
(Kumar et al., 2011).
Tetapan K dan qm dapat dipergunakan untuk meramalkan daya tarik di antara bahan
terjerap dan adsorben mempergunakan satu faktor pemisahan atau bentuk dimensi
isotermal menggunakan parameter keseimbangan RL, seperti Persamaan 6. Harga RL
untuk amoxicillin pada satu konsentrasi berbeda adalah 0,2706. Nilai RL yang
diperoleh (0 < RL < 1) menandakan bahwa adsorpsi berlangsung dengan baik.
Kapasitas adsorpsi persimmon tannin gel terhadap amoxicillin sebesar 66,67 mg/g.
Nilai ini masih lebih kecil dibandingkan dengan adsorpsi karbon aktif yaitu 186,93
mg/g dan lebih besar dibanding adsorpsi oleh bentonit yaitu 53,93 mg/g (Putra et al.,
2009) serta adsorben kitosan yaitu 8,71 mg/g (Adriano et al., 2005). Dengan
demikian, persimmon tannin gel mempunyai potensi yang sangat besar untuk
digunakan sebagai adsorben.
C. Kajian Termodinamika (ΔG)

Parameter termodinamika pada sistem adsorpsi dapat dihitung dengan menggunakan


persamaan Van't Hoff, ΔG = - RT ln K. Nilai K dapat diperoleh dari nilai n pada
persamaan isotermal Freundlich. Nilai ΔG digunakan untuk menentukan sifat alami
dari proses adsorpsi. Proses adsorpsi secara spontan jika pada temperatur yang tetap
memberikan nilai ΔG yang bernilai negatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
nilai ΔG yang diperoleh sebesar -1,0662 kJ/mol. Ye et al. (2011) menyatakan bahwa
energi bebas Gibbs untuk adsorpsi kimia berada dalam kisaran -400 kJ/mol sampai -
80 kJ/mol dan adsorpsi secara fisika sebesar -20 kJ/mol sampai 0 kJ/mol. Hasil
penelitian ini mengindikasikan bahwa adsorpsi berlangsung secara fisika. Hal ini
semakin memperkuat asumsi adsorpsi secara fisika berdasarkan nilai n yang
dijelaskan sebelumnya.
D. Kinetika Adsorpsi

Tingkat laju adsorpsi yang terjadi digambarkan melalui model kinetika reaksi. Laju
adsorpsi dapat diketahui dari konstanta laju adsorpsi (k) dan orde reaksi yang
dihasilkan dari suatu model kinetika adsorpsi. Data konsentrasi amoxicillin yang
teradsorpsi (qe) dapat diolah untuk menentukan persamaan kinetika reaksi. Tahap
pengujian laju adsorpsi amoxicillin dapat dilakukan dengan menduga orde reaksi,
baik orde satu semu atau orde dua semu.

Gambar 14. Model kinetika adsorpsi amoxicillin oleh persimmon tannin gel orde
Satu Semu
Gambar 15. Model kinetika adsorpsi amoxicillin oleh persimmon tannin gel orde dua
semu
Gambar 14 dan 15 menunjukkan model kinetika adsorpsi amoxicillin oleh persimmon
tannin gel berdasarkan persamaan orde satu semu dan orde dua semu. Nilai R 2 dan
tetapan laju adsorpsi untuk persamaan orde satu semu adalah masing-masing 0.970
dan 0.0668 g/mg.menit. Untuk model kinetika orde dua semu diperoleh nilai R2
sebesar 0,992 dengan nilai k2 sebesar 0,0046 g/mg.menit. Model adsorpsi yang sesuai
ditentukan dengan membandingkan nilai linearitas kurva, dimana linearitas terbesar
dipilih sebagai model yang sesuai (Atkins, 1999). Berdasarkan nilai R2 dari kedua
model tersebut yang mendekati 1 adalah persamaan orde dua semu. Dengan demikian
adsorpsi amoxicillin oleh persimmon tannin gel cenderung mengikuti model kinetika
orde dua semu. Artinya dengan penambahan konsentrasi adsorbat ataupun jumlah
adsorben akan mempengaruhi laju adsopsi dua kali lipat.

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1. Waktu optimum pada proses adsorpsi yaitu pada menit 30 dan nilai pH optimum
untuk adsorpsi amoxicillin adalah pH 7. Proses adsorpsi meningkat seiring dengan
meningkatnya konsentrasi amoxicillin dalam larutan.

2. Kapasitas adsorpsi maksimum persimmon tannin gel yaitu 66,67 mg/g.

3. Kinetika yang memenuhi untuk proses adsorpsi untuk amoxicillin yaitu kinetika
orde dua semu.

B. Saran

Penelitian selanjutnya dapat dilakukan pengaruh variasi suhu untuk menentukan


energi aktivasi dan entalpi yang dihasilkan serta penggantian adsorbat dengan jenis
antibiotik lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Adamson, A.W., 1990, Physical Chemistry of Surface-5th edition, A. Wiley-
Interscience Publication, John Wiley and Sons, Inc., New York.
Adriano, W.S., Veredas, V., Santana, C.C., Goncalves, L.R.B., 2005, Adsorption of
Amoxicillin on Chitosan Beads: Kinetics, Equilibrium and Validation of
finite Batch Models, Biochemical Engineering Journal, 27, 132–137.
Agustianingsih, R., Utami, B. danSaputro, S., 2013, Adsorpsi Zat Warna Tekstil
Rhodamine B dengan Memanfaatkan Ampas The Sebagai Adsorben,
Seminar Nasional Kimia danPendidikan Kimia V, ISBN:979363167-8.
Ahmad, L.O., Murguia Flores, D.A., Okumura, H., Kaneki, Y., Honda, M., Suda, M.
dan Kunimoto, K-K., 2015, Application of Modified Persimmon Tannin
Gels in The Removal of Dyes from Aqueous Solution, Proceedings of the
8th International Conference on Waste Management, Water Pollution, Air
Pollution, Indoor Climate, 149-153.
Aksu, Z. dan Ozlem T., 2005, Application of biosorption for penicillin G removal:
Comparison with Activated Carbon, Process Biochemistry 40, 831–847.
Alberty, R.A. dan Daniel F., 1983, Kimia Fisika Jilid I, Terjemahan : Physical
Chemistry, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Alcock, R.E., Sweetman, A., Jones, K.C., 1999, Assessment of Organic Contaminant
Fate in Wastewater Treatment Plants, I : Selected Compounds and
Physicochemical Properties, Chemosphere, 38, 2247–2262.
Andreozzi, R., Marisa C., Raffaele M., Nicklas P., 2005, Antibiotic Removal from
Wastewaters: The Ozonation of Amoxicillin, Journal of Hazardous
Materials, 122, 243–250.
Anonymous, 2008, Identifikasi Senyawa Isoflavon pada Limbah Cair Tahu,
http://tahujegrot.blogspot.com, diakses tanggal 1 Desember 2016.
Ansel, H., 2008, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi IV, UI-Press, Jakarta.
Arthur, W.A., 1990, Physical Chemistry Surfaces, John Wiley and Sons,
Inc.California
Atkins, P.W., 1990, Kimia Fisika, Diterjemahkan oleh Irma I. Kartohadiprodjo, 1997,
Erlangga, Jakarta.
Baswarsiati, Suhardi, dan D. Rahmawati, 2006, Potensidan Wilayah Pengembangan
Kesemek Junggo, Buletin Plasma Nutfah, 12(2).
Bisanda, E.T.N., Ogola, W.O., Tesha, J.V., 2003, Characterisation of Tannin Resin
Blends for Particle Board Applications, Cem. Concr. Compos, 25(6), 593 -
598.
Browning, B.L., 1966, Methods of Wood Chemistry, Vol. I, II, Interscience
Publishers, New York.
Butt, Masood S., M. Tauseef.S., Mahwish. A., Ambreen N., Waqas. A., Naresh. K.,
Muhammad I., 2015, Persimmon (Diospyros Kaki) Fruit Hidden
Phytochemicals And Health Claims, EXCLI Journal, 14, Hlm 542-561.
Carn, F., S. Guyot, A. Baron, J. Pérez, E. Buhler, dan D. Zanchi, 2012, Structural
Properties Of Colloidal Complexes Between Condensed Tannins and
Polysaccharide Hyaluronan, Biomacromolecules, 13(3), pp. 751–9.
Connors, K.A., Amidon G.L., Stella V.J., 1992, Stabilitas Kimiawi Sediaan Farmasi
Ed 2, IKIP Semarang Press, Semarang.
Danarto, Y.C., Muljadi, Kartikaningsih, D. Arwan, M., 2010, Pengambilan Tanin dari
Kulit Kayu Bakau dan Pemanfaatannya sebagai Adsoben Logam Berat
Timbal (Pb) danTembaga (Cu), Prosiding RAPI IX, UMS Surakarta.
Danarto, Y.C., Prihananto, S.A., Pamungkas, Z.A., 2011, Pemanfaatan Tanin dari
Kulit Kayu Bakau Sebagai Pengganti Gugus Fenol Pada Resin Fenol
Formaldehid, Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia, Yogyakarta, ISSN
1693-4393.
Day, R.A. dan Underwood, A.L., 1999, Analisis Kimia Kuantitatif, Penerjemah:
Pudjaatmaka, A.H., Edisi Kelima, Jakarta: Penerbit Erlangga. Halaman: 393.
Day, R.A. dan Underwood, A.L., 2002, Analisis Kimia Kuantitatif, Edisi Keenam,
Jakarta: Erlangga.
Deshpande, A.D., Baheti K.G., Chatterjee N.R., 2004, Degradation of β Laktam
Antibiotics, Current Science, 87(12), 1684-95.
Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Dutta, M., Baruah, R., Dutta, N.N., 1997, Adsorption of 6-aminopenicillanic acid on
Activated Carbon, Separation and Purification Technology, 12, 99–108.
Fan, T., Liu Y., Feng B., Zeng G., Yang C., Zhou M., Zhou H., Tan Z., Wang X.,
2008, Biosorption of Cadmium(II), Zinc(II), and Lead(II) by Penicillium
Simplicissium: Isotherm, Kinetics and Thermodynamics, J. Hazard Mat, 160,
655-661.
Freundlich, H.M.F., 1906, Uber Die Adsorption in Lasugen, Physical Chemistry, 57,
Hlm 385–470.
Furlan, A.L., A. Castets, F. Nallet, I. Pianet, A. Grélard, E.J. Dufourcdan J. Géan,
2014, Red Wine Tannins Fluidify and Precipitate Lipid Liposomes and
Bicelles, A Role for Lipids in Wine Tasting, Langmuir, 30(19), pp. 5518–26.
Furniss, Brian S., Antony J. Hannaford, Peter W.G. Smith dan Austin R. Tatchell,
1989, Vogel’s Textbook of Practical Organic Chemistry – 5th ed, Longman
Scientific & Technical, London.
Gandjar, I.G. dan Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Gilman, A. dan Goodman L.S., 2007, Dasar Farmakologi Terapi Ed. 10 Vol. 2, EGC,
Jakarta.
Grayson, M.L., 2010, Kucers’ The Use of Antibiotics 6th ed, Edward Arnold Ltd,
London.
Gunawan, S.G., 2007, Farmakologi dan Terapi Edisi 5, Gaya Baru, Jakarta.
Gupta S.S. dan Bhattacharayya G.K., 2008, Immobilization of Pb(II), Cd(II), Ni(II)
Ions on Kaolinite and Montmorillonite Surfaces from Aqueos Medium, J.
EnvirManag, 87, 46-58.
Gurung, M., Adhikari B.B., Kawakita H., Ohto K., Inoue K., 2011, Recovery of
Au(III) by Using Low Cost Adsorbent Prepared from Persimmon Tannin
Extract, J Chem Eng, 174, 556-563.
Hagerman, A.E., 2002, Tannin Hand Book. Miami University. USA
Halling-Sorensen, B., Nielsen, S.N., Lanzky, P.F., Ingerslev, F., Lutzhorft, H.C.,
Jorgensen, S.E., 1998, Occurence, Fate and Effects of Pharmaceutical
Substances in The Environment–a Review, Chemosphere, 36, 357–393.
Han, R., Ding D., Xu Y.W., Zou Y., Wang, Li L.Y., Zou, 2008, Use of Rice Husk for
The Adsorption of Congo Red from Aqueous Solution in Column Mode,
BioresourceTechnol, 99, 2938–2946.
Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan, Bandung, ITB.
Harianto, S.W. danTransitawuri F., 2006, Perbandingan Mutu dan Harga Tablet
Amoksisilin 500 mg Generik dengan Non Generik, Departemen Farmasi
FMIPA Universitas Indonesia, Majalah Ilmu Kefarmasian, III(3), ISSN:
1693-9883.
Ho Kim Y. dan Nakano Y., 2005, Adsorption Mechanism of Palladium by Redox
within Condensed-tannin Gel, Water Res, 39(7), Hlm 1324–30.
Homem, H. dan Santos L., 2011, Degradation and Removal Methods of Antibiotics
from Aqueous Matrices: a review, J. Environ, Manage, 92(10), 2304–2347.
Indriana, M.D., D. Purwonugroho dan Darjito, 2014, Adsorpsi Seng (II)
Menggunakan Biomassa Azollamicrophylla Diesterifikasi dengan Asam
Sitrat, Journal Kimia Student, 2(2) 534–540.
Jankoswka, H., Swiatkowski A. and Choma J., 1999, Active Carbon, Ellis Horwood
Limited, England.
Khopkar, S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, Penerjemah A. Saptoraharjo.
Cetakan Pertama, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, Halaman
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, Halaman 26-217.
Kooh, M.R.R., Muhammad K.D., Linda B.L.L., 2016, The Removal of Rhodamine B
Dye from Aqueous Solution Using Casuarina Equisetifolia Needles as
Adsorbent, Cogent Environmental Science, 2, 1140553.
Kumar, R., Narsi R.B., Garima, Kiran B., 2008, Biorsorption of Chromium(VI) from
Aqueous Solution and Electroplating Wastewater Using Fungal Biomass,
Chemical Engineering Journal, 135, 202-208.
Kunimoto, K.K., 2013, A Caffeine Removal Method Which Uses The Water-
Insoluble Gel Derived from Persimmon Tannin for Caffeine Adsorption, JP,
2013106535.
Kyzas, G. dan Kostoglou M., 2014, Green Adsorbents for Wastewaters : A Critical
Review, 7, 333–364.
Li, S., Li X., Wang D., 2004, Membrane (RO-UF) Filtration for Antibiotic
Wastewater Treatment and Recovery of Antibiotics, Separation and
Purification Technology, 34, 109–114.
Lia, C.B., X. Zou, Y. Dong, Zhang dan J. Du, 2013, Current Progress on Structure
Analysis and Health Benefits of Persimmon Tannin, Acta Hortic,(996), 455–
466.
Lin, S.H., Juang R.S., 2009, Adsorption of phenol and its derivatives from water
using synthetic resins and low-cost natural adsorbents: a review, J. Environ,
Manage, 90, 1336–1349.
Maichin, F., FreitasL. C., Ortiz N., 2013,The Use of Converter Slag-Magnetite to
Decompose Amoxicillin By Fenton Oxidation Process, Orbital: E.-J. Chem,
5,213–217.
Martines, S., 2002, Inhibitory Mechanism of Mimosa Tannin Using Molecular
Modeling and Substitutional Adsorptions Isoterems, Mater Chem Phys, 77,
97-102.
Matsuo, T. dan Ito, S., 1978, On Mechanisms of Removing Astringency in
Persimmon Fruits by Carbon Dioxide Treatment, I, Some Properties of the
Two Processes in the De-astringency Plant Cell PhysioI, 18, Hlm 17-25.
Mohammadi, R., Bakhshali M., Mohammad R., 2011, Photocatalytic Decomposition
of Amoxicillin Trihydrate Antibiotic in Aqueous Solutions under UV
Irradiation Using Sn/TiO2 Nanoparticles, International Journal of
Photoenergy, 10, 1155/2012/514856.
Muslimin, 2010, Pemanfaatan Lempung Montmorilonit Terammobilisasi Biomassa
Ragi Roti untuk Mengadsorpsi Ion Logam Cr (III), Skripsi Sarjana Kimia,
Universitas Haluoleo, Kendari.
Nakano, Y., K. Takeshita dan T. Tsutsumi, 2001, Adsorption Mechanism of
Hexavalent Chromium by Redox within Condensed-tannin Gel, Water Res,
35(2), pp, 496–500.
Nandi, B.K., Goswami, A., Purkait, M.K., 2009, Removal of Cationic Dyes from
Aqueous Solutions by Kaolin: Kinetic and Equilibrium Studies, Applied
Clay Science, 42, 583-590.
Nethaji, S., Sivasamy A., Mandal A.B., 2012, Adsorption Isotherms, kinetics and
Mechanism for the Adsorption of Cationic and Anionic Dyes on to
Carbonaceous Particles Prepared from JuglansRegia Shell Biomass, Int J
Environ Sci Technol, 10, 231–242.
Nnaji, N.J.N., J.U. Ani, L.E. Aneke, O.D. Onukwuli, U.C. Okoro, dan J.I. Ume, 2014,
Modelling The Coag-flocculation Kinetics of Cashew Nut Testa Tannins in
An Industrial Effluent, J. Ind. Eng. Chem, 20(4), pp, 1930–1935.
Oscik, J., 1982, Adsorption, England: Ellos Horwood.
Owen, T., 1996, Fundamentals of UV-Visible Spectroscopy, Hewlett-Packard
Company, Germany.
Pan, X., Deng, C., Zhang, D., Wang, J., Mu, G., Chen, Y., 2008, Toxic Effects of
Amoxicillin on The Photosystem II of Synechocystis sp. Characterized by A
Variety Of in Vivo Chlorophyll Fluorescence Tests, Aquatic Toxicology, 89,
207–213.
Pavia, D.L., Lampmam G.M., Kriz G.S., 2001, Introduction to Spectroscopy 3rd Ed,
Thomson Learning, Australia.
Pohan H.G. dan Tjiptahdi, 1987, Pembuatan Desain Prototipe Alat Pembuatan Arang
Aktif dan Studi Teknologi Ekonominya, BBBPP IHP Proyek Penelitian dan
Pengembangan Hasil Industri Hasil Pertanian, Jakarta.
Potgeiter, J., Potgeiter, V. K., Kalibatonga, P., 2005, Heavy Metals Removal from
Solution by Palygorskite Clay, Minerals Engineering.
Putra, E.K., Ramon P., Jaka S., Nani I., Suryadi I., 2009, Performance of Activated
Carbon and Bentonite for Adsorption of Amoxicillin from Wastewater :
Mechanisms, Isotherms and Kinetics, Water Research, 43, 2419–2430.
Qin, Q.D., J. Ma, K. Liu, 2009, Adsorption of Anionic Dyes on Ammonium-
Functionalized MCM-41, Journal of Hazardous Materials, 162, Hlm 133-
139.
Renugadevi, N., Sangeetha, R., Lalitha, P., 2011, Effectiveness of an Economic
Adsorbent in the Adsorption of Methylene Blue from an Industrial Dyeing
Effluent, Advances in Applied Science Research, 2(4). Hlm 629-641.
Rousseau R.W., 1987, Handbook of Separation Process Technology, Wiley, New
York.
Saleh, K., Mortada, L.M., El-Khawas, M., 1984.The uptake of Ampicillin and
Amoxicillin by Some Adsorbent, International Journal of Pharmaceutics 18,
157–167.
Saptarini, N. dan Rusniyanti, 2012, Evaluation Of Content And Dissolution Profile
Of Generic Amoxicillin Tablets Marketed In Indonesia, International
Research, Journal of Pharmacy, 3(12), 64-6.
Satiadarma, K., 2004, Azas Pengembangan Prosedur Analisis Edisi Pertama,
Cetakan Pertama, Surabaya: Airlangga University Press, Halaman 378-388.
Sen, T.K. dan Chi, K., 2013,Adsorption Characteristics of Zinc (Zn2+) from Aqueous
Solution by Natural Bentonite and Kaolin Clay Minerals: A Comparative
Study, Computational Water, Energy and Environmental Engineering, 2, 1-
6.
Setiawan, E., 2014, Perbaikan Kualitas Buah Kesemek dengan Penyemprotan
Alkohol, Agrovigor 7, ISSN Hlm 1979-5777.
Sime, R.J., 1980, Physical Chemistry Methods, Technique and Experiments Sounder
College Publishing, Philadelphia.
Singh, A.K., Singh, D.P., Pandey, K.K., Singh, V.N., 1998, Wollastonite as
Adsorbent for Removal of Fe(II) from Water, Journal of Chemical
Technology, 42(39).
Sudjadi, 1983, Penuntun Struktur Senyawa Organik, Ghalia Indonesia, Bandung.
Tondi, G. dan Pizzi A., 2009, Tannin-based Rigid Foams Characterization and
Modification, 29(2–3), Hlm 356–363.
Upstone, S.L., 2000, Ultraviolet/Visible Light Absorption Spectrophotometry in
Clinical Chemistry, Perkin Elmer, Beaconsfield.
Voight, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, UGM, Yogyakarta.
Weber, J.W.J., 1972, Physical Chemical Process for Water Quality Control, John
Wiley Interscience, New York.
Xu S., Zou B., Yang J., Yao P., Li C., 2012, Characterization of a Highly Polymeric
Proanthocyanidin Fraction from Persimmon Pulp With Strong Chinese
Cobra PLA2 Inhibition Effects Fitoterapia, 83, Hlm 153–160.
Ye, J.-H., Wang L.-X., Chen H., Dong J.-J., Lu J.-L., Zheng X.-Q., Wu M.-Y., Liang,
Y.-R., 2011, preparation of Tea CatechinsUsig Polyamide, J. Biosci. Bioeng,
111, 232-236.
Yun, Y.S., Park D., Park J.M., Volesky B., 2001, Biosorption of Trivalent Chromium
on the Brown Seaweed Biomass, J. Environ. Sci. Technol, 35: 4353-4358.

Anda mungkin juga menyukai