Anda di halaman 1dari 2

Tanya untuk Negeriku

Kopi pertama pagi ini


Tak begitu pekat namun begitu lekat
Seperti perjumpaan kita
Di penghujung malam tadi

Aku tak bisa tidur nyenyak


Kegelisahanku menggunung
Kecemasanku kian tumpah
Ketakutanku teramat parah

Selamat pagi negeriku?


Apakah perasaanku berlebihan
Ataukah bunda pertiwi
Tengah meringis kesakitan disana

Hamparan pulau surga tersembunyi


Tanah tempat beragam simfoni
Kaya akan budaya, suku yang tersembunyi
Elok bumi pertiwi penuh pesona
Tertarik matanya oleh aneka budaya
Dan gemulai tarinya dilirik dunia
Mendamaikan hati menangkan diri

Negeriku...
Kini kau tak semanis dulu
Katamu tinggal omong kosong
Dan elokmu tak berparas lagi

Sekarang kau lebih pandai berkutik


Anti kritik tapi berisik
Melarang aksi tapi kau banyak aksi
Hobimu rekreasi tapi tak berisi

Kini kai lebih suka drama daripada berirama


Mencari pelarian agar uang tak berlarian
Berteman pejabat untuk selamat
Jagonya ketuk palu tapi tak tahu malu

Kau asingkan kami untuk siapa?


Kau butakan kami untuk apa?
Kau pikir kami tuli karena tak berkata
Kau sangka kami diam karena takut mati
Masihkah darah kita merah?
Masihkah tulang kita putih?
Haruskah darah kita merah dan tulang kita putih
Untuk menjadi indonesia?

Apakah hati nurani tak berguna lagi?


Apa harga diri tak berharga lagi?
Apa merdeka hanya sebuah slogan guyonan?
Apa keadilan hanya untuk mereka yang bertahta?

Seperti pagi yang tetap setia menunggu sang malam berlalu


Seperti aku yang menunggu jawaban atas setiap pertanyaan
Seperti senja yang ingin kembali pada peraduaanya
Seperti aku yang ingin kembali ke negeri tercinta

Mari kita kembali merindu


Menikmati kebersamaan dalam kedamaian
Melebur perbedaan dalam satu cinta
Menjadi indonesiaku yang penuh kehanyatan

Sebuah tanya
untuk pengabdian
Kecintaan
Dan kemerdekaan dalam indonesia

Anda mungkin juga menyukai